M.K. PENGELOLAAN AIRTANAH DR. IR. H. DARWIS PANGURISENG, M.Sc Pertemuan Ke-1
TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu menerangkan secara diskriptif tentang : Groundwater dan Soil Water ; Ekstraksi Airtanah dan Dampak serta Permasalahnnya ; Kriteria CAT & Non CAT ; Komponen CAT & Tipe-tipe Aquifer ; Konsep Pengelolaan dan Manajemen Airtanah Terpadu ; serta Konservasi dan Rehabilitasi Airtanah yang berkelanjutan. Bab I : Pengertian Airtanah (Groundwater & Soil Water) Bab II : Potensi Sumber Daya Air (Air Permukaan & Airtanah) Bab III : Permasalahan Airtanah Bab IV : Dampak Ekstraksi Airtanah Bab V : Cekungan Air Tanah (CAT) Bab VI : Siklus Hidrologi Daerah CAT & Non CAT Bab VII : Komponen CAT & Tipe2 Akuifer Bab VIII : Pengelolaan Airtanah Bab IX : Konsep Manajemen Airtanah Terpadu Bab X : Konsep Konservasi & Rehabilitasi Airtanah Bab XI : Teknologi Konservasi Airtanah
BUKU WAJIB David Keith Todd, Groundwater Hydrology, John Wiley&Sons, NewYork. Chow, VT., et al, 1988, Applied Hydrology, McGraw-Hill Book Co., Singapore. Maidment, D.R., 1993, Handbook of Hydrology, McGraw-Hill Inc., New York. Sri Harto, 2000, Analisis Hidrologi, Gramedia Jakarta. Linsley et al., 1995., Hidrologi untuk Insinyur, Erlangga, Jakarta. Soewarno, 1991, Hidrologi Pengukuran dan Pengolahan data Aliran Sungai (Hidrometri), Nova, Bandung. Danaryanto H., Djaendi, Hamandi D. 2005. Air Tanah di Indonesia dan Pengelolaannya. Direktorat Tata Lingkungan Geologi dan Kawasan Pertambangan Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta, 2005. Darwis, 2016, Konservasi Air Tanah Berbasis Pemberdayaan Petani Pemakai Irigasi Air Tanah, Makassar. REFERENSI Integrated Water Resources Management (IWRM) ; Conference Report “Management Water in Changing World” Dresden-Germany, 12-13 October 2011. Dietrich Borchardt & Peter Krebs (2011) ; “Governing Water Wisely”, Techniche Universitat Dresden – Germany. B. Rusteberg et al. (2011) ; “Practical Approach towards Integrated Management of Water Resources in the Lower Jordan Valley: Case Study Auja, West-Bank”, GEORG-AUGUST-UNIVERSITÄT GÖTTINGEN – Germany. Marco Leidel, Steffen Niemann, Nina Hagemann (2011) “A Holistic Approach toward Water Management”, Techniche Universitat Dresden – Germany. Hagen Koch, Stefan Liersch & Fred Hattermann ; “Integrating water resources management in eco-hydrological modelling”, International Conference on Integrated Water Resources Management 12-13 October 2011, Dresden/Germany. Danaryanto H., Djaendi, Hamandi D., Mudiana W., Budiyanto. 2007. ”Kumpulan Panduan Teknis Pengelolaan Air Tanah”. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Badan Geologi, Pusat Lingkungan Geologi. Bandung, 2007.
Bab I : PENGERTIAN AIR TANAH (Soil Water & Groundwater)
PENGERTIAN AIR TANAH Menurut Driscoll (1987), secara umum keberadaan air tanah pada 2 zone : Zone Tak Jenuh (Vadose zone) Soil Water Geolog (Engineer) : Zone Penduler (Air Menggantung) Intermediate Vedose Water Geolog : Zone Funikuler Capillary Water Geolog : Zone Capillary (Air Kapiler) Zone Jenuh (Phreatic zone) Geolog : Groundwater Soil Water & Groundwater Bhs Indonesia AIR TANAH
SOIL WATER (AIRTANAH) Pada gambar di atas dapat dilihat letak air tanah (soil water) yaitu pada bagian atas vadoze zone setelah intermediate vadoze zone. Pengertian atau definisi yang lain adalah air dalam sabuk soil water (in the belt of soil water). Dikenal juga sebagai rhizic water atau soil moisture. Soil water juga disebutkan merupakan air yang terdapat pada tanah alami (naturally occurring soil) Soil water disebut juga sebagai air tanah yaitu yang cukup dekat pada permukaan sehingga tersedia bagi akar tumbuhan Daerah air tanah (soil water) sebagian besar digunakan untuk keperluan pertanian. Daerah ini juga merupakan sumber air untuk tanaman. Air akan hilang dari zona ini karena adanya transpirasi dari tanaman, evaporasi, dan perkolasi ketika air terlalu jenuh. Kedalaman zona air tanah antara 3–30 ft (0,91–9,1m) tergantung tipe tanah dan vegetasinya (Driscoll, 1987).
SOIL WATER (AIR TANAH) Lanjutan Zona di bawah zona soil water adalah zona tengah (intermediate vadose zone). Meskipun sebagian besar pada zona ini bergerak ke bawah, namun sebagian ada yang tertahan tetapi tidak dapat diambil. Pada daerah lembah (daerah basah), zona ini sangat sedikit atau bahkan tidak ada. Kemungkinan kecil air mengalir semuanya melewati zona tengah pada daerah kering dan sebagian kecil air mencapai muka air tanah (groundwater) karena perkolasi aliran dari soil water. Muka air tanah (water table) merupakan pemisah antara zona air tanah atau phreatic water dengan zone kapiler. Muka air tanah (water table) secara teoritis merupakan perkiraan elevasi air permukaan pada sumur yang hanya merembes pada jarak yang pendek ke zona jenuh air. Jika air tanah mengalir horisontal, elevasi muka air pada sumur sangat berhubungan dengan muka air tanah. Dengan adanyasumur akan mengubah bentuk aliran dan elevasi muka air pada sumur (Davis dan De Wiest, 1966).
GROUNDWATER (AIR TANAH) Air tanah (groundwater) merupakan air di bawah muka air tanah dan berada pada zona jenuh air dan menurut Davis dan De Wiest (1966), didefinisikan sebagai air yang masuk secara bebas ke dalam sumur, baik dalam keadaan bebas (unconfined) maupun tertekan (confined). Air yang berada pada zona jenuh adalah bagian dari keseluruhan air sub permukaan yang biasa disebut air tanah (groundwater). Air bawah tanah (underground water dan sub terranean water) adalah istilah lain yang digunakan untuk air yang berada pada zona jenuh, namun istilah yang lazim digunakan adalah groundwater (Johnson, 1972). Air tanah adalah sejumlah air di bawah permukaan bumi yang dapat dikumpulkan dengan sumur-sumur, terowongan atau sistem drainase atau dengan pemompaan. Dapat juga disebut aliran yang secara alami mengalir ke permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan (Bouwer, 1978; Freeze dan Cherry, 1979; Kodoatie, 1996). Air tanah adalah air yang menempati rongga-rongga dalam lapisan geologi. Lapisan tanah yang terletak di bawah permukaan tanah dinamakan daerah jenuh (saturated zone) (Soemarto, 1989) Air tanah adalah air yang terdapat di bawah permukaan bumi dalam ruang pori tanah dan di rekahan formasi batuan (Bouwer, 2002) Air tanah adalah air yang tersimpan/terperangkap di dalam lapisan batuan yang mengalami pengisian/penambahan secara terus menerus oleh alam (Scanlon, 2002)
GROUNDWATER (AIR TANAH) Lanjutan Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah (UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air). Keputusan Mahkamah Konstitusi RI No. 85/PUU-XII/2013, tentang Pembatalan UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Kembali ke UU No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Tidak ada Air Tanah) Air tanah adalah air yang ditemukan di ruang antara partikel tanah dan retakan pada batuan bawah tanah yang terletak di zona jenuh (Llamas & Santos, 2005) Air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat dalam ruang antar butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan bergabung membentuk lapisan tanah yang disebut akuifer (Herlambang, 2005) Air tanah adalah semua air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah, termasuk mata air (artesis) (Danaryanto et al., 2007) Air tanah adalah air di bawah permukaan tanah yang sebagian besar berasal dari air permukaan yang telah merembes ke bawah (Kumar, 2007) Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah (Permen ESDM No.15/2012 ttg Penghematan Penggunaan Air Tanah) Air tanah adalah air yang terdapat pada ruang antara partikel tanah dan rekahan batuan, yang berada di bawah permukaan tanah dan terletak pada zona jenuh (Darwis, 2016)
JENIS AIR TANAH & PEMBENTUKANNYA Jenis air tanah (groundwater) dapat dibedakan berdasarkan proses terbentuknya, yakni : Air meteorik, yaitu air hujan yang meresap ke dalam dasar tanah, bahkan ada yang berupa fosil yang tertinggal di lapisan tanah tua di bawah permukaan bumi tua (diskordansi). Air formasi, yaitu air yang tersekap di dalam lapisan tanah yang dalam, yang dapat berupa sisa air laut atau air yang dikeluarkan batuan saat mengalami proses metamorfosis. Jenis air ini hampir selalu asin bahkan ada yang mencapai kadar garam sampai 20% jauh di atas kadar garam air laut (3,5%). Air muda, yaitu air yang berasal dari aktivitas vulkanik akibat keluarnya uap air dari magma dan lava yang ditimbulkan oleh gunung berapi. Jenis air ini kadang bersuhu panas dan membawa mineral residu seperti belerang dan lain-lain.
ALIRAN AIR TANAH Aliran air tanah (seepage of groundwater) dipengaruhi oleh 3 faktor : Permeabilitas ; adalah kemampuan massa tanah/batuan untuk meluluskan zat cair dengan viskositas 1 centipoise pada tekanan 1 atm/cm dengan kecepatan 1 cm/detik. Satuan permeabilitas digunakan darcy atau milidarcy. Aliran air tanah akan terjadi apabila permukaan pizometrik mempunyai kemiringan, dan bila permukaan pizometrik rata maka air tanah tidak mengalir. Kemiringan permukaan yang cukup curam, aliran air tanah mengalir dengan cepat. Porositas ; adalah perbandingan volume pori terhadap volume total di dalam massa tanah/batuan. Dengan demikian jelaslah bahwa makin besar porositas tanah atau batuan berarti volume air tanah semakin besar, sehingga debit air yang dapat diproduksi akan lebih besar pula. Tekanan ; semakin tinggi tekanan fluida yang bekerja terhadap kumpulan air tanah akan semakin besar pula pengaliran air tanah.
BENTUK ALIRAN AIR TANAH Ada 3 macam bentuk aliran air tanah, yakni : Air Artesis ; yaitu air yang mengalir pada akuifer di bawah lapisan berbentuk cekung yang tidak tembus air (impermeable). Air Tenggak (perched water) ; yaitu air tanah setempat yang tidak dapat menembus lapisan yang lebih dalam disebabkan karena lapisan impermeable terletak lebih tinggi dari pada permukaan air tanah normal (permukaan pizometrik). Air Mengapung (floating water) ; yaitu air tanah tawar yang mengapung pada air tanah asin, yang bisa diakibatkan oleh infiltrasi dari vegetasi dan/atau gunung pasir.