TRAFO ARUS PENYULANG JENUH, PENYEBAB DAN DAMPAKNYA Disiapkan untuk Seminar proteksi distribusi PLN Distribusi DKI &Tangerang Oleh Pribadi Kadarisman & Wahyudi SN Automation & Power System Eng. PT.JALAMAS BERKATAMA
ALAT PENGUKURAN / PROTEKSI TRAFO ARUS PENYULANG JENUH Pribadi K & Wahyudi 1 PENYULANG 20 KV PLN (JAWA) DIPASOK DARI : 20kV PENYULANG 1 150kV ALAT PENGUKURAN / PROTEKSI PENYULANG 2 TRAFO TENAGA KAP = ? SUMBER DI SISTEM 150kV PENYULANG n ARUS BEBAN PENYULANG TIDAK BISA LANGSUNG DISAMBUNG KE ALAT PENGUKURAN ATAU PROTEKSI HARUS MELALUI TRAFO ARUS ! !
TRAFO ARUS PENYULANG JENUH Pribadi K & Wahyudi 2 TRAFO ARUS : MENTRANSFER ARUS SISI INSTALASI PRIMER KE SISI INSTALASI SEKUNDER, DISESUAIKAN DENGAN KEPERLUAN : 1. PENGUKURAN 2. PROTEKSI RATIO ARUS TERTENTU KETELITIAN TRANFORMASI TRANSFER MELALUI KOPLING MAGNETIK KAPASITAS TERTENTU TINGKAT KEJENUHAN TERTENTU Automation & Power System Eng. PT.JALAMAS BERKATAMA
TRAFO ARUS PENYULANG JENUH Pribadi K & Wahyudi 3 RATIO TRAFO ARUS : TRAFO ARUS PENGUKURAN : DISESUAIKAN DENGAN ARUS BEBAN YANG MENGALIR DI SISI INSTALASI PRIMER : NILAI RATING PRIMER TRAFO ARUS ARUS BEBAN 0,8 MAKSUD : - ARUS BEBAN MAKS BERADA PADA ERROR TERENDAH - ARUS BEBAN OVER BERADA PADA NOMINAL RATING SEHINGGA RATIO TRAFO ARUS (50, 75, 100, 150, 200, 250, 300, 400, 600 ) : 5 (1)
TRAFO ARUS PENYULANG JENUH Pribadi K & Wahyudi 3 RATIO TRAFO ARUS : TRAFO ARUS PENGAMAN : DISESUAIKAN DENGAN ARUS GANGGUAN YANG MENGALIR DI SISI INSTALASI PRIMER : NILAI RATING PRIMER TRAFO ARUS ARUS GANGGUAN TERBESAR KELAS PROTEKSI MAKSUD : – ARUS GANGGUAN MAKS MASIH BERIKAN ERROR TERENDAH – ARUS GANGGUAN MAKS TIDAK BUAT CT JENUH SEHINGGA RATIO TRAFO ARUS (50, 75, 100, 150, 200, 250, 300, 400, 600 ) : 5 (1) KELAS PROTEKSI CT : 5 P 10 , 5 P 20 , 10 P 10 , 10 P 20
TRAFO ARUS PENYULANG JENUH Pribadi K & Wahyudi 4 KETELITIAN TRAFO ARUS : PENGUKURAN HARUS PUNYA KETELITIAN TINGGI PADA DAERAH ARUS PENGUKURAN BEBAN NOMINAL 2. HARUS JENUH PADA ARUS GANG- GUAN YANG BESAR, UNTUK KEA – MANAN ALAT UKUR PROTEKSI HARUS PUNYA KETELITIAN / ERROR KECIL PADA DAERAH ARUS GANG- GUAN HUBUNG SINGKAT BESAR 2. TIDAK JENUH PADA ARUS GANG- GUAN YANG BESAR, UNTUK KEAN- DALAN ALAT PROTEKSI
TRAFO ARUS PENYULANG JENUH Pribadi K & Wahyudi 5 TRANSFER ARUS MELALUI KOPLING MAGNETIK: ARUS PRIMER BANGKITKAN f DI BESI INTI f f MENGALIR DALAM RANGKAIAN MAGNET DI BESI INTI I p i s ALIRAN f YANG BERUBAH-UBAH DI BESI INTI MEMOTONG BELITAN SEKUNDER INDUKSI GAYA GE- RAK LISTRIK (GGL) f BAGAIMANA BILA ADA f DALAM BESI INTI TAPI TIDAK BERUBAH ? PENAMPANG INTI ADALAH BATAS JUMLAH GARIS f YANG MENGALIR DI DALAM BESI INTI I p i s
TRAFO ARUS PENYULANG JENUH Pribadi K & Wahyudi 6 KAPASITAS TRAFO ARUS : KARENA TERBATASNYA LUAS PENAMPANG INTI TERBATAS PULA JUMLAH GARIS f TERBATAS PULA BESARNYA GGL I S I P Z i Z i = IMPEDANSI DALAM CT Z Beban E S V B ( Z Beban + Z i ) = IMP. BEBAN CT TRAFO ARUS MEMPERTAHANKAN RATIO IP / IS TERBATAS PADA IMPEDANSI BEBAN DI SISI SEKUNDER KARENA ES TERBATAS BESARNYA IMP. BEBAN CT KECIL ES KECIL IMP. BEBAN CT BESAR ES BESAR KARENA ES TERBATAS BESARNYA, MAKA IMP. BEBAN CT TERBATAS VA CT = ES x IS
TRAFO ARUS PENYULANG JENUH Pribadi K & Wahyudi 7 KEJENUHAN TRAFO ARUS : BELITAN PRIMER BELITAN SEKUNDER BESI INTI ARUS PRIMER BANGKITKAN f DI BESI INTI I p i s MAKIN BESAR ARUS PRIMER MAKIN PADAT f YANG MENGALIR DI BESI INTI PADA NILAI ARUS PRIMER TERTENTU BESI INTI TIDAK CUKUP LAGI MENAMPUNG f YANG HARUS DIALIRKAN AKIBATNYA ES TIDAK NAIK MAMPU LAGI ERROR RATIO MULAI NAIK, BAHKAN OUTPUT SEKUNDER CT BISA MENJADI COLLAPSE KURVA ES TERHADAP ARUS EKSITASI DAPAT DIGAMBARKAN BERIKUT INI
TRAFO ARUS PENYULANG JENUH Pribadi K & Wahyudi 8 KEJENUHAN TRAFO ARUS : Kurva CT untuk proteksi KEJENUHAN CT PROTEKSI > DARI KEJENUHAN CT UNTUK PENGUKURAN ES Knee point Kurva CT untuk pengukuran ADA MANFAAT DARI BEDA KEJENUHAN INI Iexct “CT PENGUKURAN” JENUH PADA ARUS GANGGUAN YANG BESAR DIPERLUKAN KARENA OUTPUT ARUS DI SEKUNDER COLLAPSE, SEHINGGA ALAT PENGUKURAN TIDAK SAMPAI DIALIRI ARUS BESAR “CT PROTEKSI” DIHARAPKAN TIDAK JENUH PADA ARUS GANGGUAN YANG BESAR, KARENA OUTPUT ARUS DI SEKUNDER DIPERLUKAN AGAR RELAI PROTEKSI BEKERJA DENGAN PASTI BAGAIMANA KALAU ARUS GANGGUAN TERLALU BESAR SAMPAI MELAMPAUI BATAS KEJENUHAN CT PROTEKSI ?
TRAFO ARUS PENYULANG JENUH Pribadi K & Wahyudi 9 KEJENUHAN TRAFO ARUS : “CT PENGUKURAN” JENUH PADA ARUS PRIMER SEBESAR 2 x In TETAPI PADA ARUS DIBAWAH SAMPAI DENGAN In, KETELITIANNYA TINGGI ( HANYA PADA NILAI ARUS BEBAN SAJA ) “CT PROTEKSI” JENUH PADA ARUS PRIMER BESAR YANG SECARA UMUM PERNYATAAN KEJENUHANNYA SEPERTI CONTOH : KLAS 5 P 10 : MEMBERI ARTI ERROR ARUS SEKUNDER SUDAH SAMPAI 5% PADA ARUS PRIMER SEBESAR 10 x In KLAS CT YANG BANYAK DIPEROLEH DIPASARAN 5 P 10 , 5 P 20 , 10 P 10 , 10 P 20 BAGAIMANA BENTUK GELOMBANG ARUS SEKUNDER CT SEWAKTU DIALIRI ARUS PRIMER YANG BESAR MELAMPAUI BATAS KEJENUHANNYA ?
TRAFO ARUS PENYULANG JENUH Pribadi K & Wahyudi 10 KEJENUHAN TRAFO ARUS : BOLEH DIKATAKAN PERALATAN LISTRIK MENGUKUR NILAI RMS BESARAN BOLAK BALIK SESUAI FREKWENSI SPEC. UNTUK FREKWENSI 50 HZ PENGUKURAN RMS GELOMBANG SINUS FREKWENSI 50 HZ ADALAH BERPEGANG KEPADA LUAS ½ GELOMBANG SINUS ITU PADA PERIODA 10 mS 10mS ATAU SAMA DENGAN LUAS NILAI D.C UNTUK PERIODA 10mS JUGA NILAI/ LEVEL INI YANG DISEBUT RMS BAGAIMANA KALAU GELOMBANG SINUS ITU CACAT ? NILAI RMS NYA MENGECIL
TRAFO ARUS PENYULANG JENUH Pribadi K & Wahyudi 11 KEJENUHAN TRAFO ARUS : RATIO CT ERROR BATAS JENUH INTI + RATIO CT NORMAL BATAS JENUH INTI + ARUS PRIMER ARUS PRIMER t t BATAS JENUH INTI - BATAS JENUH INTI - ARUS SEKUNDER t ARUS SEKUNDER t ARUS RMS SEKUNDER C.T PROPORTIONAL O.C KERJA NORMAL ARUS RMS SEKUNDER CT TIDAK PROPORTIONAL O.C BISA TIDAK KERJA
ALAT PENGUKURAN / PROTEKSI TRAFO ARUS PENYULANG JENUH Pribadi K & Wahyudi 12 KEJENUHAN TRAFO ARUS : KAPAN KEJENUHAN TRAFO ARUS PENYULANG TERJADI ? DARI TRAFO ARUS - RATIO : (50, 75, 100, S/D , 300 ) : 5 - KLAS CT 5 P 10 , 5 P 20 10 P 10 , 10 P 20 - BEBAN SEKUNDER CT AGAK TINGGI PENYULANG 20 KV DIPASOK DARI SISTEM 150 KV ( JAWA ) MELALUI TRAFO TENAGA 60 MVA 150kV 20kV ALAT PENGUKURAN / PROTEKSI PENYULANG 1 30% 7590 A TRAFO TENAGA KAP = 60 MVA SUMBER DI SISTEM 150kV UNTUK MENILAI UNJUK KERJA CT PERLU PENGUKURAN CT SBB :
TRAFO ARUS PENYULANG JENUH Pribadi K & Wahyudi 13 PENGUKURAN KEJENUHAN TRAFO ARUS : SEBAGAI CONTOH : S (Slope) = b/a Iexc Real Vexc Modif Iexc Iexc Real Vexc Modif Iexc 0,00 0,001 5,25 0,020 5,23 5,50 0,021 6,05 0,023 6,50 6,66 0,024 7,30 7,32 0,026 8,30 8,05 0,028 9,20 8,86 0,029 9,86 9,74 0,032 10,72 0,034 11,72 11,79 0,036 12,97 0,038 13,70 14,27 0,041 15,40 15,69 15,80 17,26 0,047 18,30 18,99 0,051 19,90 20,89 0,057 22,97 0,066 25,27 0,097 26,57 27,80 0,304 29,40 30,58 0,794 31,58 33,64 1,415 32,64 37,00 2,386 33,00 3,000 34,00 3,600 34,60 5,000 35,10 8,000 35,40 10,000 a b
TRAFO ARUS PENYULANG JENUH Pribadi K & Wahyudi 14 PENGUKURAN KEJENUHAN TRAFO ARUS : PENGUKURAN TAHANAN DALAM CT, TAHANAN DAN REAKTANSI BEBAN SEKUNDER CT : RW = 0,20 W RB = 0,96 W XB = 0,62 W DARI DATA CT INI, MASUKKAN KE TOOL PEMERIKSA GELOMBANG ARUS DI SEKUNDER CT : S, VS : DIAMBIL DARI LENGKUNG KEMAKNITAN masukan Slope kejenuhan ( S ) S = 15,1 --- Teg, rms pada Ie=10 A Vs = 37 Volt rms Rasio I-prim / I-sek. N = 80 Resistansi belitan sek. Rw = 0,200 W Resistansi beban sek. Rb = 0,960 Reaktansi beban sek. Xb = 0,620 Rasio X / R system XthdR = 3,15 Offset Arus sisi Primer Off = 1,00 -1<Off< 1 pu Remanensi (thd Vs) lrem = 0,50 Arus gang, simetris Primer Ip = 7590 Amp-rms RW : DARI PENGUKURAN RB : DARI PENGUKURAN XB : DARI PENGUKURAN X/R SISTEM : DARI PERHITUNGAN HUBUNG SINGKAT Offset : DARI KEMUNGKINAN GANGGUAN TERJADI SAAT GELOMBANG TEGANGAN = 0,PEAK ATAU NILAI TERTENTU lREM : REMANENSI INTI CT DENGAN TOOL INI, AKAN DAPAT DIKETAHUI BENTUK CACAT ATAU MASIH BAIK GEL. ARUS SEKUNDER CT ITU, DEMIKIAN NILAI RMS NYA IP : DARI PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN
TRAFO ARUS PENYULANG JENUH Pribadi K & Wahyudi 15 SEKUNDER TRAFO ARUS JENUH : Kurva Arus berwarna biru tebal adalah Kurva Arus ideal dari sekunder CT (sesuai ratio) Kurva Arus berwarna merah tebal adalah Kurva Arus real dari sekunder CT karena kejenuhan inti Kurva Arus berwarna biru tipis adalah Kurva Arus ideal nilai rms dari sekunder CT (sesuai ratio) Kurva Arus berwarna merah tipis adalah Kurva Arus real nilai rms dari sekunder CT karena kejenuhan inti DARI NILAI RMS ARUS SEKUNDER CT YANG LEBIH KECIL DARI YANG SEMESTINYA MAKA ARUS INILAH YANG MENGGAGALKAN ATAU MELAMBATKAN KERJA RELAI O.C DI PENYULANG ATAU BAHKAN OUTPUT SEKUNDER CT MENJADI COLLAPSE BILA ARUS GANGGUAN YANG MENGALIR DI PRIMER CT TERLALU BESAR, SEHINGGA RELAI O.C SAMA SEKALI TIDAK BEKERJA
TRAFO ARUS PENYULANG JENUH Pribadi K & Wahyudi 16 SEKUNDER TRAFO ARUS JENUH : PERBANDINGAN CT UNTUK PENGUKURAN DAN CT UNTUK PROTEKSI DI PENYULANG (20 KV) CT UNTUK PENGUKURAN NILAI RMS ARUS SEKUNDER CT YANG LEBIH KECIL PADA KONDISI INTI JENUH MENYELAMATKAN ALAT UKUR DARI ARUS YANG TERLALU BESAR YANG MERUSAKKAN CT UNTUK PROTEKSI NILAI RMS ARUS SEKUNDER CT YANG LEBIH KECIL PADA KONDISI INTI JENUH MENGGAGALKAN / MENGGESER KERJA PROTEKSI KHUSUS KEJENUHAN CT PROTEKSI PENYULANG TERJADI AKIBAT : 1. ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TERLALU BESAR RELATIF TERHADAP RATING PRIMER TRAFO ARUS. 2. ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT YANG BESAR DI - HASILKAN DARI SOURCE YANG BESAR. 3. DENGAN LEVEL HUBUNG SINGKAT 150 KV YANG TERUS MEMBESAR DAN BERPEDOMAN PEMBANGUNAN INSTALASI YANG EKONOMIS DIDEPAN, BUS 20 KV DI PASOK DARI TRAFO TENAGA 150 / 20 DENGAN KAPASITAS BESAR.
TRAFO ARUS PENYULANG JENUH Pribadi K & Wahyudi 17 SEKUNDER TRAFO ARUS JENUH : DARI BUTIR 3 DIATAS, TERDAPAT MASALAH DALAM OPERASI DISTRIBUSI : PEMBANGUNAN INSTALASI YANG EKONOMIS DIDEPAN, (TRAFO TENAGA BESAR, JUMLAH PENYULANG BANYAK) TERNYATA MEMBERIKAN KERUGIAN BESAR DI DALAM OPERASI DISTRIBUSI : 1. TIDAK TERJAMINYA SELEKTIFITAS KERJA RELAI PROTEKSI ANTARA PENYULANG DAN INCOMING AKIBAT CT JENUH SEWAKTU DIALIRI ARUS GANGGUAN YANG BESAR. 2. SULIT MENDAPATKAN JAMINAN MUTU TEGANGAN, TER - UTAMA KEDIP TEGANGAN DI PENYULANG YANG SEHAT SEWAKTU GANGGUAN H.S DI PENYULANG LAIN. CATATAN : MASALAH INI DI ILUSTRASIKAN PADA CONTOH DI HALAMAN SELANJUTNYA 3. PERBAIKAN TERHADAP KEGAGALAN RELAI O.C DEGAN MEMPERBESAR RATING PRIMER C.T AKAN BERLAWANAN DENGAN KEPERLUAN PROGRAM LOSSES DISTRIBUSI, TERMASUK MASALAH SPACE UNTUK CT DIDALAM KUBIKEL.
ALAT PENGUKURAN / PROTEKSI TRAFO ARUS PENYULANG JENUH Pribadi K & Wahyudi 18 PENYULANG 20 KV PLN (JAWA) DIPASOK DARI : 1 BUAH TRAFO 150 / 20 KV BESAR 20kV PENYULANG 1 150kV PENYULANG 2 TRAFO TENAGA 60 MVA ALAT PENGUKURAN / PROTEKSI SUMBER DI SISTEM 150kV YANG TERUS MEMBESAR PENYULANG n SELAIN BISA MEMBUAT RELAI O.C PENYULANG GAGAL BEKERJA GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DI PENYULANG 1, AKAN MEMBERI DAMPAK KEDIP TEGANGAN DI PENYULANG LAIN YANG SEKIAN BANYAKNYA TERSAMBUNG DI BUS 20 KV YANG SAMA KALAU TRAFO DIPERBESAR LAGI BREAKING CAPACITY PMT HARUS JUGA DIPERBESAR MAHAL LALU HARUS BAGAIMANA ! ?
ALAT PENGUKURAN / PROTEKSI TRAFO ARUS PENYULANG JENUH Pribadi K & Wahyudi 19 PENYULANG 20 KV PLN (JAWA) DIPASOK DARI : 2 BUAH TRAFO 150 / 20 KV KECIL BUS 1 20kV PENYULANG 1 - 1 150kV TRAFO TENAGA @ 30 MVA PENYULANG n - 1 ALAT PENGUKURAN / PROTEKSI SUMBER DI SISTEM 150kV YANG TERUS MEMBESAR PENYULANG 1-2 BUS 2 20kV PENYULANG n- 2 DENGAN JUMLAH PENYULANG YANG ADA DI SUATU G.I, GANGGUAN PADA PENYULANG 1-1 : 1. ARUS GANGGUAN KECIL CT TIDAK JENUH. 2. KEDIP TEGANGAN TIDAK TERLALU DIRASAKAN OLEH PENYULANG YANG DIPASOK TRAFO LAIN.
TRAFO ARUS PENYULANG JENUH Pribadi K & Wahyudi 20 PETA TEGANGAN SISTEM DISTRIBUSI SEWAKTU GANGGUAN HUBUNG SINGKAT Amper Sudut 0,0 -122,4 -143,9 96,1 -135,0 Amper Sudut 0,0 -45,6 -165,6 74,4 3,1 TEGANGAN BUS 20 KV, BUS 2 MASIH BISA DIKATAKAN UTUH SAAT GANG-GUAN PENYULANG DI 4-2 Amper Sudut 432,6 -67,7 172,3 52,3 0,0 -132,3 20 kV 2 1 4-1 kVolt Sudut 11,3 -76,9 -100,7 -92,8 0,0 -90,0 Amper Sudut 3244,6 -67,7 172,3 52,3 0,0 -90,0 kVolt Sudut 84,4 -0,6 -120,6 119,4 0,0 108,7 3 4-2 150 kV 20 kV Amper Sudut 3244,6 -67,7 172,3 52,3 0,0 PERHATIKAN TEGANGAN BUS 20 KV, BUS 3 SEDANG KEDIP SAAT GANG-GUAN PENYULANG DI 4-2 kVolt Sudut 7,5 -147,1 -156,2 -175,1 0,0 -159,8 PERHATIKAN PULA ARUS GANGGU-AN PENYULANG DI 4-2 CT PENYU-LANG TIDAK JENUH
TRAFO ARUS PENYULANG JENUH Pribadi K & Wahyudi 21 CARA LAIN TURUNKAN LEVEL HUBUNG SINGKAT DI SISTEM DISTRIBUSI 20 KV 20kV PENYULANG 1 150kV 66 kV PENYULANG 2 INTER BUS TRAFO 100~300 MVA TRAFO TENAGA 30 MVA ALAT PENGUKURAN / PROTEKSI SUMBER DI SISTEM 150kV YANG TERUS MEMBESAR PENYULANG n PENYULANG KONSUMEN BESAR 66 KV PENYULANG TRANSFER ANTAR AREA DENGAN 66 KV DENGAN TRAFO INTER BUS 1. TRAFO INTER BUS 150 KV KE 66 KV MENJADI PEMBATAS ARUS GANGGUAN DI PENYULANG 20 KV KOORDINASI OCR PENYULANG – INCOMING SELEKTIF 2. KONSUMEN BESAR YANG DIPASOK MELALUI 66 KV, PEMASOK BISA MEMBERI JAMINAN KEDIP LEBIH CEPAT DIBANDINGKAN MELALUI PENYULANG 20 KV
TRAFO ARUS PENYULANG JENUH Pribadi K & Wahyudi 22 CARA LAIN TURUNKAN LEVEL HUBUNG SINGKAT DI SISTEM DISTRIBUSI 20 KV 3. TRANSFER ANTAR AREA MELALUI 66 KV AKAN BISA MEMBERI BATASAN TANGGUNG JAWAB PERHITUNGAN LOSSES YANG JELAS DIBANDINGKAN TRANSFER MELALUI PENYULANG 20 KV 4. PASOKAN KE SUATU AREA KOTA BISA DENGAN JARINGAN LOOP 66 KV, JARINGAN LOOP INI DISUNTIK DAYA LISTRIK DARI SISTEM 150 KV MELALUI INTERBUS TRAFO 150 / 66 KV DENGAN DAYA ANTARA 100 ~ 300 MVA SESUAI KEBUTUHAN BEBAN AREA KOTA TERSEBUT 66 KV 66 KV 150 KV 20 KV 20 KV 20 KV IBT TRAFO TENAGA IBT 20 KV 20 KV TRAFO TENAGA 66 KV
TRAFO ARUS PENYULANG JENUH Pribadi K & Wahyudi 23 CARA LAIN TURUNKAN LEVEL HUBUNG SINGKAT DI SISTEM DISTRIBUSI 20 KV 5. KARENA AREA KOTA DENGAN JARINGAN LOOP 66 KV, MAKA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV MENJADI TERBATAS PANJANGNYA TEGANGAN UJUNG AKAN LEBIH BAIK, SEKSI PENYULANG YANG TINGGI FREK GANGGUANNYA LEBIH MUDAH DIKENALI, MEMPERKECIL KEMUNGKINAN SIMPATETIK TRIP. 6. KARENA JELAS BATAS DAN KUALITAS PASOKAN DAYA LISTRIK DI AREA KOTA DENGAN LOOP 66 KV INI, INVESTOR ASING AKAN TERTARIK, BAH - KAN SISTEM SEPERTI INI SANGAT SIAP UNTUK DIJUAL KEPADA INVESTOR (V.O.C). CARA DIATAS PERLU : KETETAPAN DIREKSI PLN TENTANG AKTIFKAN SISTEM TEGANGAN 66 KV UNTUK DAPAT DIKELOLA OLEH UNIT PLN DISTRIBUSI PENGUASAAN ENGINEERING SISTEM TEGANGAN 66 KV DI DISTRIBUSI BAIK UNTUK GARDU INDUK, TRANSMISI DAN PENGOPERASIANNYA. BILA TERLAMBAT PENGUASAAN ATAU TIDAK SAMA SEKALI, MAKA DUKUNGAN KE- PADA BUTIR 6 DIATAS MAKIN KUAT, TETAPI BILA BERTAHAN DENGAN PASOKAN DISTRIBUSI TETAP SEPERTI YANG ADA ADA KENDALA SELEKTIFITAS PROTEKSI HARAPAN KEPADA PLN, ADA PERBAIKAN SISTEM SECARA TEKNIS YANG MUDAHKAN OPERASI PLN DISTRIBUSI TETAPI TETAP MILIK BANGSA TERCINTA