PELATIHAN MC DAN PROTOKOLER NOVITA DINI
MC dan Keprotokolan MC adalah singkatan dari Master of Ceremony. Secara harfiah, MC artinya penguasa acara, pembawa acara, atau pemandu acara. Master = penguasa, ahli. Ceremony = Acara. MC adalah seni membawakan acara dengan bahasa lisan yang efektif dan vocal yang jelas (intonasi, speed, penekanan kalimat, dan artikulasi atau pengucapan kata dan kalimat) yang didukung oleh penggunaan bahasa lisan maupun tulisan dan bahasa tubuh (gestural). Bahkan ada yang mengatakan, seorang MC adalah seniman kata-kata dan seniman bahasa tubuh.
MENJADI SEORANG MC Menjadi seorang MC memang gampang-gampang susah. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, seperti : Berkepribadian baik Berpenampilan atraktif dan simpatik Memiliki wawasan yang baik Memiliki kemampuan berbahasa dan berkomunikasi yang baik, Tanggap dan cekatan, dan lain sebagainya. Bisa dikatakan untuk menjadi seorang Master of Ceremony (MC) tidak cukup hanya dengan modal suara bagus (golden voice). Namun ada banyak penunjang yang perlu diperhatikan dengan serius. Seorang MC harus dapat menarik perhatian khalayak, menghibur, menyampaikan pesan, dan sebagai pembangkit semangat dari khalayak yang hadir.
TUGAS SEORANG MC Master of Ceremony (MC) adalah seorang yang akan memandu suatu rentetan acara secara teratur dan rapi, mulai dari opening hingga closing. Kemampuan MC akan sangat menentukan apakah sebuah acara akan berlangsung sukses, lancar, dan meriah. Atau sebaliknya, acara menjadi monoton, tidak menarik dan berantakan. Karena itu, seorang MC harus benar-benar menguasai seluruh aspek yang akan mempengaruhi kelancaran acara pada saat dia memandunya. Bisa dikatakan, seorang MC adalah benar-benar produser atau sutradara pada sebuah acara.
Time : MC bertanggungjawab memastikan acara berjalan sesuai waktu dan sesuai dengan urutan acara yang ditetapkan. Dalam hal ini MC bisa disebut juga sebagai the king of the programme, karena MC berfungsi sebagai pengendali acara sesuai dengan waktu dan susunan acara. MC bertanggungjawab memastikan acara dimulai dan diakhiri tepat waktu. Jika pengisi acara belum datang, atau “tamu istimewa” yang ditunggu belum datang, maka MC harus dapat membuat audience tidak hanya menatap sebuah panggung kosong. MC harus dapat menghidupkan suasana ditengah keadaan yang tak terduga seperti itu.
Introducer : MC memiliki tugas untuk mengenalkan pembicara atau pengisi acara kepada audience MC harus menjadi jembatan dalam membangun kredibilitas pengisi acara atau pembicara dengan audience. MC sekaligus menjadi jembatan dalam menjalinkan hubungan antara pengisi acara dan audience MC harus dapat mengenalkan pengisi acara sebaik mungkin sehingga audience mengapresiasi pengisi acara.
Mood Setter : MC harus mampu menjaga antusiasme, gairah, dan kemeriahan suasana. Jangan biarkan audience bosan MC adalah pemimpin audience yang dapat memberikan “komando” tepuk tangan sebagai apresiasi kepada pengisi acara. MC adalah pengarah bagi audience. Layaknya juga seperti seorang produser atau pengarah acara dalam sebuah program televisi MC harus menunjukkan semangat dan gairah, serta kecerian. Sehingga sikap MC tersebut akan menular kepada audience.
Syarat Menjadi MC Seorang Master of Ceremony (MC) atau Pewara (pembawa acara) akan menjadi pusat perhatian publik atau audience ketika memandu atau membawakan sebuah acara. Publik dengan mudah akan menilai MC dari apa yang mereka lihat (penampilan, bahasa tubuh, tatabusana, make up, cara berinteraksi) dan dari apa yang mereka dengar (tatabahasa, pengucapan kata dan kalimat, dan knowledge).
1. Kepercayaan Diri Kepercayaan diri mutlak dibutuhkan seorang MC, karena Anda harus berhadapan dengan publik baik dalam acara besar atau kecil, resmi atau tidak resmi, offair maupun onair. Kepercayaan diri akan membantu Anda menguasai panggung dan audience serta memudahkan anda berinteraksi dan mengatur jalannya acara.
2. Kemampuan Manajemen. MC yang baik memiliki kemampuan untuk memandu atau membawakan suatu acara dan tidak hanya sekedar terima job, datang, dan cuap-cuap. MC harus mengetahui dengan detail apa acaranya, lokasinya seperti apa apa, siapa saja yang diundang, siapa tokoh atau pejabat yang akan hadir, siapa audience-nya, dan seperti apa rundown acara dari panitia atau penyelenggara acara. MC harus ikut serta dalam beberapa briefing yang diadakan panitia untuk memudahkan MC mengatur manajemen acara di atas panggung. MC profesional harus mampu melakukan riset, meskipun sederhana dan kecil-kecilan, terhadap topik, tokoh, produk, dan hal lain yang terkait acara yang akan dipandunya. Diatas panggung MC harus mampu mengatur jalannya acara dari mulai pembukaan sampai penutupan acara dengan berpatokan pada rundown acara dari panitia. MC harus mampu mengatur tertibnya acara dan menghantarkan acara dengan baik kepada audience.
3. Pandai beradaptasi. MC harus mampu beradaptasi dengan lingkungan tempat dia melakukan tugasnya sebagai MC. Lingkungan bukan berarti sempit dan terbatas pada panggung saja, namun juga setiap detail yang bersangkutan dengan acara, termasuk : Audience (profesi, strata sosial, usia), Jenis acara (formal, informal, protokoler, wedding, showbiz, onair, atau offair), Lokasi (terbuka atau tertutup), Skala acara (besar, sedang, kecil), Pendukung acara (pengisi acara, bagian tehnis, dan panitia).
4. Etika yang baik. Etika on duty : MC harus paham betul untuk menjaga perilaku dan sopan santun baik dalam bentuk lisan maupun bahasa tubuh dalam memandu sebuah acara. Etika off duty : MC, apalagi sudah terkenal, adalah seorang public figure. Apapun yang dilakukan seorang MC, termasuk tingkah laku dalam kehidupan pribadinya akan menjadi perhatian publik. Apabila belum terkenal, mungkin akan menjadi perhatian kawan-kawannya, keluarganya, dan kolega atau pihak yang biasa bekerjasama dengan anda.
5. Kemampuan mengolah suara yang baik. - Vocal : Sebaiknya seorang MC memiliki vocal atau suara yang baik, apalagi berkarakter. - Intonasi : MC harus pandai mengolah nada kalimat menjadi berirama dan tidak datar. - Artikulasi : MC harus memiliki kualitas penyebutan kata dan kalimat yang baik atau artikulasi. - Speed : MC harus mampu mengatur speed/tempo atau cepat-lambatnya kata dan kalimat yang diucapkan. - Pernafasan : MC harus memiliki kemampuan mengatur nafas yang dapat mendukung kejelasan artikulasi dan power suara. Lebih baik memiliki kemampuan mengolah diagfrgma. -Power : MC harus memiliki kemampuan mengeluarkan kekuatan suara tanpa harus berteriak. - Asentuasi : MC harus pandai memilih dan melakukan penekanan terhadap kata atau kalimat yang menjadi fokus atau pokok perhatian atau untuk diperhatikan oleh audience. - Timbre : MC harus mampu mengeluarkan suara yang ekspresif yang akan mudah mempengaruhi audience. - Tone: MC harus mampu mengatur tinggi rendah suara agar audience tidak merasa bosan. - Phrasing : MC dalam berbicara sebaiknya memberikan jeda agar dimengerti. Infleksi : lagu kalimat atau perubahan nada suara, hindari pengucapan yang sama bagian setiap kata (redundancy). Infleksi naik menunjukkan adanya lanjutan kalimat atau menurun untuk menunjukkan akhir kalimat. Kemampuan MC dalam mengolah poin-poin di atas akan membuat suara yang dikeluarkan mampu menjiwai isi atau makna dari kata atau kalimat yang disampaikan.
6. Penguasaan bahasa yang baik dan benar. - MC dituntut mampu mengucapkan setiap kata dan kalimat dari bahasa manapun dengan baik dan benar, baik itu bahasa asli (Indonesia) maupun bahasa asing seperti Ingris. - Seorang MC harus mampu mengucapkan dengan benar bahasa-bahasa dan istilah-istilah dalam bahasa daerah, terutama ketika memandu acara pernikahan dan resepsinya yang menggunakan adat daerah tertentu. Oleh sebab itu, seorang MC harus mampu melakukan riset kecil-kecil mengenai job yang diterima, terkait dengan bahasa yang akan digunakan atau terkait dengan hal-hal yang menyangkut istilah-istilah yang perlu diketahui MC ketika membawakan sebuah acara. - Seorang MC harus mengetahui tidak hanya bahasa formal saja, namun juga bahasa-bahasa dalam bidang lain, seperti ilmu pengetahuan, tehnologi, dan lainnya yang terkait dengan acara yang dipandunya. Pengetahuan soal bahasa juga terkait dengan bagaimana seorang MC mampu menggunakan bahasa yang komunikatif, praktis dan efisien.
7. Memilki wawasan dan pengetahuan yang luas (knowledge). Seorang MC layaknya seorang presenter atau jurnalis yang memiliki kemampuan mengetahui banyak hal diberbagai bidang, meskipun tidak mendalam seperti seorang pakar. Job yang diterima bisa saja tidak hanya melulu dalam bidang yang sama, tapi bisa jadi dari berbagai bidang yang berbeda-beda yang membutuhkan pengetahuan MC akan banyak hal. Untuk memiliki pengetahuan yang luas, seorang MC harus memiliki dasar pendidikan yang baik, formal maupun informal seperti kursus dan pelatihan serta gemar membaca dan terus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi.
8. Body language yang baik Seorang MC harus memiliki sikap tubuh yang baik dan fleksible sesuai dengan situasi dan kondisi acara serta lingkungan acara. Sikap tubuh yang baik seperti saat menyampaikan acara dan berbicara yang tidak over acting. (note :body language akan dibahas dalam materi tersendiri) 9. penampilan baik MC harus memiliki penampilan yang baik dalam hal tata busana dan kepandaian memilih busana yang tepat sesuai dengan acara. 10. Maturity MC harus memiliki kedewasaan dan kematangan berpikir. Hal ini akan memudahkan MC untuk melakukan perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan evaluasi diri. Sehingga seorang MC akan mampu secara terus menerus dan berkesinambungan meningkatkan profesionalismenya sebagai seorang MC.
11. Kreatif, inisiatif serta mampu berfikir cepat dan tepat Seorang MC harus kreatif dan memiliki inisiatif dalam memandu acara sehingga tidak membosankan dan monoton. Kreatif dan inisiatif juga diperlukan apabila ada perubahan situasi dan kondisi yang tak terduga ketika acara sedang berlangsung, sebelum acara berlangsung, atau sebelum acara berakhir. Seorang MC harus tanggap terhadap perubahan-perubahan tersebut dan harus berpikir cepat dan tepat untuk mengantisipasinya. 12. Reputations MC harus memiliki track record yang baik. Track record dalam menjalankan profesinya sebagai MC maupun track record yang baik dalam kehidupan pribadi, apalagi jika MC tersebut sudah menjadi seorang public figure dan terkenal. 13. Sense of humor Seorang MC dituntut mampu menciptakan suasana yang menyenangkan bagi audience. Sikap riang, ceria, dan ramah akan meluluhkan suasana yang kaku dan kurang bersahabat. Memiliki rasa humor adalah salah satunya dan sudah menjadi keharusan bagi seorang MC untuk memilikinya, terlebih lagi di saat memandu acara hiburan. Namum bukan berarti seorang MC harus menjadi seorang pelawak karena humor yang berlebihan dan tidak pada tempatnya juga akan mengurangi kredibilitas.
14. Bridging Seorang MC harus mampu membuat komentar yang menjadi jembatan antar satu segmen dengan segmen lainnya (bridge/bridging). Bridging adalah salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki MC agar acara menjadi tetap menarik dan tidak membosankan akibat delay antara satu segmen dengan segmen lainnya. Delay dapat terjadi akibat keterlambatan pengisi acara atau hal-hal lain yang tak terduga. MC yang handal dapat menggunakan insiden delay seperti itu untuk melakukan bridging dengan anekdot atau komentar-komentar positif dan humoris mengenai hal-hal yang terkait acara atau pengisi acara, dll.
15. Berlatih dan Evaluasi Mandiri Seorang MC harus mampu melakukan latihan secara mandiri dan mengevaluasi kekurangannya secara mandiri. Latihan dan evaluasi mandiri dapat dilakukan MC dengan cara merekam suara dan gaya nya dengan menggunakan kamera video dan berbicara di depan cermin. Sehingga akan terlihat bagaimana dia berbicara sebagai seorang MC dan jika menurutnya masih ada kekurangan, maka dapat segera melakukan perbaikan. 16. Pengetahuan Tehnis Microphone (Mic) Seorang MC juga harus memiliki kemampuan tehnis mengenai microphone. Mic adalah alat penting dan sahabat MC di atas panggung. MC harus paham betul bagaimana cara memegang mic, jarak antara mic dengan mulut, dan bagaimana setelan suara suara mic tersebut oleh sound operator. Biasanya setiap orang mempunyai ukuran suara di mixer audio yang berbeda. Maka jangan lupa untuk melakukan test mic sebelum Anda menggunakannya di atas panggung. Lakukanlah test mic ketika tamu-tamu belum datang, agar tidak mengganggu dan terkesan Anda tidak siap.