Eka Maharani Neilis Sa’adah Muhammad keprianto Okkie fernando Khairul Nasri Devitasari Fitri Yani INDERA PENCIUMAN.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Media Pembelajaran Sistem Respirasi Manusia
Advertisements

Bab 7 SISTEM PERNAPASAN XI IPA 1 Oleh kelompok 2: Anggari Kirana Dewi
Sistem Indera SiswaNF.com.
Standar kompetensi & kompetensi dasar
ALAT INDRA MANUSIA BAB 2 IPA.
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
1. FRANKY MARTION(17) 2. MIM JAZULI(25) 3. OKI RISKI KARLISNA(31) 4. RONALD GUNTORO(35) 5. UMMUL AMANIA SARI(38) 6. YOGA ARFYAN(41) INDERA PENCIUMAN.
Susunan respirasi. Gambaran anatomi sistem pernafasan
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
Faktor yang mempengaruhi persepsi
SISTIM PERNAFASAN. SISTIM PERNAFASAN Tujuan pembelajaran: Menjelaskan struktur dan fungsi kavitas nasalis dan faring Menjelaskan struktur laring dan.
SISTEM RESPIRASI MANUSIA
Biology / Natural Science / 11st grade 46 Senior High School Jakarta
MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISTEM PERNAFASAN MANUSIA
SISTEM SARAF IX / I Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Otak dan Saraf Kranial By : Dyan & Aulia.
SISTEM PERNAPASAN (RESPIRASI MANUSIA)
Respiratory System dr. Ch. Tri Nuryana, M.Kes.
PANCA INDERA.
SISTEM SARAF.
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN
SISTEM RESPIRASI drh. Handayu Untari.
PANCA INDRA PADA MANUSIA
System Respiratory Dosen Pengampu : Prof.Dr.Ir. Woro Busono, MS
Sistem Pernafasan Manusia
SISTEM INDERA MANUSIA Kelompok 7: Tutut Widiyanti
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
Hidung dan Sinus paranasal
Penciuman – penglihatan- pendengaran- peraba - pengecap
SISTEM RESPIRASI Bernafas ???? Tujuan ???.
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA KOMPETENSI DASAR STANDAR KOMPETENSI
Saluran nafas atas.
ANATOMI SISTEM PERNAFASAN
TUTORIAL KLINIK : ANATOMI MATA
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
Review Anatomi dan Fisiologi Mata Irma Nur Amalia, S.Kep., Ners
HIDUNG BUNTU (OBSTRUKSI NASI)
ANATOMI - FISIOLOGI HIDUNG & SINUS PARANASAL
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENGINDERAAN
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
Assalamualaikum wr. wb Kelompok 2: M. Ichsanudin ( )
Sistem Indera Fungsi Indera : menanggapi rangsang dari luar tubuh (cahaya, suhu, tekanan, suara, sentuhan)
“(SISTEM PERTAHANAN TUBUH)”
HISTOLOGI PADA ORGAN PENYUSUN SISTEM RESPIRASI
PHONORESEPTOR & STATORESEPTOR
Kelainan pada sistem saraf
Polip Polip hidung adalah pertumbuhan jaringan pada saluran pernapasan hidung atau pada sinus. Polip adalah jaringan yang lembut, tidak terasa sakit.
Akper Pemkab Cianjur tahun 2015
Terapi Jus & Diet (7.10): Jenis-jenis Penyakit dan Resep Terapinya
dr. Huriatul Masdar, M.Sc 21 November 2011
FAAL PENGHIDU.
SYSTEMA RESPIRATORIUM Nur Auliyah Firdaus, S.ST.
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
INDERA PENDENGARAN.
Yustisio arya nugroho dan naufal fawaz zahran
GENERAL SENSE I NJOMAN WIDAJADNJA.
Nama : FIFI FITRIANI XI IPA2
ANATOMI SISTEM RESPIRASI Oleh : dr. Neni Destriana.
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
HISTOLOGI HIDUNG.
Indera Penciuman Kelompok Disusun oleh Dwi Riska Putri
Naufal Muntaaza Waliy H CI-BI 2 SMAN 1 SUMEDANG
Kuliah Rinologi Tadulako
TUJUAN PEMBELAJARAN Jenis-jenis Pernapasan Penyakit atau Gangguan pada Sistem Pernapasan Mekanisme Pernapasan Struktur Organ Pernapasan Fase Pernapasan.
Gangguan pada sistem pernapasan Ika Rian Sari, S.Pd.
SISTEM PERNAPASAN BY : LELY ENDAH RINI, S.Si. PENDAHULUAN Pernapasan: proses pertukaran gas dari MH dengan gas di lingkungan Respirasi: perombakan bahan.
Oleh: Irmagian Paleon, MD. Sistem saraf Sistem Saraf Pusat Sistem Saraf Tepi Divisi aferen Divisi eferen Sistem saraf Somatis Sistem saraf Otonom Sistem.
Transcript presentasi:

Eka Maharani Neilis Sa’adah Muhammad keprianto Okkie fernando Khairul Nasri Devitasari Fitri Yani INDERA PENCIUMAN

Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau sesuatu dari aroma yang dihasilkan. Kita mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk dengan yang masih segar dengan mudah hanya dengan mencium aroma makanan tersebut. Di dalam hidung kita terdapat banyak sel kemoreseptor untuk mengenali bau.

 JALAN UTAMA KELUAR MASUKNYA UDARA PERNAPASAN  SEBAGAI INDERA PENCIUMAN  ALAT MENGATUR SUHU DAN KELEMBAPAN UDARA  UNTUK RESONANSI UDARA  MEMBANTU PROSES BICARA  PENYARING UDARA FUNGSI HIDUNG

ANATOMI HIDUNG  HIDUNG LUAR (Nasus eksternus):  dorsum nasi  apeks nasi  radiks nasi  ala nasi  HIDUNG DALAM (Nasus internus):  cavum nasi (rongga hidung)  septum nasi  SINUS PARANASALIS:  sinus frontalis  sinus maksilaris  sinus (sel-sel) ethmoidalis  sinus sfenoidalis

HIDUNG LUAR (Nasus eksternus) dorsum nasi apeks nasi radiks nasi ala nasi

 SEPTUM NASI : BAGIAN YANG MENOPANG DORSUM NASI (BATANG HIDUNG) DAN MEMBAGI RONGGA HIDUNG MENJADI DUA BAGIAN.  SEPTUM NASI JUGA DISEBUT SEBAGAI DINDING PEMISAH NOSTRIL (LUBANG HIDUNG) YANG TERSUSUN ATAS TULANG YANG SANGAT TIPIS.  SEPTUM NASI TERDIRI ATAS DUA BAGIAN : 1. BAGIAN ANTERIOR 2. BAGIAN POSTERIOR

 NASAL CAVITY ( RONGGA HIDUNG )  RONGGA HIDUNG DIPISAHKAN OLEH LANGIT – LANGIT MULUT YANG DISEBUT DENGAN PALATE. RONGGA HIDUNG TERDIRI ATAS : A.VESTIBULUM YANG TERLETAK PADA BAGIAN ANTERIOR MENUJU KE POSTERIOR YANG BERBATASAN DENGAN NASOFARING. VESTIBULUM DILAPISI OLEH SEL SUBMUKOSA SEBAGAI PROTEKSI. B.RAMBUT HALUS YANG BERFUNGSI SEBAGAI PENAPIS UDARA. C.STRUKTUR KONKA YANG BERFUNGSI SEBAGAI PROTEKSI TERHADAP UDARA LUAR KARENA STRUKTURNYA BERLAPIS. D.SEL SILIA YANG BERPERAN UNTUK MENYARING UDARA DAN MEMBERSIHKAN UDARA YANG MASUK

CARA KERJA INDERA PENCIUMAN INDERA PENCIUMAN ATAU PEMBAU DIBANGUN OLEH JARINGAN EPITEL OLFAKTORI DAN SEL SEL RESEPTOR OLFAKTORI. SEL OLFAKTORI MERUPAKAN SEL SARAF YANG TERDAPAT DIDALAM LAPISAN MUKUS/LENDIR JAR.EPITEL RONGGA HIDUNG BAG.ATAS. SEL RESEPTOR OLFAKTORI MEMILIKI RAMBUT – RAMBUT OLFAKTORI YANG TERBENAM DALAM LAPISAN MUKUS. PADA RAMBUT OLFAKTORI INILAH TERDAPAT PROTEIN RESEPTOR BAU.

PROSES TERCIUMNYA BAU oBAU TERHIRUP BERSAMA UDARA ~>BERDIFUSI DIDALAM LAPISAN MUKUS DAN BERIKATAN DGN RESEPTOR PADA DENDRIT ~>SEL _ SEL RESEPTOR OLFAKTORI TERANGSANG DAN MENIMBULKAN IMPULS SARAF ~>IMPULS SARAF DIKIRIM KE PUSAT PENCIUMAN DI OTAK ~>DI OTAK INFORMASI BAU DIOLAH ~> SENSASI BAU TERCIUM

Hidung luar dibentuk oleh tulang dan tulang r awan yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot yang berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung. Kerangka tulang terdiri dari : 1. Sepasang os nasalis ( tulang hidung ) 2. Prosesus frontalis os maksila 3. Prosesus nasalis os frontalis HIDUNG LUAR (Nasus eksternus)

Sedangkan kerangka tulang rawan terdiri dari beberapa pasang tulang rawan yang terletak dibagian bawah hidung, yaitu : 1. Sepasang kartilago nasalis lateralis superior 2. Sepasang kartilago nasalis lateralis inferior ( kartilago alar mayor ) 3. Beberapa pasang kartilago alar minor 4. Tepi anterior kartilago septum nasi

HIDUNG DALAM Os nasale Konka inferior Konka media Septum nasi Cavum nasi

Cavum nasi (rongga hidung) – Trdpt tonjolan & lipatan selaput lendir hidung, yg disebut konka, tdd : konka nasalis inferior konka nasalis media konka nasalis superior – Meatus nasi inferior  ruang antara dasar cavum nasi dg konka nasalis inferior – Meatus nasi media  ruang antara konka nasalis inferior dg media – Meatus nasi superior  ruang antara konka nasalis media dg superior HIDUNG DALAM (Nasus Internus)

SINUS PARANASALIS Disekitar rongga hidung trdpt rongga2 => sinus paranasalis Tdd : – Sinus frontalis – Sinus maksilaris – Sinus sfenoidalis – Sinus ethmoidalis Sinus2 ini juga dilapisi selaput lendir seperti hidung, sehingga bila terjadi peradangan maka cairan lendir tdk bisa keluar akibatnya sinusitis

Sinus frontalis Hyatus maxillaris Sinus sphenoidalis Sinus ethmoidalis Sinus maxillaris

SINUS MAXILLARIS Terbesar, bentuk piramid, tdp.pd. Corpus maxilla Apex ke depan sampai os zygomaticus Atap dari sinus dibentuk oleh dasar cavum orbita Radix gigi M2 sering menonjol ke dasar sinus Bermuara ke meatus nasi media : Hyatus Semilunaris Letak muara lebih cranial dari dasar sinuspenyulit terapi sinusitis o.k drainage secret terhambat SINUS FRONTALIS Derajat meluasnya ke dalam os. frontalis sangat bervariasi Pada umumnya tidak simetris Bermuara ke meatus nasi media

SINUS ETHMOIDALIS ANTERIOR – Berupa sel-sel yang terisi udara – Bermuara ke meatus nasi media SINUS ETHMOIDALIS POSTERIOR – Bermuara ke meatus nasi superior SINUS SPHENOIDALIS – Muara : Recessus spheno-ethmoidale – Berbatasan dengan : Cranial :Fossa hypophise dan chiasma optica Lateral : Sinus cavernosus di fossa cranii anterior Caudal : Cavum nasi

FISIOLOGI HIDUNG Indera Penciuman

FISIOLOGI HIDUNG Alat pencium terdapat dalam rongga hidung dari ujung saraf otak nervus olfaktorius Serabut saraf ini timbul pd bag. atas selaput lendir hidung => area olfaktoria N. olfaktorius dilapisi oleh sel2 yg sangat khusus yg mengeluarkan fibril2 yg halus, terjalin dg serabut2 dari bulbus olfaktorius Bulbus olfaktorius mrpkan lanjutan dr bagian otak yg ujung2 akhirnya menembus lempeng kribiformis dasar tulang otak (os ethmoidalis) yg berlubang2 N. olfaktorius terletak pd os ethmoidalis

FISIOLOGI HIDUNG Dari bulbus olfaktorius, penciuman dihantarkan melalui traktus olfaktorius menuju pusat olfaktoria pd otak bagian lobus temporalis, tempat penciuman ditafsirkan

FISIOLOGI HIDUNG Bau yg masuk ke rongga hidung akan merangsang n. olfaktorius di bulbus olfaktorius Indera bau bergerak lewat traktus olfaktorius dg perantaraan stasiun penghubung hingga mencapai daerah penerima akhir dlm pusat olfaktorius pd lobus temporalis di otak besar tempat penafsiran bau tsb. Rasa penciuman dirangsang oleh gas yg masuk dan akan mudah hilang pd bau yg sama dlm waktu lama

Rangsangan reseptor hanya berespon thd senyawa2 yg kontak dg epitel olfaktorius dan dilarutkan dlm lapisan tipis mukus yg menutupinya Ambang olfaktorius yg menggambarkan sensitivitas hebat reseptor olfaktorius thd sejumlah senyawa yg dpt dicium pd konsentrasi >500pg/L diubah 30% dr sebelum dpt dideteksi. Molekul penghasil bau mengandung 3-20 atom karbon yg memiliki bau yg berbeda FISIOLOGI HIDUNG

Manusia dpt membedakan bau yg berbeda & menghasilkan pola ruang yg berbeda dr peningkatan aktivitas metabolik di dlm olfaktoria Bau khusus bergantung pd pola ruang perangsangan reseptor dlm membran mukosa olfaktorius Bila seseorang scr kontinyu terpapar pd bau yg paling tdk disukai, mk perserpsi bau menurun lalu berhenti. Ini disebabkan oleh adaptasi yg cukup cepat yg timbul dlm sistem olfaktorius FISIOLOGI HIDUNG

Indera penciuman : Akan melemah bila selaput lendir hidung sangat kering, terlalu basah, atau membengkak spt saat influenza Akan menghilang akibat cedera pd kepala Batas ambang meningkat seiring pertambahan usia

Hubungan Indera Pembau dan Indera Pengecap  Apabila ada gangguan pada indera pembau, maka kita tidak dapat mengecap dengan baik.  Ketika seseorang menderita sakit pilek, maka makanan terasa hambar rasanya dan kita tidak dapat mencermati bau dengan baik.  Inilah bukti bahwa antara organ pembau dengan pencium saling bekerja dengan baik.  Aroma makanan yang berada di rongga dalam hidung tidak dapat tercium karena serabut saraf di situ tertutup oleh lendir pilek. Kita merasakan bau buah apel berbeda dengan jeruk dan pepaya karena adanya organ pembau.

KELAINAN PADA PENCIUMAN (HIDUNG) Anosmia = tidak adanya indera penciuman Hiposmia= pengurangan sensitivitas olfaktorius Disosmia= indera penciuman berubah

Kelainan dapat disebabkan oleh :  Penyumbatan rongga hidung akibat pilek.  Terdapat polip atau tumor di rongga hidung.  Sel rambut rusak akibat infeksi kronis.  Gangguan pada saraf olfaktori.  Rinitis alergi adalah kelainan pada hidung dengan gejala- gejala bersin-bersin, keluarnya cairan dari hidung, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar dengan allergen (zat yang menyebabkan alergi pada orang- orang tertentu).

THANK YOU