KOMPOS SKALA RUMAH TANGGA TEKNOLOGI PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH RUMAH TANGGA A. CARA PERTAMA Siapkan wadah ember plastik bekas atau drum. Dasarnya dilubangi untuk tempat keluarnya air. Dapat pula dibuat lubang dalam tanah. Isi wadah/lubang dengan pasir. Di atas pasir ditaburi sampah organik atau sampah basah (sayuran, buah, dedaunan) dari dapur/kebun. Tambahkan pada lapisan berikutnya kotoran ayam, kambing, burung, dan lainnya. Taburkan kapur pertanian/dolomit dan atau abu gosok di atasnya. Kemudian lapisan berikutnya ditaburi tanah secukupnya. Ulangi tahapan ini selapis demi selapis sampai wadah/lubang penuh dan lapisan paling atas ditutup tanah untuk menahan bau. Biarkan tumpukan tersebut selama 1-1,5 bulan dan jaga wadah/lubang tersebut agar tetap lembab. Proses pembuatan kompos sederhana tersebut telah selesai bila bahan-bahan dalam lapisan telah menyusut sekitar 50%. B. CARA KEDUA Gunakan bahan-bahan yang ada di sekitar kita, misal sampah dedaunan di halaman, sampah pasar, jerami, dan lain-lain. Buanglah bahan-bahan yang sulit melapuk dan kasar seperti plastik, kaleng, kaca, dan logam dari bahan-bahan kompos yang akan dipakai. Potong/cacah bahan-bahan sampah hijauan menjadi ukuran 5-10 cm, sehingga ukurannya kecil dan seragam. Ukuran kecil tersebut memudahkan jasad renik/mikroba perombak mempercepat proses pelapukan/dekomposisi. Siapkan lokasi penumpukan, sebaiknya diberi naungan/atap agar tidak terkena hujan secara langsung, atau siapkan plastik untuk memudahkan pembalikan, tiap 1 satuan tumpukan kompos dibuat 2 lokasi penumpukan yang berdampingan yang ukurannya 1 x 2 m atau sesuai ketersediaan lahan. Sekelilingnya diberi batako setinggi lebih kurang 40 cm agar tumpukan tidak mudah runtuh atau bambu yang dipasang jarang-jarang mengelilingi tumpukan. Timbun bahan-bahan yang sudah dicacah secara rapi sampai setinggi 1,5 m setahap demi setahap. Setiap lapisan timbunan setinggi 20 cm, disiram air secukupnya (kadar air 30-40%) dan ditabur kapur dan kotoran ayam/kambing/sapi atau disiram dengan urine sapi/kambing secukupnya. Untuk setiap lapisan berikutnya diperlakukan sama. Penumpukan bahan-bahan kompos tidak boleh terlalu padat, agar memudahkan jasad renik mendapat suplai oksigen yang dibutuhkan untuk hidup dan aktivitas pelapukan. Setelah tumpukan kompos setinggi 1,5 m dibiarkan selama 6-7 hari, maka dilakukan pembongkaran dan dibalik. Bagian atas ditumpuk paling bawah pada lokasi ke-2 yang telah disiapkan sebelumnya di sebelah lokasi ke-1. Bahan sampah/hijauan yang semula di atas akan menjadi di bawah, agar proses pengomposan merata. Pembalikan diulang setiap 6-7 hari sekali sampai 3 kali pembalikan atau berumur 30 hari sejak penumpukan pertama. Setelah umur 30 hari diharapkan bahan-bahan telah menjadi kompos. Ciri-ciri kompos, yaitu: bentuknya telah berubah menyerupai tanah remah warna kehitaman, diremas rapuh, dan suhu berkisar 30-35 derajat Celcius. Tumpukan dibongkar dan dihamparkan, kemudian kompos dikeringanginkan, agar suhu turun dan kadar air menurun menjadi 15%. Setelah cukup kering, kompos dapat digunakan, bila akan dijual, lebih baik kompos diayak dengan kawat ram 1 cm agar diperoleh kompos yang berkualitas dan rata. ( Ir. H. Samsudin, MSi )