MANAJEMEN NYERI UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS TERAPI

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PENGANTAR ANTI MIKROBA
Advertisements

Interaksi Obat blok DMS
OBAT ANASTESIA Anastetik umum (1) Anastetik lokal I anastetik umum
Wahyu Widyaningsih, M.Si., Apt
PENATALAKSANAAN NYERI
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN NYERI Heri Widiarso, SKep, Ns, MNur
SAKIT KEPALA.
STRETCHING LENNY.
IMUNISASI Imunisasi : usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah.
UJI I PROGRAM EDUKASI PENYAKIT REUMATIK Terapi Agresif pada Artritis Reumatoid Mitos dan Fakta Seputar Penyakit Reumatik Pemberian obat intra-artikular.
FISIOLOGI NYERI (PAIN) Suzy Rahardja.
Kelompok 4 Febri Prihatnanto Dian Karimawati Windasari K
Pain Materi 4.
Analgetika,Antipiretika & Antiinflamasi
Bebas Nyeri Kebutuhan Rasa Nyaman Tri Ws 2011.
HAMBATAN-HAMBATAN PERAWATAN PALIATIF CARE
Oleh : FERRYANSYAH ILHAM SYAH MELISSA MANDATASARI.
PENATALAKSANAAN NYERI
MANAJEMEN NYERI PADA PASIEN KANKER
“Managemen Nyeri Menggunakan Metode Dry Cupping Therapy”
Effect of preventive (β blocker) treatment, behavioural
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI)
Dra. Amanah Anwar, Psi., MSi. Anna. 2016
Terapi Suportif dan Paliatif pada Pasien Kanker
Pengukuran Nyeri.
Analgetika,Antipiretika & Antiinflamasi
Fibrio adenoma Kista Sarcoma Filodes sarcoma
ASKEP KLIEN DENGAN MASTOIDITIS
Dra. Amanah Anwar, Psi., Msi.
Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
PERAWATAN PALIATIF PASIEN HIV / AIDS YULIATI, SKp,MM Un
Dra.Maria Caecilia N.Setiawati,M.Sc, Apt
PERINTANG GANGLION DISUSUN OLEH : KELOMPOK V FANI NOVITA FIRDA ARISNA
CARDIOVASKULER II HIPERTENSI
Penatalaksanaan Luka Akut
Oleh : Tony Setiabudhi MD;PhD.
Yophi Nugraha, S.Kep.,Ners.,M.Kes
E P I L E P S I.
KONDISI GASTROINTESTINAL SELAMA KEHAMILAN OLEH : SHELLA JANNATIYAH
Cidera Kepala Sholihin.
MUHAMMAD ABDILLAHTULKHAER
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN SKOLIOSIS
TERAPI CAIRAN PARENTERAL
Carpal Tunnel Syndrome
MANAJEMEN NYERI FARMAKOLOGIS
MANAJEMEN NYERI NON FARMAKOLOGIS
THE PAIN SYSTEM AND SOMATOSENSATION
MANAJEMEN NYERI TEKNIK TENS
TATALAKSANA PHN NUR’AINI FATMAWATI
UJI I PROGRAM EDUKASI PENYAKIT REUMATIK Terapi Agresif pada Artritis Reumatoid Mitos dan Fakta Seputar Penyakit Reumatik Pemberian obat intra-artikular.
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT
PENYAKIT AKIBAT GETARAN
REFERAT HERPES ZOSTER Oleh Santi Nurfitriani Pembimbing Dr. Sabrina.
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PA LIATIF
Dr. Yusmardiati Apa itu TEKANAN DARAH TINGGI? Meningkatnya tekanan darah dalam jangka waktu lama dengan Tekanan darah lebih dari 120/80 mmHg. Meningkatnya.
LEBIH BAIK MENCEGAH DARIPADA MENGOBATI dr. Puspa Rosfadilla, M.Ked (Paru), Sp.P.
Trauma Toraks Lilis Fazriah Putri Ufairah Supervisor: Dr. Yopie Afriandi, Sp.BTKV.
TRAUMA ABDOMEN.
HIPERTENSI (TEKANAN DARAH TINGGI)
Anggota : 1. Muhammad Ikzan 2. L. M. Riswandi 3. Hasrianti 4. Reski Rahayu 5. Reski Wahyuni.
PENYAKIT DEGENERATIF. Apa itu PENYAKIT DEGENERATIF?  Merupakan suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan.
Psychogenic pain dr. Soraya T.U, Mkes SpKj.
KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN SARAF RSUD AMBARAWA 2018
Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah nyeri Ahmad Zaini Arif. S.Kep., Ns.
dr. Denny Armin Apa itu TEKANAN DARAH TINGGI? Meningkatnya tekanan darah lebih dari 140/90 dalam 2 waktu pengukuran Meningkatnya tekanan darah.
Migrain Without Aura; A New Definition
Apa itu TEKANAN DARAH TINGGI? Meningkatnya tekanan darah dalam jangka waktu lama dengan Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg. Meningkatnya tekanan darah.
Disampaikan Pada Pelatihan Manajemen Nyeri.  The International Association for the Study of Pain (IASP) mendefinisikan nyeri sebagai “an unpleasant.
MENUJU HARI TUA YANG SEHAT
Apa itu TEKANAN DARAH TINGGI? Meningkatnya tekanan darah dalam jangka waktu lama dengan Tekanan darah lebih dari 120/80 mmHg. Meningkatnya tekanan darah.
Transcript presentasi:

MANAJEMEN NYERI UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS TERAPI Dr. dr. KENANGA MARWAN S, SpAn.KNA Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif FK ULM- RSUD Ulin Banjarmasin

Secara Umum dikenal 3 Jenis Nyeri Nyeri Akut Nyeri Kronik Nyeri Kanker

Nyeri Akut Nyeri akut adalah respon fisiologik normal yang diramalkan terhadap rangsang kimiawi, panas atau mekanik menyusul suatu pembedahan, trauma, dan penyakit akut Prototipe dari nyeri akut adalah nyeri pascabedah atau trauma

Konsekuensi Nyeri yang Tidak Teratasi Acute pain Increased sympathetic activity Splinting shallow breathing Increased catabolic demands Peripheral/ central sensitisation Anxiety and fear GI effects Myocardial O2 consumption Atelectasis hypoxaemia hypercarbia Poor wound healing/muscle breakdown Sleeplessness, helplessness Neuro- plasticity GI motility Myocardial ischaemia Delayed recovery Pneumonia Weakness and impaired rehab. Psycho- logical distress Chronic pain GI = gastrointestinal

Balans Analgesia adalah suatu teknik pengelolaan nyeri pascabedah yang menggunakan pendekatan multimodal di mana, mekanisme nyeri dihambat atau ditekan pada setiap tahap pada proses nosisepsi (transduksi, transmisi dan modulasi)

Sensitisasi perifer (transduksi dan transmisi) dapat diatasi dengan Anestetik lokal NSAIDs (Non-steroid anti inflammatory drugs ) Sensitisasi sentral (modulasi) dapat diatasi dengan Opioids (morphine, pethidine, fentanyl) Ketamine dosis rendah

NO SINGLE DRUG CAN PRODUCE OPTIMAL ANALGESIA WITHOUT ADVERSE EFFECT Multimodal Analgesia OPIOID - SYSTEMIC - EPIDURAL - SUBARACH PERCEPTION PAIN KETAMIN, TRAMADOL COX-2, COX-3 LOCAL ANESTHETIC - EPIDURAL SUBARACHNOID PERIPHERAL NERVE BLOCK MODULATION DESCENDING MODULATION DORSAL HORN ASCENDING INPUT DORSAL ROOT GANGLION LA COX-1 COX-2 TRANSMISSION SPINOTHALAMIC TRACT PERIPHERAL NERVE TRANSDUCTION TRAUMA PERIPHERAL NOCICEPTORS NO SINGLE DRUG CAN PRODUCE OPTIMAL ANALGESIA WITHOUT ADVERSE EFFECT Adapted from Gottschalk A et al. Am Fam Physician. 2001;63:1981, and Kehlet H et al. Anesth Analg. 1993;77:1049.

Nyeri Kronik Definisi IASP adalah “pain that persists beyond normal tissue healing time, pain refractory to ordinary pain-killers or opioids, and sensory abnormalities in which typically nonnoxious stimuli induce pain .

Nyeri yang tidak teratasi dapat menyebabkan: Insomnia Anxietas Depresi Anorexia Immobilisasi penderita memiliki kecenderungan untuk bunuh diri untuk menghilangkan penderitaannya

Nyeri kronik Trigeminal neuralgia Postherpetic Neuralgia Causalgia Termasuk segala jenis gangguan nyeri Trigeminal neuralgia Complex Regional Pain Syndrome Postherpetic Neuralgia Carpal tunnel syndrome Causalgia etc. etc. etc.

Penatalaksanaan nyeri kronik Medikasi oral Regional treatments * Blok saraf konvensional * Regional drug delivery techniques

Medikasi oral Sodium channnel blockers (carbamazepine, mexiletine, amitriptiline) Modulation of descending pathway (amitriptiline, imipramine, clonidine) NSAIDs (COX-1&2 or COX-2 inhibitors) Opioids (morphine, buprenorphine) NMDA receptor blockers (ketamine, lamotrigine) GABA agonists (barbiturates, midazolam, baclofen, gabapentin)

Mengapa nyeri kronik menjadi masalah besar bagi kita? Pengajaran tentang nyeri belum terorganisasi dengan baik Pengetahuan kita tentang mekanisme nyeri kronik belum seluruhnya dapat diterangkan Pengelolaan nyeri kronik yang tidak integratif dan holistik

NYERI KANKER TOTAL PAIN Bio-psiko-sosio-kulturo-spiritual SOMATIC SOURCE TOTAL PAIN DEPRESSION ANGER ANXIETY Bio-psiko-sosio-kulturo-spiritual

Menurut Wisconsin, nyeri merupakan faktor utama yang mendorong penderita nyeri kanker berupaya untuk bunuh diri. Pengalaman ini pulalah yang memicu lahirnya paham euthanasia

Dalam Evaluasi perlu Diperhatikan Penyebab Nyeri Kanker Jenis Nyeri Kanker Sifat Nyeri Kanker Derajat Nyeri Kanker

Nyeri Akibat Kanker 70% Penderita akan mengalami nyeri ringan sampai berat Mekanisme: Infiltrasi ke tulang Infiltrasi ke jaringan syaraf Pengaruh langsung ke organ Pengaruh Langsung ke jaringan lunak Ulserasi jaringan Peningkatan Tekanan Intra Kranial

Nyeri yang berhubungan dengan kanker Mekanisme: Kejang otot Dekubitus Infeksi dengan jamur Kandida Trombosis Vena Dalam Sembelit Sembab akibat sumbatan Pembuluh Limfe Neuralgia Pasca Infeksi Herpes Zoster Emboli Paru

Nyeri Akibat Pengobatan Mekanisme: Akibat proses pembedahan Akibat kemoterapi Akibat radioterapi

Hal lain yang tidak langsung berhubungan dengan Kanker Maupun Pengobatan Kanker Mekanisme: Nyeri otot dan tulang Sakit Kepala atau migrain Arthritis Nyeri akibat kelainan Kardiovaskuler Neuropati

Adapun Faktor yang mempengaruhi Nyeri Fisik: Gangguan Fisik yang lain Masalah Psikologis Masalah-masalah Sosial Faktor Budaya

Numeric Rating Scale Indikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun yang dapat menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang dirasakannya. Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan dilambangkan dengan angka antara 0 – 10. 0 = tidak nyeri 1 – 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari) 4 – 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari) 7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari)

Wong Baker FACES Pain Scale Indikasi: Pada pasien (dewasa dan anak > 3 tahun) yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka, gunakan assesment Instruksi: pasien diminta untuk menunjuk / memilih gambar mana yang paling sesuai dengan yang ia rasakan. Tanyakan juga lokasi dan durasi nyeri 0 – 1 = sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama sekali 2 – 3 = sedikit nyeri 4 – 5 = cukup nyeri 6 – 7 = lumayan nyeri 8 – 9 = sangat nyeri 10 = amat sangat nyeri (tak tertahankan)

NO PAIN TREATMENT WITHOUT PAIN ASSESMENT

Deskripsi Nyeri dengan Pendekatan “PQRST” P : Palliative factors (what makes it better?) Provocative factors (What makes it worse) Q : Quality (What is like? ; like knife, burning, shooting) R : Radiation (Does it go anywhere else?) S : Severity (How severe is it?) T : Timing (Is it all the time?) (Does it come and go)

Hal-hal yang Diperhatikan pada saat Evaluasi Percayalah apa yang dikatakan pasien Lakukan penilaian dengan seksama Nilailah tiap nyeri Evaluasi terhadap ekstensi penyakit pasien Buat penilaian terhadap faktor yang dapat mempengaruhi nyeri

Tepat obat Macam analgesik : ♣ derajat nyeri (ringan/ sedang/ berat) ♣ jenis nyeri ( nosiseptif/ neurogenik/ psikogenik ) Tidak semua nyeri membutuhkan opioid !!

Tepat dosis Individual Efek maksimal Efek samping minimal

Tepat cara pemberian Jangan “pro re nata“ oral (enteral /suppositoria /parenteral ) jenjang bertingkat WHO tepat waktu = “by the clock” Jangan “pro re nata“

Step Ladder WHO

ANALGESIC - LADDER DARI WHO Bebas nyeri Bebas nyeri kanker kanker Opioid kuat : Opioid kuat : + Non-opioid + Non-opioid + Ajuvan + Ajuvan Nyeri tetap Nyeri tetap atau bertambah atau bertambah Opioid lemah : Opioid lemah : + non-opioid + non-opioid + Ajuvan + Ajuvan Nyeri tetap Nyeri tetap atau bertambah atau bertambah Non-opioid Non-opioid + Ajuvan + Ajuvan Nyeri Nyeri

TERIMA KASIH

Skema Pengobatan Nyeri Kanker ANO = Analgesik Non Opioid ESO = Effek Samping Obat NYERI KANKER JASMANI KEJIWAAN NEUROGENIK NOSISEPTIK Shooting Cramp Like Antidepresan Trisiklik Anti- Konvulsan Sedang Ringan Berat ANO + Opioid lemah kuat Psikofarmaka Psikoterapi PERTIMBANGKAN: Ajuan analgesik Penanggulangan ESO opioid Pengobatan non farmakologis Evaluasi Berhasil Tidak berhasil Re-evaluasi konsultasi

Algoritme Assesmen Nyeri Akut www.icsi.org