INTERPERSONAL RELATIONSHIP in CONTEXT : FRIENDSHIP Yun Fitrahyati Laturrakhmi Diyah Ayu Amalia Avina
Interpersonal Relationship Types Friend-ship Relation-ship Romantic Relation-ship Family Relation-ship
Friendship Relationship Friendship is an interpersonal relationship between to interdependent persons that is mutually productive and characterized by mutual positive regard (DeVito, 2013, h. 257)
Karakteristik Hubungan Pertemanan Friendship is an interpersonal relationship Hubungan di antara individu2 yang di dalamnya melibatkan personalistic focus ; masing-masing individu saling bereaksi satu sama lain sebagai individu yang utuh (unik, asli, tidak tergantikan) Friendship must be mutually productive Hubungan pertemanan secara ideal dapat meningkatkan potensi masing-masing individu produktif Friendship yang bersifat destruktif umumnya dipandang sebagai pseudo-friendship
Friendship are characterized by mutual positive regard Munculnya mutual positive regard dimungkinkan karena dalam pertemanan di dalamnya terdapat kepercayaan (trust); dukungan emosional (emotional support); dan keberbagian minat yang sama (sharing of interest)
Friendship : Voluntary ‘vs’ Involuntary Bagi beberapa kultur (misal: North America), pertemanan dipandang sebagai sebuah pilihan – kita memilih dengan siapa kita bersahabat mengandung kesukarelaan Menurut Samter (dalam DeVito, 2013), friendship relationship dipandang sebagai voluntary relationship
Bagi individu yang tinggal di daerah ‘tradisional’ tanpa pernah menjelajah meninggalkan komunitasnya Friendship dipandang tidak melibatkan kesukarelaan (involuntary relationship) Terjadi sebab kita tidak punya ‘kebebasan lebih’ untuk memilih dengan siapa kita bersahabat dan siapa orang-orang yang kita abaikan Adanya keharusan untuk menjalin hubungan dg individu di dalam komunitas tersebut
Friendship Types Friendship of reciprocity Friendship of receptivity Friendship of association Reisman (dalam DeVito, 2013)
Friendship Types Merupakan tipe ideal dari pertemanan, dicirikan oleh loyalitas, kesediaan berkorban, mutual affection dan kedermawanan Didasarkan pada kesetaraan – saling memberi dan menerima manfaat dan reward secara setara Friendship of reciprocity Berdasarkan pemikiran Reisman (dalam DeVito, 2013), friendship dapat dikategorikan ke dalam 3 tipe :
Dicirikan oleh ketidakseimbangan dalam memberi dan menerima – satu orang bertindak sebagai primary giver, sementara yang lainnya sebagai primary receiver Terdapat positive imbalance sebab masing-masing pihak mendapatkan sesuatu dari hubungan tersebut Masing2 pihak mempunyai kebutuhan yang berbeda sehingga masing2 pihak sama2 merasakan kepuasan Contoh : hubungan dokter-pasien Friendship of receptivity
Lebih mengarah pada friendly relationship dibanding true friendship Karakteristik: tidak ada loyalitas yang besar dalam hubungan, tidak dibutuhkan kepercayaan yang besar, tidak ada pola pemberi dan penerima Contoh : hubungan kita dengan teman sekelas, tetangga Friendship of association
Friendship Needs Berdasarkan kebutuhan yang hendak kita penuhi melalui sebuah hubungan, friendship dapat kita bangun berdasarkan pemenuhan kebutuhan yang meliputi : Utility -- kegunaan Ketika kita membutuhkan seseorang yg mempunyai keahlian tertentu, sumber-sumber tertentu yang berguna untuk kita Contoh: berteman dengan orang yang pintar, menjadikan kita lebih mudah dalam proses belajar
Affirmation – afirmasi Afirmasi – statement untuk menegaskan bahwa suatu hal benar adanya Berteman dengan seseorang yang mampu menegaskan nilai personal kita serta membantu kita untuk menyadari berbagai kualitas (keunggulan) kita Contoh: individu yang menyampaikan apresiasinya atas kemampuan kita
c) Ego Support Berteman dengan seseorang yang berperilaku suportif Contoh: berteman dengan orang-orang yg membantu kita melihat bahwa diri kita berharga, kompeten Stimulation Berteman dengan seseorang yang dapat memperkenalkan kita pada pemikiran2 baru maupun perspektif baru dalam memandang dunia e) Security Berteman dengan seseorang yang tidak akan melukai kita ataupun mencari kelemahan kita
Friendship and Communication
Seiring dengan berkembangnya hubungan pertemanan, individu dipandang bergerak dari 2 kontinum yang ekstrim Strangers Intimate friends
Sudut Pandang 1: Social Penetration Theory Semakin individu bergerak menuju pada tahap persahabatan (intimate friendship), kedalaman dan keluasan komunikasi semakin meningkat Semakin meningkatnya kedalaman dan keluasan dalam komunikasi, menjadikan semakin besar pula kepuasan kita terhadap hubungan tersebut
Sudut Pandang 2: Relational Dialectics Theory Meskipun hubungan pertemanan mengarah pada intimacy, dalam hubungan tersebut terdapat ketegangan dialektis antara: Otonomi dan keterikatan Dorongan untuk terbuka dan dorongan untuk melindungi diri kita dengan menyimpan informasi untuk kita sendiri Keterusterangan dan kehati-hatian kita
Kontradiksi tersebut mengakibatkan hubungan tidak selalu berjalan lurus yang dicirikan oleh peningkatan keterbukaan dan keterusterangan antar pasangan Artinya, di dalam perkembangan hubungan pertemanan terdapat ketegangan yang membatasi keterbukaan maupun keterusterangan Meskipun demikian, semakin berkembang hubungan pertemanan, maka efektivitas KAP yg dilakukan semakin meningkat
Ketegangan dialektis tadi juga mengakibatkan close relationship jauh lebih baik dibanding casual relationship 3 tahap perkembangan hubungan pertemanan: Contact Involvement Close and intimate friendship
Contact Interaksi dan komunikasi masih lebih dipandu dan terikat oleh aturan-aturan tertentu, dibanding bereaksi secara spontan Kemampuan berempati lebih terbatas Little genuine immediacy awkward interaction
Involvement Mulai muncul rasa ke-kita-an (clear sense of we-ness); kebersamaan Immediacy semakin terlihat Mulai berekspresi secara lebih terbuka, berani mengungkapkan siapa diri kita Mengembangkan empati dan lebih beriorientasi pada orang lain Kita mulai dipandang sebagai bagian dari unit tertentu
Close and Intimate Friendship Kita dan partner dipandang sebagai sebuah unit yang eksklusif masing-masing pihak mendapatkan manfaat dari hubungan tersebut (misal: dukungan emosional) Saling mengetahui satu sama lain maka ketidakpastian antar masing-masing pihak tereduksi (berkurang) Lebih mudah memprediksi perilaku partner secara lebih akurat Individu menjadi lebih berorientasi pada orang lain dan lebih rela untuk melakukan pengorbanan