BY : FITRIA OKTARINA
suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan kegiatan dengan bebas (kosier,1989). kemampuan seseorang untuk berjalan bangkit berdiri dan kembali ke tempat tidur, kursi, kloset duduk, dan sebagianya disamping kemampuan mengerakkan ekstermitas atas. (Hincliff, 1999). Sistem Tubuh yang Berperan dalam Kebutuhan Aktivitas Tulang Otot dan Tendon Ligamen Sistem Saraf Sendi
Sistem Tubuh yang Berperan dalam Kebutuhan Aktivitas,,, Tulang Otot dan Tendon Ligamen Sistem Saraf Sendi
1. Memenuhi kebutuhan dasar manusia 2. Mencegah terjadinya trauma 3. Mempertahankan tingkat kesehatan 4. Mempertahankan interaksi sosial dan peran sehari 5. Mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh ketahanan otot dan kekuatan otot.
Mobilisasi penuh Mobilisasi penuh : merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas. Mobilisasi sebagian : merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan yang jelas sehingga tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motoris dan sensoris pada area tubuhnya.
1. Gaya hidup 2. Proses penyakit dan injuriy 3. Kebudayaan 4. Tingkat energy 5. Usia dan status perkembangan
Muskuloskeletal : Menurunnya kekuatan dan kemampuan otot, atropi, kontraktur, penurunan mineral, tulang dan kerusakan kulit. Urinari : Terjadi statis urine pada pelvis ginjal, pengapuran infeksi saluran kemih dan inkontinentia urine. Gastrointestinal :Terjadinya anoreksia / penurunan nafsu makan diarrhoe dan konstipasi. Respirasi : Penurunan ekspansi paru, tertumpuknya sekret dalam saluran nafas, ketidak seimbangan asam basa (CO2 O2). Kardiofaskuler :Terjadinya hipotensi orthostatic, pembentukan trombus.
Perbaikan status gisi Memperbaiki kemampuan mobilisasi Melaksanakan latihan pasif dan aktif Mempertahankan posisi tubuh dengan benar sesuai dengan bady aligmen (Struktur tubuh). Melakukan perubahan posisi tubuh secara periodik (mobilisasi untuk menghindari terjadinya dekubitus / pressure area akibat tekanan yang menetap pada bagian tubuh.
Kaji riwayat kesehatan terkait sistem muskuloskeletal (pola aktivitas/ olah raga, ADL) Pemeriksaan fisik: postur, mekanika tubuh, palpasi nyeri tekan, tonus otot, kontur otot, inspeksi kulit, kekuatan otot, kemampuan melakukan ROM) Kaji gangguan pada otot Kaji adanya kontraktur Kaji postur tubuh abnormal Kaji adanya trauma Kaji adanya fraktur Kaji adanya amputasi Kaji fungsi anggota gerak
Intoleransi aktivitas Gangguan mobilitas fisik Defisit perawatan diri Resiko jatuh
Bedrest 1. Terapi bagi pasien yang kelelahan 2. Menghemat konsumsi oksigen tubuh 3. Mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan 4. Lakukan ROM saat pasien berada diatas tempat tidur untuk mencegah efek samping bed rest yang lama 5. Untuk mencegah dekubitus ubah posisi pasien tiap 2 jam
Applying Principles of Body Mechanic Penggunaan body mechanic yang tepat dapat mencegah terjadinya: cedera, kelelahan.
Pengaturan posisi 1. Fowler : Posisi setengah duduk atau duduk, bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. 2. Sim : Posisi miring ke kanan atau ke kiri. 3. Trendelenburg : Posisi pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki. 4. Dorsal Recumbent : Posisi berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau direnggangkan) diatas tempat tidur. 5. Litotomi : Posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut. 6. Genu Pektoral : Posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian atas tempat tidur.
ROM Exercice 1.ROM dilakukan untuk mencegah terjdinya kontraktur, meningkatkan fleksibilitas, kekuatan dan tonus otot, serta meningkatkan sirkulasi. 2.Kaji kekuatan otot pasien sebelum melakukan ROM 3.Tingkatkan kemandirian pasien selama ROM 4.Ajari keluarga pasien agar dapat membantu ROM pasien dirumah
ROM Technique 1. Jelaskan tujuan ROM 2. Tinggikan tempat tidur 3. Posisikan pasien supine dengan nyaman 4. Mulai ROM dari bagian kepala, ulangi 5x untuk tiap bagian