KRIDA BINA LINGKUNGAN SEHAT Disampaikan Oleh : FITRI SUSILAWATI,Am KL
SKK PENYEHATAN PERUMAHAN GOLONGAN PENEGAK DAN PANDEGA TUJUAN : DAPAT MENGAPLIKASIKAN RUMAH SEHAT SECARA SEDERHANA DI KELUARGA NYA DAPAT MENGAPLIKASIKAN BAGAIMANA MEMBUANG SAMPAH DAN KOTORAN PADA TEMPATNYA DAPAT MEMBERIKAN CONTOH PERBEDAAN RUMAH BERSIH DAN KOTOR DAPAT MEMBUAT CONTOH RUMAH SEHAT SECARA SEDERHANA DAPAT MEMBERIKAN CONTOH BAGAIMANA MEMBUANG SAMPAH DAN KOTORAN DENGAN BENAR DAPAT MEMBERIKAN PENYULUHAN TENTANG RUMAH BERSIH DAN KOTOR
1. DAPAT MEMBUAT TEMPAT SAMPAH SEDERHANA UNTUK DI PAKAI DI : -Dalam Rumah : Biasanya terbuat dari ember, keranjang, kotak papan/kaleng yang bagian dalamnya dilapisi dengan kantong plastik. -Luar Rumah : Bisa terbuat dari potongan drum, bek beton, kotak kayu dan sebagainya. 2.DAPAT MENJELASKAN UKURAN DAN LETAK YANG BENAR DARI JENDELA, LUBANG ANGIN, PENCAHAYAAN, DAPUR DAN KAKUS SEPERTI DISEBUTKAN DIATAS. 3.DAPAT MEMBUAT RANCANGAN RUMAH SEHAT DAN PEMILIHAN BAHAN BANGUNAN YANG DI PERLUKAN, MELIPUTI : -Kelengkapan rumah sehat -Tata ruangan -Ukuran ruangan, lubang angin, dan lain-lain -Gambar rencana 4.TELAH MELATIH SEDIKITNYA SEORANG PRAMUKA, SEHINGGA MEMPEROLEH TKK PENYEHATAN PERUMAHAN DAN MEMBANTU MEMBERI PENERANGAN KEPADA MASYARAKAT TENTANG PENYEHATAN PERUMAHAN.
SKK PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN GOLONGAN PENEGAK TUJUAN : 1. DAPAT MENGAPLIKASIKAN MAKANAN DAN MINUMAN, TERLINDUNG DARI LALAT, DEBU ATAU BINATANG LAINNYA UNTUK DIRINYA DAN KELUARGANYA. 2. DAPAT MENGAPLIKASIKAN MINUMAN YANG DIBUAT DARI AIR YANG TELAH DIMASAK UNTUK DIRINYA DAN KELUARGANYA 3. DAPAT MENGAPLIKASIKAN MENCUCI TANGAN SEBELUM MAKAN UNTUK DIRINYA DAN KELUARGANYA 4. DAPAT MEMBERIKAN CONTOH MAKANAN YANG TIDAK DIMASAK
1.Makanan perlu diolah dan disimpan secara baik menurut jenis dan macam makanan, sebagai berikut : a. Dengan pendinginan : -Daging disimpan beku (0° C) -Daging disimpan beku (0° C) -Sayuran disimpan sejuk (5 - 10° C) -Sayuran disimpan sejuk (5 - 10° C) -Ikan, telur dan hasil olahannya (5° C) -Ikan, telur dan hasil olahannya (5° C) -Penyimpanan dalam lemari es tidak boleh lebih dari 3 (tiga) hari. -Penyimpanan dalam lemari es tidak boleh lebih dari 3 (tiga) hari. b. Dengan cara pemanasan, yaitu : -Diasap -Diasap -Dijemur sinar matahari -Dijemur sinar matahari -Dimasak, direbus, digosok atau digoreng -Dimasak, direbus, digosok atau digoreng c. Dengan peragian/permentasi : -Kecap dibuat dari kacang kedele -Kecap dibuat dari kacang kedele -Tauco dibuat dari kacang kedele -Tauco dibuat dari kacang kedele -Tempe dibuat dari kacang kedele -Tempe dibuat dari kacang kedele -Tape dibuat dari ubi atau beras -Tape dibuat dari ubi atau beras -Tempe bongkrek dibuat dari ampas kelapa -Tempe bongkrek dibuat dari ampas kelapa -Bir, anggur, brem dibuat dari buah-buahan. -Bir, anggur, brem dibuat dari buah-buahan.
2. Mengetahui bahaya keracunan makanan dan tanda-tanda keracunan makanan Keracunan makanan dapat digolongkan menjadi 2 kelompok, yaitu : A.Keracunan karena Kimia Keracunan kimia yang akut pada umumnya karena pestisida (racun hama), arsen, dan nitrit. B.Keracunan karena bakteriologis, dapat dibagi menjadi dua kelompok : a. Karena insfeksi (kuman menyerang tubuh) b. Karena toksin (racun yang dihasilkan kuman) Tanda-tanda keracunan makanan secara garis besar sebagai berikut : -Badan lemah, kesadaran menurun, muntah yang disertai diare -Keracunan karena pestisida biasanya disertai dengan mulut berbusa -Keracunan karena insfeksi disertai dengan demam dan sakit perut -Keracunan karena bahan kimia beracun biasanya disertai dengan hilangnya keseimbangan dan kejang. Tindakan darurat yang perlu dilakukan : a.Pemberian cairan biasa seperti kelapa, air gula (oralit) atau susu untuk keracuna bersifat asam b.Pemberian zat pewarna seperti Natrium bicarbonat, norit, arang tempurung kelapa c.Pemberian cairan asam seperti air asam juag untuk keracuanan. d.Segera membawa penderita ke dokter/Puskesmas terdekat
3.Penularan penyakit melalui makanan yang ditularkan media penularan, contohnya adalah : a. Dibawa serangga/lalat : disentri, diare, typhus. b. Malalui air : disentri, diare, kholera. c. Melalui tinja : disentri, diare, kholera, typhus, kecacingan d. Melalui udara : cacing kremi, hepatitis infectiosa. e. Tanpa perantara : penyakit keracunan jengkol, gadung, singkong, tempe bongkrek atau makanan tercemar pestisisda. makanan tercemar pestisisda. 4.Cara-cara pencegahan : a. Makanan dan minuman yang harus dimasak sebelum dimakan b. Makanan rusak, basi, busuk dan bau atau berubah rasa/warna/bentuk jangan dimakan.
SKK PENGAMANAN PESTISIDA GOLONGAN PENEGAK DAN PANDEGA TUJUAN : DAPAT MENGAPLIKASIKAN DAN MEMBERI CONTOH (MENYULUH) HAL- HAL PENTING TENTANG PESTISIDA, SEPERTI : CARA-CARA MASUK PESTISIDA KE DALAM TUBUH CARA-CARA MENYIMPAN PESTISIDA CARA-CARA MEMBUANG LIMBAH PESTISIDA PERTOLONGAN PERTAMA BAGI KORBAN KERACUNAN PESTISIDA KE PUSKESMAS/RUMAH SAKIT MANA KORBAN HARUS DIBAWA SETELAH DI TOLONG
1. CARA MASUKNYA PESTISIDA Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa pestisida dapat menimbulkan keracunan pada manusia. Kejadian ini disebabkan karena masuknya pestisida pada tubuh manusia malalui 3 (tiga) jalan, yaitu : a. Jalan yang pertama melalui mulut Umumnya kejadian ini karena kecelakaan (bunuh diri) maupun karena ketidaktahuan manusia atas bahaya pestisida, misalnya lupa untuk membersihkan tangan b. Jalan yang kedua melaui jalan nafas Pestisiada yang masuk melaui jalan nafas, biasanya dalam bentuk uap pestisida maupun bentuk titik-titik (partikel), cairan pestisida yang oleh permukaan paru- paru selanjutnya diserap dan diedarkan ke seluruh tubuh. c. Jalan ke tiga, jalan yang sering dijumpai, yaitu jalan melalui permukaan kulit. Bila permukaan kulit kena pestisida maka akan segera diserap ke seluruh tubuh melalui pembuluh/rambut-rambut darah dan lebih-lebih jika ada luka pada kulit, misalnya korengan, luka-luka kecil dan sebagainya, maka akan lebih cepat deserap ke seluruh tubuh.
2. GEJALA DAN TANDA-TANDA KERACUNAN PESTISIDA Gejala-gejala keracunan pestisida pada manusia tergantung dari golongan pestisida apakah yang masuk dalam tubuh serta pada tingkat keracunan yang bagaimanakah yang dialaminya. Pada umumya pestisida dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu pestisida golongan organik dan golongan non organik. Jenis pestisida yang paling sering digunakan masyarakat golongan organik sintetik, yaitu : Golongan Organo Khlorin Sifat-sifat pestisida golongan ini disamping relatif sangat beracun, juga di alam mempunyai sifat yang tidak mudah terurai(persisten) sehingga membahayakan lingkungan hidup. Di dalam tubuh manusia pestisida golongan ini secara komulatif dapat disimpan dalam jaringan lemak, sehingga orang bisa keracunan setelah titik kejenuhan di dalam jaringan lemak tersebut dilampaui. Pestisida yang termasuk kedalam golongan ini adalah : DTT, Dieldrin, Endrin, Khlordan, BHC dan sebagainya. Golongan Organo Phospat Sifat-sifat pestisiada golongan ini mudah terurai di alam(tidak persisten) dan tidak disimpan secara komulatif dalam jaringan lemak (di dalam tubuh manusia), sehingga karena sifatnya ini orang sering menggunakan pestisida golongan ini. Akan tetapi pestisida golongan ini di dalam tubuh manisia dapat menurunkan kadar kholinesterase darah. Oleh karenanya orang yang terpapar pestisida ini akan mengalami gangguan fungsi syarafnya. Pestisida yang termasuk golongan ini adalah : Malathion, Diazinon, Abate, Fenethotion dan sebagainya. Golongan Organo Karbomat Sifat-sifat pestisida ini baik pada lingkungan maupun reaksinya di dalam tubuh manusia pada umumnya adalah sama, tetapi pengaruh terhadap penurunan kadar kholinesterase darahnya adalah lebih ringan dibandingkan pengaruhnya oleh organo phosphat.
GEJALA-GEJALA DAN TANDA-TANDA KERACUNAN PESTISIDA Golongan Organo Phosphat dan Organo Chlorin NoGejala-gejala Golongan Pestisida Organo Phosphat dan Kabbomat Organo Chlorina 1 Sakit Kepala ++ 2 Mual (mau muntah) ++ 3Pusing++ 4 Lemas Otot ++ 5Gelisah+- 6 Pikiran kacau ++ 7 Kelumpuhan sementara -+ 8 Penglihatan kabur +- 9 Nyeri lokal -- NoGejala-gejala Golongan Pestisida Organo Phosphat dan Kabbomat Organo Chlorina 1Berkeringat+- 2 Banyak keluar ludah +- 3 Wajah pucat ++ 4Kejang-kejang++ 5Muntah-muntah++ 6 Pucat kebiruan pada bibir ++ 7Demam-- 8 Sesak nafas ++
3. PERTOLONGAN PERTAMA PADA PENDERITA/TERSANGKA KERACUNAN PESTISIDA Penderita keracunan pestisida harus mendapat pertolongan sesegera mungkin sebelum dilakukan pengobatan, sebab kemungkinan besar akan terjadi kematian bila tidak segera diberikan pertolongan. Untuk itu pertolongan pertama perlu dilakukan, yaitu dengan cara-cara sebagai berikut : a. Pindahkan penderita pestisida ditempat udara yang bersih dan jauh dari pestisida b. Bila pertisida kontak dengan badannya, maka lepaskan bajunya yang terkena pestisida selanjutnya penderita dimandikan dan dikeramasi dengan sabun dan air, jika kontaminasi kulit dan rambut. c. Bila pestisida mengenai mata, maka mata harus dicuci melalui air yang mengalir lebih kurang selama 10 menit dan hati-hati jangan sampai terkena pada mata lain. d. Bila pestisida tertelan, maka bersihkan mulut dan hidung serta usahakan agar penderita memuntahkan isi lambungnya. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan/memberikan air hangat yang dicampur dengan garam dapur. e. Letakkan posisi kepala lebih rendah dari lambung sehingga memudahkan untuk mengeluarkan isi lambung masuk ke saluran pernapasan. f. Bila dalam perjalanan menuju Rumah Sakit pernafasan penderita berhenti, maka lakukan nafas buatan. g. Bila jantung/nadi berhenti berdenyut, lakukan pijat jantung dengan menekan dada kiri berulang-ulang. h. Bila terjadi kejang-kejang berikan sendok antara lidah dan langit-langit mulut agar lidah tidah tergigit/meyumbat tenggorokan
4. PENGOBATAN KERACUNA PERTISIDA Pengobatan keracunan pestisida hanya bisa dilakukan oleh seorang dokter atau petugas kesehatan yang sudah dipercaya dapat memberikan pengobatan keracunan pestisida, setelah dilakukan pertolongan pertama pada penderita, maka sesegera mungkin penderita tersebut dibawa ke rumah sakit/Puskesmas/dokter terdekat untuk diberikan pertolongan lebih lanjut. 5.PENYULUHAN PADA MASYARAKAT Setiap Pramuka golongan Penegak harus dapat menberikan penyuluhan tentang bahaya dan manfaat pestisida kepada masyarakat seperti yang diuraikan terlebih dahulu. Penyuluhan ini bisa dilakukan dengan cara ceramah, diskusi kelompok (kecil) mengenai organisasi-organisasi sosial yang ada, bisa dilakukan secara perseorangan ataupun dilakukan melalui pengorgainsasian masyarakat. Untuk pramuka golongan Penegak/Pandega, selain mengetaui dan melaksanakan, maka perlu memahami juga beberapa hal, antara lain : 1. Mengetahui pelaksanaan dan penyuluhan pada masyarakat tentang pemusnahan wadah pestisida serta sisa- sisa persitida secara alami. Seperti diuraikan pada golongan Penggalang bahwa semua bahwa wadah bekas pestisida tidak diperbolehkan untuk dipergunakan bagi keperluan lain, misalnya : untuk tempat minyak goreng, tempat minum ataupun tempat-tempat lainnya. Oleh karena itu setiap wadah pestisida harus dimusnahkan dan yang penting harus diperhatikan bahwa selama pemusnahan agar dilakukan secara aman, dalam arti tidak menimbulkan bahaya terhadap manusia maupun lingkungan. Pemusnahan itu bisa dilakukan dengan cara dibakar dengan suhu tinggi (melalui incubator) maupun ditanam setelah dihancurkan terlebih dahulu. Jangan dibuang disungai atau ditanam begitu saja. Pemusnahan dengan jalan dibakar kerugiannya selain dapat menimbulkan pencemaran (polusi) udara juga memerlukan biaya yang mahal. Oleh karena itu pemusnahan yang sering dilakukan yaitu dengan cara ditanam (dikubur), selain biayanya murah juga praktis dilakukan.
Akan tetapi yang perlu di[erhatikan adalah jangan sampai menimbulkan pencemaran pada air tanah, oleh karena itu selama melakukan penguburan wadah pestisida atau sisa-sisa bekas pestisida harus diperhatikan beberapa hal, antara lain : a. Tempat penguburan hendaknya diperhatikan, tinggi air tanah sewaktu musim hujan (tidak boleh kurang dari 3 meter permukaan tanah) (tidak boleh kurang dari 3 meter permukaan tanah) b. Harus jauh dari tempat tinggal penduduk, yaitu kira-kira sejauh minimal 100 meter. c. Dalamnya lubang tidak boleh lebih dari meter. d. Dalam melakukan penguburan agar dicampur dengan kapur secukupnya sebelum ditutup kembali dengan tanah untuk menetralisir sisa-sisa pestisida. ditutup kembali dengan tanah untuk menetralisir sisa-sisa pestisida.
SKK PENGAWASAN KUALITAS AIR I. GOLONGAN PENEGAK/PANDEGA TUJUAN : DAPAT MEMBERIKAN PENYULUHAN TENTANG PENTINGNYA DAN TANDA-TANDA AIR BERSIH SERTA MEMBEDAKANNYA DENGAN AIR KOTOR SECARA SEDERHANA. DAPAT MEMBERIKAN PENYULUHAN TENTANG PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH AIR KOTOR. DAPAT MEMBERIKAN PENYULUHAN CARA MENGANGKAT / MENGAMBIL AIR DENGAN TIDAK MENGGANGU KUALITAS/MUTU AIR. DAPAT MEMBERIKAN PENYULUHAN CARA MEMPEROLEH AIR YANG BAIK SECARA FISIK DAN BAKTERIOLOGIS. DAPAT MEMBERIKAN CONTOH BAGAIMANA MEMBUANG SAMPAH DAN KOTORAN DENGAN BENAR DAPAT MEMBERIKAN PENYULUHAN TENTANG RUMAH BERSIH DAN KOTOR
1.Mengetahui dan dapat melakukan cara memperoleh air bersih melalui proses kimia tertentu (kaporit, tawas, kapur tohor). Air yang kotor dapat dijadikan air bersih dengan cara yang sederhana yaitu melalui langkah-langkah sebagai berikut : a) Air yang keruh/kotor, diberi tawas (A12 SO4) agar kotoran halus yang mengambang dalam air dapat menggumpal menjadi butir kotoran yang lebih besar dan mudah mengendap dan juga diberi kapur tohor. b) Air yang telah diberi tawas dialirkan ke bak yang ada saringan kerikil, ijuk dan pasir agar kotorannya tersaring. c) Air yang sudah disaring dialirkan kedalam tempat penampungan air bersih dan kemudian diberi pupuk kaporit agar air yang sudah jernih itu kuman-kumannya dapat mati/terbunuh. Susunan tempat pembuluh kaporit ini dilengkapi dengan lapisan arang batok kelapa agar bau dalam air yang telah tersaring dan bau kaporit dapat dihilangkan atau berkurang dan diberi pula lapisan ijuk agar kotoran sisa dapat lebih tersaring. d). Air yang telah disaring diberi kaporit berarti telah bersih dan dapat dipergunakan untuk mandi, mencuci dan lain-lain. e). Ukuran bahan kimia yang diperlukan adalah untuk volume air 20 liter dibutuhkan : - Tawas: 4 gram - Kapur Tohor: 4 gram - Kaporit: 0,2 gram Air yang diberi kapur tohor dan tawas dibiarkan selama 5 – 10 menit.
2. Mengetahui syarat kualitas air dan dapat membedakan kualitas air yang baik sacara fisik. a. Syarat Fisik : - Tidak berwarna, artinya air itu jernih, bening dan tidak keruh atau kotor. - Tidak berasa, artinya air itu tidak asing, asam, payau, sepet/kelat, dsb. - Air tersebut segar artinya suhu air tersebut tidak melebihi suhu udara luar. - Tidak berbau artinya air tersebut tidak berbau amis, anyir, busuk, menyengak, dsb. b.Syarat Kimia : - Tidak mengandung bahan-bahan kimia beracun seperti timah hitam (Pb), Air raksa (Hg). - Kadar kimia unsur-unsur lain seperti besi (Fe), mangan (mg) dan lainnya tidak melebihi syarat yang di tetapkan (syarat-syarat terlampir). yang di tetapkan (syarat-syarat terlampir). - Derajat keasamaan air harus normal tidak boleh terlalu asam atau terlalu basa. Tanda derajat keasaman itu ditandai dengan pH. Yang baik adalah pH antara 6,5 – 8p pm. keasaman itu ditandai dengan pH. Yang baik adalah pH antara 6,5 – 8p pm. - Tidak mengandung racun seperti bekas racun tikus, nyamuk, pestisida dsb. c.Syarat Bakteriologis (tentang bibit-bibit penyakit) : - Tidak mengandung bibit penyakit seperti bibit penyakit kolera, tipus, disentri, kencing tikus dsb. dsb. Cara membedakan kualitas air yang baik secara fisik adalah : Airnya tidak berbau, dapat dilakukan melaui indra penciuman. Rasa air tawar dapat dirasai melalui mulut atau dicicipi dengan ujung lidah. - Air segar dapat dirasakan dengan tangan dan mulut.
3. Mengetahui cara dan dapat melakukan pemeriksaan air dengan alat yang sederhana. a. Kekeruhan : - Air dimasukan kedalam gelas atau tabung yang bening, warna air keruh dan warna gelas yang putih dan bening tampak berbeda. - Kalau dalam kolam air atau bak mandi, diberi pecehan piring yang berwarna putih didasar kolam, apabila pecahan piring yang didalam kolam/bak yang berisi air terlihat dengan jelas berarti air itu jernih. b.Rasa : Dapat dicicipi melaui lidah kita, apakah terasa asam, asin, paht, payau, kelat, tawar dsb. c.Bau : Dapat diketahui melalui indra penciuman kita apakah amis, anyir atau bau busuk, pada tempat air ditampung. d.Kesadahan atau air lemak : Dapat diketahui apakah air tersebut kalau dipakai mandi terasa licin atau mengelurkan busa atau tidak. Kalau air itu licin atau tidak berbusa kena sabun berarti air itu sadah, artinya banyak mengandung zat kapur.
4.Dapat melakukan pemeriksaan pH air, secara sederhana dengan komperator yang mempunyai dua tabung. a.Pemeriksaan air dengan komperator -Sediakan komperator yang mempunyai 2 (dua) tabung. -Isikan tabung pertama dengan air yang akan diperiksa dan bubuhi zat penunjuk seperti Ortolidine, Brom thimal Blue dan Phenol Red. -Isikan tabung kedua dengan air yang sama tetapi tidak dibubuhi bahan yang disebut diatas (Ortotolidine dsb). -Kedua tabung dimasukan kedalam tempat pada komperator dan perhatikan perbedaan warna menurut nomor (angka) yang ditukan pada kedudukan warna penduga yang sama. b.Menaikan pH Air Dengan cara yang sederhana pH air yang rendah dapat dinaikkan kadarnya dengan cara : -Memberikan kapur tohor -atau diberi abu dapur, abu gosok atau sekam yang telah dibakar. Jumlahnya menurut banyaknya air atau menurut kadar pH nya. Misalnya untuk pH air Untuk volume air 1m³, diberi kapur tohor sebanyak gram.
5.Mengetahui sebab-sebab sabun tidak berbuih karena mengandung zat kimia tertentu. -Air tidak berbusa biasanya air tersebut mengandung zat kimia tertentu seperti garam Calsium (zat kapur) atau garam Magnesium (zat mesiu) dalam kadar yang berlebihan. Biasanya dinyatakan dalam derajat Jerman (75° Jerman). -Cara menghilangkan garam-garam tersebut dengan cara sederhana adalah : =Dipanaskan/dimasakan (untuk garam Calsium dan Mg atau Magnesium) =Disemprotkan ke udara agar kontak dengan udara. = Disaring dengan pasir dan pengolahan tertentu. 6.Khusus untuk Penegak dan Pandega dapat mengetahui Program Pemerintah tentang Kualitas Air dan demontrasi penyaringan/pengolahan air sederhana seperti yang telah diuraikan pada halaman sebelumnya. 7.Harus dapat melatih Anggota pramuka lainnya (tingkat dibawahnya) untuk mencapai SKK kualitas air dan memperoleh TKK lainnya.
SKK PENYEHATAN AIR GOLONGAN PENEGAK DAN PANDEGA TUJUAN : DAPAT MEMBERIKAN PENYULUHAN TENTANG MANFAAT AIR DAN ARTI AIR BAGI MANUSIA DAPAT MEMBERIKAN PENYULUHAN TENTANG TANDA-TANDA AIR BERSIH, ASAL SUMBER AIR DAN CARA MENGATASI GANGGUAN FHISIK (BAU, WARNA, RASA) DAPAT MENGATASI/PRAKTEK MEMBUAT ALAT PERBAIKAN KUALITAS AIR DAPAT MEMBUAT ALAT PERAGA/MAKET TENTANG ALAT PENURUN KADAR BESI, AIR GAMBUT, ALAT SARINGAN AIR SEDERHANA, ALAT PEMBUBUH KAPORIT
2.Mengetahui cara memelihara sarana dan melaksanakan perbaikan ringan pada sarana bila ada kerusakan ringan a.Pemeliharaan Penampungan Air Hujan (PAH) Peliharalah bak dengan baik, bersihkan lingkungan sekitar bak dan jaga agar air dalam bak selalu dalam keadaan bersih. Atur penggunaan air dan perhitungkan supaya di akhir musim hujan bak dalam keadaan terisi penuh. Sehingga betul-betul berfungsi sebagai penyelamat di musim kering. Bak jangan sampai kering paling tidak sisakan air setinggi 10 cm untuk menjaga kelembaban lantai dan dinding bak. b.Pemeliharaan Sumur Pemeliharaan sumur dilakukan dengan menyikat dinding sumur dengan terlebih dahulu dicelupkan dalam larutan khlor (kaporit). Langkah-langkah yang harus dikerjakan : 1) Buatlah larutan khlor sebanyak 20 liter dengan kadar khlor aktif 50 ppm 2) Pergunakan sikat bertangkai panjang untuk menyikat dinding sumur yang terlebih dahulu dicelupkan dalam larutan khlor yang telah dibuat. dicelupkan dalam larutan khlor yang telah dibuat. 3) Tuangkan sisa larutan kedalam sumur dan aduklah air sumur dengan timba agar larutan khlor merata. merata. 4) Biarkan selama paling sedikit 30 menit sampai semalam.
c.Pemeliharaan Sumur Pompa Tangan 1. Anjuran Pemakaian -Gerakan tangkai pengungkit secara lambat dengan memberikan langkah yang panjang -Gerakan tangkai pengungkit secara lambat dengan memberikan langkah yang panjang -Pengisian air pancingan harus dilakukan pada waktu tangkai pengungkit tegak -Pemancingan harus dilakukan dengan mengerakan tangkai pengungkit secara lambat dengan memberikan langkah yang pendek. Lakukan hal ini beberapa kali. -Bila pompa tidak digunakan tangkai pengungkit harus dalam keadaan tegak. 2.Anjuran Pemeliharaan -Bersihkan daerah sekita pompa dan salurkan penampungan air dari segala macam kotoran dan lumut. -Hindarkan agar genangan air sisa tidak masuk ke dalam sumber -Bersihkan bagian luar pompa dari kotoran dan debu 1 (satu) minggu sekali -Lumasi bagian-bagian pompa yang mengalami gesekan sekitar 1 (satu) minggu sekali -Periksa rangkaian pengungkit dan baut-baut penyambung 2 (dua) minggu sekali -Usahakan agar pada waktu melapas permukaan penyambung paking-paking tidak rusak. Bila paking melekat gunakan benda lunak (kayu) untuk melepaskannya secara hati-hati. 3.Anjuran Pelumasan Berian pelumas pada bagian-bagian pompa seperti : -Lubang-lubang pelumas yang terdapat pada kepala T -Lubang-lubang pelumas yang terdapat pada batang ganda -Lubang-lubang pelumas yang terdapat pada pengungkit
3. Membuat bangunan sistem penyediaan Air Persyaratan pembuatan sumur : - Jarak sedikitnya 10 meter dari tempat terdekat yang dapat mengotori seperti : kakus, septictank, sumuran tempat pembuangan air kotor, tempat pembuangan sampah dsb. - Apabila tanahnya lereng, untuk menentukan tempat sumur harus dipertimbangkan tidak hanya jaraknya dari sumber pengotoran tetapi juga letaknya. Letak sumur harus diatas sumber pengotoran. - Harus ada lapusan tanah yang mengandung air - Sebaiknya tempat yang tidak terkena banjir - Harus dimintakan nasihta dari Dinas Kesehatan apabila ada kesukaran, seperti tanahnya mengandung karang-karang yang retak atau mempunyai dasar batu kapur.
4. Membersihkan Air (terutama untuk rumah tangga) a.Merebus Merebus air sedikitnya 5 menit (dalam arti lamanya mendidih, bukannya dari mulai dipanasi) adalah cukup membuat mendesinfeksi. b.Mencampuri air minum dengan ramuan yang mengandung khlor (kaporit) untuk memberi bau khlor yang samar-samar sesudah kontak selama kurang lebih 30 menit (air kurang lebih mengandung khlor 0,1 ppm)pada umumnya adalah cukup, asal air tidak mengandung banyak bahan organik dal lumayan jernih. Dosis yang lebih tinggi diperlukan apabila airnya mengandung banyak kotoran.
IV. PENUTUP Seorang pramuka harus mengetahui Program Departemen Kesehatan di Bidang Penyehatan Air yang di daerah dilaksanakan oleh Bagian Peningkatan Kesehatan Lingkungan (PKL). 1. Perencanaan dan pemeliharaan sarana air bersih dan lingkungan yang sehat bagi penduduk pedesaan dan perkantoran penduduk pedesaan dan perkantoran 2. Melaksanakan pelayanan kesehatan lingkungan dengan mengadakan pengawasan dan pembangunan sarana-sarana sebagai berikut : pembangunan sarana-sarana sebagai berikut : - SGL (sumur gali) - SPT DK (Sumur Pompa Tangan Dangkal) - Saringan Air Sederhana (SAS) - Saringan Pengolah Air Gambut - Saringan Pasir Lambat - Dan Sarana Penyehatan Air yang perlu dikembangkan 3.Pengawasan Kualitas Air Bersih di Lapangan 4.Program-program Penyehatan Air yang ada kaitannya dengan instansi lain seperti Dept PU, Dep Trans, Dep Sos, Bangda/Depodagri. 5.Penelitian dan penataran tenaga dalam pengingkatan Penyehatan Air di Pedesaan dan Perkotaan. 6.Memberikan Penyuluhan dan Bimbingan Teknis kepada masyarakat dalam usaha penurunan angka penyakit menular yang ditularkan melalui air.