SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM ) Dr. Lana Sularto
Sebuah produk melewati proses yang panjang sebelum sampai ketangan konsumen
E-supply Chain Supply Chain adalah aliran material, informasi, uang, dan servis/jasa dari bahan baku yang diperoleh melalui supplier sampai ke pabrikasi dan pergudangan dan akhirnya ke pelanggan akhir. Supply Chain berasal dari konsep penggabungan (link) partner-partner organisasi/perusahaan bersama-sama.
E-supply Chain
Fungsi SCM SCM secara fisik mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi dan menghantarkannya ke pemakai akhir . SCM sebagai mediasi pasar, yakni memastikan bahwa apa yang disuplai oleh rantai supply mencerminkan aspirasi pelanggan atau pemakai akhir tersebut .
Tujuan SCM Tujuan SCM adalah untuk mengurangi ketidakpastian (uncertainty) dan resiko dalam supply chain.
Supply Chain mencakup 3 bagian Upstream Supply Chain Bagian ini mencakup supplier first-tier dari organisasi (dapat berupa perusahaan manufaktur atau asembling) dan suppliernya, yang di dalamnya telah terbina suatu hubungan / relasi. Internal Supply Chain Bagian ini mencakup semua proses yang digunakan oleh organisasi dalam mengubah input yang dikirim oleh supplier menjadi output, mulai dari waktu material tersebut masuk pada perusahaan sampai pada produk tersebut didistribusikan, di luar perusahaan tersebut. Downstream Supply Chain Bagian ini mencakup semua proses yang terlibat dalam pengiriman produk pada customer akhir
Gambar Rantai Persediaan Sederhana (Simple Supply Chain) Upstream Internal Downstream 2nd tier Supplier Distribution Centers 1st tier Supplier Assembly/ Manufacturing And packaging 2nd tier Supplier 1st tier Supplier Retailers 2nd tier Supplier Customers Contoh: Toys Manufacturer Process Oil Refinery Plastic Distribution Shipping Sheet Metal Components Manufacturer Shipping Toy Assembler/ Manufacturer Toy Packaging Retailers Lumber Company Box Makers, Printers Customers Pulp Company Paper Company
Area Cakupan SCM Apabila mengacu pada sebuah perusahaan manufaktur, kegiatan- keiatan utama yang masuk dalam klasifikasi SCM adalah : - kegiatan merancang produk baru (product development ) - kegiatan mendapatkan bahan baku (procurement) - kegiatan merencanakan produksi dan persediaan ( planning and control ) - kegiatan melakukan produksi ( production ) - kegiatan melakukan pengiriman ( distribution ) Dira Ernawati, ST.MT - SCM
Cakupan kegiatan antara lain Area Cakupan SCM Bagian Cakupan kegiatan antara lain Pengembangan Produk Melakukan riset pasar, merancang produk baru, melibatkan supplier dalam perancangan produk baru Pengadaan Memilih supplier mengevaluasi kinerja supplier, melakukan pembelian bahan baku dan komponen, memonitor supply risk, membina dan memelihara hubungan dengan supplier Perencanaan dan Pengendalian Demand planning, peramalan permintaan, perencanaan kapasitas, perencanaan produksi dan persediaan Produksi Eksekusi produksi, pengendalian kualitas Distribusi Perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor service level di riap pusat distribusi Dira Ernawati, ST.MT - SCM
Manajemen E-Supply (e-SCM) Aktivitas/proses yang ada pada E-SCM: Pengisian ulang persediaan E-procurement (pemesanan) Kolaborasi Perencanaan Kolaborasi desain dan pengembangan produk E-logistics Perdagangan dengan B2B dan Supply Web
Manajemen E-Supply (e-SCM) Merupakan penggunaan teknologi untuk meningkatkan proses B2B dan peningkatan kecepatan, ketahanan, kontrol langsung, serta kepuasan pelanggan Teknologi dimanfaatkan untuk peningkatan kegiatan operasi dari rantai persediaan (Supply Chain) Selain teknologi, juga melibatkan perubahan² pada kebijakan manajemen, budaya organisasi, proses bisnis, dan struktur organisasi Kesuksesan E-supply chain bergantung pada: Kemampuan dari semua partner pada Supply Chain untuk memandang kolaborasi ini sebagai sebuah aset strategi Kemampuan untuk melihat informasi yang ada pada semua partner Supply Chain Kecepatan, biaya, kualitas, dan layanan pelanggan Pengintegrasian rantai persediaan yang lebih erat
Contoh supply chain pada perusahaan B2B
Strategi alternatif untuk modifikasi e-business supply chain
Permasalahan dalam Supply Chain Supply Chain dapat menjadi sangat lama karena melibatkan partner internet dan eksternal yang berada di banyak tempat berbeda Masalah kualitas material, yang bisa terjadi karena kesalahan pengiriman jenis material Tidak adanya infrastruktur logistik (sistem) Order yang tidak menentu baik dari pemasok maupun distributor
Solusi E-commerce untuk Supply Chain Order melalui internet, EDI, ekstranet secara otomatis Cth: pada B2B, order transmisikan secara otomatis ke pemasok ketika level inventori sudah mencapai titik tertentu Memenuhi order secara langsung Pembayaran Elektronik dapat mempercepat pemenuhan order dan jangka waktu pembayaran Persediaan dapat diperkecil dengan melakukan pemesanan bila akan ada produksi dan dengan memberikan informasi yang cepat dan akurat kepada pemasok Kolaborasi perdagangan antara anggota Supply Chain dapat dilakukan di banyak area sehingga dapat mengurangi keterlambatan, gangguan pada pekerjaan, biaya administrasi dan inventori
KOLABORASI BISNIS
Kolaborasi Perdagangan Kolaborasi Tradisional terjadi di antara anggota-anggota Supply Chain, biasanya yang dekat satu dengan yg lainnya seperti manufaktur dan distributornya atau distributor dan pedagang. Bahkan bila ada lebih banyak partner yang terlibat, fokusnya adalah peningkatan informasi dan aliran produk di antara mereka. Kolaborasi Jaringan Setiap partner dapat berinteraksi dengan semua unsur dalam Supply Chain. Interaksinya dapat terjadi diantara beberapa manufaktur atau distributor. Kolaborasi jaringan dapat berbeda-beda bentuk, tergantung pada industri yang dijalankan, produk/servis, volume arus informasi, dan lainnya
Kolaborasi Tradisional Contract Manufacturing Logistic Services CPFR CPFR VMI Suppliers Manufacturers, Assemblers Distributors, Warehousing Retailers Customers Supply Aggregators Demand Aggregators VMI Financial Services
Kolaborasi Jaringan Logistics Logistics Logistics VMI E-marketplace Consumer Consumer Manufacturers Distributor Retailer Retailer VMI Component Suppliers Business Customer Business Customer Assemblers Reseller Sub Suppliers Raw Material Suppliers Contract Manufacturers Distributor E-marketplace E-marketplace Demand Aggregator Financial Services Financial Services Financial Services
Contoh E-Collaboration (E-Kolaborasi) Berbagi informasi antara Pedagang dan Pemasok barang Kolaborasi Pedagang-Pemasok (mengumpulkan partner sebanyak mungkin) Pengurangan waktu perencanaan pemesanan bahan baku Pengurangan waktu untuk pengembangan produk