MANAJEMEN PENYULUHAN Politeknik Pertanian Negeri Kupang Jurusana Manajemen Pertanian Lahan Kering Program Studi Penyuluhan Pertanian Lahan Kering Dosen Pengampuh : “Yopy Imenuel Ismael, S.ST, M.M
PENDAHULUAN Arti Penting Sumberdaya Manusia Setiap manusia, sesuai dengan kodratnya, masing-masing memiliki karakteristik perilaku (pengetahuan, sikap dan keterampilan) serta daya nalar dan kreativitas yang tidak selalu sama dengan orang lainnya. Karaktersitik seperti itu, akan sangat menentukan kinerja dan produktivitasnya. Oleh sebab itu, dalam teori manajemen penyuluhan, sumberdaya manusia merupakan sumberdaya yang memegang posisi strategis dalam setiap pengelolaan kegiatan, sebab selain sebagai salah satu unsurnya, dia sekaligus adalah pengelola sumberdaya yang lain.
Sistem Penyuluhan Pertanian Undang Undang No. 16 Tahun 2006 Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan pada tanggal 15 Nopember Dalam Undang-undang tersebut, pengertian sistem penyuluhan mencakup: kebijakan, kelembagaan, ketenagaan, penyelenggaraan, pembiayaan, pengawasan dan pengendalian penyuluhan pertanian Istilah ”sistem” itu sendiri, berasal dari bahasa Yunani ”systema” yaitu suatu kesatuan dari bagian atau komponen yang berhubungan secara teratur. Jadi, dalam kata sistem terkandung empat pokok pikiran tentang: kesatuan, bagian, berhubungan dan teratur.
Gambar 1. Sistem Penyuluhan Pertanian Sebagai Proses Pendidikan bahan baku input instrumental input lingkungan manfaat, dampak hasil PROSES
Manajemen Penyuluhan Pertanian Pengertian Manajemen Manajemen adalah kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.
Teori Manajemen Fayol menyatakan bahwa manajemen mempunyai 5 fungsi : 1.Perencanaan (Planning), 2.Pengorganisasian (Organizing), 3.Pemberian komando (Commanding), 4.Pengkoordinasian (Coordinating, 5.Pengawasan (Controlling). Koont dan O ’ Donnel membagi fungsi manajemen menjadi 5, yakni: 1.Prencanaan (Planning), 2.Pengorganisasian (Organizing), 3.Pengadaan tenaga kerja (Staffing), 4.Pemberian bimbingan (Directing), 5.Pengawasan (Controlling).
Hal-hal yang berhubungan dengan Manajemen Managemen adalah inti dari administrasi; Kepemimpinan adalah inti dari managemen; Human relation adalah inti dari kepemimpinan; serta Organisasi dapat dipandang sebagai adalah wadah di mana kegiatan administrasi/managemen dijalankan dan sebagai rangkaian hirarki antara orang-orang dalam suatu ikatan formal.
1.Adminstrasi sebagai keseluruhan proses kerjasama dua orang manusia atau lebih yang disandarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (Siagian, 1984) 2.Kepemimpinan adalah motor atau daya penggerak dari semua sumber-sumber dan alat-alat (resources) yang tersedia bagi suatu organisasi.
3.Human relations adalah keseluruhan rangkaian hubungan, baik yang ber-sifat formal atau informal, antara atasan dengan bawahan, atasan dengan atasan, serta bawahan dengan bawahan yang lain yang harus dibina dan di-perlihara sedeminikan rupa sehingga tercipta suatu teamwork dan suasana kerja yang intim dan harmonis dalam rangka pencapaian tujuan. 4.Organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan mana terdapat seorang/beberapa orang yang disebut atasan dan seorang/ beberapa orang yang disebut bawahan.
Ruang Lingkup Manajemen (Administrasi) Penyuluhan Adalah : 1.Susunan dan tugas staf penyuluhan, 2.Manajemen personel, 3.Manajemen keuangan, 4.Manajemen fasilitas (peralatan dan perlengkapan). 5.Perencanaan dan pelaporan, 6.Pelatihan pra-kerja staf penyuluh, 7.Pelatihan kerja staf penyuluhan, 8.Organisasi lembaga penyuluhan dan koordinasi dengan lembaga terkait lainnya.
Kualitas Kepemimpinan Tergantung Kemampuan Individu Untuk : 1.Menyuruh orang lain hormat/menghargai dan loyal 2.Menstranfer tanggung jawab 3.Melibatkan seluruh tingkatan dalam pengambilan kebijakan 4.Menanamkan kepercayaan 5.Menumbuhkan antusiasme 6.Menanamkan semangat dan bekerja secara tim 7.Membuat keputusan dengan segera 8.Memikul tanggung jawab 9.Mengajar dan Belajar
1.Manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. 2.Manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. 3.Manajemen merupakan proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan : perencanaan, pengorganisasian, menggerkan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber lain. Simpulkan bahwa Manajemen adalah seni dalam mengatur sistem baik orang dan perangkat lain agar dapat berjalan dan bekerja sesuai dengan ketentuan dan tujuan entitas yang terdiri dari berbagai aktivitas
VISI, MISI, PENDEKATAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERTANIAN Visi Dan Misi Penyuluhan Pertanian Dalam manajemen, setiap organisasi pada awal pembentukannya perlu menetapkan visi atau pernyataan tentang "masa depan" yang ingin dicapai (what do we want to have) dan misi atau segala sesuatu yang ingin dilakukan atau yang ingin diperbuat (what do we want to be) demi terwujudnya visi atau masa depan tersebut. Visi merupakan cerminan tentang tujuan yang ingin dicapai. Jika misi lebih merupakan semangat atau "jiwa" tentang apa yang seharusnya dilakukan, maka visi lebih berupa "materi" atau "wujud" dari sesuatu yang ingin kita miliki di masa depan.
Agar misi dan visi benar-benar memiliki makna dan bukannya "jargon", maka: 1.Misi dan visi, harus dilandasi oleh nilai-nilai (value) yang dijadikan acuan bagi pedoman perilaku atau budaya organisasi (corporate culture) 2.Misi dan visi, harus menunjukkan mutu, keunggulan, dan keunikan organisasi/perusahaan yang menumbuhkan kebanggaan bagi seluruh anggotanya. 3.Misi dan visi, harus mudah dipahami untuk dijadikan acuan tindakan dan perilaku seluruh anggotanya. 4.Misi dan visi, harus terus menerus disosialisasikan kepada seluruh anggotanya. 5.Misi dan visi, harus mampu menunjukkan arah dan agenda kegiatan di hari esok. 6.Misi dan visi, harus dapat menjadi ukuran keberhasilan dan kinerja organisasi. 7.Misi dan visi, harus realistis dan ambisius. Dengan kata lain, misi dan visi harus memiliki kekuatan (powerful) untuk menggerakkan dan mendorong setiap anggota organisasi untuk terus menerus meningkatkan kinerja dan pro duktivitasnya, serta menunjukkan citranya yang baik di mata masyarakat.
Sejalan dengan pemahaman tentang visi dan misi di atas, perumusan visi dan misi penyuluhan pertanian harus memperhatikan: 1.Perubahan kebijakan pembangunan pertanian, kaitannya dengan pengembangan agrobisnis dan diberlakukannya kebijakan desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerin-tahan sejak tahun Filosofi, prinsip-prinsip dan tujuan penyuluhan pertanian
Bertolak dari pemahaman tersebut, maka visi penyuluhan pertanian diharapkan dapat mewujudkan masyarakat pertanian (di Indonesia) yang mandiri, inovatif, dan terus menerus mengembangkan profesionalisme dan kemitraan yang sinergis untuk memperbaiki usahatani yang semakin produktif dan efisien dengan memperhatikan kelestarian sumberdaya-alam dan lingkungan hidup secara berke-lanjutan.
Jika visi tersebut disepakati, maka kegiatan penyuluhan pertanian harus dilandasi oleh misi- misi : 1.Pemerataan pembangunan, 2.Desentralisasi, 3.Partisipatif, 4.Kemandirian, 5.Profesional, 6.Kemitraan, 7.Keberlanjutan (sustainabillity).
Pendekatan Penyuluhan Pertanian “Pendekatan” sebagai suatu "Gaya" yang harus menentukan dan harus diikuti oleh semua pihak dalam sistem yang bersangkutan (the style of action within a syste). Pendekatan" ibarat bunyi kendang yang harus diikuti penabuh gamelan dan penarinya. Pendekatan penyuluhan pertanian dengan memperhatikan karakteristik-karakteristik : 1.Pendekatan Umum 2.Pendekatan Komoditi 3.Pendekatan Latihan dan Kunjungan 4.Pendekatan Partisipatip 5.Pendekatan Proyek 6.Pendekatan Pembangunan Sistem Usahatani 7.Pendekatan Kerjasama Pembiayaan 8.Pendekatan Lembaga Pendidikan
15 macam prinsip penyu-luhan yang dijadikan acuan, yaitu: 1.Keberhasilan penyuluhan, tergantung kepada kejelasan tujuan- tujuan yang ditetapkan, 2.Proses belajar dan adopsi inovasi untuk mengembangkan kegiatan usahatani, tergantung kepada kegiatan penyuluh untuk menum-buhkan dan menggerakkan partisipasi masyarakat, 3.Efektifitas penyuluhan pertanian, tergantung kepada keseriusan, kedisiplinan, dan keprofesionalan personalnya 4.Keberhasilan penyuluhan tergantung seberapa jauh tujuan- tujuannya dapat dipahami oleh pihak-pihak yang bertanggung- jawab melaksanakan program-programnya 5.Partisipasi dan kemauan untuk ambil bagian dalam pembiayaan penyuluhan, tergantung pada seberapa jauh masyarakat diberi kesempatan untuk berbicara dalam perumusan tujuan program dan pemilihan personal di lapangan
6.Jika manfaat yang diperoleh lebih besar dibanding korbanan yang dikeluarkan oleh penggerak dan sasarannya, akan menjamin kelangsungan kegiatan penyuluhannya 7.Pemanfaatan pengetahuan dan informasi dari "dalam" yang digabungkan dengan yang berasal dari "luar" akan lebih mening-katkan efektivitas penyuluhan 8.Penyuluhan akan lebih efektif jika tujuannya dibatasi hanya untuk meningkatkan produksi 9.Penyuluhan akan lebih efektif jika selalu mempertimbangkan kebudayaan masyarakat setempat 10.Penyuluhan yang memperhatikan pendekatan "gender" (perbe-daan jenis kelamin) akan lebih efektif menjalin hubungan antara penyuluh dengan sasarannya
11.Partisipasi masyarakat akan lebih berkembaang, jika administrasi pemerintahan/penyuluhannya lebih bersifat desentralisasi 12.Dalam masyarakat yang lebih tertutup (localite) penyuluhan akan lebih efektif, jika lebih banyak terjadi kontak pribadi antara penyuluh dan sasarannya 13.Hubungan timbal balik antara: peneliti - penyedia input - penjual produk - petani yang lebih akrab, akan lebih mengefektifkan kegiatan penyuluhan 14.Kepemimpinan yang semakin kreatif, akan lebih mengefektifkan kegiatan penyuluhan 15.Imbangan manfaat/biaya kegiatan penyuluhan akan semakin besar, jika selalu mempertimbangkan semua faktor yang mem-pengaruhinya, dari waktu ke waktu di setiap lokasi.
Strategi Penyuluhan Pertanian Tentang hal ini, secara konseptual, strategi sering diartikan dengan beragam pendekatan, seperti: 1.Strategi sebagai suatu rencana 2.Strategi sebagai kegiatan 3.Strategi sebagai suatu instrumen 4.Strategi sebagai suatu sistem 5.Strategi sebagai pola pikir
Dari pemahaman tentang beragam pengertian tentang "strategi" di atas, dapat disimpulkan bahwa apapun pengertian yang akan diberikan, strategi merupakan suatu proses sekaligus produk yang "penting" yang berkaitan dengan pelaksanaan dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk memenangkan persaingan, demi tercapainya tujuan.
KEDUDUKAN, PERAN, TUJUAN, DAN LINGKUP KEGIATAN Kedudukan Penyuluhan Pertanian Berbicara tentang kedudukan penyuluhan, dengan tepat menyebutnya sebagai “perantara” atau jembatan penghubung, antara lain : 1.Teori dan praktek, 2.Pengalaman dan kebutuhan, 3.Penguasa dan masyarakat, 4.Produsen dan pelanggan, 5.Sumber informasi dan penggunanya, 6.Antar sesama stakeholder agribisnis, 7.Antara masyarakat (di dalam) dan “pihak luar”.
kegiatan penyuluhan berperan sebagai jembatan dalam proses : 1.Distribusi informasi/inovasi, 2.Pemecahan masalah, 3.Pengambilan keputusan. Peran/Tugas Penyuluhan Mengemukakan beragam peran/tugas penyuluhan dalam satu kata yaitu edfikasi, yang merupakan akronim dari: Edukasi, Diseminasi informasi/inovasi, Fasilitasi, Konsultasi, Supervisi, Pemantauan dan Evaluasi
Terkait dengan hal ini, Undang Undang No. 16 Tahun 2006 tentang Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan pasal 4 merinci peran penyuluhan pertanian sebagai berikut : 1.Memfasilitasi proses pembelajaran bagi petani dan pelaku usaha pertanian lainnya; 2.Mengihtiarkan akses petani dan pelaku usaha pertanian lainnya ke sumber informasi, teknologi dan sumber daya lainnya agar mereka dapat mengembangkan usahanya; 3.Meningkatkan kemampuan manajerial dan kewirausahaan petani dan pelaku usaha pertanian lainnya; 4.Membantu petani dan pelaku saha pertanian lainnya dalam menumbuhkembangkan organisasinya menjadi organisasi ekonomi yang berdaya saing tinggi, bermoral dan berkelanjutan; 5.Membantu menganalisis dan memecahkan masalah serta merespon peluang dan tantangan yang dihadapi petani dan pelaku usaha pertanian lainnya dalam mengelola usahatani.
Tujuan Penyuluhan Pertanian Pembangunan, apapun pengertian yang diberikan terhadapnya, selalu merujuk pada upaya perbaikan, terutama perbaikan pada mutu-hidup manusia, baik secara fisik, mental, ekonomi maupun sosial- budaya-nya. Terkait dengan pemahaman tersebut, tujuan penyuluhan pertanian diarahkan pada terwujudnya perbaikan teknis bertani (better farming), perbaikan usahatani (better business), dan perbaikan kehidupan petani dan masyarakatnya (better living)
Lingkup Kegiatan lingkup kegiatan penyuluh sebagai agen pembaruan sebagaimana dikemukakan Kevin ke dalam 7 (tujuh) kegiatan pokok, yaitu : 1.Penyadaran 2.Menunjukkan adanya masalah 3.Membantu pemecahan masalah 4.Menunjukkan pentingnya perubahan 5.Melakukan pengujian dan demonstrasi 6.Memproduksi dan publikasi informasi 7.Melaksanakan pemberdayaan / penguatan kapasitas
PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN PERTANIAN Pengertian Tentang Perencanaan Program Penyuluhan Pengertian perencanaan itu sendiri, di dalam teori- teori menajemen antara lain diartikan sebagai: suatu proses pemilihan dan meng-hubung- hubungkan fakta serta menggunakannya untuk menyusun asumsi-asumsi yang diduga bakal terjadi di masa mendatang, untuk kemudian merumuskan kegiatan-kegiatan yang diusulkan untuk tercapainya tujuan-tujuan yang diharapkan.
Venugopal (1957) mendefinisikan perencanaan program sebagai: suatu prosedur kerja bersama-sama masyarakat dalam upaya untuk merumuskan masalah (keadaan-keadaan yang belum memuaskan) dan upaya pemecahan yang mungkin dapat dilakukan demi tercapainya tujuan dan penerima manfaat yang ingin dicapai
Di samping itu, Lawerence (Dahama dan Bhatnagar, 1980), menyata-kan bahwa perencanaan program (penyuluhan), menyangkut peru-musan tentang: 1.proses perancangan program, 2.penulisan perencanaan program, 3.rencana kegiatan, 4.rencana pelaksanaan program (kegiatan), dan 5.rencana evaluasi hasil pelaksanaan program tersebut.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah suatu proses pengambilan keputusan yang berdasarkan fakta, mengenai kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan demi tercapainya tujuan yang diharapkan atau yang dikehendaki. Selaras dengan pengertian-pengertian di atas, adanya suatu peren-canaan program penyuluhan akan memberikan "kerangka kerja" yang dapat dijadikan acuan oleh para penyuluh dan semua pihak yang terlibat (termasuk warga masyarakatnya) untuk mengambil keputusan tentang kegiatan-kegiatan yang seharusnya dilaksana-kan demi tercapainya tujuan pembangunan yang diinginkan.
Adapun beberapa alasan yang melatar-belakangi diperlukannya perencanaan program, dapat dikemukakan sebagai berikut : 1.Memberikan acuan dalam mempertimbangkan secara seksama tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara melak- sanakannya 2.Tersedianya acuan tertulis yang dapat digunakan oleh masya-rakat (umum) 3.Sebagai pedoman pengambilan keputusan terhadap adanya usul/saran penyempurnaan yang "baru“ 4.Memantabkan tujuan-tujuan yang ingin dan harus dicapai, yang perkembangannya dapat diukur dan dievaluasi
5.Memberikan pengertian yang jelas terhadap pemilihan tentang: a.kepentingannya dari masalah-masalah insidental (yang dinilai akan menuntut perlunya revisi program), dan b.pemantaban dari perubahan-perubahan sementara (jika memang diperlukan revisi terhadap program). 6. Mencegah kesalah-artian tentang tujuan akhir, dan mengem-bangkan kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan maupun yang tidak dirasakan 7. Memberikan kelangsungan dalam diri personel, selama proses perubahan berlangsung 8. Membantu pengembangan kepemimpinan 9. Menghindarkan pemborosan sumberdaya (tenaga, biaya, dan waktu), dan merangsang efisiensi pada umumnya 10. Menjamin kelayakan kegiatan yang dilakukan di dalam masya-rakat dan yang dilakasanakan sendiri oleh masyarakat setempat
Ukuran Perencanaan Program Yang Baik beberapa acuan tentang pengukurannya, yang mencakup : 1.Analisis fakta dan keadaan 2.Pemilihan masalah berlandaskan pada kebutuhan 3.Jelas dan menjamin keluwesan 4.Merumuskan tujuan dan pemecahan masalah yang m enjanjikan kepuasan 5.Menjaga keseimbangan 6.Pekerjaan yang jelas 7.Proses yang berkelanjutan 8.Merupakan proses belajar dan mengajar 9.Merupakan proses koordinasi 10.Memberikan kesempatan evaluasi proses dan hasilnya
Filosofi Program Penyuluhan Persyaratan prinsip-prinsip perencanaan pro-gram yang baik seperti itu, setiap penyusunan program perlu mem- perhatikan filosofi program penyuluhan sebagai berikut : 1.Bekerja berdasarkan kebutuhan yang dirasakan (felt- need) 2.Bekerja dilandasi oleh anggapan bahwa masyarakat ingin dibebaskan dari penderitaan dan kemiskinan 3.Harus dianggap bahwa, masyarakat menginginkan "kebebas-an 4.Nilai-nilai dalam masyarakat harus dipertimbangkan selayak-nya 5.Membantu dirinya sendir (self help) 6.Masyarakat adalah sumberdaya yang terbesar 7.Program mencakup perubahan sikap, kebiasaan, dan pola pikir
Lingkup Materi Program Penyuluhan lingkup materi program penyuluhan harus men-cakup segala aspek kegiatan yang berkaitan dengan upaya-upaya peningkatan produksi, peningkatan pendapatan serta perbaikan kesejahteraan masyarakat penerima manfaatnya. Tentang hal ini, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah : 1.Optimasi pemanfaatan sumberdaya untuk kegiatan produksi 2.Efisien sistem produksi 3.Efisiensi sistem pemasaran produksi 4.Pengelolaan usaha, termasuk pengelolaan ekonomi rumah tangga 5.Pengembangan sumberdaya keluarga (terutama pemuda dan wanita) 6.Pengembangan kelembagaan-ekonomi dan kelembagaan sosial 7.Pembinaan kepemimpinan
Keberhasilan Perencanaan Program Penyuluhan Keberhasilan suatu perencanaan program tidak hanya tergantung pada kualifikasi penyuluhan saja, tetapi juga sangat tergantung kepada kondisi faktor- faktor lain, diantaranya : 1.Identifikasi sistem sosial yang bersangkutan 2.Identifikasi mengenai "key individual" dalam struktur kekuasaan dari masyarakat penerima manfaat 3.Penerimaan tujuan program oleh key-individual 4.Peran serta secara aktif key-individual dan individu dalam masyarakat 5.Dorongan aktif dari setiap individu dalam masayarakat
Tahapan Perencanaan Program Penyuluhan Model Dinas Penyuluhan Federal (USA) yang terdiri dari atas 8 tahapan, yaitu: (1) pengumpulan fakta, (2) analisis keadaan, (3) identifikasi masalah, (4) penetapan tujuan yang ingin dicapai, (5) perumusan rencana kegiatan, (6) pelaksanaan rencana kegiatan, (7) rincian perkembangan dan hasil-hasil pelaksanaan rencana kegiatan, dan (8) rekonsiderasi setiap tahapan kegiatan dan dengan mengikutsertakan semua lapisan masyarakat
Perencanaan program penyuluhan tersebut memiliki tahapan-tahapan yang mencakup: 1.Pengumpulan data keadaan 2.Analisis dan evaluasi fakta-fakta 3.Identifikasi masalah 4.Pemilihan masalah yang ingin dipecahkan 5.Perumusan tujuan-tujuan dan/atau penerima manfaat-penerima manfaat 6.Perumusan alternatif pemecahan masalah 7.Penetapan cara mencapai tujuan (rencana kegiatan) 8.Pengesyahan program penyuluhan 9.Pelaksanaan Kegiatan 10.Perumusan rencana evaluasi 11.Rekonsiderasi
KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN Kelembagaan penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai entitas (kelompok, organisasi) yang terpanggil dan atau berkewajiban melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian. Organisasi merupakan: 1.Himpunan dari kelompok-kelompok orang yang saling bekerja sama untuk tercapainya tujuan tertentu. 2.Setiap organisasi terbagi menjadi kelompok- kelompok atau unit-unit kegiatan yang melaksanakan fungsi-fungsi tertentu. 3.Setiap organisasi memiliki struktur tata hubungan antar kelompok yang jelas.
Pengorganisasian dapat diartikan sebagai upaya untuk mengkoordinasikan atau menghubung-hubungkan kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap unit (kelompok) kegiatan yang ter- dapat dalam organisasi yang bersangkutan, demi tercapainya tujuan organisasi yang menjadi tujuan bersama. Sehubungan dengan hal ini, kegiatan penyuluhan juga memerlukan suatu bentuk organisasi tertentu. Hal ini, disebabkan karena: 1.Kegiatan penyuluhan melibatkan banyak pihak, yang terbagi dalam kelompok-kelompok atau unit kerja yang memiliki fungsi masing-masing, baik penentu kebijakan penyuluhan, penyuluh, maupun para "petani maju" yang sering diminta keterlibatannya sebagai penyuluh suka rela. 2.Kegiatan penyuluhan memiliki tujuan bersama, yaitu mengubah perilaku masyarakaat sasarannya agar dapat membantu dirinya sendiri dalam rangka memperbaiki mutu hidup dan kesejahteraan masyarakatnya.
Organisasi penyuluhan yang efektif, sedikitnya perlu diperhatikan tiga hal yang meliputi: 1.Kegiataan penyuluhan membutuhkan penyuluh yang andal dengan mobilitas tinggi, 2.Wilayah kerja penyuluhan (pertanian), pada umumnya tidak cukup memiliki pelayanan sosial yang memadai, 3.Organisasi penyuluhan yang menggunakan penyuluh-penyuluh yang juga harus melaksanakaan tugas-tugas administrasi dan "pengaturan" akan menghancurkan kredibilitas penyuluhan yang merupakan organisasi pendidikan.
pengorganisasian penyuluhan pertanian harus selalu memperhatikan pentingnya keterlibatan masyarakat sasaran untuk berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan pertanian, sejak di dalam perumusan masalah, tujuan kegiatan, dan pengambil keputus-an tentang perencanaan program penyuluhan, pelaksanaan kegiat-an, pemantauan kegiatan, maupun evaluasi kegiatannya. Hal ini, disebabkan karena: 1.Hanya masyarakat petani yang tahu pasti tentang masalah yang dihadapi, dan kegiatan yang perlu dilakukan sesuai dengan pandangan dan pola pikir mereka sendiri, 2.Hanya petani sendiri yang mampu memberikan umpan balik yang terpercaya, tentang sebab-sebab kelambanan adopsi inovasi yang ditawarkan oleh penyuluhnya, 3.Mereka sendirilah yang seharusnya menilai, apakah seorang penyuluh itu dinilai andal / tidak, serta apakah program penyuluhan itu dinilai berhasil / tidak.
Administrasi Penyuluhan Pertanian Administrasi sebagai manajemen operasi, atau salah satu fungsi manajemen untuk merencanakan, melaksanakan, mengorga nisasi, mengkoordinasi, dan mengawasi fungsi- fungsi manajemen yang lain. Beberapa fungsi administrasi penyuluhan yang perlu diperhatikan adalah: 1.administrasi personalia, 2.kemudahan dan perlengkapan bagi penyuluhan pertanian, 3.administrasi keuangan, 4.pelaporan dan evaluasi, dan 5.hubungan dengan lembaga-lembaga terkait lainnya.
KETENAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN Penyuluh disebutnya sebagai “agen perubahan” (change agent), yaitu seseorang yang atas nama pemerintah atau lembaga penyuluhan berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh (calon) penerima manfaat penyuluhan untuk mengadopsi inovasi. Karena itu, seorang penyuluh haruslah professional, dalam arti memiliki kualifikasi tertentu baik yang menyangkut kepribadian, pengetahuan, sikap, dan ketrampilan menyuluh tertentu.
Ragam Penyuluh Berdasarkan status dan lembaga tempatnya berkerja, penyuluh dibedakan dalam (UU No. 16 Tahun 2006): 1.Penyuluh Pegawai Negeri Sipil (PNS), yaitu pegawai negeri yang ditetapkan dengan status jabatan fungsional sebagai penyuluh 2.Penyuluh Swasta, yaitu penyuluh pertanian yang berstatus sebagai karyawan perusahaan swasta (produsen pupuk, pestisida, perusahaan benih/alat/mesin pertanian, dll). 3.Penyuluh swadaya, yaitu petani atau warga masyarakat yang secara sukarela melakukan kegiatan penyuluhan di lingkungannya.
Peran Penyuluh Setiap penyuluh (pertanian) harus mampu melaksanakan peran ganda sebagai : 1.Guru, 2.Penganalisa, 3.Penasehat, 4.Organisator,
Kualifikasi Penyuluh 4 (empat) kualifikasi yang harus dimiliki setiap penyuluh yang mencakup: 1.Kemampuan berkomunikasi, 2.Sikap penyuluh, 3.Kemampuan pengetahuan penyuluh, 4.Karakteristik sosial-budaya Penyuluh.
Persiapan Bagi Penyuluh Persiapan penyuluh itu meliputi : 1.Persiapan kepribadian, 2.Persiapan kajian lapang, 3.Persiapan untuk belajar, 4.Persiapan perlengkapan menyuluh.
Kunci Keberhasilan Penyuluh 4 (empat) hal lain yang menjadi kunci keberhasilan penyuluh, yaitu: 1. Change-agent efforts atau kerja-keras yang dilakukan oleh penyuluh, 2.Client Orientation, atau selalu mengacu kepada (keadaan, masalah, dan kebutuhan) penerima manfaat, 3.Compatibility with client’s needs, atau harus menyesuaikan kegiatannya dengan kebutuhan penerima manfaat, 4.Emphaty atau bertenggang-rasa, yaitu kemampuan mema-hami, merasakan, dan menempatkan diri sebagai penerima manfaatnya.