Dengan adanya produksi primer yang tinggi pada ekosistem padang lamun, maka dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi lamun adalah menjaga atau memelihara produktivitas dan stabilitas pantai pesisir dan ekosistem estuaria. Hal ini dapat diartikan bahwa lamun merupakan unsur utama dalam proses-proses siklus yang cukup rumit dan memelihara tingginya produktivitas daerah estuaria dan pantai pesisir. PENDAHULUAN
Daun lamun menyum- bangkan sejumlah besar organisme epifit. Hal ini bahkan sering biomassa epifit sama dengan biomassa daun lamun. (c) Beberapa oraganisme memakan langsung daun-daun lamun. Beberapa dari organisme tersebut memakan langsung material epifit, tetapi umumnya daun-daun yang sudah kering/mati, dan biasanya dikonsumsi sebagai detritus,
LAMUN SEBAGAI PRODUSEN PRIMER Lamun memfiksasi sejumlah karbon or-ganik dan sebagian besar memasuki rantai makanan di laut, baik melalui pemangsaan langsung oleh herbivora maupun melalui proses dekomposisi sebagai serasah.
Meskipun beberapa hewan dapat meng-konsumsi langsung lamun, tetapi proses dekomposisi juga merupakan hal yang pen-ting. Proses dekomposisi menghasilkan ma-teri yang langsung dapat dikonsumsi oleh hewan pemakan serasah. Serasah yang meng-endap akan dikonsumsi oleh fauna bentik, sedangkan partikel-partikel serasah di dalam air merupakan makanan invertebrata pema-kan penyaring. Pada gilirannya nanti hewan-hewan tersebut akan menjadi mangsa dari karnivora yang terdiri dari berbagai jenis ikan dan invertebrata.
Lamun memfiksasi sejumlah karbon organik dan sebagian besar memasuki rantai makanan, baik melalui pemangsaan langsung oleh herbivora maupun melalui dekomposisi sebagai serasah. THAYER et al. (1975) memperkirakan laju produksi Zostera berkisar antara g berat kering/m2/tahun. Untuk Thalasia, produksinya berkisar antara g berat kering/m2/tahun. Proses dekomposisi berlangsung selama dua kondisi, yaitu kondisi erobik dan anerobik (FENCHEL 1977).
Siklus Tropik level
Selain itu, mated lamun seperti daun yang putus dan tanaman yang tumbang akan dihanyutkan arus ke lingkungan sekeliling-nya (Den HARTOG 1976). THAYER et al. (1976b) memperkirakan bahwa 50% dari produksi lamun di Carolina Utara mungkin dibawa ke sistem sekitarnya. Beberapa pe- neliti memperkirakan bahwa padang lamun ini juga memberikan sumbangan terhadap produktivitas terumbu karang. Den HAR-TOG (1976) memperkirakan bahwa serasah yang diproduksi oleh lamun mungkin mem-bantu meningkatkan kelimpahan fito dan zooplankton di perairan terumbu karang.
LAMUN SEBAGAI HABITAT BIOTA Kategori pertama, ialah biota yang hi-dup di daun. Kelompok ini terdiri dari: (a) flora epifitik dan mikro serta meifauna yang hidup di dalamnya Kategori ketiga, ialah jenis bergerak yang hidup di perairan di bawah tajuk daun berupa ikan, udang, dan cumi-cumi. Hewan yang hidup di dalam sedimen
LAMUN SEBAGAI PENDAUR ZAT HARA Lamun memegang peranan yang berarti dalam daur berbagai zat hara dan elemen elemen langka di lingkungan bahari. Zat hara tersebut secara potensial dapat dipergunakan oleh epifitik apabila mereka berada dalam medium yang miskin fosfat. Di samping lamun sebagai pendaur zat hara, juga diketahui bahwa dari hasil ekstrak ditemukan zat-zat kimia yang sangat berguna. Jenis Zostera merupakan sumber yang potensial yang menghasilkan sintesa glycosylurea sebagai makanan tambahan hewan ternak (mamalia), juga mengandung lignin (14,8%) dan pektin (McROY & HELFFERICH 1977).
HUBUNGAN ANTARA PADANG LAMUN DAN IKAN Sebagai daerah asuhan dan perlindungan Sebagai makanan ikan Sebagai padang pengembalaan