Kelompok 5 Kerukunan Umat Beragama
Dianti Nisrina Rio Masde Meta
Islam Sebagai Agama Rahmatan Lil’alamin Secara Etimologi, kata “Islam” adalah asal dari kata bahasa arab yaitu yang membawa arti patuh, tunduk, selamat, damai dan sejahtera. Secara Terminologi pula, Islam adalah tunduk dan patuh serta menyerah diri dengan sepenuhhati kepada Allah S.W.T dengan mengakui kebesaran dan keagungannya disamping melakukan suruhandan meninggalkan larangannya.
Pengertian Rahmatan Kata ‘Rahmatan” berasal dari kata bahasa Arab yaitu yang bermaksud kasihanbelas Allah S.W.T kepada makhluknya atau kebaikan yang dikurniakan oleh Allah S.W.T. kepada makhluknya. Nabi Muhammad SAW yang diutus menjadi rahmat bagi seluruh alam (QS Al-Anbiyaa : 107)
Pengertian Lil A’alamin Kata “Al-alamin”adalah asal dari kata bahasa Arab yaitu yang dijama’kan menjadi yang artinya alam semesta yang mencakup bumi beserta isinya. Islam Rahmatan Lil’alamin adalah Islam yangkehadirannya ditengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam.
Lima indikator Islam sebagai rahmatan lilalamin adalah Islam menjadi rahmat jika mampu mendatangkan kemanan dan kedamaian untuk: 1. Benda mati 2. Tumbuhan 3. Hewan 4. Manusia 5. Alam ghaib
Apa sih kerukunan umat beragama????
yaitu hubungan sesama umat beragama yang dilandasi dengan toleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling menghargai dalam kesetaraan pengamalan ajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupan masyarakat dan bernegara.
Kerukunan antar umat beragama dapat diwujudkan dengan : Saling tenggang rasa, saling menghargai, toleransi antar umat beragama Tidak memaksakan seseorang untuk memeluk agama tertentu Melaksanakan ibadah sesuai agamanya, dan Mematuhi peraturan keagamaan baik dalam Agamanya maupun peraturan Negara atau Pemerintah.
Dialog Antar Umat Beragama Agama merupakan salah satu pembatas peradaban. Artinya, umat manusia terkelompok dalam agama Islam, Kristen, Katolik, Kong Hucu dan sebagainya. Potensi konflik antar mereka tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi pecahnya konflik antar umat beragama perlu dikembangkan upaya-upaya dialog untuk mengeliminir perbedaan-perbedaan pembatas di atas.
Bentuk-bentuk Dialog yang Dapat Dikembangkan Dialog Kehidupan Dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat yang plural dialog kehidupan ini sangat dibutuhkan. Aneka pengalaman, entah suka maupun duka, gembira maupun sedih dialami bersama. Dalam tingkatan dialog ini manusia dari setiap agama hidup dan bekerja sama, dan setiap orang memperkaya dirinya dengan pengantaraan mengamati.
2. Dialog Karya Adalah kerja sama yag lebih intens dan mendalam dengan penganut-penganut agama lain. Sasaran yang hendak diraih yakni pembangunan dan peningkatan martabat mausia. Jadi berbagai macam pemeluk agama dapat melaksanakan proyek-proyek pembangunan dalam meningkatkan kehidupan keluarga dan nilai-nilainya, membantu rakyat dari kemiskinan, dan proyek-proyek kemanusiaan lainnya.
3. Dialog Pandangan Teologis Dialog ini dikhususkan bagi para teolog atau siapa saja yang mempunyai kemampuan untuk itu. Dalam dialog ini orang diajak menggumuli, memperdalam dan memperkaya warisan-warisan keagamaan masing-masing. Dalam dialog pandangan teologis tidak boleh ada pretensi, kecuali untuk saling memahami pandangan teologis masing-masing agama dan penghargaan terhadap nilai-nilai rohani masing-masing.
4. Dialog Pengalaman Iman Untuk saling memperkaya dan memajukan penghayatan nilai-nilai tertinggi dan cita-cita rohani masing-masing pribadi. Dalam dialog ini, pribadi-pribadi yang berakar dalam tradisi keagamaan masing-masing berbagi pengalaman doa, kontemplasi, dan meditasi, bahkan pengalaman iman dalam arti yang lebih mendalam.
Tujuan Dialog Antar Umat Beragama Meningkatkan sikap saling memahami Mengembangkan kebersamaan dan saling menghormati Tumbuhnya saling pengertian yang objektif dan kritis Untuk menumbuhkan pengenalan yang lebih mendalam kepada orang lain dan kemudian melahirkan keperdulian kepada sesame manusia.
Untuk menciptakan ketemtraman didalam masyarakat. Menjamin terbinanya kerukunan dan kedamaian yang terarah kepada suatu bentuk kongkret. Untuk menanggapi penderitaan yang terus bertambah dan menakutkan serta menyakitkan. Untuk menolong dan melayani orang lain menghadapi krisis kemanusiaan
Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Insaniyah Kata Ukhuwah berarti persaudaraan. Maksudnya perasaan simpati atau empati antara dua orang atau lebih. Masing-masing pihak memiliki perasaan yang sama baik suka maupun duka, baik senang maupun sedih. Jalinan perasaan itu menimbulkan sikap timbal balik untuk saling membantu bila pihak lain mengalami kesulitan. Dan sikap untuk membagi kesenangan kepada pihak lain. Ukhuwah dan persaudaraan yang berlaku bagi sesama muslim disebut Ukhuwah Islamiyah
Ukhuwah Insaniyah Persaudaraan sesama manusia disebut Ukhuwah Insaniyah. Persaudaraan ini dilandasi oleh ajaran bahwa semua umat manusia adalah makhluk Allah. Sebagaimana Allah menjelaskan dalam Al-Quran Surah Al-Maidah ayat 48.
Artinya : Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian[421] terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu[422], Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,”.
Empat macam ukhuwah, yakni: Ukhuwah ‘ubudiyyah, ialah persaudaraan yang timbul dalam lingkup sesama makhluk yang tunduk kepada Allah. Ukhuwah insaniyyah atau basyariyyah, yakni persaudaraan karena sama-sama memiliki kodrat sebagai manusia secara keseluruhan (persaudaraan antarmanusia, baik itu seiman maupun berbeda keyakinan). Ukhuwah wataniyyah wa an nasab, yakni persaudaraan yang didasari keterikatan keturunan dan kebangsaan. Ukhuwah diniyyah, yakni persaudaraan karena seiman atau seagama. Keempatnya dilandasi prinsip ukhuwah slamiyah.Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, hal ini memiliki makna persaudaraan yang dijalin secara Islami (berdasarkan syariat Islam).
KEBERSAMAAN UMAT BERAGAMA DALAM KEHIDUPAN SOSIAL Ajaran Islam menganjurkan manusia untuk bekerja sama dan tolong menolong (ta’awun) dengan sesama manusia dalam hal kebaikan. Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan umat Islam dapat berhubungan dengan siapa saja tanpa batasan ras, bangsa, dan agama, begitu pun sebaliknya. Toleransi agama adalah suatu sikap saling pengertian dan menghargai tanpa adanya diskriminasi dalam hal apapun, yang mengkhususkan diri dalam masalah agama. Salah satu sikap inilah yang membutuhkan perhatian lebiha agar terciptanya kedamaian antar umat beragama.
Kerja sama antar umat beragama Hubungan antara muslim dengan penganut agama lain tidak dilarang oleh syariat Islam, kecuali bekerja sama dalam persoalan aqidah dan ibadah. Kedua persoalan tersebut merupakan hak intern umat Islam yang tidak boleh dicamputi pihak lain, tetapi aspek sosial kemasyarakatan dapat bersatu dalam kerja sama yang baik. Kerja sama antar umat bergama merupakan bagian dari hubungan sosial anatar manusia yang tidak dilarang dalam ajaran Islam. Hubungan dan kerja sama dalam bidang-bidang ekonomi, politik, maupun budaya tidak dilarang, bahkan dianjurkan sepanjang berada dalam ruang lingkup kebaikan.
Kerja sama umat beragama dengan pemerintah Semua pihak menyadari kedudukannya masing-masing sebagai komponen orde baru dalam menegakkan kehidupan berbangsa dan bernegara.Antara pemerintah dengan umat beragama ditemukan apa yang saling diharapkan untuk dilaksanakan.Pemerintah mengharapkan tiga prioritas, umat beragama, diharapkan partisipasi aktif dan positif dalam: 1) Pemantapan ideologi Pancasila; 2) Pemantapan stabilitas dan ketahanan nasional; 3) Suksesnya pembangunan nasional
SEKIAN