PENYAKIT MENULAR DAN GIZI MASYARAKAT Dari Berbagai Sumber
MENU Faktor resiko penyakit menular Permasalahan penyakit menular Upaya pencegahan penyakit menular Definisi Gizi Masyarakat Ruang Lingkup Gizi Masyarakat Hubungan Gizi dengan Kesehatan Masyarakat Gizi Kesmas dan Gizi Klinik Gizi Kurang dan Gizi Lebih Faktor penyebab masalah gizi Jenis-jenis Intervensi masalah gizi Isue terkini
PENYAKIT INFEKSI vs PENYAKIT MENULAR DEFINISI PENYAKIT INFEKSI vs PENYAKIT MENULAR
Pendahuluan Klasifikasi Penyakit Berdasarkan etiologi (kausa) Penyakit infeksi Penyakit non infeksi Etiologi (organism) : Tuberkulosis, Campak, Malaria, dsb Manifestasi klinik : Meningitis, Encefalitis, Rinitis, Diare ??, dsb
Pendahuluan Berdasarkan Durasi : Penyakit akut Penyakit kronik Peak symptoms within 3 months (acute) or longer than 3 months (chronic)
Pendahuluan Acute infection vs. chronic infection Acute Infection An infection characterized by sudden onset, rapid progression, and often with severe symptoms Chronic Infection An infection characterized by delayed onset and slow progression
Types of Diseases Examples Acute Diseases MENULAR TIDAK MENULAR Chronic Diseases Common cold, pneumonia, mumps, measles, pertussis, typhoid fever, cholera Appendicitis, poisoning, trauma Tuberculosis, AIDS, Lyme disease, syphilis, rheumatic fever Diabetes, coronary heart disease, osteoarthritis, cirrhosis of the liver 11/27/2018
Definition of disease & infectious disease Any deviation from a condition of good health and well-being Infectious Disease A disease condition caused by the presence or growth of infectious microorganisms or parasites
DEFINISI Istilah penyakit menular ini dimaksudkan untuk mencakup penyakit menular dan penyakit yang disebabkan oleh organisme yang tidak menular. Fitur sentral yang membedakan penyakit menular dari penyakit lain yang disebabkan oleh organisme Kemampuan untuk menularkan penyakit dari orang ke orang atau dari hewan atau lingkungan fisik ke manusia melalui berbagai rute: dari udara dan air, dari barang-barang yang terkontaminasi (fomites), atau dari serangga dan gigitan binatang.
DEFINISI Infeksi lain yang menjadi perhatian ahli kesehatan masyarakat disebabkan oleh organisme, seperti pneumococcus (streptococcus pneumoniae), yang biasanya hidup berdampingan dengan individu sehat, namun mampu menyebabkan penyakit saat dipindahkan ke area tubuh dengan kerentanan yang meningkat atau bila diberi kesempatan untuk berkembang biak. atau menyerang daerah baru karena penurunan daya tahan individu. Penting untuk dicatat bahwa perbedaan antara penyakit infeksius dan penyakit menular tidak selalu dilakukan dan terkadang dianggap sinonim.
DEFINISI Penyakit menular adalah penyakit karena agen infeksius tertentu atau produk beracun yang timbul melalui pengiriman agen atau produknya dari orang yang terinfeksi, hewan, atau reservoir tak bernyawa ke inang yang rentan. Penularan dapat langsung dari orang ke orang, atau tidak langsung melalui tanaman perantara atau pembawa hewan, vektor, atau lingkungan mati. Source: Heymann DL, editor. Control of communicable diseases manual. 19th ed. Washington, DC: American Public Health Association; 2008.
Etiologi Durasi Akut Kronis Infeksi Common cold Pneumonia Campak Gondongan Pertusis Typhoid Kolera Kusta TBC AIDS Demam rheumatik Hepatitis B Non Infeksi Keracunan (intoksikasi insektisida dan logam, dsb) Trauma Penyakit Jantung Koroner Diabetes Mellitus Kanker Stroke
BESARAN MASALAH
THE NATURE OF COMMUNICABLE DISEASE Tahapan dan konteks penyakit menular meliputi: paparan dan infeksi tahap presimptomatik / prodromal penyakit tidak nyata atau subklinis penyakit klinis yang nyata dan perkembangannya efek penyakit (resolusi, pemulihan, remisi, kambuh, suprainfeksi, atau kematian) penyebab dan komorbiditas dengan NCD konsekuensi jangka panjang atau sekuel sosial, ekonomi, dan lingkungan dari penyakit menular.
KLASIFIKASI Penyakit menular dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai metode: oleh sindrom klinis, modus transmisi, metode pencegahan (mis., pencegahan vaksin), atau Dengan klasifikasi organisme utama, yaitu virus, bakteri, jamur, dan penyakit parasit.
FAKTOR RESIKO A communicable disease is an illness due to a specific infectious (biological) agent or its toxic products capable of being directly or indirectly transmitted: from man to man, from animal to man, from animal to animal, or from the environment (through air, water, food, etc..) to man.
FAKTOR RESIKO PENYAKIT MENULAR Communicable Diseases-biological agents Biological agents = microorganism - Virus -Bacteria - Protozoa - Fungus - Helminthes - Others form of microorganism Non Communicable Diseases-Non biological Agents - Physics - Nutrition - Chemical -etc
Chain of Infection Portal of exit Pathogen Portal of entry New host Trans- mission Reservoir
Prevention of Communicable Diseases Pathogen Pasteurization Chlorination Antibiotics Antivirals Disinfectants
Prevention of Communicable Diseases Human Reservoir Isolation Surveillance Quarantine Drug treatment
Prevention of Communicable Diseases Portal of Exit Gowns Masks Condoms Hair nets Insect repellents
Prevention of Communicable Diseases Transmission Isolation Hand washing Vector control Sanitary engineering Sneeze glass Sexual abstinence Safer sex
Prevention of Communicable Diseases Portal of Entry Masks Condoms Safety glasses Insect repellents
Prevention of Communicable Diseases Establishment of Disease in New Host Immunizations Health education Nutrition promotion Sexual abstinence
INTERVENSI
INTERVENSI
GIZI MASYARAKAT
PENDAHULUAN Humans don’t eat individual nutrients; they eat food. Food provides the body with energy and nutrients.
GIZI Nutrition studies the interaction between the individual and the environment mediated by food (Caballero, 2006)
GIZI ‘the study of foods and nutrients vital to health and how the body uses these to promote and support growth, maintenance and reproduction of cells’ ‘the study of the relationship between people and their food’. (Barasi, 2003)
GIZI ‘Nutrition is a science an organized body of knowledge composed of facts that we believe to be true because that have been supported, time, and again in experiments designed to rule out all other possibilities. Each fact has been established by many different kinds of experiments Francer Siser dan E Whitney 1997 Nutrion Concep and controverates Wadworth Publising Inc
Nutrition sciences are the most interdisciplinary of all sciences Thomas and Earl, 1999
Sebagai sains, ilmu gizi akan lebih banyak menyangkut bidang-bidang ilmu dalam kelompok gizi seluler dan gizi organ Sedangkan ilmu gizi untuk memecahkan masalah gizi lebih menekankan pada kelompok gizi masyarakat dan ilmu pangan Bagan 2 : Foot and Nutrition Board, United States National Academies of Science
Ilmu Gizi Seluler atau lingkungan Invitro Organ Khusus Masyarakat Disiplin I. Kimia Analitik;, Biokimia; Biologi Seluler, Imunologi,; Biologi Molekuler; Genetika Molekuler Pangan Disiplin I Pertanian; Lingkungan Hidup; Tehnologi Pangan (produksi, proses. Toksikologi, safety) Organ Khusus Disiplin I Gizi Hewan; Gizi Manusia; Gizi Klinik; dietetik; Patologi;Fisiologi;Kimia-fisiologi dan Psikologi Ilmu Gizi Masyarakat Disiplin : Epidemiologi, Pendidikan, Antropologi, Demografi, Ekologi; Ekonomi; Kebijakan Kesehatan; Politik dan Sosial
Menurut Davit Pelletier (1997, Cornell University) ada 6 kelompok disiplin yang terpadu diperlukan untuk memecahkan masalah gizi: Ilmu Gizi dan Kesehatan Masyarakat Ilmu Ekonomi dan “Public Policy Analysis” Ilmu Pertanian dan Ilmu Pangan Ilmu- Ilmu Sosial Ilmu Manajemen Ilmu Pendidikan Masyarakat Komunikasi dan Negosiasi
Areas of Study Food production Diet composition (including non-nutritive substances) Food intake, appetite, food preferences Digestion and absorption of nutrients Intermediary metabolism, nutritional biochemistry
Areas of Study Biological actions of essential nutrients Nutrient requirements in individuals and populations Heath effects of nutrient deficiencies and excesses Long-term effects of diet constituents Therapeutic and preventive effects of foods
GIZI KESMAS The promotion and maintenance of nutrition – related health and well - being of populations through the organised efforts and informed choices of society (World Public Health Nutrition Association ,2007). PHN focuses on the promotion of good health through nutrition and physical activity and the prevention of related illness in the population (Yngve et al., 1999, European Union).
GIZI dan KESEHATAN MASYARAKAT Nutrition has a direct effect on growth, development, reproduction, and both physical and mental well- being. It is one of the most important factors for the health of an individual or a community, and is, consequently, a fundamental issue in modern public health.
GIZI dan KESEHATAN MASYARAKAT People require nutrients such as carbohydrates, fats, and protein to provide heat and energy to regulate body processes (water, minerals, fiber, vitamins, proteins, and essential amino acids), and build and renew body tissue (water, proteins, and mineral salts). The nutritional status of an individual and society is influenced by the supply, quality, distribution, access to, and cost of foods. It is also affected by knowledge, attitudes, beliefs, and practices regarding essential and balanced nutrition.
GIZI dan KESEHATAN MASYARAKAT Improved nutrition has made a major contribution to better health in recent ages. Public health attempts to ensure all groups in the population have adequate, but not excessive, intake of the basic food groups, essential vitamins and minerals for growth, health maintenance, and physical activity.
GIZI dan KESEHATAN MASYARAKAT This includes recommendations of daily human needs for nutrition and energy, which vary according to age, sex, body size, level of activity, individual health status, and environmental conditions. It also requires monitoring of the nutritional status of the population and its subgroups.
GIZI KESMAS vs GIZI KLINIK
GIZI KESMAS
ORIENTASI Preventif Promotif Publik = Masyarakat Protektif Peningkatan kesehatan (Health Gain) Peran Serta aktif masyarakat Peran aktif semua Sektor Manajemen Gizi Masyarakat dan Institusi
GIZI KLINIK
ORIENTASI Membantu Therapi Sebagai Therapi Target Individu Gizi untuk Penyakit /spesifik Promosi dan Pendidikan Gizi R.S. Gizi untuk Rehabilitasi
GIZI KESMAS & GIZI KLINIK
GIZI KURANG Kekurangan Energi Protein (KEP), Defisiensi Vitamin A, Anemis Defisiensi zat Besi, dan Gangguan Akibat Kekurangan lodium (GAKI).
Pengetahuan dan Keterampilan Dampak KURANG GIZI Penyebab Makan Penyakit Infeksi langsung Tidak Seimbang Sanitasi dan Air Penyebab Tidak Cukup Pola Asuh Anak Bersih / Pelayanan Kesehatan Dasar Tidak langsung Persediaan Pangan Tidak Memadai Tidak Memadai Kurang Pendidikan , Pengetahuan dan Keterampilan Pokok Masalah Kurang pemberdayaan wanita di Masyarakat dan keluarga , kurang pemanfaatan sumberdaya masyarakat Pengangguran , inflasi , kurang pangan dan kemiskinan Akar Masalah Krisis Ekonomi , Politik , ( nasional ) dan Sosial
April 2006
Gambar. Bagan Bloomm Lingkungan Perilaku Status Kesehatan & Gizi Genetik/keturunan Pelayanan Kesehatan Gambar. Bagan Bloomm
Contoh: Hubungan penyakit menular dengan status gizi pnemonia diare meninggal
Contoh: Hubungan Sakit - Faktor Risiko Pangan Gizi sanitasi imunitas diare campak pengobatan meninggal
Menurunkan kejadian gizi kurang, berarti menurunkan kematian bayi dan balita Lainnya 32% Diare 19% Campak 7% Perinatal 18% ISPA Malaria 5% Gizi kurang 54% Sumber: WHO, 2002
GIZI LEBIH Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Kanker, Diabetes Mellitus,dan Obesitas.
PENYEBAB GIZI LEBIH Faktor Genetik Infeksi saat masa pregnansi Gaya Hidup ( Malas aktifitas fisik. Min 3x/minggu, stres, merokok, alkohol, soft drink) Komplikasi penyakit tertentu CVD & DM Tipe II serta Obesitas Diet Tinggi Lemak dan Karbohidrat Status Sosek Usia Pengaruh Status Gizi masa kanak-kanak Sinar UV Pengaruh Hormonal
INTERVENSI
Intervensi Gizi Buruk Pemberian Makanan bergizi dan suplemen Pengobatan Infeksi Perbaikan Sanitasi dan kualitas Yankes Pendidikan Gizi Fortifikasi Makanan Modifikasi Cara Diet Perbaikan status Sosek dan tingkat Pendidikan
MASA “EMAS” DAN KRITIS Kehamilan & Pertumbuhan Janin Pertumbuhan Bayi & Anak Membangun tinggi badan potensial (rapid increase in cell number) Membangun berat badan potensial (rapid increase in cell size) Untuk Mencapai Tinggi dan Berat badan optimal Pertumbuhan otak Butuh gizi mikro & protein Butuh Kalori Dibutuhkan seluruh zat gizi (makro dan mikro) secara seimbang Konsepsi 20 mg LAHIR 2 TAHUN
PRIORITAS INTERVENSI PADA “EMAS” DAN KRITIS Investasi terlambat , Investasi tepat waktu Mutu SDM rendah 100% 80% Tumbuh kembang otak ASI & MP-ASI ASI Eksklusif umur lahir 6 bl 2 th 5 th Sumber: FKM-UI, Ascobat Gani
Intervensi Gizi Lebih Pengaturan berat badan Kontrol total intake kalori Diet Rendah lemak dan karbohidrat serta tinggi protein dan serat Aktifitas Fisik Terapi Perilaku Terapi Farmakologi Pembatasan konsumsi alkohol dan daging merah
HIRARKI UPAYA PERBAIKAN GIZI RUJUKAN NASIONAL Regulasi, Standarisasi PUSAT DINAS KESEHATAN RS PROVINSI Fasilitasi, Bimtek PROVINSI DINAS KESEHATAN RS KABUPATEN (287) PROGRAM, KW-SPM KABUPATEN PUSKESMAS (>7000) PELAYANAN GIZI KECAMATAN POSYANDU, POLINDES, POS DESA (250,000Pos) Penyuluhan Suplementasi Fortifikasi MASYARAKAT KUNJUNGAN RUMAH Penyuluhan Pemberdayaan INDIVIDU – ANGGOTA KELUARGA
BAGAN INTERVENSI GIZI Semua balita SELURUH KELUARGA SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI ( Lintas Sektor ) Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) POSYANDU SELURUH KELUARGA Anak sehat BB Naik (N) Intervensi jangka menengah/ panjang 1. Penyuluhan/konseling Gizi: a. Hanya ASI saja 0-6 bulan & Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) > 6 bln-24 bln (masa emas) b. Gizi seimbang dan penganekaragaman pangan c. Pola asuh ibu & anak 2. Pemantauan pertumbuhan balita 3. Pemanfaatan pekarangan 4. Peningkatan Daya Beli 5. Lumbung Pangan Masyarakat KELUARGA MISKIN 6. Bantuan pangan darurat: - PMT balita, ibu hamil - Raskin Semua balita punya KMS Gizi Buruk Tanda-tanda INFEKSI Posyandu Ditimbang (D) Penyuluhan gizi Supplementasi gizi Pelayanan Kes Dasar Gizi Kurang PPG Intervensi jangka pendek, emergency Panti Pemulihan Gizi PMT Pemulihan Konseling Pulih Gizi buruk Tanda-tanda sakit 1. PUSKESMAS 2. RUMAH SAKIT Sembuh, perlu Pemberian Makanan tambahan (PMT) Sembuh tidak perlu PMT SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI
Kasus Gizi Buruk, Kec. L. Abang, Bekasi Fitria – Umur 18 bulan (Juli 1999), BB : 5.1 Kg Marasmus (+ ISPA) Intervensi selama 9 bulan: Perawatan + PMT: Rp 3000/hari BB menjadi 10.5 kg.
Isue Terkini Subdit Bina Gizi Klinis Kemkes: Di Indonesia penderita gizi buruk 4,7% dan penderita kekurangan gizi17,9 %. Saat ini dari 4,7 persen angka gizi buruk paling banyak di Indonesia timur seperti NTT dan NTB, karena di sana SDM-nya baik masyarakat dan petugas medisnya kurang (Maret,2013) FAO: Dunia dan RI Hadapi Ketidaktahanan Pangan dan Gizi Buruk (31 Oktober 2013) Global Hunger Index (GHI) atau indeks kelaparan global dalam sembilan tahun terakhir, menunjukkan Indonesia paling buruk dalam mengatasi kelaparan. Kinerja kita kalah jauh dari negara- negara yang dulu tidak ada apa-apanya, seperti Laos dan Kamboja dalam menangani kasus ini (Juli,2013).
Isue Terkini Tabel 1. Prevalensi Masalah Gizi Makro pada Balita
Isue Terkini Riset kesehatan dasar atau Riskedas 2013 yang diselenggarakan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dari Kementerian Departemen Kesehatan Republik Indonesia melaporkan prevalensi gizi kurang pada balita di Indonesia sekitar 19,6 persen. Tjandra Yoga Aditama dalam surat elektroniknya Senin, 23 Februari 2015 menyebutkan data Riskesdas 2013 tersebut sebagai acuan yang bisa dilihat masyarakat Indonesia tentang masalah gizi yang dibadi dalam kategori gizi kurang (underweight), kurus (wasting), pendek (stunting), dan kegemukan (obese). "Data ini menunjukan beban ganda yang terjadi dalam masalah gizi di Indonesia yaitu masih ada kasus gizi kurang dan juga kasus gizi berlebih," kata pria yang biasa disapa Tjandra ini. Dia juga menjelaskan, "Secara nasional pada tahun 2013, prevalensi kurus dan sangat kurus masih cukup tinggi yaitu masing-masing 12,1 persen dan 5,3 persen. Adapun masalah tubuh pendek atau stunting -- dalam istilah gizi menerangkan kondisi dimana tinggi badan anak tidak sesuai dengan umurnya-- pada balita di Indonesia saat ini masih cukup serius sekitar 37,2 persen," ujar Tjandra. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan ini juga menerangkan tentang prevalensi bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) sekitar 10,2 persen. Untuk prevalensi bayi dengan panjang badan kurang dari 48 sentimeter atau bayi yang terlahir apendek sekitar 20,2 persen. Secara nasional, menurut Tjandra, masalah gemuk pada anak umur 5-12 tahun masih tinggi yaitu 18,8 persen, terdiri dari gemuk 10,8 persen dan sangat gemuk (obesitas) 8,8 persen. "Untuk prevalensi gemuk pada remaja umur 13-15 tahun di Indonesia sebesar 10.8 persen, terdiri dari 8,3 persen gemuk dan 2,5 persen sangat gemuk (obesitas). Prevalensi gemuk pada remaja umur 16 hingga 18 tahun sebanyak 7,3 persen yang terdiri dari 5,7 persen gemuk dan 1,6 persen obesitas. Prevalensi penduduk dewasa berat badan lebih 13,5 persen dan obesitas 15,4 persen," katanya panjang lebar.