STATISTIKA Konsep. statistik : menunjuk pada angka, statistik merupakan bagian dari statistika.
LITERATUR Hartono, 2008., Statistik Untuk Penelitian, Pustaka Pelajar,Yogyakarta, Singgih Susanto, 2001., Aplikasi Excel dalam Statistik Bisnis, PT Elex Media Komputindo Jakarta Sudjana, 1989., Metoda Statistika., Penerbit Tarsito, Bandung Sutrisno Hadi, 2000, Statistik Jilid 1, dan 2, Penerbit Andi Yogyakrta Tulus Winarsunu, 2004., Statistik untuk Psikologi dan Pendidikan., UMM Press, Malang
PENGERTIAN Menurut Prof. Sudjana Statistika merupakan proses pengukuran pengangkaan. Menurutnya statistika diartikan sebagai pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data, pengolahan atau penganalisisan serta penarikan kesimpulan yang didasarkan pada kumpulan data dan analisa yang dilakukannya. Sedangkan istilah Statistik dipakai untuk menyatakan kumpulan data, bilangan maupun non bilangan yang disusun dalam daftar/tabel maupun dalam bentuk diagram yang semua itu menggambarkan suatu persoalan yang terangkakan.
Menurut Prof. Sutrisno Hadi, Statistik dapat diartikan dalam arti sempit maupun arti yang luas. Dalam arti yang sempit Statistik menunjuk pada semua angka yang menunjuk pada kejadian-kejadian tertentu. Misalnya statistik jumlah pasien dalam RS, statistik Penduduk suatu daerah, statistik hasil pertanian dll. Sedangkan dalam arti yang luas statistik menunjuk pada cara-cara ilmiah untuk mengumpulkan, menyusun, menyajikan data-data penelitian yang berwujud angka. Lebih lanjut statistik diartikan sebagai cara-cara menganalisa data, menarik kesimpulan serta menyajikan hasil dari penganalisaan data tersebut.
2. CIRI – CIRI STATISTIK Statistik bekerja dengan angka. Apa artinya angka ? Angka menunjuk pada dua makna yaitu makna Jumlah/ frekuensi dan makna yang menunjuk pada nilai. Misalnya jumlah mahasiswa yang hadir 36 orang, kehadiran dalam satu semester rata-rata 12 kali. Lembaran uang kertas ini bernilai Rp. 50.000,- dll. Bersifat objektif atau apa adanya Artinya bekerja dengan statistik akan menutup pintu masuknya unsur-unsur subjektifitas seseorang, karena memang yang dihadapi adalah angka-angka. Misalnya batu ini berdiameter 0,3 cm, apa kata dokter mata, ketika menemukan batu tersebut dalam kelopak mata ? Dan apa kata seorang tukang batu pada bangunan gedung sekolah ? Coba kalau batu tersebut tidak disertakan nominal diameternya maka tukang batu dan dokter mata akan mempunyai interprestasi yang berbeda-beda Bersifat universal, artinya statistik bisa digunakan oleh semua bidang ilmu, bahkan sekarang tak ada satupun bidang ilmu yang tidak menggunakan statistik.
Peranan & Fungsi Statistik Menurut Guilford : Dengan statistik memungkinkan pencatatan data penyelidikan secara eksak. Statistik memaksa penyelidik menganut tata pikir & tata kerja yang definit & eksak Statistik menyediakan cara-cara meringkas data ke dalam bentuk yang lebih banyak artinya dan lebih gampang mengerjakannya. Statistik memberi dasar-dasar untuk menarik kesimpulan melalui proses-proses yang dapat diterima oleh ilmu pengetahuan. Statistik memberi landasan untuk meramalkan secara ilmiah tentang bagaimana gejala dan keadaan yang akan datang. Statistik memungkinkan peneliti menganalisa, menguraikan sebab akibat yang tanpa statistik akan merupakan sesuatu yang membingungkan.
SKALA PENGUKURAN DATA . 1. Skala Nominal Dalam skala Nominal angka-angka yang digunakan/diberikan hanya diberlakukan sebagai lambang atau kode yang tidak dapat diartikan secara matematik. 2. Skala Ordinal Dalam skala Ordinal angka-angka yang digunakan/diberikan/ diberlakukan hanya sebagai tanda tata jenjang, rangking/tingkatan. Salah satu cirinya adalah jarak antara yang satu dengan lainnya tidak mesti harus sama, bahkan bisa berbeda sama sekali. 3. Skala Interval Dalam skala Interval angka-angka yang digunakan/diberikan dapat diberlakukan operasi matematika, (dapat +, -,X dan :) 4. Skala Ratio Dalam skala Ratio ini angka 0 mempunyai arti mutlak artinya keberadaan angka nol diperhitungkan.
SKALA PENGUKURAN 1. SKALA NOMINAL Skala pengukuran data yang paling 'rendah' tingkatannya. Jika suatu pengukuran data hanya menghasilkan satu dan hanya satu-satunya kategori, maka data tersebut adalah data nominal (data kategori), Misalnya proses pendataan tempat tinggal 40 responden dalam suatu penelitian. Dalam kasus ini setiap orang akan bertempat tinggal di suatu tempat tertentu (berdasarkan pada KTP), tidak bisa di tempat lain, misalnya Amir berdomisili di Solo, maka dia (dianggap) tidak mungkin tinggal di Jakarta, atau punya dua KTP.
Jadi data tempat tinggal adalah data nominal karena Amir hanya punya satu dan satu-satunya, tidak bisa lebih dari satu tempat tinggal yang ditunjukkan dengan KTP. Jekel seseorang juga merupakan data nominal, karena seorang laki-laki tidak mungkin berkelamin ganda. Demikian juga tanggal lahir Data nominal dalam praktek statistik biasanya akan dijadikan 'angka', yaitu proses yang disebut kategori, misalnya dalam pengisian data, jenis kelamin lelaki di kategorikan sebagai `1' dan perempuan sebagai '2'. Kategori ini hanya sebagai tanda saja, jadi tidak bisa dilakukan operasi matematika, seperti 1 + 2 atau 1 - 2 dan sebagainya.
2. SKALA ORDINAL Skala ordinal, adalah skala pengukuran data yang menempt-kan data dengan urutan lebih tinggi atau rendah, misalnya data tentang sikap seseorang terhadap pelajaran tertentu. Dalam pengukuran sikap siswa, ada sikap yang 'suka', 'tidak suka', 'sangat suka' dan sebagainya. Di sini data tidak bisa disamakan derajatnya, dalam arti 'suka' dianggap lebih tinggi dari 'tidak suka', namun lebih rendah dari 'sangat suka' dan sebagainya. Jadi, di sini ada preferensi atau tingkatan data, di mana data yang satu berstatus lebih tinggi atau lebih rendah dari yang lain. Data ordinal juga tidak bisa dilakukan operasi matematika, seperti jika 'tidak suka' dikategorikan sebagai `1', 'suka' sebagai `2' dan 'sangat suka' 3,maka tidak bisa dianggap 1 + 2 = 3
Lihat e-book John Harvey Lihat contoh penerapan olah data multimedia
3. SKALA INTERVAL Skala Interval adalah skala pengukuran data yang menempatkan data dalam level pengukuran yang lebih 'tinggi' dari data ordinal. Karena selain bisa bertingkat urutannya, juga urutan tersebut bisa dikuantitatifkan. Seperti pengukuran temperatur sebuah ruangan. Interval Temperatur ruang tersebut misalnya : Cukup Panas jika temperatur antara 50 °C - 80 °C Panas jika temperatur antara 81 °C - 110 °C Sangat panas jika temperaturnya antara 111 °C - 140 °C Dalam kasus di atas, data temperatur bisa dikatakan sebagai data interval, karena data mempunyai interval (jarak) tertentu, yaitu 30 °C
Berbeda dengan data ordinal, di sini temperatur 'Sangat Panas' dua kali temperatur 'Panas', atau bisa juga dikatakan temperatur 'Cukup Panas' setengah kali interval temperatur 'Panas' dan kombinasi lainnya. Namun di sini pengukuran skala data interval tidak mempunyai titik nol yang absolut. Seperti pada pengukuran temperatur, misalnya air membeku pada 0 °C. Pernyataan 0 °C bersifat relatif, karena 0°C hanya sebagai tanda saja. Dalam pengukuran °F, air membeku bukan pada 0 °F, namun pada 32 °F.
4. SKALA RATIO Skala Ratio adalah skala pengukuran data yang menempatkan data dalam level pengukuran yang paling 'tinggi' diantara jenis data lainnya. Dalam skala rasio data mempunyai sifat angka dalam arti sesungguhnya (bukan kategori seperti pada data nominal ordinal) dan bisa dioperasikan secara matematika (+, -, x, Perbedaanya dengan data interval adalah bahwa data rasio nol dalam arti sesungguhnya, misalnya jika pertumbuhan anak nol (0) cm maka berarti anak tersebut memang tidak mempunyai pertumbuhan.