Kelompok Sosial Ada dua hasrat manusia sejak lahir

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KLASIFIKASI KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARAKAT
Advertisements

“Kelompok-Kelompok Sosial Kehidupan Masyarakat”
KELOMPOK SOSIAL Adalah : kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat.
Andy Pratama Putra Iin Daratista Yuana Nurhasanah Tri Tanhana Miftakhur Rohmah Nila Putri N.R Kelompok 5 XI – IPS 1 Kelompok 5 XI – IPS 1.
Von Vollenhoven: “Utk mengetahui hukum terlebih dulu harus mengetahui tentang persekutuan hukum sebagai tempat di mana masyarakat yang dikuasai hukum.
KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL
Susunan masyarakat hukum adat
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL
OPINI Publik Dari TINJAUAN ilmu Sosial
Pendahuluan Wawasan Budi Luhur
Kelompok Sosial Ada dua hasrat manusia sejak lahir
KELOMPOK SOSIAL DAN HUBUNGAN ANTARKELOMPOK
Kelompok sosial (SOCIAL GROUP)
REALITAS SOSIAL BUDAYA
Kelompok Sosial Siti Azizah.
KLASIFIKASI KELOMPOK SOSIAL BERDASARKAN
PERILAKU DALAM KELOMPOK
KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL
Antropologi Perkotaan ( Faktor Sosial dan Budaya ) Pertemuan 5
KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen
KELOMPOK SOSIAL INTERAKSI SOSIAL # 1.
“Kelompok-Kelompok Sosial Kehidupan Masyarakat”
KELOMPOK SOSIAL ( Social Group )
Setiap individu saling melakukan interaksi dengan individu lain untuk mencukupi kebutuhannya. Individu yang berada dalam masyarakat akan membentuk....
Kelompok sosial (SOCIAL GROUP)
BAB 04 TINDAKAN SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL
Dasar – dasar Ilmu Sosiologi (2) Kelompok Sosial
KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT
Interkasi sosial Siti Rohmah B.
KELOMPOK SOSIAL PADA MASYARAKAT PETANI
Kelompok-kelompok sosial dan kehidupan masyarakat
KELOMPOK SOSIAL Oleh Lalu Abdul Hanan, S.Pd.
`SOSIOLOGI PERTANIAN` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
`SOSIOLOGI PERTANIAN` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
KELOMPOK SOSIAL (SOCIAL GROUP)
KELOMPOK SOSIAL Pertemuan Kesepuluh TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM:
Pelapisan sosial.
Kelompok Sosial.
Kelompok Sosial Ada dua hasrat manusia sejak lahir
Kelompok Sosial Ratih Lestarini.
Kelompok Sosial Sosiologi Komunikasi.
Antropologi Kesehatan
KELOMPOK SOSIAL.
KLASIFIKASI KELOMPOK DAN PENGARUH KELOMPOK
KELOMPOK PRIMER DAN KELOMPOK SEKUNDER
KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL
Kelompok Sosial.
Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi
KELOMPOK SOSIAL SMA NEGERI 7 MALANG Oleh : Panjilmo Putro, S.Pd.,M.Si
Tugas Pengantar Sosiologi Kelompok 2 Nama :Nadia Yulistiani ( ) Ferdio Irvan A ( ) Sarah Hasnanda P.
KELOMPOK 1 Ahmad Zulfiqri Alfindo Tri Sambodo Fenny Imam Wahyu Bromo
KELOMPOK SOSIAL BERDASARKAN CARA TERBENTUKNYA
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG
Kelompok Sosial dan Kehidupan Masyarakat
KELOMPOK SOSIAL Muh. Zainul Arifin, SH. MH.
KELOMPOK SOSIAL Pertemuan Kesepuluh TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM:
Macam-Macam Kelompok Sosial
KELOMPOK SOSIAL Dinamika Kelompok.
Kelompok-Kelompok Sosial dan Kehidupan Masyarakat
KELOMPOK SOSIAL TERATUR DAN TIDAK TERATUR
OLEH : NUR ENDAH JANUARTI
KELOMPOK SOSIAL Oleh. Amida Yusriana.
Bab IV Masyarakat Hukum Adat A.Timbulnya Masyarakat Hukum Adat (MHA), istilah lain bbrp literatur sbb: -- Indegenous people, - Masyarakat adat, - masyarakat.
KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL
Kelompok Sosial.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen
KEPRIBADIAN, KONSEP & CITRA DIRI
KELOMPOK SOSIAL.
KELOMPOKKELOMPOK SOSIAL
Transcript presentasi:

Kelompok Sosial Ada dua hasrat manusia sejak lahir  Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial. Ada dua hasrat manusia sejak lahir Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam di sekelilingnya.

Kelompok Sosial Naluri manusia untuk selalu hidup bersama dengan orang lain disebut Gregariosness Mengapa manusia selalu hidup berkelompok?  Manusia tidak mempunyai kemampuan fisik yang cukup untuk hidup sendiri 2. Tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri 3. Secara sosiologis, sebagian kepribadian manusia terbentuk oleh kehidupan berkelompok, demikian juga status dan peran.

Syarat terbentuknya Kelompok sosial : 1. Setiap anggota harus sadar bahwa ia merupakan bagian dari kelompok yang bersangkutan 2. Ada hubungan timbal balik antar anggota 3. Ada suatu faktor yg dimiliki bersama 4. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola tertentu 5. Bersistem dan berproses

Tipe-tipe Kelompok Sosial 1. W.G.Sumner, membedakan kelompok Sosial menjadi 1. In-group kelompok sosial dimana individu mengidentikasikan dirinya. Sikap In-group  Pada umumnya didasari adanya rasa simpati, persahabatan, kerjasama dan kedamaian 2. Out-group kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai lawan in-groupnya Sikap terhadap out-group, ditandai adanya permusuhan, kebencian, perasaan antipati (antagonisme) dan ethnocentrisme Kelompok ini biasanya dilandasi perbedaan yang sangat prinsip, misal beda suku dan agama

2. Charles Horton Cooley : 1. Primary group 2. Secondary group Kelompok primer/utama, biasanya : Jumlah anggotanya sedikit saling mengenal antar anggota 2. Secara fisik berdekatan (kecil) hubungan langsung bersifat pribadi (personal) 3. Adanya hubungan yang langgeng, simpati dan kerjasama yang spontan, tujuan individu adalah tujuan bersama.  keluarga, kelompok sepermainan

Kelompok Sekunder, biasanya : 1. Jumlah anggotanya banyak 2. Tidak saling kenal secara pribadi 3. Secara fisik berjauhan 4. Hubungannya tidak langgeng Hubungan kontrak jual beli, organisasi dalam pabrik/industri

3. Ferdinand Tonnies : 1. Gemeinschaft / patembayan 2. Gesellschaft / paguyuban Gemeinschaft bentuk khdpn bersama yang anggota-anggotanya diikat oleh hub batin yg murni dan alamiah serta kekal. Dasar hub.nya adanya rasa cinta dan kesatuan batin. Perasaan dan akal mrpkn kesatuan hidup yang alamiah dan organis yang kemudian disebut wesenwille Keluarga, kekerabatan, RT dll

Ciri utama Gemeinschaft : 1. Intimate / akrab / mesra 2. Private  hubungan bersifat pribadi (untuk beberapa orang saja) 3. Exclusive / hub hanya untuk “kita” saja dan tidak untuk orang di luar “kita” Tipe2 Gemeinschaft 2. Gemeinschaft by blood  paguyuban atas dasar ikatan darah (keluarga, kekerabatan) 2. Gemeinschaft of place  paguyuban orang-orang yang berdekatan tempat tinggal (RT, RW, dll) 3. Gemeinschaft of mind  paguyuban orang-orang yang memiliki jiwa dan pikiran yang sama, ideologi sama (organisasi profesi dll)

suatu bentuk khdpn bersama yang merupakan ikatan Gesellschaft suatu bentuk khdpn bersama yang merupakan ikatan lahiriah yang bersifat pokok utk jangka waktu pendek suatu bentuk kemauan yang dipimpin oleh cara berpikir yang didasarkan pada akal  Kurwille  kemauan yang ditujukan pada tujuan tertentu dan bersifat rasional Ciri ciri Gesellscaft antara lain ; 1. Hubungan antar anggota renggang 2. Tidak mempribadi 3. Jumlah anggotanya banyak 4. Pola hubungannya rasional

4. Formal group dan Informal group Kelompok Formal Adalah kelompok yang mempunyai aturan yang jelas dan tegas secara tertulis yang sengaja diciptakan oleh anggotanya  tentang kedudukan, struktur organisasi maupun kewajiban dan hak dari masing masing anggota dan sebagainya.  organisasi Kelompok informal adalah kelompok yang tidak mempunyai struktur organisasi tertentu dan pasti.  kedudukan, kewajiban dan hak dari masing masing anggota tidak jelas dan tidak tertulis  biasanya terbentuk pertemuan yang berulangkali karena kepentingan dan pengalaman yang sama.  clique

5. Robert K.Merton 1. Membership group 2. Reference group Membership group kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok itu

Dari intensitas interaksinya, membership group dapat dibedakan menjadi : 1. Nominal group-member : seorang anggota dianggap oleh anggota lain masih berinteraksi dengan keompok sosial ybs, tetapi berkurang intensitasnya (tdk aktif) 2. Peripheral group-member : anggota yang masih tercatat tetapi sama sekali sudah tidak berinteraksi lagi dengan kelompok ybs, shg klp tidak berkuasa terhadap orang tersebut.

Reference Group kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi dan perilakunya. nilai2, norma, tindakan ataupun budaya kelompok dijadikan rujukan atau pedoman oleh seseorang /sekelompok orang yang bukan menjadi anggota kelompok tsb.

Ada 2 tipe Reference Group Tipe normatif (normative type) yang menentukan kepribadian seseorang  merupakan sumber nilai bagi individu baik anggota maupun bukan anggota.  Anggota TNI yang berpegang teguh pada tradisi yang dipelihara seniornya 2. Tipe perbandingan (comparison type) yang merupakan pegangan bagi individu di dalam menilai kepribadiannya  dipakai sebagai perbandingan untuk menentukan kedudukan seseorang.  Status ekonomi seseorang dibanding dengan orang lain yang semasyarakat.

6. Kelompok Okupasional dan Volunter Kelompok Okupasional , muncul karena  semakin memudarnya fungsi kekerabatan  memeiliki pekerjaan yang sama  Organisasi profesi seperti IDI, ISI dll Kelompok Volunter  kelompok yang memiliki kepentingan sama, tapi tidak mendapat perhatian masyarakat.  melalui kelompok ini diharapkan dapat memenuhi kepentingan anggotanya tanpa mengganggu kepentingan masyarakat umum.

Kelompok Sosial yang tidak teratur I. Crowd (kerumunan)  individu-individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu tempat pada waktu yang bersamaan. Ciri-ciri kerumunan: 1. Sifatnya sementara 2. Tidak terorganisasi 3. Kedudukan sosialnya sama 4. Mudah bereaksi ataupun meniru 5. Identitas individu tenggelam

Bentuk kerumunan 1. Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial a. Khalayak penonton yang formal (formal audiences) Kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan persamaan tujuan, tetapi sifatnya pasif.  bisa direncanakan, contoh: penonton bioskop, penonton sepak bola, mendengarkan kampanye, khotbah agama

b. Kelompok Ekspresif yang direncanakan (planned expressive group)  kerumunan yang pusat perhatiannya tidak begitu penting akan tetapi punya persamaan tujuan,  biasanya adalah sebagai penyalur ketegangan yang dialami karena pekerjaan sehari-hari contoh kerumunan dansa, pesta dll

2. Kerumunan Yg Sangat Sementara ( Casual Crowds) Kerumunan yang kurang menyenangkan (inconvenient aggregations) semakin banyak orang hadir akan menghambat tercapainya tujuan. Misalnya kerumunan orang antri karcis, kerumunan menunggu bus/ kereta api

Kerumunan orang yang sedang panik (panic Crowds)  orang yang bersama-sama untuk menyelamatkan diri dari suatu bahaya  dorongan dalam diri individu-individu cenderung mempertinggi rasa panik. misalnya ada bencana alam atau bom yang meledak, perampokan, kebakaran, kecelakaan lalu lintas dan terjadi banyak korban

Kerumunan penonton yang tidak direncanakan (Spectator Crowds)  Kerumunan orang yang ingin melihat kejadian tertentu (kecelakaan lalu lintas/ kebakaran dll) atau pertunjukan yang tiba-tiba  hampir sama dengan khlayak penonton bedanya tidak direncanakan Contoh: ada orang jual jamu ditepi jalan dengan permainan sulap

3. Kerumunan yang berlawanan dgn Hukum (Lawless Crowds) a. Kerumunan yang emosional (Acting Mobs)  Kerumunan yang bertindak emosional, bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik yang berlawanan dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.  Terjadi karena hak-hak mereka diinjak-injak atau tidak adanya keadilan .

b. Kerumunan yang melanggar moral (immoral Crowds)  Kerumunan yang hampir sama dengan kelompok ekspresif,  bedanya kerumunan ini melanggar atau bertentangan dengan norma norma sosial. Misal: kerumunan orang minum2an keras, mabuk sehingga mengganggu ketertiban dan ketenteraman masyarakat.

II. Publik kelompok yang tidak merupakan kesatuan (tanpa bentuk/struktur) Interaksi terjadi secara tidak langsung dengan alat komunikasi, seperti melalui radio, telivisi, media cetak dan sejenisnya. Pengikut lebih luas dan besar. Tidak ada pusat perhatian yang tajam sehingga tidak ada kesatuan

III Massa massa merupakan kumpulan orang banyak yang mempunyai kehendak atau pandangan yang sama,  tapi tidak berkerumun pada suatu tempat tertentu dan mengikuti kejadian dan peristiwa yang penting dengan alat-alat komunikasi modern seperti halnya publik. Karena tidak berkerumun, maka setiap individu yang tergabung dalam massa saling terpisah sehingga tindakannya tidak bersifat spontan terhadap sugesti yang timbul dalam massa. Berhubung sifatnya tidak apontan maka massa dapat lebih rasional dan masing-masing individu menyadari akan dirinya dan kepentingannya.

Bertemunya kepentingannya orang banyak dalam massa, karena adanya pengaruh yang kuat sekali yang berrasal dari alat-alat komunikasi modern, sehingga mengakibatkan dorongan pada individu untuk menyesuaikan dirinya dengan dunia yang lebih luas. Hanya saja penyesuaian ini dapat bersifat emosional apabila setiap hari disiarkan hal-hal yang sama dan mungkin juga menjadi fanatik terhadap persoalan yang sama, oleh karena itulah maka massa dapat disesatkan oleh propaganda. Meskipun massa lebih rasional, akan tetapi kalau dibandingkan dengan publik maka tingkat kecerdasannya lebih sederhana.

Menurut Leopold Von Wiese, massa dibedakan Antara : 1. Massa yang konkrit. 2. Massa yang abstrak. Massa disebut massa yang konkrit apabila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : Adanya ikatan batin, karena adanya persamaan kehendak dan pandangan Adanya persamaan norma-norma, karena orang-orang yang tergabung dalam massa yang konkrit ini mempunyai peraturan dan kebiasaan sebdiri, Misalnya : massa Orpol Mempunyai struktur yang jelas. Seperti halnya massa orpol dengan sendirinya maka sudah terbentuk struktur organisasi yang jelas sehingga mengnal pimpinan dan pembagian kerja Mempunyai potensi yang dinamis, sehingga dapat menimbulkan gerakan massa. Misalnya : gerakan buruh, gerakan pemuda.

Sebaliknya massa yang abstrak adalah sekedar kumpulan manusia yang belum diikat oleh kesatuan norma, kesatuan emosional dan sebagainya meskipun mereka telah menjadi satu karena adanya dorongan. Jadi massa yang abstrak merupakan embrio dari massa yang konkrit, akan tetapi tidak selamanya demikian tergantung dari situasi dan kondisi dimana massa itu terbentuk bisa juga massa abstrak itu kemudian bubar. Demikian juga halnya dengan massa yang konkrit, dalam perkembangannya selalu mengalami kegagalan-kegagalan sehingga anggotanya menjadi putus asa, dan tidak bersemangat lagi untuk berjuang dan akhirnya massa tersebut bubar (*).