Pikiran menentukan kualitas kehidupan kita. apakah bahagia, sejahtera, luhur, mulia, baik atau sebaliknya. Pikiran menentukan bagaimana cara seseorang berkomunikasi, berperilaku dan bertindak. Pikiran merupakan sebuah kekuatan dahsyat yang tidak tampak tapi bisa kita kenali keberadaannya. (Yopy I. Ismael 2008)
Penyuluhan Pertanian Penyuluhan Pertanian merupakan suatu proses pendidikan non formal, dimana ada penyampaian pesan dari Komunikator (Penyuluh) kepada Komunikan (Penerima Manfaat/Petani) dengan menggunakan Media dan Metode tertentu yang tepat dengan tujuan ada perubahan perilaku (PSK) pada penerima manfaat sehingga terjadi peningkatan kesejahteraan hidup baik secara individu, keluarga dan masyarakat.
Penyuluh pertanian Sasaran Materi Metode Media Waktu Tempat TUGASTUGAS
Defenisi : 1. SKB Menteri Pertanian dan Menteri Dalam Negeri (1996) : PNS yang diberi tugas melakukan kegiatan penyuluhan pertanian secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada satuan organisasi lingkup pertanian. 2. Rogers : seseorang yang atas nama pemerintah atau lembaga penyuluhan berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran untuk mengadopsi inovasi 3. Boland : seseorang yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan penyuluhan
Layak untuk dipercaya, Tahu persis situasi petani sehingga dapat menunjukkan permasalahan yang dihadapi sekaligus menunjukkan alternatif pemecahannya, Selalu ada jika dibutuhkan, dalam arti penyuluh pasti punya waktu untuk sasaran Penyuluh tidak sering ganti
Kemampuan berkomunikasi Sikap penyuluh: menghayati profesinya, menyukai masyarakat sasaran, yakin bahwa inovasi yang disampaikan telah teruji Kemampuan penyuluh tentang: isi, fungsi, manfaat dan nilai-nilai yang terkandung dalam inovasi; segala sesuatu yang masyarakat suka atau tidak suka Kemampuan untuk mengetahui karakteristik sosial budaya wilayah dan sasarannya (bahasa, agama, kebiasaan, dll.)
Fasilitator Sebagai Fasilitator : orang yang memberikan fasilitas atau kemudahan Mediator Sebagai Mediator : orang yang menghubungkan lembaga pemerintah / lembaga penyuluhan dengan sasaran Dinamisator Sebagai Dinamisator : orang yang dapat menimbulkan (menjadikan) dinamis
Kehidupan sesungguhnya dimulai dari cara berpikir positif yang akan mengundang berbagai energi positif lain untuk membentuk kehidupan kita yang bahagia. perlu latihan yang terus menerus dan terfokus. Lingkungan kehidupan kita baik di rumah, di organisasi, di kantor seringkali tanpa kita sadari telah menanggalkan “baju kebahagiaan” yang kita miliki sedikit demi sedikit. Kita harus kembali berusaha memakainya, karena fitrah kehidupan yang kita inginkan adalah kebahagiaan di dunia sampai ke akhirat.
Sasaran: Seseorang yang berperan sebagai partner penyuluh pertanian Bukan sebagai obyek penyuluhan Orientasi penyuluhan
Petani dan keluarganya Langsung terlibat dalam kegiatan Petani: tidak bodoh; mempunyai harga diri; memiliki banyak pengalaman; menjunjung norma, adat istiadat, dll.; memerlukan bukti nyata Perlu dilakukan identifikasi sebelum melaksanakan penyuluhan
Tidak terlibat langsung/bukan pelaksana kegiatan bertani, tetapi secara langsung /tidak langsung terlibat dalam penentuan kebijakan dan/atau menyediakan kemudahan-kemudahan pelaksanaan dan pengelolaan usahatani Pimpinan lembaga pertanian, peneliti/ilmuwan, lembaga perkreditan, pedagang, produsen dan penyalur saprodi-alsintan, pengusaha/industri pengolahan hasil pertanian Pertemuan ke 2 dan ke 3
Secara langsung atau tidak langsung tidak memiliki hubungan dengan kegiatan pertanian tetapi dapat dimintai bantuan guna kelancaran penyuluhan pertanian Pekerja sosial, seniman, biro iklan, konsumen hasil pertanian
Materi Penyuluhan ATAU Materi Penyuluhan : semua pesan atau informasi yang ingin disampaikan (dikomunikasikan) oleh seorang penyuluh kepada masyarakat penerima manfaat ATAU pesan yang ingin disampaikan dalam proses komunikasi pembangunan dengan menggunakan metode & Media yang tepat... Materi penyuluhan Penerima Manfaat Metode dan Media Penyuluh
Pesan Pesan yang disampaikan harus bersifat inovatif yang mampu mengubah atau mendorong terjadinya perubahan2 ke arah pembaharuan dalam aspek kehidupan masyarakat sasaran sehingga terwujudnya perbaikan mutu hidup individu dan seluruh masyarakat yang bersangkutan.
a. Bersifat Informatif b. Bersifat Persuasif c. Bersifat Intertainment
1. Sumber resmi dari Instansi Pemerintah 2. Sumber resmi dari Lembaga Swasta 3. Pengalaman Petani 4. Publikasi, Media Massa, Internet, dll.
a. Berisikan pemecahan masalah yang sedang dan akan dihadapi b. Berisikan petunjuk dan rekomendasi, yang harus dilaksanakan c. Bersifat Instrumental
Vital50% Important 30 % Helpful20% Superfluous 0%
Materi Pokok Materi Pokok (Vital 50%) : materi yg benar2 dibutuhkan dan harus diketahui oleh PM utama. Materi Penting Materi Penting (Important 30%) : materi yg berisikan pemahaman tentang segala sesuatu yg berkaitan dengan kebutuhan yang dirasakan oleh PM. Materi Penunjang Materi Penunjang (helpful 20%) : materi yg masih berkaitan dg kebutuhan yg dirasakan, yg sebaiknya diketahui oleh PM untuk memperluas pengetahuan tentang kebutuhan yg dirasakan. Materi Mubazir Materi Mubazir (superfluous 0%) : materi yg sebenarnya tidak perlu dan tidak ada hubungannya dg kebutuhan yang dirasakan oleh PM.
Communicare: Berpartisipasi / Memberitahukan Communis: Milik bersama / berlaku dimana-mana Communis Opinio: Pendapat umum / Mayoritas Sebagai upaya menyampaikan sesuatu ( informasi) kpd masy. Luas, agar diketahui dan menjadi milik bersama.
Berlo, 1960 Berlo, 1960 : Suatu proses penyampaian pesan dari sumber ke penerima. Schramm, 1977 Schramm, 1977 : Proses penggunaan pesan oleh dua orang atau lebih, dimana semua pihak saling berganti peran sebagai pengirim dan penerima pesan, sampai ada saling pemahaman atas pesan yang disampaikan oleh semua pihak.
Model Komunikasi Garis Lurus (Linier) Model Komunikasi Memusat (Convergence) SumberPenerima SumberPenerima Berlo, 1960 Schramm, 1977
Siapa Pesan Media Tempat Situasi
Latar belakang Bahasa Sikap Waktu Lingkungan
1. Penyuluh dan Sasaran # Hambatan !! a. Kekurangterampilan b. Kesenjangan tingkat pendidikan c. Sikap kurang saling menerima d. Perbedaan latar belakang sosial budaya # Solusi ?? a. Meningkatkan keterampilan berkomunikasi b. Menyampaikan pesan dg bahasa yg mudah c. Bersikap baik ( meskipun sadar tdk disukai) d. Memahami, mengikuti, atau setidak2nya tdk menyinggung nilai sosbud sasaran
Mendengarkan proses aktif menerima rangsangan (stimulus) telinga. Mendengarkan adalah ketrampilan yang sangat penting, tetapi umumnya kita memiliki ketrampilan yang buruk. Penelitian Rankin (1928) 45 % mendengarkan 30 % berbicara 16 % membaca 9 % menulis Penelitian Rankin (1928) 45 % mendengarkan 30 % berbicara 16 % membaca 9 % menulis Penelitian Barker (1980) 53 % mendengarkan 17 % membaca 16 % berbicara 14 % menulis Penelitian Barker (1980) 53 % mendengarkan 17 % membaca 16 % berbicara 14 % menulis
Pesan 2. Pesan Syarat : a. Mengacu pada kebutuhan dan disampaikan saat sedang dan atau segera dibutukan b. Disampaikan dg bahasa yg mudah dipahami c. Tdk memerlukan korbanan yg berat d. Ada harapan peluang berhasil yg tinggi e. Dapat diterapkan
Media / Saluran Komunikasi 3. Media / Saluran Komunikasi a. Bebas gangguan ( teknis / sosbud dan psikologi) b. Sesuai dg selera masy. set4 c. Mempertimbangkan kemampuan sumberdaya (dana, keterampilan, dan peralatan)
Dalam proses komunikasi terdapat lima komponen atau unsur penting dalam komunikasi yang harus kita perhatikan yaitu: sender, massage, delivery channel atau media, receiver dan efect/umpan balik (feedback). Melalui proses komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut. Secara sederhana menurut Tubbs dan Moss (1996) komunikasi dikatakan efektif bila orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudkannya
komunikasi dikatakan efektif bila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan oleh pengirim atau sumber berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima. Syarat utama dalam komunikasi efektif adalah karakter yang kokoh yang dibangun dari fondasi integritas pribadi yang kuat, disertai dengan kepercayaan pada orang lain. Covey mengusulkan ada enam hal utama yang dapat menambah kekuatan emosi dalam menjalin hubungan dengan sesama yaitu :
Berusaha benar-benar mengerti orang lain Ini adalah dasar dari apa yang disebut emphatetic communication (komunikasi empatik). Ketika berkomunikasi dengan orang lain, kita mungkin mengabaikan orang itu dengan tidak serius membangun hubungan yang baik. Kita mungkin berpura-pura. Kita mungkin secara selektif berkomunikasi pada saat kita memerlukannya, atau kita membangun komunikasi yang atentif (penuh perhatian) tetapi tidak benar-benar berasal dari dalam diri kita. Bentuk komunikasi tertinggi adalah komunikasi empatik, yaitu melakukan komunikasi untuk terlebih dahulu mengerti orang lain – memahami karakter dan maksud/tujuan atau peran orang lain. Kebaikan dan sopan santun yang kecil-kecil begitu penting dalam suatu hubungan – hal-hal yang kecil adalah hal-hal yang besar. Memenuhi komitmen atau janji Menjelaskan harapan Penyebab dari hampir semua kesulitan dalam hubungan berakar di dalam harapan yang bertentangan atau berbeda sekitar peran dan tujuan. Harapan harus dinyatakan secara eksplisit. Meminta maaf Integritas
Limahukum komunikasi yang efektif yang dikembangkan dan rangkum dalam satu kata yang mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu REACH, yang berarti merengkuh atau meraih. Karena sesungguhnya komunikasi itu pada dasarnya adalah upaya bagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon positif dari orang lain. 1. Respect Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. 2. Empathy Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Dengan memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain.
.Audible Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan. Clarity Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Kesalahan penafsiran atau pesan yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran akan menimbulkan dampak yang tidak sederhana. Humble Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Sikap menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar.
Bagaimana cara mengukur keefektifan komunikasi? Kita tidak dapat menilai keefektifan komunikasi bila apa yang kita maksudkan tidak jelas; kita harus benar-benar tahu apa yang kita inginkan. Menurut Tubbs and Moss (1999) terdapat 5 hasil utama yang dapat dijadikan ukuran bagi komunikasi yang efektif : Pemahaman Penerimaan cermat atas kandungan rangsangan seperti yang dimaksudkan oleh pngirim pesan. Komunikator dikatakan efektif bila penerima memperoleh pemahaman yang cermat atas pesan yang disampaikannya. Kesenangan Timbulnya rasa senang dan terhibur atau mempertahankan hubungan insani Pengaruh pada sikap Hubungan yang makin baik Tindakan
Melalui komunikasi, proses perubahan perilaku yang menjadi tujuan penyuluhan sebenarnya dapat dilakukan melalui 4 (empat) cara, yaitu: Secara persuasive atau bujukan, yakni perubahan perilaku yang dilakukan dengan cara menggugah perasaan sasaran secara bertahap sampai dia mau mengikuti apa yang dikehendaki oleh komunikator. Secara pervasion atau pengulangan, yakni penyampaian pesan yang sama secara berulang-ulang, sampai sasarannya mau mengikuti kehendak komunikator. Secara compulsion, yaitu teknik pemaksaan tidak lang-sung dengan cara menciptakan kondisi yang membuat sasaran harus melakukan/menuruti kehendak komunikator. Misalnya, jika kita menginginkan petani menerapkan pola tanam: padi-padi, palawija di lahan yang berpengairan terjamin, dapat dilakukan dengan memutuskan jatah pengairan ke wilayah tersebut. Secara coersion, yaitu teknik pemaksaan secara langsung, dengan cara memberikan sanksi (hadiah atau hukuman) kepada mereka yang menurut/melanggar anjuran yang diberikan. Misalnya, memberikan penghargaan kepada petani pengguna pupuk organik, atau melakukan pencabutan terhadap tanaman petani yang tidak direkomendasikan.
Kendala umum yang menyebabkan kegagalan komunikasi, adalah: 1) Komunikasi yang tidak efisien, yang disebabkan karena: a. Tujuan komunikasi yang tidak jelas, baik menurut penyuluh maupun bagi masyarakat sasarannya, terutama jika penyuluh kurang melakukan persiapan menyuluh. b. Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh komunikator (gerakan-gerakan, ucapan-ucapan yang selalu dilakukan secara berulang-ulang) 2) Salah pengertian, yang disebabkan karena: a. Perbedaan tujuan penyuluh yang berbeda dengan tujuan sasarannya, dan b. Perbedaan latar belakang: pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya penyuluh dengan sasarannya.
Sehubungan dengan itu, Cooley memberikan acuan untuk mengefektifkan komunikasi dalam penyuluhan, yaitu dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1.Harus diupayakan adanya kepentingan yang sama (overlaping of interest) antara kebutuhan yang dirasakan oleh penyuluh dan masyarakat sasarannya. 2.Pesan yang disampaikan harus merupakan (salah satu) pemecahan masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat sasarannya, 3.Komunikator meyakini keunggulan pesan yaang disam-paikan, dan ia memiliki keyakinan bahwa masyarakat sangat mengharapkan bantuannya. 4.Pesan yang disampaikaan harus mengacu kepada kepuasan dan perbaikan mutu hidup kedua belah pihak (terutama bagi sasarannya).
Diam dan Menyimak Tidak Memotong Pembicaraan Tidak meninggalkan lawan bicara Tidak menepis pembicaraan lawan Tidak berusaha menunjukkan bahwa kita lebih pandai
Mengulangi kata demi kata Mengatakan kembali isi Merefleksikan perasaan Mengatakan kembali isi serta merefleksikan perasaan Melihat kapan empati tidak diperlukan
PROSES BELAJAR DALAM PENYULUHAN PERTANIAN
Orang tidak boleh berhenti belajar dalam hidupnya. Dengan belajar hal-hal yang baru, orang menyerap ilmu-ilmu baru. Dengan demikian, kejenuhan dalam rutinitas itu dapat diatasi. Hidup yang penuh kebijaksanaan menjadi bagian dari cara hidup kita sehari-hari. Artinya, kita mampu menjalani hidup ini dengan penuh kegembiraan dan bahagia.
Belajar Untuk meningkatkan kemampuan manusia agar dapat mempertahankan atau bahkan memperbaiki mutu keberadaannya agar menjadi semakin baik (Amien, 2005) Tujuan Sekedar ingin tahu Pemenuhan jangka pendek Pemenuhan jangka panjang Pemenuhan jangka pendek ≠ hsl belajar Pemenuhan jangka panjang ≠ hsl belajar (Kilber, et al (1981)) Motivasi Pelarian diri dari keadaan rutin Peningkatan profesionalisme Tuntutan perbaikan kesejahteraan Minat kognitif Tekanan / paksaan dari luar (Darkenwaldt, 1984)
Prinsip Belajar Prinsip Latihan (Pratice) Prinsip Menghubungkan (Association) Prinsip Akibat (Effect) Prinsip Kesiapan (Readiness)
PBM Bersifat HorisontalKedudukan PenyuluhPeran PenyuluhPersiapan Pelaksanaan PenyuluhanMateriTempat dan WaktuKeberhasilan Proses Belajar
Harus terencana / telah direncanakan sebelumnya (bukan mendadak/insidental) Sesuai dengan kebutuhan sekarang dan akan datang Bermanfaat Diawali dg “scopping” penelusuran program pendidikan yg diperlukan Analisis kebutuhan (need assesment) Program / Acara Penyuluhan
Belajar KonsepBelajar PrinsipMultiple DescriminationBelajar Memecahkan MasalahBelajar Partisipatif
Umur Individu Bakat Kapasitas Belajar Tujuan Belajar Tingkat Aspirasi Pengertian tentang hal yang akan dipelajari Pengertian tentang keberhasilan dan kegagalan
Sebagai orang beriman, kita tentu menyertakan Tuhan dalam hidup kita. Kita yakin bahwa Tuhan senantiasa membantu kita dengan memberikan semangat dalam menjalani hidup ini. Tuhan memacu kita dengan firman-firmanNya yang menyegarkan jiwa kita. Untuk itu, kita mesti tetap membuka hati kita kepada Tuhan. Kita membiarkan Tuhan masuk dan memberikan semangat bagi perjalanan hidup kita. Tuhan memberkati.
Adopsi Adopsi : sbg proses penerimaan inovasi dan atau perubahan perilaku ( cognitive, affective, psychomotoric ) pada diri seseorang setelah menerima “inovasi” yg disampaikan penyuluh.
Pemaksaan ( Coersion )Bujukan ( Persuasive )Pendidikan ( Learning )
1. Sifat / karakteristik inovasi 2. Sifat / karakteristik calon pengguna 3. Pengambilan keputusan adopsi 4. Saluran atau media yang digunakan 5. Kualifikasi penyuluh
Rogers & Shoemaker (1971) Ide-ide baru, praktek-praktek baru, atau obyek-obyek yg dpt dirasakan sebagai sesuatu yg baru oleh individu atau masy. Sasaran penyuluhan Mardikanto (1988) Sesuatu ide, produk, info teknologi, kelembagaan, perilaku, nilai-nilai, dan praktek-praktek baru yg belum banyak diketahui, diterima, dan digunakan/diterapkan/dilaksanakan oleh sebagian besar warga masy. dalam suatu lokalitas t3, yg dpt atau mendorong terjadinya perubahan2 di segala aspek kehidupan masy. demi selalu terwujudnya perbaikan mutu hidup setiap individu dan seluruh warga masy. Yg bersangkutan.
Sifat intrinsik inovasi : 1. Info ilmiah yg melekat pada inovasi 2. Nilai / keunggulan yg melekat pada inovasi 3. Tingkat kerumitan inovasi 4. Mudah / tdk inovasi utk dikomunikasikan 5. Mudah / tdk inovasi dicoba 6. Mudah / tdk inovasi diamati
Sifat ekstrinsik inovasi : 1. Kesesuaian inovasi dg lingkungan 2. Tingkat keunggulan relatif dari inovasi yg ditawarkan
Jenjang Kepentingan Sifat Inovasi 1Tingkat Keuntungan 2Biaya yg diperlukan 3Tingkat Kerumitan / Kesederhanaan 4Kesesuaian dg Lingk. Fisik 5Kesesuaian dg Lingk. Budaya 6Tingkat mudahnya dikomunikasikan 7Penghematan Tenaga Kerja dan Waktu 8Dapat / tidaknya dipecah-pecah / dibagi
Kemampuan dan keterampilan penyuluh untuk berkomunikasi Pengetahuan penyuluh tentang inovasi yg akan disuluhkan Sikap penyuluh ( inovasi, sasaran, profesi) Kesesuaian latar belakang, sosial budaya penyuluh – sasaran
Kecepatan adopsi Kualitas Penyuluh “ Mempromosikan ” Ber-Emphaty