Kelompok 3 | Rekayasa Sistem Informasi : Ahmad Rifai Eplin Mimi Susanti [ ] Fitriya Dewi Damayanti [ ] Ulfa Yuliana [ ] Kelompok.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
RAPID APLICATION DEVELOPMENT ( RAD )
Advertisements

REKAYASA PERANGKAT LUNAK
MODEL PROTOTYPE.
PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK
Pengembangan Sistem Informasi
Software Process Model
Sasaran Menjelaskan apa yang dimaksud model proses
01 WINTER ANALISIS DAN DESAIND SISTEM Template RPL – P2.
REKAYASA PERANGKAT LUNAK (Software Engineering) Eka Ismantohadi
Topik – Topik Lanjutan Sistem Informasi
Rekayasa Perangkat Lunak
PENGEMBANGAN SISTEM.
Model Proses PL.
PERENCANAAN PROSES PERANGKAT LUNAK
PENGEMBANGAN SISTEM.
Prototyping Aplikasi Teknologi Informasi
 Communication  Planning  Modeling  Contruction  Deployment.
Metodologi Pengembangan Sistem Informasi
SIKLUS HIDUP SISTEM Proses Pengembangan sistem berasal dari system life cycle/siklus hidup sistem. Siklus hidup sistem terjadi begitu saja System.
DEDED RAMAD KAMDA, S. KOM. Untuk menyelesaikan masalah aktual didalam sebuah setting industri, rekayasa perangkat lunak atau tim perekayasa harus menggabungkan.
Rapid Application Development & Incremental Development
Rekayasa Perangkat Lunak
Rekayasa Perangkat Lunak
Metodologi Pengembangan Perangkat Lunak
Metode rpl BY: Y. PALOPAK S.Si., MT..
PROCESS MODELS.
Pengembangan SISTEM secara TOTALITAS bahan 14
PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK.
Pengembangan Siklus Hidup Sistem
PERENCANAAN AKTIVITAS PROYEK
PriNciples That Guide Practice
PENGEMBANGAN APLIKASI
Rekayasa Perangkat Lunak Model Proses PL
System Development Life Cycle (SDLC)
Rekayasa perangkat lunak (rpl)
Agile Development.
ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI
RPL.
Metode Rekayasa Perangkat Lunak
SISTEM INFORMASI PEMASARAN
Rekayasa Perangkat Lunak
REKAYASA PERANGKAT LUNAK
Siklus Hidup Perangkat Lunak
REKAYASA PERANGKAT LUNAK
SDLC (SystemDevelopment Life Cycle)
PROSES REKAYASA PERANGKAT LUNAK
REKAYASA PERANGKAT LUNAK
REKAYASA PERANGKAT LUNAK
Materi Habis Uts IMK Prototyping
RPL.
Prescriptive Process Models
PENGEMBANGAN SISTEM Muhammad Hidayat, SE.
Analisa Perancangan Sistem
METODE PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK
PERTEMUAN 2 Proses Pengembangan Perangkat Lunak
KELOMPOK FARHATULLAILA ( )
Metodologi Pengembangan Sistem Informasi
PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK
Rekayasa Perangkat Lunak
PENGEMBANGAN SISTEM.
REKAYASA PERANGKAT LUNAK
Pengembangan Sistem Informasi
PENGEMBANGAN SISTEM.
SOFTWARE ENGGINERING Model Model Siklus Rekayasa Perangkat Lunak
Pengembangan Sistem Informasi
Pengembangan SISTEM secara TOTALITAS bahan 14
Metodologi Pengembangan Sistem Informasi
MODEL PROSES PERANGKAT LUNAK
Software Development Life Cycle (SDLC)
System Development Life Cycle
Transcript presentasi:

Kelompok 3 | Rekayasa Sistem Informasi : Ahmad Rifai Eplin Mimi Susanti [ ] Fitriya Dewi Damayanti [ ] Ulfa Yuliana [ ] Kelompok 3 | Rekayasa Sistem Informasi

Kerangka yang digunakan untuk menstruktur, merencanakan, dan mengendalikan proses pengembangan suatu sistem informasi Apasih Metode perangkat lunak itu ? Kelompok 3 | Rekayasa Sistem Informasi Metode Pengembang Perangkat Lunak

Apa Yang Dimaksud SDLC ??!! SDLC (Software Development Life Cycle) merupakan : Sebuah siklus hidup pengembangan perangkat lunak yang terdiri dari beberapa tahapan-tahapan penting dalam membangun perangkat lunak yang dilihat dari segi pengembangannya. SDLC tidak hanya penting untuk proses produksi software, tetapi juga sangat penting untuk proses maintenance software itu sendiri,

Kelebihan :  Merupakan model pengembangan paling handal dan paling lama digunakan  Bagus digunakan untuk system software berskala besar dikarenakan pengerjaan project system terjadwal dengan baik dan dikontrol Kekurangan :  Setiap tahap harus dilakukan secara berurutan sehingga apabila terdapat perubahan harus melakukan pengulangan siklus  Pada tradisional SDLC tahap testing dilakukan di akhir dengan waktu yang relatif singkat sehingga memungkinkan terjadinya bug atau error yang fatal dan menyebabkan kegagalan project SDLC

Metode Pengembangan Perangkat Lunak SDLC WATERFALL 8 dari 12 MPPL Kelompok 3 | Rekayasa Sistem Informasi PROTOTYPE RAD (Rapid Application Development) Model Evolutionary Development / Extreme programming (XP) Adaptive Software Development (ASD) Scrum Agile Modeling (AM) METODE SDLC METODE AGILE SOFTWARE DEVELOPMENT Model Incremental Model Spiral / Model Boehm

WATERFALL Kelompok 3 | Rekayasa Sistem Informasi Analisis kebutuhan perangkat lunak Pada proses ini, dilakukan penganalisaan dan pengumpulan kebutuhan sistem yang meliputi Domain informasi, fungsi yang dibutuhkan unjuk kerja/performansi dan antarmuka. Desain Pada proses Desain, dilakukan penerjemahan syarat kebutuhan sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuatnya proses pengkodean (coding). Proses ini berfokus pada struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface, dan detail algoritma prosedural. Pengkodean Pengkodean merupakan proses menterjemahkan perancangan desain ke bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, dengan menggunakan bahasa pemrograman. Pengujian Setelah Proses Pengkodean selesai, dilanjutkan dengan proses pengujian pada program perangkat lunak. Pemeliharaan Proses Pemeliharaan erupakan bagian paling akhir dari siklus pengembangan dan dilakukan setelah perangkat lunak dipergunakan

Kelebihan Mudah dipahami untuk para pengembang pemula Mudah dimanage, karena setiap tahap memiliki tugas- tugas spesifik Sangat menghemat waktu karena setiap tahap diproses dan diselesaikan sekaligus Pengujian mudah dilakukan karena mengacu pada skenario pengujian yang sudah didefinisikan dalam spesifikasi fungsional sebelumnya Waterfall Model Kelompok 3 | Rekayasa Sistem Informasi

Kekurangan Model ini hanya dapat digunakan ketika tersedia requirement (kebutuhan) yang sangat tepat Model ini tidak dapat diterapkan untuk pemeliharaan sistem (hanya untuk pengembangan sistem baru) Sekalinya berada di tahap pengujian, tidak ada kemungkinan untuk kembali ke tahap sebelumnya untuk melakukan suatu perubahan Kurang ideal untuk proyek yang requirement-nya sangat moderat dan ada ruang lingkup yang besar untuk modifikasi Model ini cocok digunakan untuk proyek kecil tetapi tidak cocok untuk proyek lama dan berkelanjutan Waterfall Model Kelompok 3 | Rekayasa Sistem Informasi

PROTOTYPE Kelompok 3 | Rekayasa Sistem Informasi Tahapan – tahapan Proses Pengembangan dalam Model Prototype, yaitu :  Pengumpulan kebutuhan Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.  Membangun prototyping Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output).  Evaluasi protoptyping Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan, apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginan pelanggan atau belum..  Mengkodekan sistem Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.  Menguji sistem Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, kemudian dilakukan proses Pengujian. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur, dll.  Evaluasi Sistem Pelanggan mengevaluasi apakah perangkat lunak yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan. Jika ya, maka proses akan dilanjutkan ke tahap selanjutnya, Jika tidak/belum, maka tahapan sebelumnya akan diulang.  Menggunakan sistem Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.

Kelebihan Komunikasi antara tim pengembang perangkat lunak dan klien dapat menjadikan lingkungan yang sangat baik dan kondusif selama pengembangan Membantu dalam mengumpulkan kebutuhan dan analisis kebutuhan ketika kurangnya dokumentasi tentang kebutuhan sistem Mengurangi risiko kegagalan secara signifikan, karena risiko potensial dapat diindentifikasi pada tahap awal dan tahap moderasi dapat dilakukan dengan cepat Ketika prototype ditunjukkan pada klien, mereka dapat memahami secara jelas fungsi-fungsi dari perangkat lunak Kelompok 3 | Rekayasa Sistem Informasi

Metode prototype biasanya menggunakan biaya pengembang, sehingga sebaiknya dilakukan dengan menggunakan sumber daya minimal jika biaya pengembangan organisasi terlalu tinggi Terlalu banyak keterlibatan klien biasanya tidak disukai oleh pengembang Terlalu banyak modifikasi mungkin tidak bagus untuk proyek, karena hal ini dapat mengganggu aliran kerja dari seluruh tim pengembangan perangkat lunak Kekurangan Kelompok 3 | Rekayasa Sistem Informasi

Rapid Application Development Kelompok 3 | Rekayasa Sistem Informasi Rapid Aplication Development (RAD) adalah sebuah model proses perkembanganperangkat lunak sekuensial linier yang menekankan siklus perkembangan yang sangat pendek (kira-kira 60 sampai 90 hari).

Tahapan – tahapan Proses Pengembangan dalam Model Rapid Application Development (RAD), yaitu :  Bussiness Modeling Fase ini untuk mencari aliran informasi yang dapat menjawab pertanyaan berikut:  Informasi apa yang menegndalikan proses bisnis?  Informasi apa yang dimunculkan?  Di mana informasi digunakan ?  Siapa yang memprosenya ?  Data Modeling Aliran informasi yang didefinisikan sebagai bagian dari fase bussiness modeling disaring ke dalam serangkaian objek data yang dibutuhkan untuk menopang bisnis tersebutProses Modeling Aliran informasi yang didefinisikan di dalam fase data modeling ditransformasikan untuk mencapai aliran informasi yang perlu bagi implementasi sebuah fungsi bisnis. Gambaran pemrosesan diciptakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus, atau mendapatkan kembali sebuah objek data.  Aplication Generation Selain menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga, RAD juga memakai komponen program yang telah ada atau menciptakan komponen yang bisa dipakai lagi.  Testing dan Turnover Karena proses RAD menekankan pada pemakaian kembali, banyak komponen program telah diuji.

Rapid Application Development RAD Kelebihan Kelompok 3 | Rekayasa Sistem Informasi Lebih efektif dari Pengembangan Model waterfall/sequential linear dalam menghasilkan sistem yang memenuhi kebutuhan langsung dari pelanggan. Cocok untuk proyek yang memerlukan waktu yang singkat. Model RAD mengikuti tahap pengembangan sistem seperti pada umumnya, tetapi mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada sehingga pengembang tidak perlu membuatnya dari awal lagi sehingga waktu pengembangan menjadi lebih singkat dan efisien.

Metode yang efektif untuk memberikan pengembangan yang lebih cepat dan kualitas yang dihasilkan lebih tinggi daripada metode lain. Tujuan utama dari metode ini adalah untuk mengakselerasikan seluruh proses pengembangan perangkat lunak Rapid Application Development Pendekatan ini membutuhkan pengembang dan tim desainer yang berskil tinggi yang bisa jadi tidak memungkinkan untuk setiap organisasi RAD Bergantung pada tim yang kuat dan kinerja individu untuk mengidentifikasi secara jelas kebutuhan bisnis yang tepat RAD Tidak dapat diterapkan untuk pengembang yang menggunakan budget rendah karena biaya pemodelan dan pembuatan kode sangat tinggi RAD Hanya akan berhasil pada sistem yang dapat dimodularisasi RAD Kekurangan Kelompok 3 | Rekayasa Sistem Informasi

Model Evolutionary Development / Evolutionary Software Process Models Kelompok 3 | Rekayasa Sistem Informasi Model Evolutionary Development bersifat iteratif (mengandung perulangan). Hasil prosesnya berupa produk yang makin lama makin lengkap sampai versi terlengkap dihasilkan sebagai produk akhir dari proses.

01 02 Model Incremental Model Incremental merupakan hasil kombinasi elemen-elemen dari model waterfall yang diaplikasikan secara berulang, atau bisa disebut gabungan dari Model linear sekuensial (waterfall) dengan Model Prototype. Model Spiral / Model Boehm Model ini mengadaptasi dua model perangkat lunak yang ada yaitu model prototyping dengan pengulangannya dan model waterfall dengan pengendalian dan sistematikanya. Model ini dikenal dengan sebutan Spiral Boehm. Pengembang dalam model ini memadupadankan beberapa model umum tersebut untuk menghasilkan produk khusus atau untuk menjawab persoalan-persoalan tertentu selama proses pengerjaan proyek. Model Evolutionary Development / Evolutionary Software Process terbagi menjadi 2, yaitu : Kelompok 3 | Rekayasa Sistem Informasi

Kelebihan & Kekurangan Model Incremental Personil bekerja optimal, mampu mengakomodasi perubahan secara fleksibel, dengan waktu yang relatif singkat dan tidak dibutuhkan anggota/tim kerja yang banyak untuk menjalankannya. Pihak konsumen dapat langsung menggunakan dahulu bagian-bagian yang telah selesai dibangun. Contohnya pemasukan data karyawan. Tidak cocok untuk proyek berukuran besar (lebih dari baris coding). Sulit untuk memetakan kebutuhan pemakai ke dalam rencana spesifikasi tiap-tiap hasil dari increament. Kelompok 3 | Rekayasa Sistem Informasi Kelebihan Kekurangan

Kelebihan & Kekurangan ModelSpiral sangat mempertimbangkan resiko kemungkinan munculnya kesalahan sehingga sangat dapat diandalkan untuk pengembangan perangkat lunak skala besar. Pendekatan model ini dilakukan melalui tahapan-tahapan yang sangat baik dengan menggabungkan model waterfall ditambah dengan pengulangan-pengulangan sehingga lebih realistis untuk mencerminkan keadaan sebenarnya. waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan perangkat lunak cukup panjang demikian juga biaya yang besar. Selain itu, sangat tergantung kepada tenaga ahli yang dapat memperkirakan resiko. Terdapat pula kesulitan untuk mengontrol proses. Sampai saat ini, karena masih relatif baru, belum ada bukti apakah metode ini cukup handal untuk diterapkan. Kelompok 3 | Rekayasa Sistem Informasi Kelebihan Kekurangan

AGILE SOFTWARE DEVELOPMENT Kelompok 3 | Rekayasa Sistem Informasi

01 02 Agile merupakan adalah jenis pegembangan sistem jangka pendek yang memerlukan adaptasi cepat dan pengembang terhadap perubahan dalam bentuk apapun. Dalam Agile Software Development interaksi dan personel lebih penting dari pada proses dan alat, software yang berfungsi lebih penting daripada dokumentasi yang lengkap, kolaborasi dengan klien lebih penting dari pada negosiasi kontrak, dan sikap tanggap terhadap perubahan lebih penting daripada mengikuti rencana. Kelebihan dari Agile Software Development yaitu: Meningkatkan kepuasan kepada klien Pembangunan system dibuat lebih cepat Mengurangi resiko kegagalan implementasi software dari segi non-teknis Kelompok 3 | Rekayasa Sistem Informasi Kekurangan :  Agile membutuhkan tim yang sudah terlatih  Membutuhkan waktu yang banyak dan intens dengan customer yang berlebihan sehingga jarang dipraktekaan secara langsung  Keterbatasan waktu dalam perencanaan proyek

Extreme programming (XP) Kelompok 3 | Rekayasa Sistem Informasi Dipublikasikan oleh Kenn Beck pada tahun 1999 dengan menggunakan pendekatan OOP (Object Oriented Programming), terdiri dari aktivitas perencanaan, aktivitas desain, aktivitas pengkodean dan aktivitas pengujian. Model Proses Agile

Di usulkan oleh Jim Highsmith sebagai tehnik untuk membangun software dan sistem yang komplek, filosofi dari ASD adalah kolaborasi manusia dan tim yang mengatur diri sendiri, aktivitas pada proses ASD adalah speculation, collaboration & Laerning. Kelompok 3 | Rekayasa Sistem Informasi Adaptive Software Development (ASD)

Scrum Kelompok 3 | Rekayasa Sistem Informasi Diperkenalkan oleh Jeff Sutherland tahun awal tahun 1990-an, Pengembangan berikutnya dilakukan oleh Schwaber dan Beedle, Scrum memiliki prinsip:  ukuran tim yang kecil melancarkan komunikasi, mengurangi biaya, dan emberdayakan satu sama lain  proses dapat beradaptasi terhadap perubahan teknis dan bisnis  proses menghasilkan beberapa software increment  pembangunan dan orang yang membangun dibagi dalam tim yang kecil Skema dari SCRUM

Meeting yang dilakukan setiap hari secara mudah dapat membantu pengembang untuk membuat kemungkinan untuk mengukur produktivitas individu. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan produktivitas masing-masing anggota tim Dapat digunakan untuk proyek yang tidak mempertimbangkan dokumentasi kebutuhan bisnis Semua keputusan berada di tangan tim Kelebihan Kelompok 3 | Rekayasa Sistem Informasi

Setiap anggota tim harus memiliki pengalaman. Jika tim terdiri dari orang-orang pemula, proyek tidak dapat diselesaikan dalam waktu yang sudah ditentukan Tidak cocok untuk proyek dalam lingkup besar, tetapi cocok untuk proyek kecil dan proyek yang bergerak cepat Metode ini akan memakan biaya dan waktu lebih jika tidak diperkirakan secara akurat Kekurangan Kelompok 3 | Rekayasa Sistem Informasi

Agile Modeling (AM) Kelompok 3 | Rekayasa Sistem Informasi Agile Modelling AM adalah suatu metodologi yang praktis untuk dokumentasi dan pemodelan sistem software. AM adalah kumpulan nilai- nilai, prinsip dan praktek-praktek untuk memodelkan software agar dapat diaplikasian pada software development proyek secara efektif. Prinsip dalam Agile Modelling adalah sebagai berikut:  membuat model dengan tujuan  mengunakan multiple models  travel light  isi lebih penting dari pada penampilan  memahami model dan alat yang yang digunakan untuk membuat software adaptasi secara lokal

Terima Kasih Kelompok 3 | Rekayasa Sistem Informasi Dosen Pengampu : Kurnia Gusti Ayu, M. Kom