ASET TETAP PROPERTY PLANT & EQUIPMENT

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Peserta mengerti tahap-tahap pada ADC
Advertisements

KIMIA UNSUR-UNSUR TRANSISI
PERTEMUAN 3 Algoritma & Pemrograman
Penyelidikan Operasi 1. Konsep Optimisasi.
KEBIJAKAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
Penyusunan Data Baseline dan Perhitungan Capaian Kegiatan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DIREKTORAT.
BALTHAZAR KREUTA, SE, M.SI
PENGEMBANGAN KARIR DOSEN Disarikan dari berbagai sumber oleh:
Identitas, persamaan dan pertidaksamaan trigonometri
ANGGOTA KELOMPOK WISNU WIDHU ( ) WILDAN ANUGERAH ( )
METODE PENDUGAAN ALTERNATIF
Dosen Pengampu: Muhammad Zidny Naf’an, M.Kom
GERAK SUGIYO, SPd.M.Kom.
Uji Hipotesis Luthfina Ariyani.
SOSIALISASI PEKAN IMUNISASI NASIONAL (PIN) POLIO 2016
PENGEMBANGAN BUTIR SOAL
Uji mana yang terbaik?.
Analisis Regresi linear berganda
PEERSIAPAN DAN PENERAPAN ISO/IEC 17025:2005 OLEH: YAYAN SETIAWAN
E Penilaian Proses dan Hasil Belajar
b. Kematian (mortalitas)
Ilmu Komputasi BAGUS ADHI KUSUMA
Uji Hipotesis dengan SPSS
OVERVIEW PERUBAHAN PSAK EFFEKTIF 2015
Pengolahan Citra Berwarna
Teori Produksi & Teori Biaya Produksi
Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi
PERSIAPAN UN MATEMATIKA
Kriptografi.
1 Bab Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi.
Ekonomi untuk SMA/MA kelas XI Oleh: Alam S..
ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL DALAM PEREKONOMIAN TIGA SEKTOR
Dosen: Atina Ahdika, S.Si., M.Si.
Anggaran biaya konversi
Junaidi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi
Pemodelan dan Analisis
Bab 4 Multivibrator By : M. Ramdhani.
Analisis Regresi – (Lanjutan)
Perkembangan teknologi masa kini dalam kaitannya dengan logika fazi
DISTRIBUSI PELUANG KONTINU
FETAL PHASE Embryolgy II
Yusuf Enril Fathurrohman
3D Viewing & Projection.
Sampling Pekerjaan.
Gerbang Logika Dwi Indra Oktoviandy (A )
SUGIYO Fisika II UDINUS 2014
D10K-6C01 Pengolahan Citra PCD-04 Algoritma Pengolahan Citra 1
Perpajakan di Indonesia
Bab 2 Kinerja Perusahaan dan Analisis Laporan Keuangan
Penyusunan Anggaran Bahan Baku
MOMENTUM, IMPULS, HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM DAN TUMBUKAN
Theory of Computation 3. Math Fundamental 2: Graph, String, Logic
Strategi Tata Letak.
Theory of Computation 2. Math Fundamental 1: Set, Sequence, Function
METODE PENELITIAN.
(Skewness dan kurtosis)
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dasar-dasar piranti photonik
Klasifikasi Dokumen Teks Berbahasa Indonesia
Mekflu_1 Rangkaian Pipa.
Digital to Analog Conversion dan Rekonstruksi Sinyal Tujuan Belajar 1
SEKSI NERACA WILAYAH DAN ANALISIS BPS KABUPATEN TEMANGGUNG
ASPEK KEPEGAWAIAN DALAM PENILAIAN ANGKA KREDIT
RANGKAIAN DIODA TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2015/2016
Ruang Euclides dan Ruang Vektor 1.
Bab Anuitas Aritmetrik dan Geometrik
Penyelidikan Operasi Pemrograman Dinamik Deterministik.
Kesetimbangan Fase dalam sistem sederhana (Aturan fase)
ANALISIS STRUKTUR MODAL
Transcript presentasi:

ASET TETAP PROPERTY PLANT & EQUIPMENT

Agenda 1 Pengertian 2 Akuntansi 3 Pengungkapan 4 Ilustrasi dan Kasus

Aset Tetap Komponen signifikan dalam Laporan Posisi Keuangan. Aset Tetap bersifat tangible. Masa manfaat jangka panjang (> 1 tahun) Digunakan dalam operasi: produksi, disewakan, administrasi, dll Pembebanan  depresiasi CONTOH Tanah Bangunan Gedung Kantor Gedung Pabrik Land improvement Peralatan Kendaraan Mesin Peralatan kantor

Perspektif Pengguna Informasi Pengakuan aset Penilaian aset dalam laporan keuangan Pembebanan dalam depresiasi Pengungkapan informasi yang relevan Kualitas aset yang dimiliki Penentuan nilai jaminan Penilaian tingkat efisiensi perusahaan Kepemilikan, keberadaan (sewa, jaminan kredit) Penilaian dengan harga perolehan  Acc. Analysis

Pengertian Aset Tetap Definisi  Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par 6) 1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan 2. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Ciri “Digunakan dalam operasi” dan tdk utk dijual kembali. Bersifat Jangka panjang dan biasanya disusutkan Memiliki wujud. Tidak berlaku untuk Hak penambangan Reservasi tambang

Pengakuan Aset Tetap Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika : (par 7) Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas; dan Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Tidak membedakan kriteria pengakuan pada saat pengakuan awal dan untuk biaya setelah perolehan awal

Pengakuan Aset Tetap Suku cadang utama dan peralatan siap pakai termasuk aset tetap jika: digunakan lebih dari satu periode hanya digunakan untuk aset tertentu komponen yang diganti tidak diakui Unit ukuran dalam pengakuan sesuai kondisi entitas. Kriteria agregasi atau invidual: Mempengaruhi nilai aset Mempengaruhi biaya depresiasi atau biaya operasi  Laba (potensi earning management) Evaluasi prinsip pengakuan  Biaya awal memperoleh aset Biaya selanjutnya untuk menambah, mengganti, memperbaiki

Biaya Perolehan Awal Seluruh biaya terkait aset yang memiliki manfaat di masa mendatang. Aset lain yang berfungsi agar suatu aset dapat memiliki manfaat di masa mendatang. Misal: alat yang dipasang agar pabrik dapat berjalan sesuai dengan ketentuan pengolahan limbah industri.

Biaya Setelah Perolehan Awal Biaya pemeliharaan dan perbaikan Misal: perawatan, suku cadang diakui beban di laporan laba rugi periode berjalan Memenuhi kriteria aset tetap dan komponen yang diganti tidak lagi dicatat sebagai aset Penggantian aset menambah aset jika Inspeksi yang signifikan diakui sebagai jumlah tercatat aset jika Memenuhi kriteria aset tetap dan nilai inspeksi terdahulu (dibedakan dari fisik) dihentikan pencatatanya

Pengukuran Awal Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset tetap pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan. Harga Perolehan Biaya yang dapat diartibusikan secara langsung Biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset

Komponen Biaya Perolehan a) Harga perolehan  bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lain; b) Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh, atau karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan persediaan.

Biaya Diatribusikan Langsung Biaya imbalan kerja yang timbul dari pembangunan atau akuisisi aset tetap. Biaya penyiapan lahan untuk pabrik; Biaya handling dan penyerahan awal; Biaya perakitan dan instalasi Biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik (setelah dikurangi hasil penjualan produk tersebut) Komisi profesional

Bukan komponen biaya Biaya pembukaan fasilitas baru Biaya pengenalan produk baru Biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru termasuk biaya pelatihan staf Administrasi dan overhead umum Biaya saat alat belum beroperasi penuh Kerugian awal operasi Biaya relokasi dan reorganisasi operasi entitas. Hasil dari aset sebelum dimanfaatkan (hasil parkir dari lahan yang belum digunakan). Laba internal jika aset tersebut merupakan persediaan perusahaan.

Pengukuran Awal – Dismantling Cost Contoh Perusahaan menyewa sebuah lahan selama 5 tahun untuk didirikan bangunan sementara untuk kegiatan operasional kantor. Biaya untuk mendirikan bangunan tersebut sebesar Rp.1 milyar. Bangunan tersebut menurut perjanjian sewa, harus dibongkar di akhir masa sewa. Estimasi biaya pembongkaran rumah tersebut Rp.120 juta tingkat diskonto 6% Harga perolehan bangunan adalah Rp.1 milyar ditambah estimasi biaya pembongkaran. Rp.120 juta : (1 + 6%)5 = Rp.89.670.000 Biaya partisi diakui dalam neraca dengan jurnal berikut: Dr Aset Tetap 1.089.670.000 Cr Kas 1.000.000.000 Kewajiban diestimasi 89.670.000

Pengukuran Awal – Dismantling Cost Contoh PT. Melati menyewa gedung selama 4 tahun mulai tahun 2011. Perusahaan mengeluarkan uang sebear 800 juta untuk membuat partisi ruang tersebut sesuai keinginan perusahaan. Dalam kontrak disebutkan bahwa perusahaan harus mengembalikan ruangan seperti kondisi semula. Biaya untuk melakukan restorari sebesar 50 juta dengan tingkat diskon yang berlaku 5%. (PV n=5, i=5%) = 39,176 jt.

Tanggal 1 Des 2015 PT semesta mengikat kontrak dengan pT Konstruksi untuk membangun pabrik yang akan digunakan PT Semesta untuk pengembangan usahanya. Pabrik tersebut dibangun di atas tanah yang dimiliki PT Semesta. Nilai kontrak pembangunan pabrik tersebut adalah Rp.5,1 miliar. PT Semesta mempunyai beberapa pinjaman berikut: Pinjaman yang secara khusus untuk pembangunan pabrik tersebut: utang bank dengan tingkat bunga 12% Rp.2,4 miliar (entitas memperoleh penghasilan bunga sebesar Rp.60 juta dari investasi temporer pinjaman khusus ini) Pinjaman umum: wesel bayar dengan tingkat bunga 15% Rp.3 miliar; obligasi dengan tingkat bunga 10% Rp.3,6 m

Berikut pembayaran yang dilakukan entitas untuk pembangunan tersebut. 1 januari 2015 Rp.1.000.000.000 1 April 2015 Rp.1.700.000.000 1 Agustus 2015 Rp.1.200.000.000 1 Desember 2015Rp.1.200.000.000 Total Rp.5.100.000.000 Tgl Pengeluaran Pinj khusus Pinj Umum Rata tertimbang 1/1 ¼ 1/8 1/12 1.000.000.000 1.700.000.000 1.200.000.000 1.400.000.000 - 300.000.000 300 juta x 9/12 1,2 m x 5/12 1,2 m x 1/12 Rp.825.000.000

Rata-rata tertimbang biaya pinjaman Wesel bayar 15%= Rp.3 miliar x 15% = Rp.450.000.000 Obligasi 10% = Rp.3,6 m x 10% = Rp.360.000.000 = Rp.810.000.000 Rata-rata tertimbang = 𝑅𝑝.810.000.000 𝑅𝑝.6.600.000.000 x 100% = 12,27% Biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasi Pinjaman khusus 12% x Rp.2,4 m = Rp.288.000.000 Pinjaman umum 12,27%xRp.825 jt= Rp.101.227.500 = Rp.389.227.500 Penghasilan investasi = (Rp.60.000.000) Total biaya pinjaman dikapitalisasi = Rp.329.227.500

Ilustrasi Biaya Perolehan Contoh Berikut ini biaya yang dikeluarkan PT. Kelana dalam rangka perolehan mesin baru untuk produk barunya: 5 milyar untuk pembelian mesin 50 juta biaya tenaga kerja untuk merubah interior pabrik agar sesuai dengan penggunaan mesin. 100 juta untuk penyiapan lokasi pabrik 80 juta untuk pengiriman mesin 500 juta PPN dan 500 juta bea masuk. Biaya promosi produk baru 800 juta Biaya instalasi mesin sebesar 120 juta Biaya pengetesan awal 50 juta Biaya grand opening 130 juta Biaya tenaga enginering yang melakukan pengetesan dan instalasi 30 juta Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya overhead 25 juta Diskusikan mana yang merupakan biaya perolehan??

Pengukuran Awal Example Biaya dari pembukaan pabrik tersebut sebesar 5.000+50+100+80+500+500+120+50+30=6.430 milyar Biaya yang tidak berhubungan langsung dengan perolehan dan pemasangan mesin pabrik tersebut tidak boleh diakui. Biaya yang tidak boleh dimasukkan adalah: Biaya grand opening 130 juta Biaya promosi produk baru 800 juta Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya overhead 25 juta

Perolehan Gedung Semua biaya terkait dengan akuisisi atau konstruksi : Material, tenaga kerja, overhead selama proses konstruksi , biaya bunga  jika membangun sendiri Harga beli bangunan dan pengurusan hak perolehan bangunan. Fee profesional Ijin pendirian bangunan

Perolehan Tanah Semua biaya terkait dengan akuisisi dan penyiapan tanah sesuai dengan tujuan penggunaan : Harga Beli Biaya pengurusan hak tanah (sertifikat, pajak/BPHTB, biaya notaris, dll. Biaya untuk perataan tanah, penghancuran bangunan yang tidak diperlukan.

Tanah dan Bangunan  Investasi Properti Properti Investasi menurut PSAK 13 adalah: properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan—atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya, dan tidak untuk: 1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif; atau Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. Kriteria Pengakuan Sama dengan PSAK 16 Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan. Biaya transaksi termasuk dalam pengukuran awal tersebut. Setelah pengukuran awal perusahaan dapat memilih menggunakan metode biaya atau nilai wajar

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Example Fair value model (PSAK 13) Revaluation model (PSAK 16) Menggunakan nilai wajar Menggunakan nilai wajar Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya. Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi atau ekuitas. Tidak ada penyusutan. Penyusutan. Mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca. Tidak spesifik, hanya mengharuskan secara reguler.

Perolehan Peralatan Peralatan dapat meliputi mesin, kendaraan, peralatan kantor, peralatan pabrik dan peralatan lain. Biaya perolehan meliputi Harga beli, Pajak atau Bea yang tidak dapat dikreditkan Biaya transportasi Biaya asuransi selama pengiriman barang Biaya instalasi dan biaya penyiapan tempat untuk melakukan instalasi Biaya untuk pengetesan peralatan

Biaya Perolehan Pengeluaran dan penerimaan berikut terkait dengan tanah, land improvement dan pembelian gedung. Tentukan bagaimana perusahaan mengklasifikasikan pengeluaran tersebut? Klasifikasi Uang yang dipinjam untuk mendanai konstruksi Pengeluaran untuk konstruksi dari pinjaman Biaya untuk perataan tanah Biaya pajak dan pengurusan ijin pembangunan Pembayaran asuransi selama proses pembangunan konstruksi Pengembalian polis asuransi satu bulan karena konstruksi selesai lebih awal. Utang Bank Bangunan Tanah Tanah Bangunan (Bangunan)

Perolehan Aset Pengeluaran dan penerimaan berikut terkait dengan tanah, land improvement dan pembelian gedung. Tentukan bagaiaman perusahaan mengklasifikasikan pengeluaran tersebut? Classification Biaya arsitek untuk bangunan Biaya real estate yang dibeli untuk pabrik (tanah Rp20M dan bangunan Rp5M) Biaya komisi untuk agen real estate Pemasangan pagar di sekitar properti Biaya penghancuran bangunan dan perataan tanah Uang yang diterima dari penjualan puing bangunan Biaya lahan parkir dan jalan raya Biaya penanaman pohon (permanen) Bangunan Tanah Tanah Perbaikan Tanah Tanah (Tanah) Perbaikan Tanah Tanah

Perolehan Aset yang Dibangun Sendiri Biaya yang dikeluarkan sampai aset tersebut siap digunakan: Material dan tenaga kerja Overhead  biaya variabel dan porsi dari fixed overhead yang terkait langsung dengan pembangunan aset. Biaya bunga selama proses pembangunan

Bunga selama Proses Konstruksi Alternatif pembebanan biaya bungan yang muncul selama proses konstruksi Menambah Nilai Aset Rp 0 Rp ? Biaya bunga tidak dikapitalisasi selama konstruksi Kapitalisasi biaya bunga aktual selama konstruksi (dengan modifikasi) Kapitalisasi semua biaya bunga IFRS

Bunga Pinjaman (PSAK 26) PSAK 26 (IFRS 23) mengkapitalisasi biaya bunga aktual (dengan modifikasi), konsisten dengan prinsip harga perolehan Dalam kapitalisasi ada tiga pertimbangan Qualifying assets Periode kapitalisasi Jumlah yang dikapitalisasi Bunga yang dikapitalisasi, jumlah yang lebih kecil antara Biaya bunga aktual Avoidable interest – bunga yang dapat dihindarkan yaitu biaya bunga yang tidak akan muncul jika kegiatan pembangunan tersebut tidak dilaksanakan. Pinjaman khusus  menggunakan aktual biaya bunga yang terjadi dikurangi pendapatan bunga yang dihasilkan dari pinjaman khusus sebelum digunakan. Pinjaman umum  menggunakan rata-rata tertimbang dana yang terpakai dikalikan dengan bunga rata-rata.

Pengukuran Biaya Perolehan Diskon — Diskon harus dikurangkan dari harga perolehan aset Pembayaran ditangguhkan— Aset yang dibeli dengan pembayaran ditangguhkan dinilai setara nilai tunainya. Perbedan nilai tunai dengan pembayaran diakui sebagai beban bunga. Pertukaran aset — menggunakan nilai wajar kecuali tidak ada substansi ekonomi atau tidak ada nilai wajar yang andal. Pembelian dengan lumpsum — dialokasikan nilai total biaya perolehan ke masing-masing aset dengan dasar nilai wajar aset. (jika asetnya diklasikan atau memiliki masa manfaat berbeda).

Pengukuran Biaya Perolehan Penerbitan saham — menggunakan dasar nilai wajar dari saham sebagai indikator nilai wajar aset, jika nilai saham dapat diandalkan. Mana yang lebih andal antara nilai wajar saham atau aset. Jika keduanya andal maka nilai wajar aset yang diserahkan digunakan untuk mengukur aset yang diterima. Hibah pemerintah — tidak boleh diakui sampai diperoleh keyakinan bahwa entitas memenuhi persyaratan dan hibah akan diperoleh.

Pertukaran Aset Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran diukur sebesar nilai wajar kecuali: Tidak memiliki substansi komersial, atau Nilai wajar aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara andal Substansi Komersial Nilai wajar Aset dipertukarkan Biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari aset yang diserahkan.

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Entitas harus memilih antara: Sebagai kebijakan akuntansinya, dan Menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama. Cost Model Revaluation Model

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar : Biaya perolehan dikurangi Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi penurunan nilai aset Cost Model Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar : Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi, dikurangi Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi penurunan nilai aset yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluation Model

Nilai Wajar Nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction) Bukan nilai yang akan diterima atau dibayarkan entitas dalam suatu transaksi yang dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan akibat kesulitan keuangan.

Hirarki Penentuan Nilai Wajar Kuotasi harga di pasar aktif; Jika pasar tidak aktif, maka menggunakan teknik penilaian yang meliputi: penggunaan transaksi-transaksi pasar wajar yang terkini antara pihak-pihak yang mengerti, berkeinginan, jika tersedia; referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama; analisis arus kas yang didiskonto (discounted cash flow analysis); dan model penetapan harga opsi (option pricing model)

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Appraisal Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai karena sifat aset yang khusus dan jarang diperjualbelikan, maka Entitas perlu mengestimasi nilai wajar menggunakan pendekatan penghasilan atau depreciated replacement cost.

Penentuan Nilai Wajar Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya ditentukan melalui penilaian yang dilakukan oleh penilai yang memiliki kualifikasi professional berdasarkan bukti pasar. Nilai wajar pabrik dan peralatan biasanya menggunakan nilai pasar yang ditentukan oleh penilai.

Tidak ada nilai wajar Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai wajar karena sifat dari asset tetap yang khusus dan jarang diperjual-belikan, kecuali sebagai bagian dari bisnis yang berkelanjutan, entitas mungkin perlu mengestimasi nilai wajar menggunakan pendekatan penghasilan atau biaya pengganti yang telah disusutkan (depreciated replacement cost approach).

Frekuensi Penilaian Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar dari suatu asset tetap yang direvaluasi. Jika nilai wajar dari asset yang direvaluasi berbeda secara material dari jumlah tercatatnya  revaluasi lanjutan perlu dilakukan. Beberapa aset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara signifikan dan fluktuatif  perlu direvaluasi secara tahunan. Revaluasi tahunan seperti itu tidak perlu dilakukan apabila perubahan nilai wajar tidak signifikan. Namun demikian, asset tersebut mungkin perlu direvaluasi setiap tiga atau lima tahun sekali.

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Revaluation Model Revaluasi harus dilakukan secara reguler Untuk memastikan jumlah tercatat tidak berbeda secara material dengan nilai wajar pada tanggal neraca. Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan dengan metode: proporsional, atau eliminasi.

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Example Metode Proporsional Peralatan senilai 2.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2010 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2010 nilai wajar aset adalah 2.400.000. 1/1/08 Dr. Aset tetap 2.000.000 Cr. Kas 2.000.000 31/12/08 Dr. Beban Penyusutan 400.000 Cr. Akumulasi Penyusutan 400.000 31/12/08 Dr. Aset Tetap 1.000.000 Cr. Akumulasi Penyusutan 200.000* Cr. Surplus Revaluasi 800.000 *((2.400.000-1.600.000)/1.600.000) x 400.000 = 200.000

4. Pengukuran setelah Pengakuan Awal Example Metode Eliminasi Peralatan senilai 2.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2010 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2010 nilai wajar aset adalah 2.400.000. 1/1/08 Aset tetap 2.000.000 Kas 2.000.000 31/12/08 Beban Penyusutan 400.000 Akumulasi Penyusutan 400.000 31/12/08 Akumulasi Penyusutan 400.000 Aset Tetap 400.000 Aset Tetap 800,000 Surplus Revaluasi 800.000

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Revaluation Model Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus direvaluasi Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, kenaikan tersebut langsung dikreditkan ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Diakui dalam L/R sejumlah penurunan akibat revaluasi terdahulu (jika ada). Jika jumlah tercatat aset menurun akibat revaluasi, penurunan tersebut diakui dalam laporn laba rugi. Didebit ke ekuitas – sejumlah saldo kredit surplus revaluasi (jika ada). Entire class To Equity directly Negative to P/L

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Revaluation Model Surplus revaluasi yang disajikan di ekuitas dapat dipindahkan langsung ke sado laba pada saat aset tersebut dihentikan penggunaannya. Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan seiring dengan penggunaan aset oleh entitas. (partially realized) Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan revaluasian dan penyusutan dengan biaya perolehan. (atau nilai surplus revaluasi dibagi sisa manfaat ekonomis) Dr Surplus Revaluasi Cr Saldo Laba Pemindahan surplus revaluasi tidak dilakukan melalui Laporan Laba Rugi.

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Contoh Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 3.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp 1.650.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 1.950.000. Dr - Akumulasi Penyusutan 1.650.000 Cr – Aset Tetap 1.650.000 Dr – Aset Tetap 600.000 Cr – Surplus Revaluasi 600.000

4. Pengukuran setelah Pengakuan Awal Contoh Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 3.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp 1,650.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 1.950.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan penurunan Rp 200.000. Dr - Akumulasi Penyusutan 1.650.000 Cr – Aset Tetap 1.650.000 Dr – Aset Tetap 600.000 Cr – Keuntungan Revaluasi 200.000 Cr - Surplus Revaluasi 400.000

4. Pengukuran setelah Pengakuan Awal Contoh Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 3.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp 1.650.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 1.000.000. Dr - Akumulasi Penyusutan 1.650.000 Cr – Aset Tetap 1.650.000 Dr – Rugi Revaluasi 350.000 Cr – Aset Tetap 350.000.

4. Pengukuran setelah Pengakuan Awal Contoh Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 3.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp 1.650.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 1.000.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan surplus Rp 200.000. Dr - Akumulasi Penyusutan 1.650.000 Cr – Aset Tetap 1.650.000 Dr – Rugi Revaluasi 150.000 Dr – Surplus Revaluasi 200.000 Cr – Aset Tetap 350.000

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Contoh Revaluation Model 31.12.2009 PT. Kenanga membeli mesin dengan harga 50.000 pada 1 Jan 2009 dan menggunakan metode revaluasi Mesin tersebut disusutkan dengan metode garis lurus 5thn. Pada 31 Desember 2009 direvaluasi sebesar 48.000 Buat jurnal untuk tahun 2009 dan 2010. Dr Aset tetap 50,000 Cr Kas 50,000 Dr Beban Penyusutan 10,000 Cr Akumulasi Penyusutan 10,000 Dr Akumulasi Penyusutan 10,000 Cr Aset tetap 2,000 Cr Surplus Revaluasi 8,000 31.12.2010 Dr Beban Penyusutan ($48K/4) 12,000 Cr Akumulasi Penyusutan 12,000 Dr Surplus Revaluasi 2,000 Cr Saldo Laba 2,000

Penyusutan Cost Model Penyusutan Revaluation Model Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan (depreciable amount) dari suatu aset selama umur manfaatnya (useful life).

Penyusutan Penyusutan Setiap bagian aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aset harus disusutkan secara terpisah. Contoh : rangka dan mesin pesawat Beban penyusutan untuk setiap periode harus diakui dalam laporan laba rugi kecuali jika beban tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat aset lain.

Penyusutan Penyusutan Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap digunakan Pada saat aset berada di lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen. Penyusutan aset dihentikan lebih awal ketika: Diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual; dan Aset dihentikan pengakuannya. Tanah dan bangunan diperlakukan sebagai aset terpisah walaupun diperoleh sekaligus. Penyusutan Implikasinya, penyusutan tidak dihentikan sekalipun aset: sedang tidak digunakan atau dihentikan penggunaannya

Penyusutan Nilai residu dan umur manfaat suatu aset harus di-review minimum setiap akhir tahun buku Jika hasil review berbeda dengan estimasi sebelumnya maka perbedaan tersebut harus diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi.

Penyusutan Umur Manfaat Faktor yang harus diperhitungkan dalam menentukan umur manfaat. Prakiraan daya pakai aset; Prakiraan tingkat keausan fisik; Keusangan teknis dan keusangan komersil; Pembatasan penggunaan aset karena aspek hukum (misal : sewa).

Penyusutan Metode penyusutan yang digunakan: Harus mencerminkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomis masa depan atas aset oleh entitas. Harus di-review minimum setiap akhir tahun buku, dan Perubahan metode diperlakukan sebagai perubahan estimasi. Metode Penyusutan

Penyusutan Metode Penyusutan Menghasilkan pembebanan yang tetap sepanjang umur manfaat selagi nilai residu tidak berubah Garis Lurus Menghasilkan pembebanan yang menurun sepanjang umur manfaat Saldo Menurun Menghasilkan pembebanan berdasarkan penggunaan Jumlah Unit

Penurunan Nilai – PSAK 48 PSAK 48 tentang Penurunan Nilai Aset, yang membahas: Bagaimana entitas melakukan review atas nilai tercatat aset, Bagaimana menentukan recoverable amount suatu aset, dan Kapan mengakui atau membalik rugi penurunan nilai. Penurunan nilai terjadi jika nilai tercatat aset lebih tinggi dibandingkan nilai terpulihkan (recoverable amount) Recoverable amount adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya penjualan dengan nilai kini penggunaan aset. Penurunan nilai diakui di laporan laba rugi Revew penurunan nilai dilakukan setiap pelaporan Penurunan boleh dapat dibalikkan sebesar yang telah terjadi

Penurunan Nilai Setiap tanggal pelaporan perusahaan harus menguji apakah terdapat indikasi (external atau internal) penurunan nilai, jika ada maka dilakukan pengujian berikut:

Ilustrasi Penurunan Nilai Contoh: Misalkan perusahaan Carita melakukan uji penurunan nilai untuk peralatannya. Nilai buku dari peralatan tersebut sebesar Rp200 juta sedangkan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual sebesar Rp180 juta, dan nilai pakainya Rp205 juta. Rp200 jt Rp205 jt Tdk ada penurunan nilai Rp180 jt Rp205 jt

Ilustrasi Penurunan Nilai Misalkan informasi yang ada tetap sama untuk PT Carita kecuali nilai pakai dari peralatannya menjadi Rp175 juta. Rp200 jt Rp180 jt Rp20 jt Rugi penurunan nilai Rp180 jt Rp175 jt Dr. Rugi penurunan nilai Rp20 juta Cr. Akumulasi depresiasi – peralatan Rp20 juta

Penghentian Pengakuan Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat: a) dilepaskan; atau b) Tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap harus dimasukkan dalam laporan laba rugi pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya (kecuali transaksi jual- sewa balik). Laba tidak boleh diklasifikasikan sebagai pendapatan.

Penghentian Pengakuan Penghentian pengakuan pada saat penggantian sebagian aset tetap Entitas mengakui biaya perolehan dari penggantian dalam jumlah tercatat aset. Kemudian menghentikan pengakuan jumlah tercatat bagian yang digantikan tanpa memperhatikan bagian yang digantikan telah disusutkan secara terpisah. Jika tidak praktis, biaya perolehan penggantian = biaya perolehan yang digantikan. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan suatu aset tetap harus ditentukan sebesar perbedaan antara : Jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dan Jumlah tercatat dari aset.

Pengungkapan Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat bruto Metode penyusutan yang digunakan Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan awal dan akhir periode. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode Keberadaan dan jumlah restriksi atas hak milik karena penjaminan utang Jumlah pengeluaran yang diakui dalam pembangunan Jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan Jumlah kompensasi pihak ketiga untuk aset yang mengalami penurunan nilai, hilang / dihentikan. Pemilihan metode akuntansi Perubahan estimasi

Pengungkapan Revaluasi Dasar yang digunakan untuk menilai kembali aktiva Tanggal efektif penilaian Nama penilai independen, bila ada Hakekat setiap petunjuk yang digunakan untuk menentukan biaya pengganti Jumlah tercatat setiap jenis aktiva tetap Surplus penilaian kembali neraca

Transisi dan Tanggal Efektif Entitas yang sebelum PSAK ini melakukan revaluasi dan kemudian menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya, maka nilai revaluasi aset tetap tersebut dianggap sebagai biaya perolehan (deemed cost). Biaya perolehan tersebut adalah nilai pada saat PSAK ini diterbitkan. Entitas yang sebelum penerapan PSAK ini pernah melakukan revaluasi aset tetap dan masih memiliki selisih saldo revaluasi aset tetap, maka pada saat penerapan pertama kali harus mereklasifikasi seluruh saldo selisih revaluasi aset tetap tersebut ke saldo laba dan hal tersebut harus diungkapkan Efektif 1 Januari 2008

Kasus – Model Revaluasi & Cost Informasi terkait aset yang diperoleh pada 1 Januari 2006: Harga perolehan: Rp100 juta Umur manfaat: 5 tahun, tidak ada nilai sisa Metode depresiasi: Garis lurus Diminta: a. Buatlah seluruh jurnal yang diperlukan berdasarkan Model Revaluasi! b. Buatlah seluruh jurnal yang diperlukan berdasarkan Model Biaya (Cost Model)! Asumsikan kondisi pada 1 Januari 2008 memenuhi kriteria penurunan nilai (impairment)! Tanggal Biaya Penggantian Terdepresiasi 1 Januari 2007 Rp120 juta 1 Januari 2008 Rp45 juta 1 Januari 2009 Rp50 juta

Jawaban – Revaluasi - Proporsional 1/1/06 Dr. Aset Rp100 juta Cr. Kas Rp100 juta 31/12/06 Dr. Beban depresiasi Rp20 juta Cr. Akumulasi Depresiasi Rp20 juta 1/1/07 Dr. Aset Rp50 juta* Cr. Akumulasi Depresiasi Rp10 juta** Cr. Surplus Revaluasi Rp 40 juta *((120 juta – 80 juta)/80 juta) x 100 juta **((120 juta – 80 juta)/80 juta) x 20 juta

Jawaban – Revaluasi - Proporsional 31/12/07 Dr. Beban Depresiasi Rp30 juta (120 juta/4) Cr.Akumulasi Depresiasi Rp 30 juta Dr. Surplus Revaluasi Rp10 juta (40juta/4) Cr. Laba Ditahan Rp10 juta 1/1/08 Dr. Akumulasi Depresiasi 30 juta* Dr. Surplus Revaluasi 30 juta Dr. Rugi Penurunan Nilai Aset 15 juta Cr. Aset 75 juta** *((90 juta – 45 juta)/90 juta) x 60 juta **((90 juta – 45 juta)/90 juta) x 150 juta

Jawaban – Revaluasi - Proporsional 31/12/08 Dr. Beban Depresiasi Rp15 juta (45 juta/3) Cr. Akumulasi Depresiasi Rp15 juta 1/1/09 Dr. Aset Rp50 juta* Cr. Akumulasi Depresiasi Rp30 juta** Cr. Keuntungan/Kerugian Rp15 juta Cr. Surplus Revaluasi Rp5 juta *((50 juta -30 juta)/30 juta) x 7,500 **((5,000-3,000)/3,000) x 4,500

Jawaban – Revaluasi - Eliminasi 1/1/06 Dr. Aset Rp100 juta Cr. Kas Rp100 juta 31/12/06 Dr. Beban Depresiasi Rp20 juta Cr. Akumulasi Depresiasi Rp20 juta 1/1/07 Dr. Akumulasi Depresiasi Rp20 juta Cr. Aset Rp20 juta Dr. Aset Rp40 juta Cr. Surplus Revaluasi Rp40 juta

Jawaban – Revaluasi - Eliminasi 31/12/07 Dr. Beban Depresiasi Rp30 juta (120 juta/4) Cr. Akumulasi Depresiasi Rp30 juta Dr. Surplus Revaluasi Rp10 juta (40 juta/4) Cr. Laba Ditahan Rp10 juta 1/1/08 Dr. Akumulasi Depresiasi Rp30 juta Cr. Aset Rp30 juta Dr. Surplus Revaluasi Rp30 juta Dr. Rugi Penurunan Nilai Aset Rp15 juta Cr. Aset Rp45 juta

Jawaban – Revaluasi - Eliminasi 31/12/08 Dr. Beban Depresiasi Rp15 juta (4,500/3) Cr. Akumulasi Depresiasi Rp15 juta 1/1/09 Dr. Akumulasi Depresiasi Rp15 juta Cr. Aset Rp15 juta Dr. Aset Rp20 juta Cr. Laba/Rugi Rp15 juta Cr. Surplus Revaluasi Rp5 juta

Jawaban – Model Biaya 1/1/06 Dr. Aset Rp100 juta Cr. Kas Rp100 juta 31/12/06 Dr. Beban Depresiasi Rp20 juta Cr. Akumulasi Depresiasi Rp20 juta 1/1/07 No journal 31/12/07 Dr. Beban Depresiasi Rp20 juta 1/1/08 Dr. Kerugian Penurunan Nilai Aset Rp15 juta Cr. Akumulasi Depresiasi Rp15 juta

Jawaban – Model Biaya 31/12/08 Dr. Beban Depreasiasi Rp15 juta Cr. Akumulasi Depresiasi Rp15 juta 1/1/09 Dr. Akumulasi Depresiasi Rp10 juta Cr. Laba/Rugi Rp10 juta

Ilustrasi Pembayaran Tangguhan PT. Mulia membeli mesin pabrik dengan melalui angsuran. Uang muka yang dibayarkan sebesar Rp500 juta, angsuran 5 tahun yang dibayarkan Rp200 juta per tahun. Tingkat bunga yang berlaku 12% Nilai tunai mesin tersebut adalah PVA i=12%, n=5. Nilai tunai angsuran = 720,95 Nilai mesin pabrik 730,95+500 = 1.230,95 Jurnal perolehan Dr. Mesin 1.230,95 Cr. Kas 500 Cr. Utang 720,95 Pembayaran angsuran 1 Dr. Utang 113,49 Dr. Beban bunga 86,51 Cr. Kas 200

Ilustrasi Perubahan Estimasi PT Artha, membeli peralatan seharga Rp510 juta yang diperkirakan memiliki umur manfaat 10 tahun dengan nilai sisa sebesar Rp10 juta pada akhir masa manfaatnya. Depresiasi telah dicatat selama 7 tahun dengan metode garis lurus. Pada tahun 2010 (tahun ke-8), ditentukan bahwa umur manfaatnya menjadi 15 tahun dengan nilai sisa Rp5 juta pada akhir masa manfaat yang baru tersebut.. Questions: Bagaimanakah ayat jurnal untuk membenarkan depresiasi tahun-tahun sebelumnya? Hitung beban depresiasi tahun 2010. Tidak Dijurnal

Ilustrasi Perubahan Estimasi Setelah 7 tahun Biaya peralatan Rp510 juta Nilai sisa - 10 juta Basis depresiasi 500 juta Masa manfaat (original) 10 tahun Depresiasi per tahun Rp 50 juta Pertama, hitung nilai tercatat bersih pada tanggal perubahan estimasi. x 7 tahun = Rp 350 juta Lap. Posisi Keuangan (31 Des 2009) Peralatan Rp510 juta Akumulasi depresiasi 350 juta Nilai tercatat bersih Rp 160 juta

Ilustrasi Perubahan Estimasi Setelah 7 tahun Nilai tercatat bersih Rp160 juta Nilai sisa (baru) 5 juta Basis depresiasi 155 juta Sisa umur manfaat 8 tahun Depresiasi tahunan Rp 19,375 juta Penghitungan beban depresiasi tahun 2010 Ayat Jurnal 2010 Dr. Beban depresiasi Rp19,375 juta Cr. Akumulasi depresiasi Rp19,375 juta

Ilustrasi Penghentian Pengakuan Kasus Pada 1 Jan 2006 PT Kicir membeli mesin cetak laser seharga Rp50 juta Mesin tersebut digunakan selama 5 tahun (umur maksimum) kemudian dihapusbukukan tanpa nilai sisa Motor mesin tersebut dapat beroperasi selama 500 jam, setelah melewati waktu operasi tersebut, perusahaan membeli bagian dari laser baru. Biaya dari motor baru sebesar Rp10 juta tanpa nilai sisa. Pada 31 Des 2007, penggantian motor dari mesin laser diperlukan setelah 400 jam operasi. Nilai tercatat motor pada tanggal tersebut senilai Rp2 juta. [Rp10 juta – (Rp10 juta  500 x 400)] Biaya perolehan dari motor baru tesebut seharga Rp 8 juta. Jika motor laser diganti, maka motor yang dahulu, yakni senilai Rp 2 juta harus dihapuskan. Motor laser baru senilai Rp8 juta harus diakui.

Ilustrasi Penghentian Pengakuan Jurnal Dr. Akumulasi Penyusutan Rp 8 juta Dr. Rugi Rp 2 juta Cr. Aset Tetap Rp 10 juta Dr. Aset Tetap Rp 8 juta Cr. Kas Rp 8 juta

Ilustrasi Penjualan Aset PT Goldmine memiliki suatu mesin dengan harga perolehan senilai Rp 200 juta saat mesin tersebut dibeli pada 1 Juli 2007. Beban depresiasi dicatat senilai Rp24 juta per tahun, sehingga saldo akumulasi penyusutan adalah Rp84 juta pada 31 Desember 2010. Mesin tersebut dijual pada 1 September 2011 dengan harga Rp105 juta. Siapkanlah ayat jurnal untuk: Depresiasi tahun 2011 dan Mencatat penjualan

Ilustrasi Penjualan Aset a) Depresiasi untuk tahun 2011 Dr. Beban depresiasi (Rp24 juta x 8/12) Rp16 juta Cr. Akumulasi depresiasi Rp16 juta b) Mencatat penjualan Kas Rp105 juta Akmulasi Depresiasi 100 juta Mesin Rp 200 juta Keuntungan Penjualan 5 juta * * Rp84 juta + Rp16 juta = Rp100 juta

Ilustrasi Pertukaran Aset – Tanpa Substansi Komersial Situasi Untung Perusahaan transportasi, Aman Lancar, melakukan transaksi pertukaran aset tanpa substansi komersial, dimana posisi Aman Lancar tidak berubah secara signifikan dengan adanya transaksi pertukaran ini. Pada kasus ini Aman Lancar menunda pengakuan keuantungan senilai Rp70 juta dan mengurangi basis dari semi-truk.

Ilustrasi Pertukaran Aset – Tanpa Substansi Komersial Ilustrasi: Aman Lancar mencatat transaksi pertukaran sebagai berikut: Dr. Semi-truk Rp530 juta Dr. Akumulasi Depresiasi—Truk 220 juta Cr. Truk 640 juta Cr. Kas 110 juta Nilai wajar semi-truk Rp600 juta -/- Keuntungan yang ditangguhkan 70 juta Basis semi-truk Rp530 juta Nilai tercatat truk Rp420 juta +/+ Kas yang dibayarkan 110 juta Basis semi-truk Rp530 juta ATAU

Kasus Pertukaran Aset PT Sriwijaya menukarkan peralatan yang telah ia gunakan untuk kegiatan operasinya ditambahkan kas sebesar Rp20 juta untuk peralatan yang serupa yang telah digunakan oleh PT Kutai. Berikut ini adalah informasi terkait transaksi pertukaran ini: Diminta: Buatlah ayat jurnal untuk mencatat pertukaran (untuk kedua perusahaan)

Kasus Pertukaran Aset Penghitungan Keuntungan atau Kerugian (dalam juta Rp)

Kasus Pertukaran Aset Memiliki Substansi Komersial Sriwijaya: Kutai: Dr. Peralatan Rp155 juta Dr. Akumulasi depresiasi 190 juta Cr. Kas 20 juta Cr. Peralatan 280 juta Cr. Keuntungan pertukaran 45 juta Kutai: Dr. Kas Rp20 juta Dr. Peralatan 135 juta Dr. Akumulasi depresiasi 100 juta Dr. Kerugian pertukaran 25 juta Cr. Peralatan Rp280 juta

Kasus Pertukaran Aset Sriwijaya (Memiliki Substansi Komersial): Dr. Peralatan Rp155 juta Dr. Akumulasi depresiasi 190 juta Cr. Kas Rp20 juta Cr. Peralatan 280 juta Cr. Keuntungan penghapusbukuan aset 45 juta Sriwijaya (TANPA Substansi Komersial): Dr. Peralatan (155 juta – 45 juta) Rp110 juta Dr. Akumulasi depresiasi 190 juta Cr. Kas Rp20 juta Cr. Peralatan 280 juta

Kasus Pertukaran Aset Kutai (Memiliki Substansi Komersial): Dr. Kas Rp20 juta Dr. Peralatan 135 juta Dr. Akumulasi depresiasi 100 juta Dr. Rugi penghapusbukuan peralatan 25 juta Cr. Peralatan Rp280 juta Kutai (TANPA Substansi Komersial): Dr. Kas Rp20 juta Dr. Peralatan 135 juta Dr. Akumulasi depresiasi 100 juta Dr. Rugi penghapusbukuan peralatan 25 juta Cr. Peralatan Rp280 juta

Kasus Revaluasi Mengakui Revaluasi Suatu entitas mengakui nilai dari aset tetap berwujud setelah perolehan pada harga perolehan atau nilai wajar. PT Jalan Baru menggunakan nilai wajar untuk mengakui peralatan yang dimilikinya. Menaikkan nilai aset tetap jangka panjangnya sebesar kenaikan nilai wajar. Mengubah nilai wajar dengan menyesuaikan akun aset dan mencatat keuntungan tidak terealisasi. Keuntungan tidak terelasisasi biasanya dinyatakan dengan nama Surplus Revaluasi.

Kasus Revaluasi Revaluasi - Tanah PT Fortune Indonesia membeli tanah seharga Rp1 M pada tanggal 5 Januari 2010. Perusahaan memilih untuk menggunakan metode revaluasi untuk mebgakui tanahnya setelah tanggal perolehan. Pada tanggal 31 Desember 2010, nilai wajar dari tanah tersebut Rp1.2 M. Jurnal untuk mencatat kejaidan ini adalah: Dr. Tanah Rp0.2 M Cr. Keuntungan belum terealisasi – Tanah Rp0.2 M Keuntungan belum terealisasi – Tanah menaikkan nilai laba komprehensif dalam laporan laba /rugi komprehensif.

Kasus Revaluasi Revaluasi — Aset yang Dapat Terdepresiasi PT Lancar membeli peralatan senilai Rp500 juta pada 2 Januari 2010 yang memiliki masa manfaat 5 tahun. Peralatan tersebut didepresiasikan menggunakan metode garis lurus tanpa nilai sisa. PT Lancar memilih untuk menggunakan metode nilai wajar untuk mengakui peralatannya. PT Lancar mencatat beban depresiasi sebesar Rp100 juta (Rp500 juta/5) pada 31 Desember 2010 sebagai berikut: Dr. Beban Depresiasi Rp100 juta Cr. Akumulasi Depresiasi - Peralatan Rp100 juta

Kasus Revaluasi Revaluation—Depreciable Assets Setelah jurnal tersebut, peralatan yang dimiliki oleh PT Lancar memiliki nilai buku Rp400 juta. PT Lancar menapatkan infromasi dari penilai independen yang menyatakan bahwa peralatan tersebut bernilai Rp460 juta pada 31 Desember 2010. Dr. Akumulasi Depresiasi - Peralatan Rp100 juta Cr. Peralatan Rp40 juta Cr. Keuntungan yang belum terealisasi- Peralatan Rp60 juta

Kasus Revaluasi Penyajian Revaluasi — Aset yang Dapat Didepresiasi Pada laporan laba/rugi komprehensif: Laba komprehensif lain-lain: Keuntungan yang belum terealisasi – peralatan Rp60 juta Pada laporan posisi keuangan: Aset tetap Peralatan (Rp500 juta – Rp40 juta) Rp460 juta Akumulasi depresiasi – peralatan (Rp100 juta – Rp100 juta) -0- Nilai buku Rp460 juta Ekuitas Akumulasi laba komprehensif lainnya Rp60 juta PT Lancar melaporkan beban depresiasi sebesar Rp100 juta. Akumulasi Laba Komprehensif Lain tidak dapat memiliki saldo negatif.

Main References Intermediate Accounting Kieso, Weygandt, Walfield, 13th edition, John Wiley Standar Akuntansi Keuangan Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI International Financial Reporting Standards – Certificate Learning Material The Institute of Chartered Accountants, England and Wales

TERIMA KASIH Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com http://staff.blog.ui.ac.id 08161932935 atau 081318227080