HEWAN INGGRIS MASUK SEKOLAH INDONESIA
Hewan dari Inggris masuk SD Indonesia. Mereka tertarik karena orang Indonesia dikenal ramah, termasuk gurunya. Sesuai KTSP, tiap hewan harus ikut semua mata pelajaran. ©S.Belen Email s_belen7@yahoo.com Webaddress: www.sbelen.wordpress.com Pati, Jateng, 27 Agustus 2007
Itik, sang perenang ulung, dipaksa belajar berlari seperti kuda Itik, sang perenang ulung, dipaksa belajar berlari seperti kuda. Karena dipaksa berkali-kali akhirnya ia terjatuh dan kakinya patah. Anjing, sang pelari cepat, stres berat karena dipaksa terbang. Akibatnya, ia suka ngompol waktu tidur. Terpaksa 12 x dibawa ke psikolog untuk konsultasi. …………………………
Kelinci, sang pengerat dedaunan yang pandai meloncat, disuruh memikul beban seperti kuda. Sekali ia terantuk, langsung terjatuh hingga ditertawakan hewan lain. Ia ngambek dan bolos sekolah satu minggu. …………………………
Burung, sang penerbang, hampir tenggelam waktu dipaksa berenang. Sapi yang bisa ikut karapan sapi disuruh panjat pohon. Dengan sendirinya ia tidak bisa. Baru coba naik langsung terjatuh. …………………………
Kucing, sang penangkap perkasa, disuruh terbang, tapi berkali-kali tidak mampu. Pernah terperosok ke dalam got hingga kepalanya hampir pecah. Tak tahan dipaksa tiap hari, mereka minta keluar, lalu pulang ke Inggris. Kapok! Memang, pendidikan Indonesia tak mau peduli pengembangan bakat individual siswa. Malah, memaksa siswanya mengikuti semua mata pelajaran. …………………………
Apalagi, diterapkan kriteria ketuntasan mengajar (KKM) Apalagi, diterapkan kriteria ketuntasan mengajar (KKM). Siswa yang gagal dalam ulangan harus mengikuti tes remidial. Ini berarti setiap siswa dituntut hebat pada semua mata pelajaran. Menjadi manusia allround. Menjadi superman atau superwoman.
Pendidikan Indonesia benar-benar NGAWUR! *********** Siswa mana di dunia ini yang bisa? Siswa di Amerika Serikat dan Jepang, negara super-maju, tidak menuntut siswanya menjadi seperti malaikat. Pendidikan Indonesia benar-benar NGAWUR! ***********
Tidak semua kebijakan pendidikan pemerintah itu benar Tidak semua kebijakan pendidikan pemerintah itu benar. Anda harus kritis dan selektif!