KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Oleh: Prof.Dr.Mungin Eddy Wibowo, M.Pd Universitas Negeri Semarang
Advertisements

Bimbingan dan Konseling
PENGEMBANGAN DIRI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KONSELING
PERANAN GURU DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING
ASESMEN TEKNIK NON TES DAN TES
Prinsip - Prinsip Bimbingan dan Konseling
KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING
FUNSI, PRINSIP-PRINSIP DAN ORIENTASI BIMBINGAN DAN KONSELING
Oleh Dra. Salmah Lilik, M.Psi
BKSekolah Luar Sekolah  Sekolah merupakan lembaga formal untuk menyelenggarakan pendidikan  Dalam kelembagaan sekolah ada sejumlah bidang kegiatan.
ORIENTASi Bimbingan & Konseling
Konseling.
Keterampilan Dasar Mengajar
PENGANTAR BIMBINGAN DAN KONSELING
BIMBINGAN KARIR DI SMA.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.
Materi Pertemuan 12 Psikologi Anak Berbakat Olivia Tjandra W., M. Si., Psi.
Keprofesian Bidang Bimbingan dan Konseling serta Ketatalaksanaan Pendidikan Adriy.weebly.com.
MEDIA bk WELCOME WELCOME OLEH: Lely Lutfiyah ( )
KONSELING PROSES PEMBERIAN BANTUAN DARI KONSELOR KEPADA KLIEN YANG DILAKUKAN MELALUI WAWANCARA BANTUAN KONSELOR KLIEN WAWANCARA.
KONSELING KARIR Mengapa Penting bagi Semua Konselor
A. Orientasi Umum : 1. Pelayanan 2. Pelayanan Pendidikan 3
PENERIMAAN DIRI REMAJA PENYANDANG TUNADAKSA
PENGERTIAN BIMBINGAN MERUPAKAN PELAYANAN BANTUAN
Terapi Realitas Adalah William Glasser sebagai tokoh yang mengembangkan bentuk terapi ini.
Konsep dan Prinsip Dasar BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK
Pengampu: Isnaini Budi Hastuti
KIP/K (Komunikasi Interpersonal atau Konseling)
LAYANAN PENDIDIKAN BAGI SISWA SD
Peran konselor pada abad 21
Psikologi Anak Berbakat Olivia Tjandra W., M. Si., Psi
Bimbingan Karir Fitria Nurmastuti –
BAB IV PERAN GURU DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING
KONSELING KELOMPOK.
PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Konsep dan Prinsip Dasar BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK
Asas-asas Bimbingan Konseling
BIMBINGAN KONSELING Sy LULU ASSAGAF, S.Psi.
PRINSIP DAN ASAS BIMBINGAN DAN KONSELING
Tania Clara Dewanti BK/B
BIMBINGAN KONSELING.
Oleh : Asmia Maryam Septiana, S.ST
BIMBINGAN KONSELING INDONESIA.
TUGAS AKHIR TI DALAM BK Oleh: Lulut riyadilah
Keterampilan Dasar Mengajar
JENIS-JENIS LAYANAN BIMBINGAN KONSELING (LAYANAN ORIENTASI)
Bimbingan Kelompok Oleh: Nur Ikatia Muchtar ( )
PRAKTIKUM I Daftar Pustaka : Modul Wawancara Pertolongan.
HAKIKAT BELAJAR & PEMBELAJARAN
A. PENGERTIAN BIMBINGAN
Teknik memahami perkembangan siswa SD
PELAYANAN KONSELING INDIVIDUAL
Bimbingan dan Konseling
Keterampilan Dasar Mengajar
KONSEP DASAR “KLAB”.
PRAKTIKUM I Daftar Pustaka : Modul Wawancara Pertolongan.
LANDASAN KONSELING LINTAS AGAMA BUDAYA
“UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI MENGAJAR MENUJU GURU PROFESIONAL”
STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI PADA AKTIVITAS SISWA (PBAS)
JENIS LAYANAN DAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING
POLA 17 (+) BK Ber Keluarga Keber -Agamaan Tampilan Kepustakaan
DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING
PROF. DR. UMAN SUHERMAN AS.,M.PD
Oleh: Prof.Dr.Mungin Eddy Wibowo, M.Pd Universitas Negeri Semarang
Pelatihan Dasar Konsultan
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) Tri Yunita FD STr. Keb.
Bimbingan Konseling Asas, Prinsip dan Implementasi Bimbingan Konseling.
Peranan Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Bimbingan Konseling (BK)
PERTEMUAN 3: KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN
Transcript presentasi:

KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING OLEH : SALMIATI

PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya itu (Frank Perso, dalam Prayitno & amti, 2008) Bimbingan membantu individu untuk memahami dan menggunakan secara luas kesempatan-kesempatan pendidikan, jabatan, dan pribadi yang mereka miliki atau dapat mereka kembangkan dan sebagai satu bentuk bantuan yang sistematik melalui mana siswa dibantu untuk dapat memperoleh penyesuaian yang baik terhadap sekolah dan terhadap kehidupan (Dunsmoor & Miller, dalam McDaniel, 1969)

Bimbingan membantu setiap individu untuk lebih mengenli berbagai informasi tentang dirinys sendiri (Chiskolm, dalam McDaniel, 1959) Bimbingan adalah bagian dari proses pendidikan yang teratur dan sistematik guna membantu pertumbunhan anak muda atau kekuatannya dalam menentukan dan mengarahkan hidupnya sendiri, yang pada akhirnya ia dapat memperoleh pengalaman-pengalaman yang dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi masyarakat (Lefever, dalam McDaniel, 1959).

Bimbingan sebagai proses layanan yang diberikan kepada individu-individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana dan interpretasi-interpretasi yang diperlukan untuk menyesuaikan diri yang baik (Smith, dalam McDaniel, 1959) Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki-laki atau perempuan, yang memiliki kepribdian yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri (Crow & Crow, 1960)

Bimbingan membantu seseorang agar menjadi berguna, tidak sekedar mengikuti kegiatan yang berguna. (Tiedeman, dalam Bernard & Fullmer, 1969) Bimbingan dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan pendidikan yang membantu menyediakan kesempatan-kesempatan pribadi dan layanan staf ahli dengan cara mana setiap individu dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan dan kesanggupannya sepeunuh-penuhnya sesuai dengan ide-ide demokrasi. (Mortensen & Schmuller, 1976) Bimbinga merupakan segala kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi pribadi setiap individu (Bernard & Fullmer, 1969)

Bimbingan sebagai pendidikan dan perkembangan yang menekankan proses belajar yang sistematik (Mathewson, dalam Bernard & Fullmer, 1969) Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam membuat pilihan-pilihan dan penyesuaian-penyesuaian yang bijaksana. Bantuan itu berdasarkan atas prinsip demokrasi yang merupakan tugas dan hal setiap individu untuk memilih jalan hidupnya sendiri sejauh tidak mencampuri hak orang lain. Kemampuan membuat pilihan seperti itu tidak diturunkan (diwarisi), tetapi harus dikembangkan )Jones, Staffire & Stewart, 1970)

Rumusan 1 (Parson, dalam Jones, 1951) Bimbingan diberikan kepada individu Bimbingan mempersiapkan individu untuk memasuki suatu jabatan Bimbingan menyiapkan individu agar mencapai kemajuan dalam jabatan Rumusan 2 (Dunsmoor & Miller, dalam McDaniel, 1959) Bimbingan berusaha membantu individu Bimbingan berusaha memahami dan menggunakan secara luas kesempatan-kesempatan yang tersedia yang meliputi kesempatan pendidikan, jabatan Bimbingan dilakukan secara sistematik Bimbingan bertujuan agar menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah dan kehidupan

Rumusan 3 (Chiskolm, dalam McDaniel, 1959) Bimbingan membantu setiap individu Bimbingan berusaha agar klien memahami diri sendiri Rumusan 4 (Lefever, dalam McDaniel, 1959) Bimbingan merupakan bagian dari prosex pendidikan Bimbingan dilakukan secara teratur dan sistematik Bimbingan diberikan kepada anak muda Bimbingan menentukan dan mengarahkan dirinya sendiri Bimbingan berusaha agar klien memperoleh pengalaman-pengalaman yang berguna

Rumusan 5 (Smith, dalam McDaniel, 1959) Bimbingan merupakan suatu proses layanan Bimbingan memberikan bantuan kepada individu Bimbingan bertujuan agar klien memperoleh pengetahuan dan keterampilan Bantuan yang diberikan memalui bimbingan digunakan untuk membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana dan interpretasi-interpretasi. Bantuan untuk penyesuaian diri yang baik

Rumusan 6 (Crow & Crow, 1960) Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan seseorang laki-laki atau perempuan Bimbingan beruguna agar klien memiliki kepribadian memadai dan terlatih dengan baik Bantuan melalui bimbingan diberikan kepada individu Bimbingan untuk klien sembarang usia Bimbingan bertujuan agar klien memperoleh kemandirian dalam membuat rencana dan membuat keputusan-keputusan Bimbingan bertujuan agar klien bertanggung jawab terhadap keputusan-keputusan yang dibuat. Rumusan 7 (Tiederman, dalam Bernerd & Fullmer, 1969) Bimbingan membantu seseorang agar menjadi berguna

Rumusan 8 (Mortensen & Schmuller, 1976) Bimbingan merupakan bagian dari keseluruhan usaha pendidikan Bimbingan menyediakan berbagai kesempatan Bimbingan dilakukan oleh orang yang ahli Bimbingan mengembangkan kemampuan secara optimal Bimbingan sesuai dengan ide-ide demokratisasi bahwa masing-masing anak memiliki bakat, kemampuan, dan minat yang berbeda antara yang satu dengan yang lain

Rumusan 9 (Bernar & Fullmer, 1969) Bimbingan itu dilakukan degan berbagai cara Bimbingan itu dilakukan untuk meningkatkan perwujudan diri Bimbingan itu diberikan kepada individu Rumusan 10 (Mathewson, dalam Bernard & Fulmer, 1969) Bimbingan merupakan pendidikan dan perkembangan Bimbingan ditekankan pada proses belajar

Rumusan 11 (Jones, dkk, 1970) Bimbingan merupakan proses bantuan Bimbingan diberikan keada individu Bimbingan bertujuan agar klien dapat membuat pilihan-pilihan dan keputusan secara bijaksana Bimbingan dilaksanakan berdasarkan atas prinsip-prinsip demokrasi bahwa setiap individu mempunyai hak dan kewajiban memilih jalan hidupnya sendiri Dalam memilih jalan hidupnya itu, individu tidak boleh mencampuri hak orang lain Kemampuan membuat pilihan-pilihan dan keputusan-keputusan tidak diturunkan/diwarisi, melainkan harus dikembangkan sendiri oleh yang bersangkutan.

Unsur-unsur pokok bimbingan Pelayanan bimbingan merupakan suatu proses. Ini berarti bahawa pelayanan bimbingan bukan sesuatu yang sekali terjadi, melaikan melalui liku-liku tertentu sesuai dengan dinamika yang terjadi dalam pelayan ini. Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan. “Bantuan” tidak diartikan sebagai bantuan materiil (sepeeti uang, hadiah, sumbangan dan lain-lain), melaikan bantuan yang bersifat menunjang bagi pengembangan pribadi bagi individu yang dibimbing. Bantuan itu diberikan kepada individu, baik perorangan maupun kelompok. Sasaran pelayanan bimbingan adala orang yang diberikan bantuan, baik orang seorang secara individual ataupun secara kelompok. Pemecahan masalah dalam bimbingan dilakukan oleh dan atas keluatan klie sendiri. Dalam kaitan ini, tujuan bimbingan adalah memperkembangkan kemampuan klien (orang yang dibimbing) untuk dapat mengatasi sendiri masalah-masalah yang dihadapinya, dan akhirnya dapat mencapai kemandirian.

5. Bimbingan dilaksanakan dengan menggunakana berbagai bahan, interaksi, nasihat atau gagasan, serta alat-alat tertentu baik yang berasal dari klien sendiri, konselor maupun dari lingkungan. 6. Bimbingan tidak hanya diberikan untuk kelompok-kelompok umur tertentu saja, tetapi meliputi semua usia, meulai dari anak-anak, remaja dan orang dewasa. Dengan demikian bimbingan dapat diberikan semua lingkungan kehidupan, di dalam keluarga, di sekolah dan di luar sekolah. 7. Bimbingan diberikan oleh orang-orang yang ahli, yaitu orang-orang yang memiliki kepribadian yang terpilih dan telah memperoleh pendidikan serta latiah yang memadai dalam bidang bimbingan dan konseling

8. Pembimbing tidak selayaknya memaksakan keinginan-keinginannya kepada klien karena klien mempunyai hak dan kewajiban untuk menentukan arah dan jalan hidupnya sendiri, sepanjang dia tidak mencampuri hak-hak orang lain. 9. Suatu hal yang belum tersurat secaral angsung dalam rumusan-rumusan di atas ialah: bimbingan dilaksanakan sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

4 elemen kunci terkait dengan bimbingan Bimbingan melibatkan bantuan Bimbingan dipersonalisaskan Bimbingan berusaha meningkatkan pemahaman diri Bimbingan berusaha meningkatkan pemahaman terhadap orang lain

Dalam penerapannya di sekolah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan Adanya organisasi bimbingan di mana teradapat pembagian tugas peranan dan tanggung jawab yang tegas di atara para petugasnya. Adanya progeam yang jelas dan sistematis untuk: (1) melaksanakan penelitian yang mendalam tentang diri murid-murid, (2) melaksanakan penelitian tentang kesempatan atau peluang yang ada, misalnya: kesempatan pendidikan, kesempatan pekerjaan, masalah-masalah yang berhubungan dengan human relations, dan sebagainya, (3) kesempatan bagi murid untuk mendapatkan bimbingan dan konseling secara teratur.

Adanya personil yang terlatih untuk melaksanakan program-program tersebut di atas, dan dilibatkannya seluruh staf sekolah dalam pelaksanaan bimbingan Adanya fasilitas yang memadai, baik fisik maupun non (suasana, sikap dan sebagainya) Adanya kerja sama yang sebaik-baiknya antara sekolah, keluarga, lembaga-lembaga di masyarakat, baik pemerintah dan non-pemerintah.

Pengertian konseling konseling adalah kegiatan di mana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman siswa difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendi oleh yang bersangkutan, di mana ia diberi bantuan pribadi dan langsung dalam pemecahan masalah itu. Konselor tidak memecahkan masalah untuk klien. Konseling harus ditujukan pada perkembangan yang progresif dari individu untuk memecahkan masalah-masalahya sendiri tanpa bantuan (Jones, 1951) Interaksi yang (a) terjadi anta ra dua orang individu, masing-masing disebut konselor dan klien;(b) terjadi dalam suasana yang profesional; (c) dilakukan dan dijaga sebagi alat memudahkan perubahan-prubahan dalam tingkah laku klien (Pepinsky & Pepinsky, dalam Shertzer & Stone, 1974)

Suatu proses yang terjadi dalam hubungan tatap muka antara seorang individu yang terganggu oleh karena masalah-masalah yang tidak dapat diatasinya sendiri dengan seorang pekerja yang profesional, yaitu orang yang terlatih dan berpengalaman membantu orang lain mencapai pemecahan-pemecahan terhadap berbagai jenis kesulitan pribadi (Maclean, dalam Sherzer & Stone, 1974) Suatu proses dimanakonselor membantu konseli membuat interpretasi-interpretasi tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana, atau penyesuaian-penyesaian yang perlu dibuatnya (Smth, dalam Sertzer & Stone, 1974) Konseling merupakan suatu proses untuk membantu individu mengatasi hambatan-hambatan perkembangan dirinya, dan untuk mencapai perkembangan optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya, proses tersebut dapat terjadi setiap waktu (Division of Conseling Psychology)

Suatu rangkaian pertemuan langsung dengan individu yang ditujukan pada pemberian bantuan kepadanya untuk dapat menyesuaiakan dirinya secara lebih efektif dengan dirinya sendiri dan dengan lingkungannya (McDanie, 1956) Proses dalam mana konselor membantu konseli membuat interpretasi-interpretasi tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana atau penyesuaian yang perlu dibuatnya (A.C. English, dalam Shertzer & Stone, 1974)

Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya mada depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahtraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang (Tolbert, 1959)

Membantu individu agar dapat menyadari dirinya sendiri dan memberikan reaksi terhadap pengaruh-pengaruh lingkungan yang diterimanya, selanjutnya, membantu yang bersangkutan menentukan beberapa makna pribadi bagi tingkah laku tersebut dan mengembangkan serta memperjelas tujuan-tujuan dan nilai-nilai untuk perilaku dimasa yang akan datang (Blocher, dalam Shertzert &Stone, 1974 Konseling meliputi pemahaman dan hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan, motivasi, dan potensi-potensi yang unik dari individu dan membantu individu yang bersangkutan untuk mengapresiasi ketiga hal tesentu (Bernard & Fullmer, 1969)

Proses mengenai seseorang individu yang sedang mengalami masalah (klien) dibantu untuk merasa dan bertingkah laku dalam suasana yang lebih menyenangkan melalui nteraksi dengan seseorang yang tidak bermasalah, yang menyediakan informasi dan reaksi-reaksi yang merangsang klien untuk mengembangkan tingkah laku yang memungkinkannya berperan secara lebih efektif bagi dirinya sendiri dan lingkungannya (Lewis, dalam Shertzer & Stone, 1974)

Ciri-ciri pokok konseling Konseling melibatkan dua orang yang saling berinteraksi dengan jalan mengadakan komunikasi langsung, mengemukakan dan memperhatikan dengan seksama isi pembicaraan, gerakan-gerakan isyarat, pandangan mata, dan gerakan-gerakan lain dengan maksud untuk meningkatkan pemahaman kedua belah pihak yang terlibat di dalam interaksi itu.

Model interaksi di dalam konseling itu terbatas pada dimensi verbal, yaitu konselor dan klien saling berbicara. Interaksi antara konselor dan klien berlangsung dalam waktu yang relatif lama dan terarah kepada pencapaian tujuan. Tujuan dari hubungan konseling ialah terjadinya perubahan pada tingkah laku klien, Konseling merupkan proses yang dinamis, di mana individu klien dibantu untuk dapat mengembangkan dirinya, mengembangkan kemampuan-kemampuannya dalam mengatasi masalah-masalah yang sedang dihadapi Konseling didasari atas penerimaan konselor secara wajar tentang diri klien, yaitu atas dasar penghargaan terhadap harkat dan martabat klien.

Tujuan bimbingan dan konseling Hamrin & Clifford, dalam Jones, 1951) Agar individu dapat: Membuat pilihan-pilihan Embuat penyesuaian-penyesuaian Membuat interpretasi-interpretasi Broafshow dalam Mc.Daniel, 1956 Mempekuat fungsi-fungsi pendidikan Shoben, dlam Bernard & Fullmer, 1969) Membnatu orang agar menjadi insan yang berguna

Colleman, dalam Thomson & Rudolph, 1983 Bimbingan dan konseling bertujuan: Memberikan dukungan Memberikan wawasan, pandangan, pemahaman, keterampilan dan alternatif baru Mengatasi permasalahan yang dihadapi Thompson & Rudolph, 1983 Bimbingan dan konseling bertujuan agar klien: Mengikuti kemauan-kemamuan/saran-saran konselor Mengadakan perubahan tingkah laku secara positif Melakukan pemecahan masalah Melakukan pengambilan keputusan, pengembangan kesadaran Mengembangkan penerimaan diri Memberikan pengukuhan

Bimbingan dan konseling bertujuan membnatu peserta didik mencapai tugas-tugas perkembangan secara optimal sebagai makhluk Tuhan, sosial dan pribadi. Lebih lanjut tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam mencapai: Kebahagiaan hidup pribadi sebagai makhluk Tuhan Kehidupan yang produktif dan efektif dalam masyrakat Hidup bersama dengan individu-individu lain Harmoni antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang dimilikinya

Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah iralah agar peserta didik, dapat: Mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri Mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga, pekerjaan, sosio-ekonomi, dan kebudayaan Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemamluan, minat dan bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan Memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak di luar sekolah untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah tersebut

Bimbingan dan konselng bertujuan membantu peserta didik agar memiliki kompetensi mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasainya sebaik mungkin. Pengembangan potensi meliputi tiga tahapan, yaitu: pemahaman (awareness), sikap dan penerimaan (accomodation), dan keterampilan atau tindakan (action) melaksanakan tugas-tugas perkembangan.

Asas-asas bimbingan dan konseling Asas kerahasiaan Asas kesukarelaan Asas keterbukaan Asas kegiatan Asas kemandirian Asas kekinian Asas kedinamisan Asas keterpaduan Asas kenormatifan Asas keahlian Asas alih tangan kasus