PB PII HUSIN TASRIK MAKRUP NASUTION “Genealogi Gerakan Kepemudaan Indonesia Abad 20”
Hidup Pemuda..!! Sabda Rasulullah Saw, yang diriwayatkan oleh Ahmad : يَعْجَبُ رَبُّكَ مِنْ شَابٍّ لَيْسَتْ لَهُ صَبْوَةٌ “Rabbmu kagum dengan pemuda yang tidak memiliki shobwah “ “ *Shabwah adalah kecondongan untuk menyimpang dari kebenaran. “ “ Your Text Here Contents
Eksistensi Makna Analisis evolusi dan jaringan dari sekelompok orang sepanjang beberapa generasi. Konsep genealogi ini berguna untuk memperhatikan gerak perkembangan diakronik dan rantai intelektual antar-generasi dari gerakan kepemudaan di indonesia Genealogi 01 Manifestasi perjuangan sekelompok orang untuk mewujudkan cita-cita bersama dengan pemuda sebagai motor penggeraknya Gerakan Kepmudaan 02 Ranah kekuasaan politik sebagai wahana untuk mengaktualisasikan nilai-nilai perjuangan menjadi satu- kesatuan yang utuh. Indonesia 03 Rotasi waktu sebagai starting maupun gambaran akan perjalanan perjuangan para penggerak kejayaan masa akan datang. Abad Ke-20 04
CITA-CITA BANGSA INDONESIA Cita-cita bangsa Indonesia sangat sederhana. Bangsa Indonesia hanya ingin mewujudkan suatu negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Cita-cita bangsa Indonesia itu diformulasikan dengan baik dalam alinea ke-2 Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun Formulasi itu berbunyi : “Dan perjuangan pergerakan Kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan Rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur “ MERDEKA BERSATU BERDAULAT MAKMUR ADIL
Metamorfosis Gerakan Kepemudaan Berdirilah organisasi-organisasi kepemudaan dan kepelajaran di Indonesia seperti, Boedi Oetomo (30 Mei 1908), Jong Java (7 Maret 1915), Jong Soematanen Bond ( 09 September 1917), Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia (September 1926), Jong Indonesische (20 Februari 1927), Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Islamieten Bond (01 Januari 1925), Sekar Roekoen (26 Oktober 1919), Pemoeda Kaoem Betawi (Januari 1926),Jong Celebes, dll Pertemuan monumental pada Kongres Pemuda Kedua tercetuslah Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928) sebagai cikal-bakal penyatuan pendapat lintas agama,suku,golongan, daerah. Fase Perintisan dan Konsolidasi Ini ditandai dengan pergolakan dan pemuda sebagai pemrakarsa untuk mempertahankan kemerdekaan dari ancaman-ancaman luar, serta gerakan social yang dikenal kemudian dengan nama “TRI- TURA” Fase Rekonsiliasi Terjadi pertentangan kecil di tubuh intelektual antara golongan hingga mencapai klimaknya dengan pembubaran PKI oleh pemerintah dan beberapa organisasi kepemudaan untuk mengukuhkan NKRI sebagai harga mati, hingga peristiwa Reformasi terjadi dengan mahasiswa dan elemen masyarakat memaksa presiden RI lengser dari jabatannya tepat beberapa hari setelah dirinya dinyatakan menang dalam pemilu. Fase Transisi Mereka adalah kaum intelektual, terdidik, agamis, militan, sehingga menginisiasi berdirinya generasi yang solid, terbuka, untuk sama-sama ingin bebas dari belenggu penjajahan. Gerakan Pemuda Generasi Pertama Menekankan pergerakan pada problem solver dari berbagai belenggu penjajah yang masih tersisa dengan aksi nyata pada revolusi fisik. Gerakan Pemuda Generasi Kedua Memfokuskan gerakan pada keilmuan, kajian-kajian, hal tersebut efek dari perubahan global pemikiran yang terjadi saat itu, hingga puncaknya perlawanan terhadap ketidakmampuan pemerintah dalam meredam krisis yang berkepanjangan. Gerakan Pemuda Generasi Ketiga
Relevansi Gerakan Antara Nostalgia dan Cita-cita
Ciri Peran Pemuda Indonesia Diskusi dan jejak pendapat Aksi Nyata Pelaksanaan Konsep, Aktualisasi Demo Krisip Menentukan Sikap Terhadap Masalah Problem Solver “Sebelum dan Awal Kemerdekaan”
Index Pembangunan Pemuda Indonesia
TANTANGAN GERAKAN PEMUDA
LONJAKAN GEN-Z
Corak Gerakan Intelektual aktivitas yang hanya berusaha melakaukan aktivitas berpikir dan menuangakan gagasan hanya untuk kepentingan keilmuwan semata, tanpa peduli pada lingkunganya. Aktivitas yang sering juga disebut dengan masturbasi intelektual ini hanya melakukan aktivitas intektual untuk mendapatkan kenikmati diri sendiri saja. Intelektual menara gading para intelektual mengabdikan dirinya pada pemilik-pemilik modal dan pennguasa politik,tanpa melakukan upaya peduli terhadap damapk dari gagasan yang di produksinya. Intelektual Tukang Intektual ini selalau mennyampaikan nilai-nilai baik dan buruk kepada masyrakatnya. Namaun Intelektual ini tidak berusaha terlibat dalam meperkuat pengetahuan masyarakat dan memperjuangkanya dalam proses transformasi sosial Intelektual resi intelktual yang berusaha melahirakn gagagsan-gagsan yang lahir dari proses dialektika sosial dengan lingkunganya. Dalam proses ini, Intelektual Transformatif melakukan aktivitas yang berusaha memrjuanga dan meprkuat gagasan tersebut, sehingga menjadi sebauah kekauatan yang mampu mempengaruhi proses perubahan sosial. Intelektual Transformatif MENARA GADING TUKANG RESI TRANS FORMATIF
Hal Yang Harus Dilakukan Connecting Thingking Commitment Actuating Tradisi keilmuan gerakan pemuda merupakan asset terbesar dalam setiap tindakannya yang tidak akan surut meskipun zaman terus berubah. Memelihara Independensi Kultur Keilmuan Terlibat langsung dalam upaya memperkuat pengetahuan rakyat sekaligus membesakan pengetahuan rakyat dari pengetahuan yang menindas. Aktualisasi Keilmuan dan Gagasan harus mampu mendialogkan gagasannya dengan masyarakatnya agar mampu melahirkan gagasan-gagsan yang berbasis pada kepentingan masyrakatnya, bukan hanya hasil pikiran intelektual mahasiswa semata. Karena mahasiswa harus senantiasa melakukan aksi dan refleksi dalam gerakanya Membuka Wawasan Seluas-Luasnya Membangun jaringan dengan sebanyak mungkin kekuatan sosial tanpa terlebih dahualu melakukan apriori, guna mendialogakn dan menyebarkan ide dan gagasanya.sekaligus mencari sekutu untuk memperjuangkan ide-ide dan gagasan tersebut Membangun pola Komunikasi