MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN dan AIR Dipresentasikan oleh: Martinus H. Pandutama, Ph.D Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jember SEMETER GANJIL
The TRENDS of Agricultural/Soil Management Practices: Focused more on conserving environment LOW INPUT farming management More organic than inorganic/synthetic fertilizers More organic than inorganic/synthetic pesticides Soil conservation focusing on safety and healthy of soil and water body Site Specific Farming: Balanced Fertilization Integrated Nutrient Managemen t SUSTAINABLE AGRICULTURE ENVIRONMENTAL CONSERVATION The Existing Agricultural/Soil/Land Management Practices: Focused on increasing production High input farming management Utilization of inorganic/synthetic & organic Fertilizers Utilization of inorganic/synthetic & organic pesticides Soil conservation focusing more on soil erosion (?) Problems & Solutions in Soil Management Practices: Paddy soils Upland/Dry soils Peat soils & Acid Sulfate Soils (?) The ON GOING TRENDS More toward Site Specific Farming & Organic Farming
TREN Praktek Pengelolaan LAHAN Pertanian Lebih Memfokuskan pada Pelestarian Lingkungan Pengelolaan Pertanian Ber-INPUT LUAR RENDAH Penggunaan Pupuk Organik Lebih daripada Pupuk Anorganik Penggunaan Pestisida Organik Lebih daripada Pestisida Anorganik Konservasi Tanah Mencakup Keaman & Kesehatan Tubuh Tanah & Air PERTANIAN SPESIFIK LOKASI: Pemupukan Berimbang Pengelolaan Hara Terpadu TREN YANG BERLAKU Lebih Kearah Pertanian Spesifik Lokasi & Organic Farming PERTANIAN BERKELANJUTAN PELESTARIAN LINGKUNGAN
Pertanian Berkelanjutan ber-Input Luar Rendah (LEISA) LEISA, mengacu bentuk-bentuk pertanian sebagai berikut: 1.Berusaha mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal yang ada dengan mengkombinasikan berbagai macam komponen sistem usaha tani, yaitu tanaman, hewan, tanah, air, iklim, dan manusia sehingga saling melengkapi dan memberikan efek sinergi yang paling besar. 2.Berusaha mencari cara pemanfaatan input luar hanya bila diperlukan untuk melengkapi unsur-unsur yang kurang dalam ekosistem dan meningkatkan sumberdaya biologi, fisik, dan manusia. Dalam memanfaatkan input luar, perhatian utama diberikan pada maksimalisasi daur ulang dan meminimalkan kerusakan lingkungan.
LEISA, tidak bertujuan memaksimalkan produksi jangka pendek, namun untuk mencapai tingkat produksi yang stabil dan memadai jangka panjang. LEISA, berupaya mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan sumberdaya alam serta memanfaatkan secara maksimal proses-proses alami. Di mana bagian dari produksi itu dipasarkan, maka dicari cara untuk memperoleh kembali unsur hara yang dihilangkan dari sistem usahatani ke pasar.
LEISA, menggabungkan komponen-komponen pengetahuan dan praktek-praktek terbaik setempat, pertanian berwawasan ekologi yang dikembangkan di tempat lain, ilmu konvensional dan pendekatan baru dalam ilmu pengetahuan (agroekologi, bioteknolgi, dll) Praktek LEISA, harus dikembangkan dalam setiap sistem ekologi dan sosioekonomi. Strategi dan teknik khusus akan bervariasi sesuai kebutuhan setiap sistem dan jumlahnya tak terbatas. LEISA tidak dapat memberikan jawaban yang universal dan siap pakai untuk menjawab permasalahan petani di daerah lain, namun hanya dapat memberikan indikasi prinsip dan peluang.
Yang terpenting harus diingat adalah bahwa rekomendasi pemupukan tidak dapat bersifat universal, melainkan bersifat sangat spesifik untuk setiap lokasi usahatani. Pemahaman PEMUPUKAN BERIMBANG: Pemberian pupuk/hara sesuai kebutuhan tanaman dengan konsep: tepat dosis, tepat jenis, tepat waktu, dan tepat cara, berdasarkan pada sifat tanah menyediakan hara serta cara pengelolaan yang tepat tanpa merusak fungsi sumberdaya tanah. hasil uji tanah dan uji jaringan tanaman memegang peranan penting, untuk menghindari akumulasi suatu hara dalam tanah akibat aplikasi yang berlebih.
Yang harus diperhatikan dengan teliti dan benar dalam pertanian organik adalah mulai dari bibit/benih, input, proses usahatani, panen, pasca panen & penyimpanan. Pemahaman PERTANIAN ORGANIK: Suatu sistem pertanian yang didesain dan dikelola sedemikian sehingga mampu menciptakan produktivitas yang berkelanjutan. Prinsipnya, petani organik menghindarkan penggunaan pupuk dan pestisida sintetik.
Konsep Pengelolaan Pupuk Terpadu (PPT): adalah penciptaan suatu kondisi yang ideal untuk menyediakan unsur-unsur hara bagi tanaman secara berimbang melalui pemberian gabungan berbagai sumber unsur hara berupa: (a) pupuk mineral, (b) pupuk organik, dan (c) pupuk hayati (biologis); dan mengupayakan agar penggunaannya optimum, sehingga dapat memelihara produktivitas tanah dan kondisi lingkungan
Konsep Pengelolaan Tanah Spesifik Lokasi: Merupakan sistem pengelolaan tanah dengan memperhatikan potensi hara, air, bahan organik, dan mikroorganisme di wilayah tertentu. Penerapan Konsep Pemupukan Berimbang dan Pengelolaan Pupuk Terpadu berlaku di sini. Uji tanah dan tanaman menjadi kunci penting dalam pengelolaan tanah spesifik lokasi agar pemberian hara dan air dapat diberikan sesuai yang dibutuhkan.
Konsep AGROFORESTRY (WANATANI): Sistem penggunaan lahan berkelanjutan yang mempertahankan atau meningkatkan produksi dengan mengkombinasikan tanaman pangan dengan tanaman hutan dan/atau ternak pada lahan yang sama, baik secara bergiliran maupun bersamaan, dengan menggunakan praktek pengelolaan yang cocok dengan karakteristik sosial dan budaya penduduk serta kondisi ekonomi dan ekologi setempat.
TERIMA KASIH