PENGARUH PERAK NITRAT TERHADAP PEROLEHAN KEMBALI EMAS DENGAN METODE SIANIDASI PADA BIJIH EMAS DI DESA KERTAJAYA, KEC. SIMPENAN, KAB. SUKABUMI Nama : Erwin Rangga Fitriawan ( ) Jurusan : T.Pertambangan FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA 2017
Latar belakang Desa Kertajaya, Kabupaten Sukabumi, memiliki limbah pengolahan bijih yang melimpah, dan terbengkalai. Limbah-limbah tersebut berasal dari sisa-sisa pengolahan penambangan rakyat Desa Kertajaya. Berbagai penelitian telah dilakunan untuk mengolah bijih emas dengan meningkakan recovery. Dipenelitian sebelumnya pengaruh konsentrasi Sodium Cyanide (NaCN) terhadap pengolahan bijih emas menghasilkan nilai recovery rendah 31,39% (maharani,2016) Berbagai penelitian telah dilakukan guna mendapatkan nilai recovey yang tinggi, dengan penambahan zat aditif Pb(NO 3 ) 2 atau timbal (leed nitrat) dalam pengolahan bijih emas berkadar rendah. Pengunaan Pb(NO3)2, dengan dosis CN 450 ppm, menghasilkan nilai recovery yang tinggi recovery 93,92 %. (Sarempa, 2013).
. Rumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini mencangkup : 1.Bagaimana menentukan Recovery emas pada pengolahan kembali bijih emas dengan metode heap leaching, dengan penambahan variable perak nitrat 1-4gr banding 200kg umpan (feed)? 2.Bagaimana Konsentrasi ideal perak nitrat (AgNO 3 ) 1-4gr banding 200kg umpan (feed), terhadap pengolahan kembali bijih emas? 3.Bagaimana mengetahui kadar Au dalam larutan sisa,feed dan kadar Au dalam tailing dengan melakukan pengujian analisa AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer)?
. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dari Tugas Akhir ini adalah untuk memproses kembali tailing dari pengolahan emas, serta meningkatkan nilai recovery emas dengan cara penambahan perak nitrat (AgNO 3 ) dengan metode sianidasi.: 1.Mengetahui pengaruh AgNO 3 terhadap nilai Recovery 2.Mengetahui konsentrasi AgNO 3 yang tepat 3.Mengetahui kadar Au di Larutan sisa, bijih,dan tailing
Batasan Masalah Penelitian ini membahas tentang pengaruh penambahan perak nitrat (AgNO 3 ), mempengaruhi besarnya nilai recovery emas dengan metode sianidasi pada tailing sisa pengolahan emas, Desa Kertajaya, Kec. Simpenan, Kab. Sukabumi. 1.Pengolahan kembali Taling bijih emas 2.Waktu proses sianidasi 24 jam 3.Konsentrasi perak nitrat 1,2,3,dan 4 gram
Metode penelitian
Limbah Desa Kertajaya NOKODE SAMPLEBERAT SAMPLEVolume labuPpm 1BIJIH Kadar Emas pada Limbah Biji Desa Kertajaya
Limbah yang akan diolah kembaliMetode pengolahan Heap Leaching / pelindihanPerak nitrat AgNO3
Heap leaching tampak samping pompa feed Larutan kaya
Bullion yang di dapat Bijih (kg) Berat bullion hasil pembakaran (gram) Kadar Au dalam Bullion (%) Berat Au (gram)
Hasil analisa AAS, kadar Au larutan sisa
Hasil analisa AAS, kadar Au Tailing
Hasil analisa AAS, kadar Au Karbon
Perhitungan Au dalam Feed NO kadar Au dlm tailing Kadar Au dalam larutan sisa berat AU di logam kadar Au dalam feed / bijih Total
recovery
Dari penenilitian ini mendapatkan nilai recovery dengan variabel (AgNO 3 ) 0 gr nilai recovery sebesar %, pada konsentrasi (AgNO 3 ) 1 gr yaitu sebesar %, konsentrasi (AgNO 3 ) 2 gr yaitu sebesar %, konsentrasi (AgNO 3 ) 3 gr yaitu sebesar %, dan konsentrasi (AgNO 3 ) 4 gr yaitu sebesar 34.52%. Konsentrasi AgNO 3 yang tepat,dan efisien dalam penelitian ini adalah variabel 1 gram AgNO 3 banding 200kg umpan mendapatkan nilai recovery 39.97%. pengujian AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer) menunjukkan kadar emas dalam kadar Au dalam bijih, tailing,dan larutan sisa. Kadar Au dalam bijih ppm, kadar Au Tailing ppm, dan kadar Au larutan sisa ppm.
Faktor yang menyebabkan semakin kecilnya recovery pada penelitian ini adalah semakin besar variabel AgNO 3 semakin kecil nilai recovery,karena sifat dari perak nitrat AgNO 3 adalah untuk menghancurkan impuritis,dan mengendapkan mineral-mineral sulfida seperti pirit, kalkopirit, dan mineral pengotor lain. Umpan yang digunakan adalah limbah dari pengolahan bijih emas. Sehingga mengakibatkan mineral pengotor atau impuritis telah habis. Akibatnya perak nitrat hanya mengikat logam-logam yang tersisa / belum terangkut, dari pengolahan sebelumnya