Jateng outlook Angelina Ika Rahutami Universitas Katolik Soegijapranata 3 Desember 2014 Bank Indonesia Semarang
PERKEMBANGAN PEMIKIRAN MENGENAI PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL air/3.12.2014/BIoutlook
Fokus pengembangan ekonomi lokal air/3.12.2014/BIoutlook
Indikator tata kelola ekonomi daerah yg baik Bobot Infrastruktur daerah 37,9 Program pengembangan usaha swasta 13,9 Akses lahan 8,8 Interaksi pemda dan pelaku usaha 13,1 Biaya transaksi 7,3 Perizinan usaha 8,0 Keamanan dan penyelesaian konflik 3,0 Kapasitas dan integritas kepala daerah 4,4 Peraturan daerah 3,6 Sumber: KPPOD air/3.12.2014/BIoutlook
KONDISI SAAT INI PERTUMBUHAN EKONOMI, STRUKTUR EKONOMI INFLASI KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN INVESTASI KOMPOSISI APBD air/3.12.2014/BIoutlook
Perkembangan output gap dan pertumbuhan ekonomi tahunan air/3.12.2014/BIoutlook
Pertumbuhan ekonomi Penggunaan 12.1 12.2 12.3 12.4 2012 13.1* 13.2* 13.3** 13.4** 13* 14.** 14.2** 14.3** Kos RT 5.8 4.7 4.5 5.0 5.1 5.3 4.9 5.4 Kons Lembaga sasta nirlaba 9.5 7.9 6.0 1.7 6.2 7.1 5.9 6.7 6.9 11.9 14.5 9.2 Kons pem 15.2 6.6 0.1 -0.4 2.2 3.8 7.6 8.1 5.6 4.8 0.8 PMTB 6.8 9.3 11.0 8.4 7.8 8.5 9.6 X 18.5 2.3 10.2 8.3 3.7 8.9 10.5 11.2 8.6 7.3 7.2 M 20.5 2.8 7.4 10.0 1.3 3.0 PDRB 6.5 6.3 5.2 Keterangan: * angka sementara, ** angka sangat sementara Sumber: BPS Jateng dalam KER Jateng TW III Konsumsi rumah tangga masih dominan Konsumsi pemerintah naik tajam di triwulan III-2014 Investasi mengalami perlambatan Realisasi penanaman modal menurun Perdagangan tidak lebih baik dari triwulan sebelumnya air/3.12.2014/BIoutlook
Struktur ekonomi Sumber pertumbuhan ekonomi dan struktur PDRB Sektoral jateng (%) air/3.12.2014/BIoutlook
Industri Industri besar IKM Kinerja sektor industri pengolahan meningkat dibanding triwulan sebelunya air/3.12.2014/BIoutlook
POSISI JAWA TENGAH DALAM MP3EI MASUK DALAM KORIDOR JAWA (pendukung Industri & Jasa) INDUSTRI : TEKSTIL, MAKANAN DAN MINUMAN, PERALATAN TRANSPORTASI, PERKAPALAN air/3.12.2014/BIoutlook
PETA INDUSTRI FURNITURE TEXTILE FOOD AND BEVERAGES AUTOMOTIVE SPARE PARTS METAL TOBACCO PROCESSING air/3.12.2014/BIoutlook
Inflasi Perkembangan inflasi tahunan jateng dan nasional air/3.12.2014/BIoutlook
Inflasi air/3.12.2014/BIoutlook
Kemiskinan dan pengangguran air/3.12.2014/BIoutlook
Kemiskinan air/3.12.2014/BIoutlook
Investasi Realisasi PMA Realisasi PMDN air/3.12.2014/BIoutlook
Komposisi APBD Nilai Proprosi APBD % belanja tidak langsung Nilai Proprosi APBD % belanja tidak langsung 9,837,175,877 70.08 Belanja langsung 4,159,982,306 29.64 pengeluaran pembiayaan 40,000,000 0.28 URUSAN % URUSAN PILIHAN 5.51 Urusan Pertanian 2.27 Urusan Kehutanan 0.28 Urusan Energi dan Sumber daya mineral 1.10 Urusan Pariwisata 0.36 Urusan Kelautan dan Perikanan 0.69 Urusan Perdagangan 0.32 Urusan Perindustrian 0.46 Urusan Transmigrasi 0.02 air/3.12.2014/BIoutlook
Program wajib yang berdampak ekonomi secara langsung URUSAN PROGRAM % PEKERJAAN UMUM Program Peningkatan jalan dan penggantian jembatan 52.68 PENATAAN RUANG Program Perencanaan tata ruang 76.74 PERENCANAAN Program Pengembangan IPTEK dan inovasi daerah 39.59 PERHUBUNGAN Program Pengembangan perhubungan darat 78.28 LINGKUNGAN HIDUP Program Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan 41.38 KETENAGAKERJAAN Program Perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan 38.17 KOPERASI, UKM Program Pengembangan produk unggulan daerah berbasis sumber daya lokal 48.82 PENANAMAN MODAL Program Peningkatan iklim dan realisasi investasi 56.60 KETAHANAN PANGAN Program Peningkatan ketahanan pangan 91.41 Pengembangan iptek dan inovasi daerah terkait dengan jumlah desa vokasi yang dikembangkan Perencanaan pembangunan terkait dengan indeks gini, wiliamson dan ovop P3A MENUJU KOTA LAYAK ANAK air/3.12.2014/BIoutlook
Program pilihan yang berdampak ekonomi secara langsung URUSAN PROGRAM % PERTANIAN Program Pengembangan Agribisnis 82.34 KEHUTANAN Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan 38.28 ESDML Program Pengembangan energi baru terbarukan dan konservasi energi 34.32 PARIWISATA Program Pemasaran Pariwisata 47.23 KELAUTAN DAN PERIKANAN Program Pengembangan Perikanan Tangkap 38.96 PERDAGANGAN Program Peningkatan perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan dalam negeri 38.59 PERINDUSTRIAN Pengembangan Industri, logam, mesin dan tekstil 47.80 Pengembangan iptek dan inovasi daerah terkait dengan jumlah desa vokasi yang dikembangkan Perencanaan pembangunan terkait dengan indeks gini, wiliamson dan ovop P3A MENUJU KOTA LAYAK ANAK air/3.12.2014/BIoutlook
JATENG OUTLOOK 2015 air/3.12.2014/BIoutlook
Ekspektasi air/3.12.2014/BIoutlook
Outlook 2015 air/3.12.2014/BIoutlook
MODEL PEMBANGUNAN EKONOMI REGIONAL Kebijakan Khusus Kelembagaan Infrastruktur Teknologi DUNIA/AEC INDONESIA Eksport barang/ jasa Jateng Perdagangan Pendapatan air/3.12.2014/BIoutlook
PETA DAYA SAING KESELURUHAN air/3.12.2014/BIoutlook
Prediksi 2015 (KEN) Pertumbuhan ekonomi 5.2% - 5.5% dengan asumsi stimulus fiskal dari hasil penghematan subsidi BBM akan efektif pada semester 2 Inflasi akan naik karena kenaikan harga BBM dan listrik (6.5-7.5%) Suku bunga USA naik suku bunga acuan BI diperkirakan akan naik sampai 7.5- 8.5% Nilai tukar terhadap USD akan sekitar Rp12.200 -12.700 Transaksi berjalan thd GDP -2.4 – 2.5% air/3.12.2014/BIoutlook
Peluang 2015 Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi Populasi terbesar Peningkatan kelas ekonomi menengah Bonus demografi angka ketergantungan menurun karena usia produktif lebih banyak dari non produktif air/3.12.2014/BIoutlook
MENGAPA INVESTASI PENTING? Sumber-sumber pertumbuhan ekonomi Teori Neoklasik: Q : f (K,L,T) Tiga faktor penting: Kapital (Investasi) Tenaga kerja Teknologi Dari tiga faktor penting, yang paling penting Kapital Investasi menjadi penting Untuk memakmurkan daerah (negara) Investasi adalah vital air/3.12.2014/BIoutlook
FAKTOR PENGGERAK PEREKONOMIAN Klasik: Untuk meningkatkan pertumbuhan meningkatkan kapasitas ekonomi melalui Agregat Supply Keynes: Dalam jangka pendek bisa melalui Agregat Demand Y = C + I + G + X – M Baik AS maupun AD yang terpenting investasi air/3.12.2014/BIoutlook
Investasi Sumber Kesenjangan Di beberapa negara ketimpangan antar wilayah bukan disebabkan oleh perbedaan SDA tetapi oleh investasi Di China, ketimpangan antar wilayah salah satunya disebabkan oleh kapasitas pemerintah regional dalam menarik investor. Di Indonesia disebabkan SDA dan SDM Di DIY disparitas panjang jalan; Otonomi Daerah disparitas Investasi air/3.12.2014/BIoutlook
air/3.12.2014/BIoutlook
air/3.12.2014/BIoutlook
air/3.12.2014/BIoutlook
air/3.12.2014/BIoutlook
Saat ini desa masih defisit Dikotomi desa kota masih relevankan mengingat arus urbanisasi yang begitu besar Fokus ke ketahanan pangan dan energi dengan perspektif kemiskinan dan pengangguran Desa berdikari bukan desa as village tapi lebih keinterconection antar rural Saat ini desa masih defisit Wata masuk ke kota pemerintah bertugas kebangkan desa air/3.12.2014/BIoutlook
Peran Provinsi Peran provinsi dalam investasi Economies of scaleFakta menunjukan, batas wilayah pemerintahan tidak selalu jatuh berhimpitan dengan skala ekonomi dan kegiatan usaha. Regional specific Para calon investor yang mau berusaha di kabupaten/kota, tetap perlu mengetahui skala makro regional dan pola kebijakan Externality impact Sebagai penentu kebijakan di tingkat kewilayahan (perencanaan, tata ruang dan lain-lain.), jangkauan dampaknya tentu mempengaruhi pilihan kebijakan pemda kabupaten/kota mengenai penanaman modal. air/3.12.2014/BIoutlook
Rekomendasi strategi dalam menata iklim investasi yang pro investor Daya Tarik Pengembangan mind set birokrat Pelaporan/update rutin dan berkala Komunikasi peluang investasi dan potensi keuntungan Metode pemasaran melalui media dan persuasi BKPMD menerapkan sistem birokrasi yang efisien Daya Tahan Strategi purna jual, mengawal perkembangan investor Menjaga stabilitas wilayah termasuk hubungan perburuhan Meminimumkan biaya ekonomi Memfasilitasi dan mengembangnkan sistem persaingan yang sehat Daya Saing Meningkatkan kualitas tenaga kerja Meningkatkan kualitas dan ketersediaan infrastruktur Membuka akses pasar air/3.12.2014/BIoutlook
Kebijakan Pengembangan Kondisi umum: Penguatan stabilitas ekonomi makro, Infrastruktur, institusi pemerintahan, keuangan, bisnis dan tenaga kerja. Pengembangan daya saing komoditas: Penguatan spesialisasi terhadap komoditas berdaya saing tinggi (Optimalisasi potensi) Penguatan keterkaitan pengembangan komoditas berdaya saing tinggi dengan peningkatan pendapatan sebahagian besar masyarakat (termasuk pengentasan kemiskinan dan pengangguran) Pembuatan Rencana Aksi Daerah Monitorig dan Evaluasi air/3.12.2014/BIoutlook