Psychobiometric Fingerprint Analysis Modul Pelatihan Dasar (Product Knowledge)
Pengantar Selamat datang, selamat bergabung, dan selamat belajar sesuatu hal yang mungkin saja baru buat anda, namun saya jamin bahwa apa yang akan anda pelajari sangatlah menarik terutama bagi anda yang senang dengan pencarian jati diri. Pada awalnya, keterlibatan saya dalam bidang analisa sidik jari ini adalah sebuah ‘kecelakaan’, sebuah ketidak sengajaan, karena ketersesatan saya dalam menjalani hidup ini, profesi yang saya jalani waktu itu, serta kebingungan saya mengenal diri saya siapa saya sesungguhnya, mengapa saya begini dan begitu serta banyak hal yang saya pertanyakan dalam kaitan dengan kehidupan saya sendiri. Oleh karena itu, saya merasa ilmu ini adalah sebuah anugerah terbesar diri saya karena saya menemukan jawaban awal dari pencarian selama ini. Ibarat sebuah rumah, mempelajari analisa sidik jari ini bak membuka pintu ruang tamunya, maka akan lebih mudah untuk membuka pintu ruangan-ruangan lainnya dalam rumah tersebut. Saya tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa analisa sidik jari adalah yang terbaik untuk mengenali kepribadian seseorang. Saya sangat respek dengan berbagai tools penelusur kepribadian yang ada, malahan saya lebih yakin bahwa dari semua tools yang telah ada, dan dengan kehadiran tools analisa sidik jari ini, maka ternyata semuanya adalah benar dan saling berkaitan. Jadi semacam ada benang merah dari berbagai tools yang ada tersebut, dimana masing-masing bisa menjelaskan betapa rumitnya mempelajari kepribadian manusia , dan masing-masing menjelaskan dari sudut pandangnya tersebut. Jadi, terlepas dari pro dan kontra mengenai bidang yang akan kita pelajari ini, yakni analisa sidik jari, dari pengalaman yang ada, justru semakin hari semakin menarik untuk kita pelajari dan kita kembangkan. Dan memang, sudah sejak dari jaman dahulu kala (jaman yunani kuno) para ilmuwan sudah sangat tertarik mempelajari-nya. Saya sangat berharap, anda, saya, dan teman-teman yang lain bisa ikut mengembangkan analisa sidik jari ini menjadi lebih baik lagi dan lebih bisa berguna dimanfatkan untuk peradaban manusia yang lebih baik, khususnya bagaimana setiap orang bisa menemukan potensi jati dirinya secara lebih efektif dan bisa menginspirasi kehidupannya untuk lebih sukses lagi. Salam hormat, Andrian Benny Hidayat Founder of Psychobiometric Method
Apa yang begitu menarik ? Manusia itu berbeda-beda alias unik, namun perbedaannya bisa di prediksikan dan diklasifikasikan. Apa yang menyebabkan perbedaan-perbedaan tersebut ? Apakah manusia terlahir sudah memiliki kepribadian yang telah ditentukan ? Apakah manusia yang terlahir memang memiliki potensi dan kecerdasan yang sama ? Apakah kesuksesan seseorang itu bisa terlihat/diprediksikan juga? Apakah setiap orang memiliki jalan yang paling efektif untuk menggapai kesuksesannya ? Adakah informasi penting perihal diri kita yang kita bawa semenjak kita lahir ? Barangkali bisa kita ibaratkan begini: Diasumsikan bahwa setiap produk yang dibuat dan dijual di pasaran senantiasa dalam kemasannya diikutsertakan data-data spesifikasi juga buku manual petunjuk penggunaannya. Hal ini dimaksudkan agar kelak yang membeli dan memakai produk ini tidak salah mengoperasikannya. Nah, jika demikian, bukankah manusia ketika telah dilahirkan seharusnya diikutsertakan data-data spesifikasinya maupun semacam buku petunjuk pengoperasiannya ? Dan mungkin saja data-data itu memang ada dan dibawa dalam diri kita ketika kita lahir, hanya saja kita belum sempat menemukannya dan belum bisa memecahkan kode-kode tersebut.
Membaca ‘Tanda’ Tubuh
Kode ‘Genetik’ di Tangan Manusia
Phrenology
How and Why are People Different? Origins Humoural Theory: The attempt to find biological bases for individual differences Developed by Hippocrates; Galen Four Types Sanguine (even-tempered; blood) Choleric (irritable; yellow-bile) Melancholic (depressed; black bile) Phlegmatic (low energy; phlegm).
Tujuan Pelatihan Memahami tentang apa yang dimaksud dengan Analisa Sidik Jari, apa tujuannya, dan apa saja ruang lingkupnya. Memahami metodologi dan landasan logika berfikir yang digunakan oleh Analisa Sidik Jari ini dalam menginterpretasi kepribadian manusia. Memahami bagaimana menggunakan Analisa Sidik Jari ini dengan benar dan tepat sasaran untuk berbagai bidang kehidupan. Setelah mengikuti pelatihan ini, diharapkan anda memiliki kemampuan yang mumpuni untuk mempresentasikan kepada orang lain perihal apa itu analisa sidik jari dan mengapa analisa sidik jari ini bisa mengungkap potensi seseorang. Pelatihan ini juga wajib diikuti oleh anda yang ingin berprofesi sebagai konsultan/konselor terutama ketika menjalankan tugas untuk menerangkan hasil report analisis sidik jari kepada klien. Pelatihan ini memang baru pada tahap dasar, dimana landasan utama tentang analisa sidik jari ini sangat penting agar kelak tidak salah dalam pengaplikasiannya. Perihal pendalaman materi mengenai sesi teknis pengambilan/pengolahan data, konsultasi dan analisa, akan dibahas untuk level lanjutan.
Sidik Jari Pengertian Sidik Jari Landasan Keilmuan Sidik Jari Pemanfaatan Sidik Jari
Pengertian Sidik Jari Sidik jari (bahasa Inggris: fingerprint) adalah hasil reproduksi tapak jari baik yang sengaja diambil, dicapkan dengan tinta, maupun bekas yang ditinggalkan pada benda karena pernah tersentuh kulit telapak tangan atau kaki. Kulit telapak adalah kulit pada bagian telapak tangan mulai dari pangkal pergelangan sampai kesemua ujung jari, dan kulit bagian dari telapak kaki mulai dari tumit sampai ke ujung jari yang mana pada daerah tersebut terdapat garis halus menonjol yang keluar satu sama lain yang dipisahkan oleh celah atau alur yang membentuk struktur tertentu.
Karakteristik Sidik Jari Bersifat unik dan individual, tidak ada sidik jari yang sama di muka bumi ini Kemungkinan sama 1: 64 milyar Bersifat permanen Dari lahir hingga dewasa tidak berubah Jika luka, akan tumbuh seperti pola yang sama Mudah diklasifikasikan Data Biometrik yang paling stabil Pola dan strukturnya teratur
Dasar Keilmuan Sidik Jari Identifikasi sidik jari, dikenal dengan Daktiloskopi adalah ilmu yang mempelajari sidik jari untuk keperluan pengenalan kembali identitas orang dengan cara mengamati garis yang terdapat pada guratan garis jari tangan dan telapak kaki. Daktiloskopi berasal dari bahasa Yunani yaitu dactylos yang berarti jari jemari atau garis jari, dan scopein yang artinya mengamati atau meneliti. Kemudian dari pengertian itu timbul istilah dalam bahasa Inggris, dactyloscopy yang kita kenal menjadi ilmu sidik jari. Dermatoglyphics (from ancient Greek derma = "skin", glyph = "carving") is the scientific study of fingerprints. The term was coined by Dr. Harold Cummins, the father of American fingerprint analysis, even though the process of fingerprint identification had already been in use for several hundred years. The word dermatoglyphics comes from two Greek words (derma, skin and glyphe, carve) and refers to the friction ridge formations which appear on the palms of the hands and soles of the feet.
Seputar Riset Penelitian Sidik Jari Riset di bidang Sosiologi/Antropologi Riset di bidang Medis Riset di bidang Psikologi & Pendidikan
Riset di bidang Ilmu Antropologi Francis Galton (1822-1911), the cousin of Sir Charles Darwin, was a scientist with a wide range of interests covering anthropology, geology, biology, heredity and eugenics, publishing some 240 written works, including some fifteen books. He conducted extensive research into the significance of skin ridge patterns not only to demonstrate their permanence and consequently their use as a means of identification, but also to demonstrate the hereditary significance of fingerprints and to show the biological variations of different fingerprint patterns amongst different racial groups. He collected vast numbers of fingerprints from all types of people, noting the variations of pattern types amongst different races and established the relative frequency with which each pattern type occurred amongst different peoples. His classification of fingerprint patterns was considerably more simple than that proposed by Purkinje, delineating only three main types of pattern.
Riset di Bidang Medis Genetic Disorders Trisomy 21 (Down syndrome): Turner syndrome: Predominance of whorls, although the pattern frequency depends on the particular chromosomal abnormality. 47, XXY (Klinefelter's syndrome): Excess of arches on digit 1, more frequent ulnar loops on digit 2, overall fewer whorls, lower ridge counts for loops and whorls as compared with controls, and significant reduction of the total finger ridge count. Trisomy 13 (Patau syndrome): Excess of arches on fingertips and single transverse palmar creasesin 60%. Trisomy 18 (Edward's syndrome) 6 - 10 arches on fingertips and single transverse palmar creasesin 30%. Inborn blindness: Initial data points to abnormal triradius and excess of arches on fingertips Cri du chat (5p-): Excess of arches on fingertips and single transverse palmar creases in 90%. Noonan syndrome: Increased frequency of whorls on fingertips, and the axial triradius t, as in Turner syndrome, is more often in position t' or t" than in controls. Increased incidence of single transverse palmar creases. Astigmatism relation:
Riset di Bidang Psikologi & Pendidikan
Pemanfaatan Analisa Sidik Jari
Seputar Penggunaan Teknologi Teknologi Pengambilan Data (Enrollment) Teknologi Verifikasi (Verification & Matching) Teknologi Proses Analisa & Penginterpretasian (Generating)
Trend Perkembangan Sistem Aplikasi Analisa Sidik Jari di bidang Konseling / Pengembangan SDM Pengembangan dari ilmu Palmistry (Hand Analysis) Pengembangan dari ilmu Psikologi Terapan (Dermatoglyphic – Biometric Analysis)
Developer Sistem Aplikasi Analisa Sidik Jari Di Dunia: IIHA (LifePrint), USA Fingerprint Analysis, Spain Darwin178, Taiwan MME, Taiwan DMIT, India V-Genius, Singapore Genecode, Malaysia BrainyLab, Singapore dll Di Indonesia MME Indonesia DPI Consulting (V-Genius) DMI Primagama (Brainylab/Comcare) Talents Spectrum (Psychobiometric SSB) Brain Child Learning (Genecode) Stiffin
Fase Perkembangan terpenting dalam Metode Analisa Sidik Jari Phase 1 : In the year 1880, early century of 19, Dr. Henry Faulds stated the theory of finger RC(Ridge Count): As to the finger ridge counting towards the RC ability to distinguish the study method of inborn intelligences, but the element of the post analyzing was too simple. Phase 2 : In the year of 1943, the middle 20 century, Dr. Harold Cummins stated the theory PI(Pattern Intensity) rate measuring, counting on RC value, 3 delta areas value, forms the fingerprint added with potency value, then different finger pattern with its different position, also could produce different degree. The former using PI value is more accurate compared with the first method that only used RC measurement. Phase 3 : In 1986 Nobel Prize in physiology was awarded to Dr. Rita Levi-Montalcini Dr. Stanley Cohen for discovering the correlation between NGF (Nerve Growth Factor) and EGF (Epidermal Growth Factor)
Metode Psychobiometric Riset dimulai semenjak tahun 2008, studi empiris >160.000 data klien Berbasis ilmu Dermatoglyphic Teknologi menggunakan ilmu Biometric standar internasional INAFIS dengan beberapa modifikasi seperlunya. Menganut paham teori psikologi berbasis Multiple Intelligence, Learning Style, Brain Hemisphere, Triune Brain dan menyadur konsep DISC, ala MBTI dll Dalam hal Akurasi, masalah reliabilitas memiliki reputasi yang baik (berkaitan dengan test dan re-test), sedangkan dalam hal validasi sebagaimana halnya projective test, maka masih diperlukan proses validasi lebih lanjut.
Metodologi dari Psychobiometric Referensi Psikologi Referensi Neuroscience Landasan Sistem Analisa Kerangka penyusunan interpretasi Report
Referensi Psikologi Psikologi Perkembangan (Human Development) Psikologi Kepribadian (Personality) Psikologi Pendidikan Psikologi dan ilmu Faal (Bio Psychology) Seputar Karakter, Bakat, Kecerdasan dan Kepribadian Kecerdasan dan pengukurannya Psikometrik, dan penentuan kepribadian
Psikologi Perkembangan
Psikologi Kepribadian
Psikologi Pendidikan
Referensi Neuroscience NGF = EGF Sistem Syaraf Tubuh (refleks dan non-refleks) Sistem Sensory dan Motorik Triune Brain Brain Hemisphere Brain Cerebral Sistem RAS (Reticular Activated System)
NGF = EGF Neuroscience Letters Volume 429, Issues 2-3, 18 December 2007, Pages 152-155 Francesco Angeluccia, Corresponding Author Contact Information, aFondazione Don C. Gnocchi, Rome, Italy bInstitute of Neurology, Catholic University, Largo Gemelli 8, 00168 Rome, Italy Abstract It has been reported that music may have physiological effects on blood pressure, cardiac heartbeat, respiration, and improve mood state in people affected by anxiety, depression and other psychiatric disorders. However, the physiological bases of these phenomena are not clear. Hypothalamus is a brain region involved in the regulation of body homeostasis and in the pathophysiology of anxiety and depression through the modulation of hypothalamic–pituitary–adrenal (HPA) axis. Hypothalamic functions are also influenced by the presence of the neurotrophins brain-derived neurotrophic factor (BDNF) and nerve growth factor (NGF), which are proteins involved in the growth, survival and function of neurons in the central nervous system. The aim of this study was to investigate the effect of music exposure in mice on hypothalamic levels of BDNF and NGF. We exposed young adult mice to slow rhythm music (6 h per day; mild sound pressure levels, between 50 and 60 dB) for 21 consecutive days. At the end of the treatment mice were sacrificed and BDNF and NGF levels in the hypothalamus were measured by enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). We found that music exposure significantly enhanced BDNF levels in the hypothalamus. Furthermore, we observed that music-exposed mice had decreased NGF hypothalamic levels. Our results demonstrate that exposure to music in mice can influence neurotrophin production in the hypothalamus. Our findings also suggest that physiological effects of music might be in part mediated by modulation of neurotrophins.
BEHAVIOR KNOWLEDGE INTELLIGENCE SKILL BELIEF HABITS VALUE IDENTITY
Pembentukan Sidik Jari dan Otak Manusia
Sistem Saraf
Triune Bran
Brain Hemisphere
Cerebral Lobes
Landasan Metode Analisa Pengklasifikasian Pola (pattern) Pengidentifikasian struktur Pattern Area Pengukuran
Pengklasifikasian Pola Type WHORL Type LOOP Type ARCH
Pengidentifikasian Struktur Pattern
Pengukuran
Penggunaan Teknologi Biometrik
Landasan Kerangka Penyusunan Report Penyajian Data Sample Penilaian Distribusi Global Penentuan Skala Pengukuran Tingkatan (level) penyerapan dan pengekspresian Karakter Dorongan Motivasi Karakter Respon Gaya Belajar Gaya Bekerja Distribusi Intelektualitas Potensi Skill Tekanan Ketidak stabilan
Penggunaan Report Analisa Sidik Jari Menghindari Mis-konsepsi dan Mis-interpretasi. General Reporting Segmentasi jenjang usia: anak, remaja, dewasa Pemanfaatan diberbagai bidang: Pendidikan Pengembangan Karier Pengembangan kepribadian/potensi diri dan terapi Hubungan/Relasi Sosial
Kaitan dengan Metode lainnya Analisa Sidik Jari dengan alat test Psikologi (psikotest) Analisa Sidik Jari dengan Grafologi Analisa Sidik Jari dengan test fisik lainnya (dna test, test golongan darah, analisa bentuk tubuh dan wajah, test iridologi dll)
Program Follow Up & Maintenance Pasca Fpa Konsultasi Klasikal Konsultasi Privat Konseling Parenting Coaching Therapy Talent Management
Terima Kasih