INTERPERSONAL RELATIONSHIP in CONTEXT : FRIENDSHIP

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
MEMAHAMI HUBUNGAN PERSONAL
Advertisements

Social Skills Shared by: Sarjuni.
FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT KIP / K
Psychological Problem
Teori Komunikasi Organisasi
Diyah Ayu AMALIA AVINA M.Si Sri Handayani M.I.Kom
Teori Penetrasi Sosial Irwin Daltman dan Dalmas Taylor
Psikologi Kepribadian
Client-Centered Approach (Carl Rogers)
Social Learning Theory
RELATIONSHIP DEVELOPMENT
PERTEMUAN 9 COMMUNITY RELATIONS.
TEORI KOMUNIKASI UNCERTAINTY REDUCTION THEORY
Sumber Intimate Relationship Disiapkan oleh: Dian Wisuwardhani
Pengertian Komunikasi Interpersonal
Social Penetration Theory
Communication in Personal Relationships. Understanding Personal Relationships Personal Relationship – a voluntary commitment between irreplaceable individuals.
Teori tindakan Elearning kedua.
TEORI-TEORI DASAR KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Komunikasi Antar Pribadi (part 1)
Social Penetration Theory
DIFUSI INOVASI Program Studi Agribisnis UPN ”Veteran” Yogyakarta.
DASAR-DASAR KOMUNIKASI INTERPERSONAL
PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI Pertemuan 9 Komunikasi Interpersonal
The Principles of Relational Communication
Komunikasi Antarpribadi
Friendship and Love Relationship
KONSEP DIRI.
KONSEP DIRI.
CONSUMER PERSONALITY and SELF-CONCEPT
Pertemuan 5.
Relationship dalam Komunikasi Antar Pribadi “Friendship & romantic relationship” Monika Sri Yuliarti, S.Sos., M.Si.
DASAR-DASAR KOMUNIKASI INTERPERSONAL
KONFLIK DALAM KELUARGA MENURUT PERSPEKTIF PEKERJAAN SOSIAL
Konsep Diri By : Afrira Esa Putri.
HUBUNGAN INTERPERSONAL
KONSEP DIRI.
Kepuasan Kerja, dan Stress
KONSEP DIRI.
SIKAP DAN TINGKAH LAKU. TINGKAH LAKU MANUSIA DAN LINGKUNGAN SOSIAL (HUMAN BEHAVIOR AND SOCIAL ENVIRONMENT)
Komunikasi Antarpribadi 2
DASAR-DASAR KOMUNIKASI INTERPERSONAL
MOTIVASI By : Wiwik Istyarini.
Diyah Ayu AMALIA AVINA M.Si Sri Handayani M.I.Kom
MENGELOLA KONFLIK DALAM HUBUNGAN
KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
Komunikasi Efektif dan Kecakapan Interpersonal
DASAR-DASAR KOMUNIKASI INTERPERSONAL
KONSEP DIRI.
Humanistik - PERSON CENTERED
Konsep Diri dan Komunikasi Interpersonal
Dien Anshari KOMUNIKASI KELOMPOK.
DEFINISI KOMUNIKASI INTERPERSONAL
PROSES PEMBENTUKAN KESAN
Kepuasan Kerja, dan Stress
KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL DAN PEMBELAJARAN POLITIK
Social Penetration Theory
OLEH : NUR ENDAH JANUARTI
«KOMUNIKASI DALAM HUBUNGAN AKRAB»
KEPRIBADIAN, KONSEP & CITRA DIRI
CUSTOMER MOTIVATION Budi Darmawan ( )
IKLIM KOMUNIKASI : Dasar Hubungan Personal
RELATIONSHIP in CONTEXT (3): ROMANTIC (LOVE) RELATIONSHIPS
INTERPERSONAL RELATIONSHIP STAGES
The Nature of Interpersonal Communication
PENDEKATAN HUMANISTIS dalam MEMANDANG EFEKTIVITAS KAP
komunikasi Interpersonal
ETIKA KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Komunikasi Interpersonal  Komunikasi interpersonal menduduki peran yang sentral dalam kehidupan sehari-hari.  Komunikasi ini juga akan memenuhi terhadap.
Hubungan Romantis (Berkomitmen)
Transcript presentasi:

INTERPERSONAL RELATIONSHIP in CONTEXT : FRIENDSHIP Yun Fitrahyati Laturrakhmi Diyah Ayu Amalia Avina

Interpersonal Relationship Types Friend-ship Relation-ship Romantic Relation-ship Family Relation-ship

Friendship Relationship Friendship is an interpersonal relationship between to interdependent persons that is mutually productive and characterized by mutual positive regard (DeVito, 2013, h. 257)

Karakteristik Hubungan Pertemanan Friendship is an interpersonal relationship Hubungan di antara individu2 yang di dalamnya melibatkan personalistic focus ; masing-masing individu saling bereaksi satu sama lain sebagai individu yang utuh (unik, asli, tidak tergantikan) Friendship must be mutually productive Hubungan pertemanan secara ideal dapat meningkatkan potensi masing-masing individu  produktif Friendship yang bersifat destruktif umumnya dipandang sebagai pseudo-friendship

Friendship are characterized by mutual positive regard Munculnya mutual positive regard dimungkinkan karena dalam pertemanan di dalamnya terdapat kepercayaan (trust); dukungan emosional (emotional support); dan keberbagian minat yang sama (sharing of interest)

Friendship : Voluntary ‘vs’ Involuntary Bagi beberapa kultur (misal: North America), pertemanan dipandang sebagai sebuah pilihan – kita memilih dengan siapa kita bersahabat mengandung kesukarelaan Menurut Samter (dalam DeVito, 2013), friendship relationship dipandang sebagai voluntary relationship

Bagi individu yang tinggal di daerah ‘tradisional’ tanpa pernah menjelajah meninggalkan komunitasnya Friendship dipandang tidak melibatkan kesukarelaan (involuntary relationship) Terjadi sebab kita tidak punya ‘kebebasan lebih’ untuk memilih dengan siapa kita bersahabat dan siapa orang-orang yang kita abaikan Adanya keharusan untuk menjalin hubungan dg individu di dalam komunitas tersebut

Friendship Types Friendship of reciprocity Friendship of receptivity Friendship of association Reisman (dalam DeVito, 2013)

Friendship Types Merupakan tipe ideal dari pertemanan, dicirikan oleh loyalitas, kesediaan berkorban, mutual affection dan kedermawanan Didasarkan pada kesetaraan – saling memberi dan menerima manfaat dan reward secara setara Friendship of reciprocity Berdasarkan pemikiran Reisman (dalam DeVito, 2013), friendship dapat dikategorikan ke dalam 3 tipe :

Dicirikan oleh ketidakseimbangan dalam memberi dan menerima – satu orang bertindak sebagai primary giver, sementara yang lainnya sebagai primary receiver Terdapat positive imbalance sebab masing-masing pihak mendapatkan sesuatu dari hubungan tersebut Masing2 pihak mempunyai kebutuhan yang berbeda sehingga masing2 pihak sama2 merasakan kepuasan Contoh : hubungan dokter-pasien Friendship of receptivity

Lebih mengarah pada friendly relationship dibanding true friendship Karakteristik: tidak ada loyalitas yang besar dalam hubungan, tidak dibutuhkan kepercayaan yang besar, tidak ada pola pemberi dan penerima Contoh : hubungan kita dengan teman sekelas, tetangga Friendship of association

Friendship Needs Berdasarkan kebutuhan yang hendak kita penuhi melalui sebuah hubungan, friendship dapat kita bangun berdasarkan pemenuhan kebutuhan yang meliputi : Utility -- kegunaan Ketika kita membutuhkan seseorang yg mempunyai keahlian tertentu, sumber-sumber tertentu yang berguna untuk kita Contoh: berteman dengan orang yang pintar, menjadikan kita lebih mudah dalam proses belajar

Affirmation – afirmasi Afirmasi – statement untuk menegaskan bahwa suatu hal benar adanya Berteman dengan seseorang yang mampu menegaskan nilai personal kita serta membantu kita untuk menyadari berbagai kualitas (keunggulan) kita Contoh: individu yang menyampaikan apresiasinya atas kemampuan kita

c) Ego Support Berteman dengan seseorang yang berperilaku suportif Contoh: berteman dengan orang-orang yg membantu kita melihat bahwa diri kita berharga, kompeten Stimulation Berteman dengan seseorang yang dapat memperkenalkan kita pada pemikiran2 baru maupun perspektif baru dalam memandang dunia e) Security Berteman dengan seseorang yang tidak akan melukai kita ataupun mencari kelemahan kita

Friendship and Communication

Seiring dengan berkembangnya hubungan pertemanan, individu dipandang bergerak dari 2 kontinum yang ekstrim Strangers Intimate friends

Sudut Pandang 1: Social Penetration Theory Semakin individu bergerak menuju pada tahap persahabatan (intimate friendship), kedalaman dan keluasan komunikasi semakin meningkat Semakin meningkatnya kedalaman dan keluasan dalam komunikasi, menjadikan semakin besar pula kepuasan kita terhadap hubungan tersebut

Sudut Pandang 2: Relational Dialectics Theory Meskipun hubungan pertemanan mengarah pada intimacy, dalam hubungan tersebut terdapat ketegangan dialektis antara: Otonomi dan keterikatan Dorongan untuk terbuka dan dorongan untuk melindungi diri kita dengan menyimpan informasi untuk kita sendiri Keterusterangan dan kehati-hatian kita

Kontradiksi tersebut mengakibatkan hubungan tidak selalu berjalan lurus yang dicirikan oleh peningkatan keterbukaan dan keterusterangan antar pasangan Artinya, di dalam perkembangan hubungan pertemanan terdapat ketegangan yang membatasi keterbukaan maupun keterusterangan Meskipun demikian, semakin berkembang hubungan pertemanan, maka efektivitas KAP yg dilakukan semakin meningkat

Ketegangan dialektis tadi juga mengakibatkan close relationship jauh lebih baik dibanding casual relationship 3 tahap perkembangan hubungan pertemanan: Contact Involvement Close and intimate friendship

Contact Interaksi dan komunikasi masih lebih dipandu dan terikat oleh aturan-aturan tertentu, dibanding bereaksi secara spontan Kemampuan berempati lebih terbatas Little genuine immediacy  awkward interaction

Involvement Mulai muncul rasa ke-kita-an (clear sense of we-ness); kebersamaan Immediacy semakin terlihat Mulai berekspresi secara lebih terbuka, berani mengungkapkan siapa diri kita Mengembangkan empati dan lebih beriorientasi pada orang lain Kita mulai dipandang sebagai bagian dari unit tertentu

Close and Intimate Friendship Kita dan partner dipandang sebagai sebuah unit yang eksklusif  masing-masing pihak mendapatkan manfaat dari hubungan tersebut (misal: dukungan emosional) Saling mengetahui satu sama lain  maka ketidakpastian antar masing-masing pihak tereduksi (berkurang) Lebih mudah memprediksi perilaku partner secara lebih akurat Individu menjadi lebih berorientasi pada orang lain dan lebih rela untuk melakukan pengorbanan