PATOLOGI ADMINISTRASI Disusun Oleh : dr. Syahrawanty S Abbas - Sofyan Butolo - Jufri Yusup - Sukma Handayani - Ramlan Amrain Hasan Makuta - Sukri - Amalia Niode - Roviana Vinanda Hulukati - Minarti M. Datau Yes Yikibolom - Ismail I. Hontoyoo - Febiyolan Pakaya - Yanti Mustafa - Tity Usman Moh. Wisnu Sau - Mansur - Muh. Subchan A. Oponu STIA Bina Taruna Gorontalo
Rumusan Masalah Pengertian dari Patologi Administrasi Faham yang dapat dijadikan landasan dalam Etika Administrasi Permasalahan Etika Administrasi Publik – Contoh dalam dunia kerja Ragam Patologi Administrasi dan terapinya
Pengertian Patologi Administrasi 1
Patologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan penyakit, termasuk penyebab timbulnya penyakit serta perubahan susunan, fungsi, dan biokomiawi jaringan yang terkena. Administrasi adalah usaha atau kegiatan yang berkenaan dengan penyelenggaraan kebijaksanaan untuk mencapai tujuan. Dalam arti sempit adalah kegiatan yang meliputi catat mencatat, surat-menyurat, pembukuan, ketik mengetik, agendadan sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan. Etika adalah suatu sikap dan perilaku yang menunjukkan kesediaan dan kesanggupan seseorang secara sadar untuk mentatati ketentuan dan norma kehidupan yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat atau suatu organisasi.
Patologi Administrasi diartikan sebagai suatu keadaan dimana manusia sebagai unsur utama dalam administrasi. Niat utamanya adalah bekerjasama bukan untuk memenuhi kebutuhan bersama, tetapi niat utamanya adalah bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan pribadi-pribadi dengan mengorbankan orang lain. (Sumber: Prof. Dr. H. Makmur, M.si, 2007, Patologi serta kerapianya dalam ilmu administrasi & organisasi, LEUKA ADITAMA, 64) Patologi administrasi semua tingkah laku yang bertentangan dengan norma kebaikan, stabilitas lokal, pola kesederhanaan, moral hak milik, solidaritas kekeluargaan, hidup rukun tetanga, disiplin kebaikan dan hukum formal. (Sumber : Kartini kartono, 2007, Patologi serta kerapianya dalam ilmu administrasi & organisasi, LEUKA ADITAMA, 64) Patologi administrasi adalah penyakit atau bentuk perilaku organisasi yang menyimpang dari nilai nilai etis, aturan aturan dan ketentuan ketentuan perundang undangan serta norma norma yang berlaku dalam birokrasi. (Sumber : Risman K. Umar, 2002) Patologi Administrasi dari beberapa sumber
Dari definisi diatas Patologi Administrasi Suatu keadaan dimana manusia sebagai unsur utama dalam administrasi. Niat utamanya adalah bekerjasama bukan untuk memenuhi kebutuhan bersama, tetapi niat utamanya adalah bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan pribadi-pribadi dengan mengorbankan orang lain dan bertentangan dengan norma kebaikan, stabilitas lokal, pola kesederhanaan, moral hak milik, solidaritas kekeluargaan, hidup rukun tetanga, disiplin kebaikan dan hukum formal sehingga merupakan penyakit atau bentuk perilaku organisasi yang menyimpang dari nilai-nilai etis, aturan- aturan dan ketentuan-ketentuan perundang-undangan serta norma-norma yang berlaku dalam birokrasi.
Faham-faham Yang dapat dijadikan landasan dalam Etika Administrasi 2
Ada beberapa paham yang dapat dijadikan landasan dalam Etika Administrasi diantaranya : NATURALISME INDIVIDUALISME HEDONISME EUDAEMONISME UTILITARIANISME IDEALISME
Naturalisme Paham ini berpendapat bahwa sistem- sistem etika dalam kesusilaan mempunyai dasar alami, yaitu pembenaran- pembenaran hanya dapat dilakukan melalui pengkajian atas fakta dan bukan atas teori- teori yang sangat metafisis.
Individualisme Emmanuel Kant adalah salah seorang filsuf yang senantiasa menekankan bahwa setiap orang bertanggung jawab secara individual bagi dirinya. Memang esensi individualisme adalah ajaran bahwa di dalam hubungan sosial yang paling pokok adalah individunya. Orang akan memiliki etos kerja yang kuat dan selalu ingin berbuat yang terbaik bagi dirinya. Namun, di sisi lain ia juga mengandung dampak negatif dengan kecenderungan bahwa setiap orang akan mementingkan diri sendiri atau bersikap egosentris. Jadi, bagaimanapun juga kebebasan itu ada batasnya. Yang diperlukan dalam kaitan ini adalah kemampuan sistem sosial untuk melindungi hak-hak negatif ini yang berupa hak-hak untuk tidak terganggu oleh campur tangan orang lain (The rights of noninterfence).
Hedonisme Titik tolak pemikiran hedonisme ialah pendapat bahwa menurut kodratnya manusia selalu mengusahakan kenikmatan, yaitu bila kebutuhan kodrati terpenuhi, orang akan memperoleh kenikmatan sepuas-puasnya. pendapat ini bermula dari pandangan Aristippus, seorang pendiri maszhab Cyrene (sekitar 400 SM) dan juga Epicurus ( ), bahwa mencari kesenangan merupakan kodrat manusia. Sayangnya, dalam kenyataan kita melihat bahwa kaum hedonis tidak pernah mencapai tujuannya.
Eudaemonisme Eudaemonisme berasal dari kata Yunani, yaitu demon yang bisa berarti roh pengawal yang baik, kemujuran atau keuntungan. Orang yang telah mencapai tingkatan. “eudaemonia” akan memiliki keinsyafan tentang kepuasan yang sempurna, tidak saja secara jasmani tetapi juga rohani. Eudaemonisme mencita-citakan suasana batiniah yang disebut “bahagia”. Ia mengajarkan bahwa kebahagiaan merupakan kebaikan tertinggi.
Utilitarianisme Salah satu paham yang sampai sekarang menjadi bahan perbedaan dikalangan filsuf. Pembela utama dari ajaran ultilitarianisme adalah Jeremy Bentham ( ) dan john Stuart Mill ( ). Utilitarianaisme suatu teori dari segi etika normatif yang menyatakan bahwa suatu tindakan yang patut adalah yang memaksimalkan penggunaan (utility), biasanya didefinisikan sebagai memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi penderitaan
Idealisme Paham ini timbul berasal dari kesadaran akan adanya lingkungan normativitas bahwa terdapat kenyataan yang bersifat normatif yang memberi dorongan kepada manusia untuk melakukan perbuatan. Salah satu kelebihanya dari ajaran idealisme adalah pengakuanaya tentang dualisme manusia bahwa manusia terdiri dari jasmani dan rohani. Berdasarkan aspek cipta, rasa dan karsa yang terdapat dalam batin manusia.
Permasalahan Etika Administrasi Publik – Contoh dalam dunia kerja 3
Etika Administrasi Kecurangan yang bisa saja terjadi KESEHATANPEMERINTAHANAGAMA
Ragam Patologi Administrasi dan Terapinya 4
A.Persekongkolan Jabatan adalah suatu usaha yang dilakukan dua orang atau lebih dengan menciptakan kesepakatan guna mempertahankan atau memperoleh suatu jabatan tertentu dalam organisasi dengan mengorbankan orang lain. Persekongkolan jabatan dapat menciptakan ketidakstabilan dan bahkan memungkinkan kematian sebuah organisasi. Terapinya Pengisian atau rekrutmen jabatan, merupakan suatu usaha sadar dengan mempertimbangkan dari berbagai hal dalam jabatan baik yang memberikan keuntungan maupun hal yang merugikan; Kejelasan batasan kewenangan dan tanggungjawab dalam jabatan; Kejelasan persyaratan jabatan; Keterbukaan besaran penghasilan dalam suatu jabatan.
B.Persekongkolan Pekerjaan adalah Patologi yang berupa persekongkolan pekerjaan dapat terjadi dalam rangka pendistribusian pekerjaan terutama pekerjaan yang melekat pada jabatan dan lebih banyak kontribusi besaran penghasilan bagi yang melakukan pekerjaan dalam jabatan tersebut terutama pada jenjang yang lebih tinggi. Terapinya Menciptakan kondisi sosial yang baik; Menciptakan emosional yang cerdas; Menciptakan intelektualitas yang baik; Menciptakan karakter yang baik; Menciptakan spiritualitas yang baik.
C.Persekongkolan Status Mempertahankan berbagai status yang dimiliki individu, kelompok yang bukan dilandasi dari profesionalisme dan kemampuan dalam pengetahuan dan keterampilan merupakan salah bentuk persekongkolan status. Terapinya Menanamkan pengertian tentang penyakit persekongkolan status dalam aktivitas administrasi dapat merugikan kelompok manusia yang bersekongkolan, dan lebih-lebih kepada pengembangan dan penguatan proses administrasi dalam pencapaian tujuan. Memberikan kesadaran bahwa hasil yang dicapai akibat penyakit persekongkolan status dalam aktivitas administrasi akan banyak menimbulkan kerugian dibanding manfaat. Memberikan teknik-teknik menghindarinya.
D.Persekongkolan Kolega adalah Interaksi dan reaksi jaringan dalam keprofesian atau kolega sangat akrab terutama dalam interaksi dan bereaksi terhadap persekongkolan yang dapat merugikan kelompok atau individu lain. Terapinya Langkah-langkah pencegahannya yaitu dengan memperhatikan skill yang dimilikinya, di antaranya: Kecakapan individu (individual skill); Kecakapan kelompok (group skill); Kecakapan sosial (social skill); Kecakapan akademik (academic skill); Kecakapan aktualisasi (actualitation skill); Kecakapan emosional (emotional skill); Kecakapan intelegensi (intelligence skill).
E.Persekongkolan Keluarga adalah persekongkolan yang didasari oleh hubungan emosional sedarah/keluarga yang dapat merugikan kelompok/individu lain bahkan organisasi. Terapinya Langkah-langkah pencegahannya yaitu dengan memperhatikan skill yang dimilikinya, di antaranya: Kecakapan individu (individual skill); Kecakapan kelompok (group skill); Kecakapan sosial (social skill); Kecakapan akademik (academic skill); Kecakapan aktualisasi (actualitation skill); Kecakapan emosional (emotional skill); Kecakapan intelegensi (intelligence skill).
F.Persekongkolan Pertemanan merupakan fenomena sosial yang sulit dicegah karena persekongkolan pertemanan ini suatu kebutuhan baik individu, kelompok, birokrasi, organisasi, bahkan kebutuhan sosial. Terapinya Oleh karena itu jangan berpikir untuk menghilangkan persekongkolan pertemanan tetapi yang perlu dipikirkan adalah bagaiman persekongkolan tersebut senantiasa dilakukan secara positif dalam kehidupan birokrasi.
Kesimpulan Etika diperlukan untuk pembaharuan dan perbaikan pelayanan publik. Biasanya etika dipandang sebagai refleksi atas baik dan buruk, benar dan salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar. Etika administrasi publik juga dipandang sebagai standar / norma Perilaku atau kegiatan manusia yang diselenggarakan untuk mengendalikan kebersamaan untuk mewujudkan tujuan bersama Etika Perilaku Administrasi Base/Dasar/Sumber Filter/Penyaring
Terimakasih