ANALISA JURNAL Equal antipyretic effectiveness of oral and rectal acetaminophen: a randomized controlled trial [ ISRCTN11886401] (Efektinitas penggunaan antipiretik yang sama secara oral dan rektal : dengan teknik acak terkontrol) Erni Wahyu S. J 230 123 085 Dian Indriani J 230 123 071 Wahyuti J 230 123 073
Latar belakang pemilihan jurnal Kejadian demam sering dijumpai diruang Picu Rumah Sakit DR. Moewardi. Ruang Picu merupakan ruang perawatan intensif pada anak. Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan di Ruang Picu terdapat berbagai kasus penyakit seperti pneumonia, encefalitis, DSS (Deases syok syndrome), post VP shunt atas indikasi hidrocephalus, meningitis. Dimana pada kasus ini anak diikuti dengan gejala demam. Dalam penanganan demam di ruang Picu dengan cara memberikan obat paracetamol melalui oral dan diberikan kompres dengan air hangat, di Ruang Picu belum menerapkan pemberian obat penurun panas melalui rektum. Sehingga kami tertarik dalam mengambil jurnal yang berjudul “Equal antipyretic effectiveness of oral and rectal acetaminophen: a randomized controlled trial [ISRCTN11886401]”.
Latar belakang dalam jurnal Orang tua sering menganggap demam sebagai penyakit yang membutuhkan pengobatan, bukannya gejala atau tanda penyakit yang membutuhkan pengobatan yang biasanya menggunakan analgetik, sedangkan pencapaian analgetik dicapai dengan standar (10- 20 mg/ BB) secara oral sedangkan penggunaan analgetik rektal standarnya mencapai(10/ 20 mg/ BB) dan penggunaan secara rectal yang tinggi mencapai dosis (40- 50 mg/ kg) penggunaan terapi antiperetic acetaminophen oral dan rectal ke 2 nya baik digunakan pada anak baik oral maupun rectal dalam mengobati demam pada anak yang memiliki manfaat yang sama. Orang tua, serta dokter menggunakan dosis standar ( 10-20 mg/kg)untuk persiapan acetaminophen oral dan dubur secara bergantian untuk mengobati demam pada anak-anak. Dengan asumsi mereka memiliki efek antipiretik yang sama.
TUJUAN PENELITIAN Untuk mengetahui perbandingan efektifitas antara terapi antiperetic rectal acetaminophen : 15mg/ kg dan 35 mg/ kg dengan dosis oral standart 15 mg / kg.
Desain Pelaksanaan Sampel Metode acak dan menggunakan study double blind Desain Di Rumah sakit di Beirut: American University of Beirut Medical Center (AUBMC) Amerika Serikat. Pelaksanaan Pasien rawat inap dengan demam yang berusia 6 bulan sampai 13 tahun. Sampel
Cara Penelitian Dari 5 satu anak demam menerima salah satu dari 3 jenis dosis achetaminophen tunggal : 15mg/ kg secara oral, 15 mg/ kg secara rectal , atau 35 mg/ kg rectal , suhu rectal pantau pada awal dan perjam dengan total 6 jam dianalisis dengan Uji ANOVA dengan langkah-langkah berulang dari waktu ke waktu digunakan untuk membandingkan hasil sekunder perubahan suhu dari awal pada waktu 1,2, 3, 4,5 dan 6 jam di antara 3 kelompokm
Hasil Hasil penelitian ini, menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara ketiga kelompok (P = 0,5). Dengan rata-rata keseluruhan 95% adalah 3,3 jam untuk kelompok dosis rendah dubur 3,6 jam untuk kelompok oral, dan 3,9 jam untuk kelompok dosis tinggi-dubur. Rata-rata penurunan maksimum suhu tubuh adalah 1,6° C pada kelompok dosis rendah dubur, 1,7° C pada kelompok oral, dan 2,0° C pada kelompok dosis tinggi rektal. Waktu untuk penurunan demam setidaknya 1°C adalah sama diantara tiga kelompok. Adapun efek samping dari obat adalah hipotermia. Dimana hipotermi didefinisikan sebagai suhu tubuh di bawah 36,5° C rektal, terjadi pada 11 (21,6%) subyek: 2 (11,1%) dengan dosis standar dubur, 3 (18,8%) pada kelompok oral dan 6 (35,3%) dengan dosis tinggi dubur. Suhu hipotermia adalah antara 35,5° C dan 36,4° C (rata-rata 36,1° C).
Pembahasan Achimenophen adalah antiperetik yang sering digunakan dalam ilmu kedokteran anak meskipun banyak kontroversi mengenai efektivitas pemberian anchonophen rectal dan oral, hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan dalam penggunaan antipiretik oral dan rectal dengan standar dosis, dosis tinggi rectal. Waktu untuk antiperetic maksimum juga tidak ada perbedaan yang signifikan antara ke 3 jenis dosis atau dengan oral maupun rectal dengan rata-rata keseluruhan 3,3 ( 95% CI: 2,4- 4,2 jam ) selain itu 3 jenis perlakuan sama dengan yakni penurunan temperatur setiap saat dalam 6 jam setidaknya yaitu 1 derajat celcius.
Analisa jurnal Kelebihan Jurnal Pada jurnal ini tidak hanya melakukan penelitian pada pemberian secara oral saja tetapi juga melakukan penelitian secara rectal Dalam jurnal ini mencantumkan dosis masing-masing dari pemberian rectal dan oral
Tidak di jelaskan untuk kriteria inklusinya Kekurangan jurnal Tidak di jelaskan untuk kriteria inklusinya
Implikai Keperawatan Bagi instalasi kesehatan dalam hal ini perawat dapat memberikan obat penurun panas melalui rektal ataupun oral.
Aplikasi di Rumah Sakit Hasil penelitian ini bisa diterapkan dalam bangsal anak (HCU Neonatus, Picu, Mawar I) dan pengaplikasian jurnal bisa diterapkan oleh perawat untuk memberikan obat penurun panas melalui oral, rektal dengan dosis rendah, rektal dengan dosis tinggi, dengan memperhatikan suhu tubuh agar tidak terjadi hipotermia.
Hambatan dan solusi aplikasi jurnal Di RS.Moewardi Surakarta belum dilakukan pemberian obat penurun panas melalui rektal. Hambatan Dalam memberikan terapi ini harus berkolaborasi antara perawat dengan dokter. Solusi
Kesimpulan Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan efektifitas antara pemberian antipiretik melalui oral, rektal dengan dosis rendah dan rektal dengan dosis tinggi. Namun pemberian acetaminophen oral dalam hal kecepatan tindakan atau penurunan suhu tubuh lebih unggul. Meskipun pemberian oral mungkin lebih disukai karena penyerapan diprediksi cepat, pemberian rektum tampaknya menjadi alternatif yang baik dan sama-sama efektif dalam mengatasi masalah khusus seperti muntah, atau kondisi mencegah pemberian oral. Dosis tinggi acetaminophen dubur harus digunakan dengan hati-hati, karena dapat menyebabkan hipotermia.