VARIABILITAS MUSIMAN KOEFISIEN ABSORPSI CAHAYA DI PERMUKAAN AIR LAUT

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
2. FAKTOR MANUSIA Sistem komputer terdiri atas tiga aspek yaitu :
Advertisements

Oleh : INDRIANI Dibawah bimbingan : Ankiq Taofiqurrahman.S.Si.,M.T.
PENGANTAR KLIMATOLOGI
Disusun Oleh: Isarmadriani Meinar ( ) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON-BANTEN 2010 A MULTIVARIATE.
HUJAN/PRESIPITASI INDIKATOR KOMPETENSI
SUPLEMEN SIMPLE RANDOM SAMPLING
Proses Pengolahan Data (Fotometri) Astronomi
Geographic Information and Spatial Information
Lingkungan Tropis, vol.5, no.1, Maret 2011: 45-52
PENDAHULUAN.
SISTEM ARUS PERMUKAAN ATLANTIK DAN EKUATOR
Studi Transportasi.
KARTOGRAFI.
Faculty of Computer Science University of Indonesia Dr. Aniati Murni
PENETAPAN KEADAAN DAN MASALAH SECARA PARTISIPATIF
ANALISIS TIME SERIES (ANALISIS DERET BERKALA)
Pengolahan Citra Digital: Peningkatan Mutu Citra Pada Domain Spasial
MATA KULIAH STATISTIK DESKRIPSI
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
OLEH : IR. H. ABDUL RAHMAN, MS
GEOGRAFI KELAS X Standar Kompetensi :
Iklim Tropis Asia, Indonesia, Sumatra, Lampung
Bahan dan Alat Data hujan , data hidrologi, dan data hidrokimia;
Teori SKOR EROR PENGUKURAN.
UKURAN PENYEBARAN (VARIABILITAS)
SEBARAN DATA SATELIT OSEANOGRAFI DAN KAITANNYA DENGAN DATA PENANGKAPAN IKAN DI WPP 712 ABSTRAK Data respon balik memiliki peranan penting dalam memberikan.
Pemetaan Distribusi Spasial Konsentrasi Klorofil-a dengan Landsat 8 di Danau Towuti dan Danau Matano, Sulawesi Selatan Lalu Muhamad Jaelani, Fajar Setiawan,
HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Keenam (SUHU UDARA II)
Sedimen Laut.
Koefisien Absorpsi Non Kelabu
BIOSTATISTIK DESKRIPTIF
UKURAN NILAI SENTRAL&UKURAN PENYEBARAN
Ukuran Variabilitas Data
Ukuran Penyebaran Relatif
Pengolahan Citra Digital
UKURAN NILAI SENTRAL&UKURAN PENYEBARAN
Materi 01(a) Pengolahan Citra Digital
Teknologi Penginderaan Jarak Jauh dalam penentuan DPI
Pekerjaan Yang Telah Dilakukan
UKURAN DISPERSI (PENYEBARAN DATA)
IKE DORI CANDRA C TEKNOLOGI KELAUTAN
Dasar Pemrosesan Citra Digital
Geographic Information and Spatial Information
UKURAN NILAI SENTRAL&UKURAN PENYEBARAN
BAB 4 UKURAN PENYEBARAN.
KUALITAS AIR LAUT.
OLEH : RESPATI WULANDARI, M.KES
Pengolahan Citra Digital: Peningkatan Mutu Citra Pada Domain Spasial
Peranan dan Aplikasi Teknologi Penginderaan Jarak Jauh dalam Pendugaan Daerah Penangkapan Ikan (Bagian II) Muta Ali Khalifa Jurusan Perikanan, Fakultas.
STATISTIKA Pertemuan 3: Ukuran Pemusatan dan Penyebaran
UNSUR-UNSUR IKLIM TEMPERATUR KELEMBABAN UDARA AWAN
ANALISIS TIME SERIES (ANALISIS DERET BERKALA)
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Inderaja dan SPL ( Suhu Permukaan Laut )
ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SELAMA 20 TAHUN DI WILAYAH PERBATASAN MAKASSAR – MAROS DENGAN Remote Sensing PROGRAM PASCASARJANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN.
Satelit Pengestimasi Klorofil-a dan Aplikasinya
UKURAN PENYEBARAN.
Ahlan Saprul Hutabarat
BAB 4 UKURAN PENYEBARAN.
Studi Transportasi.
PENCAHAYAAN (LIGHTING)
BAB 4 UKURAN PENYEBARAN.
Studi Transportasi.
BIOMA, KOMUNITAS DAN VEGETASI
DIAGRAM HISTOGRAM. Kelompok 1 1.DESSY DWI CAHYANI 2. MARYAM SEYASKI FITRIA 3. RAHMAIDA SARI.
Pengaruh IOD Terhadap Variasi Curah Hujan di Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat Oleh: Fatika OktarinaG Karina Indah SG Pembimbing:
HASIL PENELITIAN (3) Gambar 2 Peta Potensi Energi Gelombang Laut Perairan Pantai Selatan Jawa (Musim Peralihan I Barat Timur)
Aplikasi Pengolahan Citra
Apakah benda itu? Dapatkah kamu melihat perbedaannya?. Bagaimana benda dibedakan dengan bukan benda? Apakah cahaya termasuk benda? Bagaimana dengan panas?
RUMUS mencari Nilai Rata-rata : =AVERAGE(…,…,…,).
Transcript presentasi:

VARIABILITAS MUSIMAN KOEFISIEN ABSORPSI CAHAYA DI PERMUKAAN AIR LAUT Bisman Nababan, Denny A. Wiguna, dan Risti E. Arhatin PIT ISOI XII, BANDA ACEH 10-12 Desember 2015

Ocean-Atmospheric Radiative Transfer Faktor utama yang mempengaruhi variabilitas optik perairan (IOCCG, 2000)

Absorption Coefficient Pengukuran atenuasi cahaya berguna untuk memperkirakan kualitas perairan, pemodelan bio-optik dan kalibrasi citra ocean color (Babin et al. 2003; Nelson dan Guarda 1995). Perairan Timur Laut Teluk Meksiko memiliki karakteristik perairan yang sangat dinamis dan memiliki variabilitas perairan yang tinggi. (Gilbes et al. 1996; Nababan 2005; Nababan et al. 2011). Tujuan : Mengetahui nilai dan variabilitas koefisien absorpsi dan atenuasi permukaan laut pada berbagai musim di Perairan Timur Laut Teluk Meksiko.

Why care absorption coefficient? Atenuasi cahaya: (1) absorption + (2) scattering) Kualitas perairan Pemodelan bio-optik Kalibrasi citra ocean color Rrs=Lw/Ed ~) bb /(a+bf )~ bb /a Lw = Lu – 0.02 Ls Pengukuran atenuasi cahaya berguna untuk memperkirakan kualitas perairan, pemodelan bio-optik dan kalibrasi citra ocean color (Babin et al. 2003; Nelson dan Guarda 1995). Perairan Timur Laut Teluk Meksiko memiliki karakteristik perairan yang sangat dinamis dan memiliki variabilitas perairan yang tinggi. (Gilbes et al. 1996; Nababan 2005; Nababan et al. 2011). Tujuan : Mengetahui nilai dan variabilitas koefisien absorpsi dan atenuasi permukaan laut pada berbagai musim di Perairan Timur Laut Teluk Meksiko.

Gulf of Mexico: a very dynamic and unique in ocean circulation and optical properties cyclone Eddy Zorro cyclone Loop Current Yankee Eddy

Tujuan Nilai & Variabilitas: Asorption Coefficient (a) Spatial and temporal distribution of Absorption Coefficient (a) Factors affecting the variability Pengukuran atenuasi cahaya berguna untuk memperkirakan kualitas perairan, pemodelan bio-optik dan kalibrasi citra ocean color (Babin et al. 2003; Nelson dan Guarda 1995). Perairan Timur Laut Teluk Meksiko memiliki karakteristik perairan yang sangat dinamis dan memiliki variabilitas perairan yang tinggi. (Gilbes et al. 1996; Nababan 2005; Nababan et al. 2011). Tujuan : Mengetahui nilai dan variabilitas koefisien absorpsi dan atenuasi permukaan laut pada berbagai musim di Perairan Timur Laut Teluk Meksiko.

Metode Penelitian Waktu dan Lokasi Penelitian Data: hasil survei oleh Institute of Marine Remote Sensing, College of Marine Science, University of South Florida tahun 1999 (Tabel 1)

Peta lokasi penelitian

Sumber : http://argon.coas.oregonstate.edu Alat dan Bahan Debubbler GPS Instrumen AC-9 Seperangkat komputer/laptop Perangkat lunak WETview Microsoft. Excel 2007 Matlab R2010a Surfer 9 Statistica 6.0 Minitab 14 Data AC-9 Sumber : http://argon.coas.oregonstate.edu

AC-9 Calibration

Diagram alir perolehan data (kiri) dan pengolahan data (kanan) Data Analyses Diagram alir perolehan data (kiri) dan pengolahan data (kanan)

Filter data air murni (millique) : dimana : BA = rata-rata + standar deviasi BB = rata-rata - standar deviasi Perhitungan filter moving average : Keterangan : Ys (i) = nilai data ke-i 2N+1 = span N = jumlah data tetangga yang berdekatan dengan Ys(i) Koreksi nilai air murni (millique) (Barnard, 2011) : Keterangan : am= absorpsi hasil pengukuran cm = atenuasi hasil pengukuran at = absorpsi total pada sampel ct = atenuasi total pada sampel aw = absorpsi pada air murni cw = atenuasi pada air murni

Koreksi hamburan (scattering correction) (Barnard, 2003; Bell, 2010) : Keterangan : a(λ) = absorpsi hasil koreksi (scattering correction) am(λ) = absorpsi hasil koreksinilai air murni am(λref) = absorpsi hasil koreksi nilai air murni pada panjang gelombang near infrared (715 nm) Uji Kruskal Wallis (Walpole, 1993) : Keterangan : h = nilai uji Kruskal Wallis n = jumlah contoh (n1 + n2 +…+ nk) ri = jumlah ranking pada kelompok sampel ke-i ni = jumlah data dalam sampel ke-i k = jumlah kelas

Spatial Distribution of 9 λ: Spring 1999 Koefisien Absorpsi (m-1)

Spatial Distribution of 9 λ: Summer 1999 Koefisien Absorpsi (m-1)

Spatial Distribution of 9 λ: Fall 1999 Koefisien Absorpsi (m-1)

Rata-rata koefisien absorpsi antar musim

Rata-rata koefisien absorpsi per wilayah in Spring, Summer, Fall 1999

Koefisien absorpsi (a) pada Gelombang Biru (440 nm) dan Hijau (510 nm)

Koefisien absorpsi (a) pada Gelombang Merah (676 nm)

Kesimpulan Pola sebaran koefisien absorpsi (a) relatif lebih tinggi di sekitar nearshore (terutama sekitar Mississippi dan Mobile) dan relatif rendah di laut lepas. Nilai sebaran koefisien absorpsi di wilayah laut lepas pada musim panas (Su-99) relatif tinggi dibandingkan musim lainnya. Nilai rata-rata koefisien absorpsi antar musim paling tinggi terjadi pada musim panas 1999 (Su-99). Pada panjang gelombang 676 nm (gelombang merah), nilai koefisien absorpsi mencapai rata-rata paling tinggi pada musim semi tahun 1999 (Sp-99) dan paling rendah pada musim Falltahun 1999 (Fa-99).

TERIMA KASIH!!!

TERIMA KASIH