BAB 2 Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan Biologi SMA/MA Kelas XI
Kompetensi Dasar Menerapkan konsep tentang keterkaitan hubungan antara struktur sel pada jaringan tumbuhan dengan fungsi organ pada tumbuhan berdasarkan hasil pengamatan. Menyajikan data tentang struktur anatomi jaringan pada tumbuhan berdasarkan hasil pengamatan untuk menunjukkan pemahaman hubungan antara struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan terhadap bioproses yang berlangsung pada tumbuhan.
Tujuan Pembelajaran Afektif Siswa dapat menunjukkan sikap peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan di laboratorium dan di lingkungan sekitar. Siswa dapat menunjukkan kesadaran dan rasa kagum terhadap pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses yang terjadi pada tumbuhan.
Tujuan Pembelajaran Kognitif Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri dan fungsi jaringan meristematis pada tumbuhan. Siswa dapat membedakan ciri-ciri berbagai jenis jaringan permanen (jaringan dewasa). Siswa dapat menjelaskan fungsi berbagai jenis jaringan permanen (jaringan dewasa). Siswa dapat membandingkan struktur sel berbagai jaringan tumbuhan pada gambar. Siswa dapat menentukan jenis-jenis jaringan penyusun organ vegetatif (akar, batang, daun) dan organ generatif (bunga, buah, biji). Siswa dapat menjelaskan perbedaan anatomi tumbuhan monokotil dengan dikotil. Siswa dapat menjelaskan sifat totipotensi dan teknik kultur jaringan tumbuhan. Siswa dapat mengemukakan keunggulan pembibitan tanaman dengan teknik kultur jaringan.
Tujuan Pembelajaran Psikomotor Siswa dapat mengidentifikasi berbagai macam jaringan penyusun organ pada tumbuhan monokotil maupun dikotil melalui pengamatan dengan menggunakan mikroskop. Siswa dapat menseketsa gambar penampang melintang/membujur organ akar, batang, dan daun dari hasil pengamatan mikroskopis.
Apa yang Anda ketahui tentang cara pengembangbiakan tanaman dalam botol ini?
Jenis Jaringan pada Tumbuhan A. Jaringan Meristem Jaringan meristem atau jaringan embrional adalah jaringan yang sel-selnya aktif membelah diri secara mitosis. Jaringan meristem memiliki sifat-sifat, sebagai berikut. Disusun oleh sel-sel muda yang aktif membelah dalam fase pertumbuhan dan perkembangan. Tidak memiliki ruang antarsel (susunan sel rapat). Sel-sel berbentuk bulat, lonjong, poligonal, kuboid atau prismatik, dan memiliki dinding sel yang tipis Di dalam sel mengandung banyak protoplasma. Sel memiliki satu atau dua inti sel (nukleus) yang besar. Vakuola sel sangat kecil atau tidak ada sama sekali.
Meristem Primer Meristem Sekunder Meristem primer adalah jaringan meristem pada tumbuhan dewasa yang sel-selnya masih aktif membelah. Pada umumnya terdapat di ujung batang (pucuk) dan ujung akar. Meristem ini berasal dari sel-sel inisial yang disebut promeristem. Promeristem adalah jaringan meristem yang sudah ada ketika tumbuhan masih berada dalam fase embrio. Meristem Sekunder Meristem sekunder berasal dari sel-sel dewasa yang berubah sifatnya menjadi sel-sel meristematik. Contohnya adalah kambium dan kambium gabus (felogen).
Kambium merupakan lapisan sel-sel yang aktif membelah di antara pembuluh angkut xilem dan floem. Kambium dapat ditemukan di dalam batang maupun akar tumbuhan dikotil (Dicotyledoneae), Gymnospermae, dan beberapa tumbuhan monokotil (misalnya Agave, Aloe, Yucca sp., dan Dracaena sp). Kambium gabus (felogen) adalah jaringan kambium yang membentuk lapisan pelindung periderm (gabus). Kambium gabus terletak di bawah epidermis batang dan akar yang sudah tua. Aktivitas kambium gabus (felogen) ke arah luar akan membentuk felem (lapisan gabus), sedangkan ke arah dalam akan membentuk feloderm (korteks sekunder).
Meristem Apikal Meristem Interkaler Meristem apikal terdapat di ujung batang (pucuk) utama, ujung batang (pucuk) lateral, dan ujung akar. Meristem apikal menyebabkan pemanjangan batang dan akar, yang disebut pertumbuhan primer. Semua jaringan yang terbentuk dari meristem apikal disebut jaringan primer. Proses pemanjangan meristem apikal akan menghasilkan daun, bunga, dan tunas apikal (tunas ujung) yang akan berkembang menjadi cabang samping. Meristem Interkaler Meristem interkaler terdapat di antara jaringan dewasa atau jaringan yang sudah berdiferensiasi. Contohnya meristem pada pangkal ruas tumbuhan golongan rumput-rumputan (Gramineae), beberapa anggota spesies dari Caryophyllaceae dan Polygonaceae, serta Equisetum sp. Meristem interkaler merupakan daerah meristematik karena terputus dari daerah meristematik yang terisolasi di subapikal batang, kemudian berkembang menuju pangkal (besipetal).
Meristem Lateral Meristem lateral terletak memanjang sejajar permukaaan batang atau akar, contohnya kambium pembuluh (kambium vaskuler) dan kambium gabus (felogen). Meristem lateral menyebabkan terjadinya pertumbuhan sekunder pada batang maupun akar, sehingga batang dan akar tersebut akan membesar. Aktivitas meristem lateral akan membentuk jaringan sekunder.
B. Jaringan Permanen Jaringan permanen adalah jaringan yang berasal dari pembelahan sel-sel meristem primer maupun sekunder, yang telah berdiferensiasi atau mengalami perubahan bentuk sesuai dengan fungsinya. Jaringan permanen mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut : Tidak melakukan aktivitas perbanyakan diri. Sel-sel berukuran relatif besar dibandingkan dengan sel-sel meristem. Sel memiliki vakuola yang besar, sehingga mengandung sedikit plasma sel. Sel telah mengalami penebalan pada dindingnya sesuai dengan fungsinya. Terkadang sel-selnya telah mati. Terdapat ruang antarsel.
Jaringan Pelindung (Epidermis) Jaringan epidermis adalah jaringan yang tersusun dari lapisan sel-sel yang menutupi permukaan organ tumbuhan seperti akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Jaringan epidermis disebut sebagai jaringan pelindung, karena berfungsi melindungi bagian dalam tumbuhan dari segala pengaruh luar yang merugikan, misalnya perubahan suhu, kerusakan mekanik, hilangnya air melalui penguapan, dan hilangnya zat-zat makanan.
Ciri-ciri jaringan epidermis : Umumnya terdiri atas satu lapis sel. Memiliki sel-sel yang tersusun rapat tanpa ruang antarsel. Bentuk sel bervariasi. Sel-sel memiliki banyak vakuola dan protoplas yang dapat menyimpan berbagai hasil metabolisme. Ketebalan dinding sel epidermis berbeda-beda. Dinding sel epidermis ada yang mengandung lignin, kutikula, dan pektin. Sel-sel inisial epidermis sebagian dapat berkembang dan bermodifikasi menjadi alat-alat tambahan lain yang disebut derivat epidermis
Modifikasi Jaringan Epidermis Stomata
Modifikasi Jaringan Epidermis Trikoma
Modifikasi Jaringan Epidermis Trikoma nonglanduler
Modifikasi Jaringan Epidermis Trikoma glanduler
Modifikasi Jaringan Epidermis Emergensia
Modifikasi Jaringan Epidermis Spina Sel kipas
Modifikasi Jaringan Epidermis Litokis Sel kersik
Modifikasi Jaringan Epidermis Velamen
Jaringan Dasar (Parenkim) Jaringan parenkim merupakan jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup dengan struktur morfologi yang bervariasi. Jaringan ini bertanggung jawab terhadap segala proses fisiologis. Jaringan parenkim disebut sebagai jaringan dasar karena dapat dijumpai hampir di setiap bagian tumbuhan. Ciri-ciri jaringan parenkim adalah sebagai berikut. Sel hidup, berukuran besar, pada umumnya berdinding primer tipis dan berbentuk polihedron. Memiliki inti sel dan banyak vakuola. Memiliki ruang antarsel sehingga letak sel tidak rapat. Bersifat meristematik karena sel-selnya dapat membelah diri bahkan ketika dewasa sehingga berperan penting dalam regenerasi.
Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim dapat dibedakan menjadi 6 macam. Parenkim asimilasi, Parenkim penimbun, Parenkim air, Parenkim udara (aerenkim), Parenkim pengangkut, Parenkim penutup luka.
Berdasarkan bentuknya, jaringan parenkim dapat dibedakan menjadi empat macam. Parenkim palisade Parenkim bunga karang Parenkim bintang (aktinenkim) Parenkim lipatan
Jaringan Penyokong (Penguat) Jaringan penyokong adalah jaringan yang menunjang bentuk tubuh tumbuhan. Ciri-ciri jaringan penyokong, yaitu memiliki dinding sel yang tebal dan kuat, serta telah mengalami spesialisasi pada sel-selnya. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan penyokong dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaringan kolenkim dan sklerenkim. Jaringan penyokong berfungsi untuk: Menegakkan batang dan menguatkan daun, Melindungi tumbuhan dari gangguan mekanis. Melindungi embrio di dalam biji, Melindungi jaringan pengangkut (vaskuler), Memperkuat jaringan aerenkim (parenkim penyimpan udara).
Jaringan kolenkim merupakan jaringan penguat pada organ-organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan ini terdapat pada batang, daun, bagian-bagian bunga dan buah, serta pada akar yang terkena cahaya matahari. Tumbuhan monokotil umumnya tidak memiliki jaringan kolenkim jika sejak muda selnya sudah membentuk sklerenkim. Jaringan kolenkim memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Tersusun dari sel-sel yang hidup. Ukuran dan bentuk sel beragam, ada yang berbentuk prisma pendek atau panjang seperti serat dengan ujung meruncing. Penebalan dinding sel tidak teratur. Isi sel dapat mengandung kloroplas dan tanin.
Ciri-ciri jaringan sklerenkim, yaitu: Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penguat pada organ tumbuhan yang sudah berhenti melakukan pertumbuhandan perkembangan. Ciri-ciri jaringan sklerenkim, yaitu: Sel-selnya memiliki dinding sekunder yang tebal, Biasanya mengandung zat lignin, Bersifat kenyal, Tidak mengandung protoplas karena sel-selnya telah mati. Jaringan sklerenkim dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu serabut dan sklereid.
Serabut (serat) didefinisikan sebagai sel seperti serat yang panjang, tetapi terdapat pula serat yang relatif pendek. Serat sklerenkim dapat ditemukan di berbagai bagian tumbuhan dalam bentuk untaian atau lingkaran.
Sklereid merupakan sel-sel yang mati saat dewasa, tetapi protoplasnya tetap aktif sepanjang hidup organ tersebut. Sel sklereid umumnya berbentuk bulat, tetapi variasi bentuk lain juga dapat ditemukan. Sklereid terdapat pada semua bagian tumbuhan, terutama di dalam kulit kayu, pembuluh tapis, serta di dalam buah dan biji. Sklereid dapat ditemukan pada tempurung kelapa (Cocos nucifera), kulit kenari, selaput biji, dan butiran di dalam daging buah jambu biji (Psidium guajava).
Perbedaan jaringan parenkim, kolenkim, dan sklerenkim
Jaringan Pengangkut (Vaskuler) Jaringan pengangkut adalah jaringan pada tumbuhan tingkat tinggi yang berfungsi mengangkut air dan garam-garam mineral, serta zat makanan hasil fotosintesis. Jaringan pengangkut pada tumbuhan adalah xilem dan floem. Xilem berfungsi mengangkut air dan garam-garam mineral dari akar menuju ke daun. Sel-selnya telah mati, berdinding tebal, dan mengandung zat lignin. Komponen-komponen pembentuk xilem, yaitu: Unsur trakeal tersusun dari dua macam sel, yaitu trakeid dan trakea (pembuluh). Serat xilem, Parenkim xilem.
Floem berfungsi mengangkut dan mendistribusikan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Floem tersusun dari sel-sel yang hidup dan mati. Komponen-komponen pembentuk floem, yaitu: Unsur tapis, Sel pengiring (sel tetangga), Serat floem, Parenkim floem Sel albumin
Tipe-tipe berkas pengangkut
Jaringan Sekretori Jaringan sekretori merupakan sekumpulan sel yang berfungsi menghasilkan suatu zat. Pada tumbuhan terdapat beberapa macam jaringan sekretori, antara lain: Saluran getah merupakan kumpulan sel yang berisi cairan lateks yang mengandung garam dan asam-asam organik. Sel-sel resin dan minyak merupakan sel-sel yang mengandung resin, damar, serta minyak eteris. Sel-sel lendir merupakan sel hidup, inti sel berbentuk seperti benang, dan memiliki lendir yang dihasilkan oleh dinding sel. Sel-sel penyamak, berada dalam kelompok atau sel tunggal, dan menghasilkan zat penyamak. Sel-sel mirosin merupakan sel-sel yang berbentuk seperti bulu-bulu dan berisi senyawa protein mirosin.
Organ pada Tumbuhan Akar Secara umum, akar terdiri atas tudung akar, epidermis, korteks, endodermis, dan stele. Tudung akar terdapat pada ujung akar, berfungsi melindungi promeristem dan membantu penetrasi akar yang tumbuh ke dalam tanah. Tudung akar tersusun dari sel-sel parenkim yang hidup dan terkadang mengandung pati. Epidermis akar disebut juga epiblem atau lapisan pilifer. Epidermis terdiri atas sel-sel yang berdinding tipis dan tidak mengandung kutikula. Epidermis pada akar yang sudah dewasa akan mengalami kerusakan,fungsinya digantikan oleh eksodermis (lapisan terluar korteks).
Korteks tersusun dari sel-sel parenkim yang kadang kala mengandung karbohidrat atau kristal. Dinding sel pada lapisan terluar korteks mengalami penebalan oleh zat suberin dan berdiferensiasi menjadi eksodermis. Sementara itu, lapisan terdalam korteks berdiferensiasi menjadi endodermis. Endodermis akar terdiri atas satu lapis sel yang struktur dan fungsinya berbeda dengan sel-sel di sekitarnya. Dinding sel endodermis akar dapat mengalami penebalan berbentuk titik-titik/pita Caspary atau berbentuk seperti huruf U oleh zat suberin, kutin, lignin, atau selulosa. Namun, di antara sel-sel ada yang tidak mengalami penebalan, yang disebut sel peresap. Stele akar merupakan bagian tengah dari akar yang terletak di sebelah dalam endodermis. Stele terdiri atas perisikel, berkas pembuluh, dan parenkim.
Batang Batang memiliki tiga bagian pokok, yaitu epidermis dan korteks, dan modifikasi stele (silinder pusat). Pada tumbuhan dikotil, bagian-bagian tersebut tampak jelas. Namun, pada tumbuhan monokotil batas antara korteks dan stele kurang jelas. Epidermis batang terdiri atas satu lapis sel-sel yang tersusun rapat tanpa ruang antarsel. Dinding sel bagian luar mengalami penebalan dari zat kutin. Epidermis batang memiliki berbagai macam modifikasi, yaitu stomata, trikoma, sel silika, dan sel gabus. Stomata kelak akan berkembang menjadi lentisel yang berfungsi untuk pertukaran gas dan penguapan.
Korteks tersusun dari parenkim, kolenkim, sklerenkim yang berupa serabut dan sklereid, serta idioblas (sel-sel yang bentuk dan fungsinya berbeda dengan sel-sel di sekitarnya). Bagian korteks yang paling dalam disebut floetherna. Pada batang dikotil muda lapisan floetherna berisi zat tepung yang disebut sarung tepung. Floetherna dapat mengalami penebalan membentuk pita Caspary yang disebut lapisan endodermis. Stele terletak di sebelah dalam endodermis. Stele terdiri atas perikambium (perisikel), parenkim, berkas pengangkut, dan empulur (pith). Empulur merupakan bagian terdalam dari batang tumbuhan berpembuluh, yang memiliki karakteristik parenkim. Jaringan empulur muda berwarna putih atau cokelat pucat, dan menjadi gelap jika sudah tua.
Daun Secara umum daun tersusun dari jaringan pelindung (epidermis dan modifikasinya), jaringan dasar (mesofil), jaringan pengangkut, jaringan penguat, dan jaringan sekretori. Epidermis daun terdapat di permukaan atas dan bawah, biasanya terdiri atas selapis sel, tetapi ada pula yang terdiri atas beberapa lapis sel (epidermis ganda). Mesofil terdapat di antara epidermis atas dan epidermis bawah. Pada tumbuhan dikotil, mesofil berdiferensiasi menjadi jaringan tiang (parenkim palisade) dan jaringan bunga karang (parenkim spons). Jaringan palisade tersusun dari selapis atau lebih sel-sel yang berbentuk silindris, tersusun rapat, dan banyak mengandung klorofil. Jaringan bunga karang tersusun dari sel-sel yang bentuknya tidak teratur, berdinding tipis, mengandung lebih sedikit klorofil daripada jaringan palisade, dan memiliki ruang antarsel yang besar untuk pertukaran gas.
Jaringan pengangkut pada daun berupa tulang daun Jaringan pengangkut pada daun berupa tulang daun. Tulang daun pada tumbuhan dikotil terdiri atas satu tulang utama yang bercabang-cabang membentuk jala, sedangkan tulang daun tumbuhan monokotil berderet sejajar sumbu daun dan dihubungkan oleh berkas pengangkut kecil. Jaringan penguat daun berupa kolenkim dan sklerenkim. Kolenkim terdapat di dekat tulang daun yang besar di bagian sisi dalam lapisan epidermis dan tepi daun tumbuhan dikotil. Serat sklerenkim banyak ditemukan pada berkas pengangkut tumbuhan monokotil. Epidermis yang sel-selnya rapat dan memiliki lapisan kutikula juga merupakan jaringan penguat daun. Jaringan sekretori dapat berupa kelenjar, sel resin, sel tanin, atau sel mirosin. Kelenjar dapat ditemukan pada daun-daun lebar berupa massa sel-sel parenkim yang padat di ujung berkas pembuluh.
Bunga Bunga merupakan alat reproduksi seksual pada tumbuhan. Bunga sempurna adalah bunga yang memiliki putik dan benang sari (alat reproduksi). Bunga lengkap adalah bunga yang memiliki alat reproduksi dan perhiasan bunga, seperti kelopak dan mahkota. Secara anatomi daun kelopak dan daun mahkota mempunyai struktur yang sama, yaitu memiliki epidermis atas dan bawah, parenkim dasar (mesofil), berkas pembuluh, dan sel-sel idioblas (saluran getah). Daun kelopak tersusun dari sel-sel yang berklorofil dan mesofil yang tidak berdiferensiasi menjadi jaringan tiang atau jaringan spons. Sel epidermis daun kelopak dilapisi zat kutin serta memiliki stomata dan trikoma.
Benang sari (stamen) terdiri atas tangkai sari (filamen) dan kepala sari (antera). Benang sari memiliki empat ruangan yang berisi serbuk sari (polen). Ruang serbuk sari disebut mikrosporangium karena menghasilkan mikrospora. Mikrospora akan tumbuh menjadi buluh dan menghasilkan gamet jantan (sel sperma). Putik biasanya mengalami diferensiasi menjadi tiga bagian, yaitu bagian basal yang menggelembung (ovarium atau bakal buah), bagian yang memanjang (tangkai putik atau stilus), dan bagian ujung putik (kepala putik atau stigma). Di dalam ovarium terdapat satu atau lebih ovul (bakal biji). Pada ovul terdapat kandung lembaga (megasporangium) yang akan menghasilkan gamet betina (ovum).
Buah Buah merupakan perkembangan lebih lanjut dari bakal buah. Berdasarkan sifat dinding buah (perikarpium), buah dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu buah kering pecah (misalnya famili Fabaceae, kedelai), buah kering tidak pecah (misalnya padi, dan jagung), dan buah berdaging (misalnya buah persik atau peach, jeruk, dan mentimun). Perikarpium tumbuh dari dinding ovarium.
Biji Biji merupakan perkembangan lebih lanjut dari bakal biji. Kulit biji (testa) merupakan diferensiasi dari integumen, yang berfungsi untuk melindungi embrio dan endosperma yang berada di dalamnya. Struktur kulit biji bervariasi, biasanya terdiri atas jaringan epidermis, jaringan makrosklereid dan osteosklereid, sel-sel parenkim, sel kristal, serta sel berpigmen. Berdasarkan ada tidaknya endosperma, biji dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu endosperma (memiliki endosperma) dan nonendosperma (tidak memiliki endosperma). Biji tipe endosperma, misalnya terdapat pada Zea mays (jagung) dan Ricinus communis (jarak). Biji tipe nonendosperma, misalnya terdapat pada Piper nigrum (merica) dan Cucurbita sp. (labu kuning).
Perbedaan Anatomi Tumbuhan Monokotil dengan Dikotil
Sifat Totipotensi dan Kultur Jaringan Totipotensi yaitu kemampuan setiap sel tumbuhan untuk tumbuh menjadi individu baru yang sempurna. Kultur jaringan adalah teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman (seperti jaringan akar, batang, daun, dan mata tunas), kemudian menumbuhkannya pada media buatan yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh (hormon) secara aseptik (steril), dalam wadah tertutup yang tembus cahaya (misalnya botol-botol kaca), pada suhu tertentu sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap.
A. Jenis Kultur Jaringan Meristem culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan dari jaringan muda atau meristem. Pollen atau anther culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan dari serbuk sari atau benang sari. Protoplast culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan dari protoplasma (sel hidup yang telah dihilangkan dinding selnya). Chloroplast culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan kloroplas untuk tujuan perbaikan sifat tanaman dengan membuat varietas baru. Somatic cross atau silangan protoplasma, yaitu penyilangan dua macam protoplasma menjadi satu, kemudian dibudidayakan hingga menjadi tanaman yang mempunyai sifat baru.
B. Teknik Kultur Jaringan (Mikropropagasi) Sterilisasi. Segala kegiatan pada kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar air flow cabinet dengan menggunakan alat-alat yang juga steril. Pembuatan media. Komposisi media yang digunakan bergantung pada jenis tanaman yang akan dikultur. Media yang digunakan biasanya terdiri atas garam mineral, vitamin, hormon, dan bahan tambahan seperti agar-agar dan gula. Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikultur. Bagian tanaman yang sering digunakan adalah tunas. Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Pengakaran adalah fase saat eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar, yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptik ke bedeng.
Keunggulan Pembibitan dengan Teknik Kultur Jaringan Pembibitan dengan teknik kultur jaringan memiliki beberapa keunggulan, antara lain: Dapat diperoleh bibit yang bersifat identik dengan induknya. Tidak membutuhkan tempat yang luas. Kualitas dan kesehatan bibit lebih terjamin. Bibit yang dihasilkan seragam. Bibit akan lebih cepat pertumbuhannya. Pengadaan bibit tidak bergantung pada musim. Dengan waktu yang singkat bisa mendapatkan bibit dalam jumlah yang banyak.