Routing Protocol, ATM, Frame Relay, MPLS
Routing Protocol menentukan arah pengiriman paket dengan bertukar info routing Teori yang digunakan OSPF ( Open Sorthest Path First ) adalah routing protokol yang secara umum dapat digunakan untuk seluruh router lainnya yang mengadopsi routing protocol OSPF. Media yang dapat meneruskan OSPF : Broadcast Multiaccess Point to Point Point to Multi Point NonBroadcast Multiaccess EIGRP ( Enhanched InteriorGateway Routing Protocol) adalah routing protocol yang hanya diadopsi oleh router cisco atau sering disebut sebagai proprietary protocol pada cisco, dimana EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama router cisco.
Broadcast Multiaccess media yang banyak terdapat dalam jaringan lokal atau LAN seperti misalnya ethernet,FDDI, dan token ring. OSPF akan mengirimkan traffic multicast dalam pencarian router-router neighbour-nya. akan terpilih dua buah router yang berfungsi sebagai Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR).
Point to Point Digunakan pada kondisi di mana hanya ada satu router lain yang terkoneksi langsung dengan sebuah perangkat router. kondisi Point-to-Point ini, router OSPF tidak perlu membuat Designated Router dan Back-up-nya karena hanya ada satu router yang perlu dijadikan sebagai neighbour. Dalam proses pencarian neighbour ini,router OSPF juga akan melakukan pengiriman Hello packet dan pesanpesan lainnya menggunakan alamat multicast bernama AllSPFRouters 224.0.0.5.
Point to Multipoint media yang memiliki satu interface yang menghubungkannya dengan banyak tujuan. Jaringan-jaringan yang ada di bawahnya dianggap sebagai serangkaian jaringan Point-to-Point yang saling terkoneksi langsung ke perangkat utamanya.
Non Broadcast Multiaccess Media ini dapat menyediakan koneksi kebanyak tujuan, tidak hanya ke satu titik saja.
PROSES OSPF Membentuk Adjacency Router Memilih DR dan BDR (jika diperlukan) Mengumpulkan State-state dalam Jaringan Memilih Rute Terbaik untuk Digunakan Menjaga Informasi Routing Tetap Upto-date
EIGRP EIGRP menggunakan formula berbasis bandwidth dan delay untuk menghitung metric yang sesuai dengan suatu rute Konvergensi EIGRP lebih cepatdibandingkan dengan protocol distance vector disebabkan karena EIGRP tidak memerlukan fitur loopavoidance yang pada kenyataannya menyebabkan konvergensi protocol distance vector melambat. kelemahan utama EIGRP adalah protocol Cisco-propritary, sehingga jika diterapkan pada jaringan multivendor diperlukan suatu fungsi yang disebut route redistribution dimana berfungsi menangani proses pertukaran rute router di antara dua protocol link state (OSPF dan EIGRP).
EIGRP mempunyai 3 tabel dalam menyimpan informasi jaringannya : EIGRP sering disebut juga hybriddistance-vector routing protocol, karena EIGRP ini terdapat dua tipe routing protocol yang digunakan, yaitu distance vector dan link state. EIGRP mempunyai 3 tabel dalam menyimpan informasi jaringannya : Neighbor table Topology table Routing table
KELEBIHAN Mudah dikonfigurasi semudah RIP. Speed of convergence OSPF EIGRP Mudah dikonfigurasi semudah RIP. Summarization dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.. EIGRP satu-satunya yang dapat melakukan unequal load balancing. Kombinasi terbaik dari protokol distance vector dan link state. Mendukung multiple protokol network (IP, IPX, dan lain-lain ) Speed of convergence Support for Variable Length Subnet Mask (VLSM) Network size Path selection Grouping of members
ATM (Asynchronous Transfer Mode) ATM : suatu teknologi packet switching (virtual circuit) berkecepatan tinggi yang dapat melayani semua jenis layanan seperti suara, data, gambar, dan video dalam suatu jaringan digital yang terintegrasi. ATM juga biasa disebut protokol jaringan yang berbasis sel, yaitu paket-paket kecil yang berukuran tetap. ATM juga mendukung komunikasi broadband
Karakteristik ATM Menggunakan paket yang pendek berukuran tetap (53 byte) yang disebut sel ATM (48 byte digunakan sebagai byte informasi dan 5 byte sebagai header) Mendukung berbagai jenis trafik Data, suara, gambar, video Mode real-time dan non real-time Transmisi secara connection oriented Memiliki kemampuan QoS (Quality of Service) Bandwidth on demand High speed network: 25 Mbps – 2,5 Gbps Switching via hardware Memiliki skalabilitas implementasi LAN, MAN, hingga WAN
Header pada ATM UNI (User to Network Interface) : menghubungkan antara end sistem seperti host dan router atau dengan ATM switch Terdapat GFC (Generic Flow Control) NNI (Network to Network Interface) : menghubungkan antara dua ATM switch
Deskripsi Beberapa Field pada Header Sel ATM GFC (Generic Flow Control) VPI (Virtual Path Identifier) VCI (Virtual Channel Identifier) PT (Payload Type) CLP (Cell Loss Priority) HEC (Header Error Control)
Service-service pada ATM CBR (Constant Bit Rate) : mendukung aplikasi yang membutuhkan kecepatan transmisi yang konsisten, contohnya layanan telephony VBR (Variable Bit Rate) : untuk aplikasi yang kurang sensitif terhadap variasi kecepatan, terbagi dua menjadi rt-VBR dan nrt-VBR ABR (Available Bit Rate) : untuk aplikasi data yang membutuhkan cell loss rendah UBR (Unspecified Bit Rate) : jenis layanan yang mempunyai kemungkinan loss paling besar
Layer pada ATM Physical Layer ATM Layer AAL (ATM Adaptation Layer) Upper / Header Layer
Frame Relay Frame Relay adalah protokol WAN yang beroperasi pada layer pertama dan kedua dari model OSI (fisik dan data link) cara mengirimkan informasi melalui wide area network (WAN) yang membagi informasi menjadi frame atau paket
Fitur Frame Relay Perangkat Frame Relay Kecepatan tinggi Bandwidth Dinamik Performansi yang baik/ Good Performance Overhead yang rendah dan kehandalah tinggi (High Reliability) Perangkat Frame Relay DTE: Data Terminating Equipment DCE: Data Communication Equipment
Virtual Circuit (VC) Frame Relay Switched Virtual Circuit (SVC) koneksi sementara yang digunakan ketika terjadi transfer data antar perangkat DTE melewati jaringan Frame Relay 4 status pd SVC : Call setup Data transfer Idling Call termination Permanent Virtual Circuit (PVC) koneksi yang terbentuk untuk menghubungkan 2 peralatan secara terus menerus tanpa memperhitungkan apakah sedang ada komunikasi data yang terjadi di dalam sirkit tersebut Status pada PVC : Data transfer Idling
Struktur Frame Relay Flags - menandakan awal dan akhir sebuah frame Address - terdiri dari DCLI (data link connection identifier), Extended Address (EA), C/R, dan “Congestion control information” DLCI Value - menunjukkan nilai dari “data link connection identifier”. Terdiri dari 10 bit pertama dari “Address field”/alamat. Extended Address (EA) - menunjukkan panjang dari “Address field”, yang panjangnya 2 bytes. C/R - Bit yang mengikuti byte DLCI dalam “Address field”. Bit C/R tidak didefinisikan saat ini. Congestion Control - Tiga bit yang mengontrol mekanisme pemberitahuan antrian (congestion) Frame Relay. Data - terdiri dari data ter-encapsulasi dari “upper layer” yang panjangnya bervariasi. FCS - (Frame Check Sequence) terdiri dari informasi untuk meyakinkan keutuhan frame.
MPLS (multi-protocol label switching) arsitektur network yang didefinisikan oleh IETF untuk memadukan mekanisme label swapping di layer 2 dengan routing di layer 3 untuk mempercepat pengiriman paket MPLS melakukan enkapsulasi paket IP, dengan memasang header MPLS Header MPLS terdiri atas 32 bit data, termasuk 20 bit label, 2 bit eksperimen, dan 1 bit identifikasi stack, serta 8 bit TTL
Pengertian MPLS Multiprotocol Label Switching (disingkat menjadi MPLS) adalah teknologi penyampaian paket pada jaringan backbone berkecepatan tinggi. Asas kerjanya menggabungkan beberapa kelebihan dari sistem komunikasi circuit-switched dan packet-switched yang melahirkan teknologi yang lebih baik dari keduanya MPLS berada di antara lapisan kedua dan ketiga.
OSI OSI sendiri merupakan singkatan dari Open System Interconnection. Model ini disebut juga dengan model "Model tujuh lapis OSI" (OSI seven layer model).
Contoh Aplikasi per Layer OSI System Integrator Layer 7 Application & Outsourcing Enhanced Communication Transaction Processing Application Hosting Application Development System Management System Integration Business Process Consulting Management &support Hardware Operation & Management Network Application Management Managed IP Services Content Delivery LAN Management IP Voice PBX/IP Centrex Storage Disaster Recovery Web Hosting Managed Security Video Conferencing Layer 4+ Data Services Service Provider Layer 2 - 3 IP VPN Wireless Data Metro Optical Ethernet Internet Access Data Transport TDM Transport
Prinsip kerja MPLS Routing Forwading SIGNALLING Qos POLICY PAKET OUT PAKET IN
Prinsip kerja MPLS Menggabungkan kecepatan switching pada layer 2 dengan kemampuan routing dan skalabilitas pada layer 3 menyelipkan label di antara header layer 2 dan layer 3 pada paket yang diteruskan Label dihasilkan oleh Label-Switching Router (LSR) Label berisi informasi tujuan node selanjutnya kemana paket harus dikirim Paket-paket diteruskan dalam path yang disebut LSP (Label Switching Path).
MPLS di Hirarki Network
Komponen MPLS Label Switched Path (LSP): Merupakan jalur yang melalui satu atau serangkaian LSR dimana paket diteruskan oleh label swapping dari satu MPLS node ke MPLS node yang lain. Label Switching Router : MPLS node yang mampu meneruskan paket- paket layer-3 MPLS Edge Node atau Label Edge Router (LER) : MPLS node yang menghubungkan sebuah MPLS domain dengan node yang berada diluar MPLS domain MPLS Egress Node : MPLS node yang mengatur trafik saat meninggalkan MPLS domain MPLS ingress Node : MPLS node yang mengatur trafik saat akan memasuki MPLS domain MPLS label : merupakan label yang ditempatkan sebagai MPLS header MPLS node : node yang menjalankan MPLS. MPLS node ini sebagai control protokol yang akan meneruskan paket berdasarkan label.
VPN dengan MPLS Salah satu feature MPLS adalah kemampuan membentuk tunnel atau virtual circuit yang melintasi networknya. Kemampuan ini membuat MPLS berfungsi sebagai platform alami untuk membangun virtual private network (VPN). VPN yang dibangun dengan MPLS sangat berbeda dengan VPN yang hanya dibangun berdasarkan teknologi IP VPN pada MPLS lebih mirip dengan virtual circuit dari FR atau ATM, yang dibangun dengan membentuk isolasi trafik. Lapisan pengamanan tambahan seperti IPSec dapat diaplikasikan untuk data security.
Keuntungan VPN MPLS Paket data dikirimkan berdasarkan kode-kode yang ada pada label. Tiap paket data yang dikirim akan membawa sebuah label yang mengindentifikasikan tujuannya. Memungkinkan untuk membuat konfigurasi mesh dalam jasa penyelenggara telekomunikasi, tidak perlu dikonfigurasikan sendiri oleh pelanggan (Jaringan cost-effective fully-mesh topologies) Tidak membutuhkan perangkat tambahan (seperti halnya IP Sec via Internet) di sisi pelanggan – enskapsulation MPLS terjadi di dalam jaringan penyelenggara Memungkinkan bundling value added services ke dalam MPLS-VPN (Internet, voice dan data secara bersamaan).