Dr dr Purwanto AP SpPK(K) Studi kasus rumah sakit
PENDAHULUAN RUMAH SAKIT ADALAH SALAH SATU SARANA YANG MENYELENGGARAKAN UPAYA KEGIATAN KESEHATAN, DI DALAMNYA TERDAPAT KEGIATAN MULAI DARI DIAGNOSA, PENGOBATAN, PERAWATAN INTENSIF, DAN REHABILITASI. RUMAH SAKIT MERUPAKAN TEMPAT BERTEMUNYA PASIEN, DOKTER, PERAWAT, PARAMEDIS, PETUGAS LAIN, PENGUNJUNG. KARENA KEGIATANNYA, RUMAH SAKIT AKAN MENJADI MEDIA PEMAPARAN/PENULARAN BAGI PARA PASIEN, PETUGAS MAUPUN PARA PENGUNJUNG OLEH PENYAKIT YANG TERDAPAT DI DALAM RUMAH SAKIT ITU SENDIRI. KEGIATAN DALAM BENTUK PELAYANAN UMUM JUGA TERJADI DI RUMAH SAKIT, YANG SECARA KESELURUHAN AKAN MENGHASILKAN LIMBAH YANG DAPAT MENIMBULKAN DAMPAK NEGATIF TERHADAP LINGKUNGAN BAIK DI DALAM RUMAH SAKIT ITU SENDIRI, MAUPUN TERHADAP LINGKUNGAN LUAR RUMAH SAKIT.
RUMAH SAKIT LIMBAH
MEDIS PENUNJANG MEDIS PELAYANAN KESEHATAN STERILISASI & DESINFEKSI INFEKSI NOSOKOMIAL QUALITY CONTROL ?
QUALITY CONTROL SIAPA BERTANGGUNG JAWAB DOKTER ? PERAWAT? PARAMEDIS ? PETUGAS LAIN ? PASIEN ?
RISIKO YANG TIMBUL PADA SARANA KESEHATAN Faktor biologis: kuman patogen; pyogenic, colli, baccilli, stapphylococci. Faktor kimia: bahan kimia dan obat-obatan antibiotika, cytostatika, narkotika, pemaparan antiseptik pada kulit, gas anestesi pada hati, formaldehyde (bahan untuk mensterilkan sarung tangan. Faktor Ergonomik: cara duduk / mengangkat pasien yang salah, kebisinngan dan getaran di ruang generator, pencahayaan yang kurang di kamar operasi, laboratorium, ruang perawatan, Suhu dan kelembaban tinggi di ruang boiler, laundry, cssd, Radiasi panas pada kulit, Tegangan tinggi pada sistem reproduksi, Faktor Psikososial: Ketegangan di kamar bedah, UGD, Hubungan kerja yang kurang harmonis dll Komite K3, Seminar K3 di RS, Jakarta 22 Januari 1994.
KESEHATAN LINGKUNGAN DI RUMAH SAKIT (Permenkes No.986/Menkes/Per/XI/1992) Penyehatan bangunan dan ruangan termasuk pengaturan pencahayaan, Penghawaan serta pengendalian kebisingan, Penyehatan makanan dan minuman, Penyehatan air termasuk kualitasnya, Pengolahan limbah, Penyehatan tempat pencucian umum termasuk linen, Pengendalian serangga dan tikus, Sterilisasi atau desinfeksi, Perlindungan radiasi, Penyuluhan kesehatan lingkungan
Bangunan, peralatan, manusia (petugas, pasien, pengunjung) dan kegiatan pelayanan kesehatan DAMPAK POSITIP PELAYANAN KESEHATAN BAGI PASIEN DAMPAK NEGATIP PENCEMARAN LINGKUNGAN, SUMBER PENULARAN PENYAKIT DAN MENGHAMBAT PROSES PENYEMBUHAN DAN PEMULIHAN PASIEN / PENDERITA
DAMPAK MASALAH KESEHATAN MASY. RS Resiko / pengaruh buruk terhadap petugas, pasien, pengunjung RS, Gangguan pencemaran lingkungan, Gangguan kesehatan dan kematian, Hilangnya waktu kerja, Menurunnya kualitas hidup masyarakat, meningkatnya Di identifikasi, evaluasi, pengelolaan, mitigasi biaya perawatan, biaya kerusakan lingkungan dan sosial, Biaya upaya pencegahannya
Mitigasi Adalah upaya pengendalian berbagai faktor lingkungan fisik, kimiawi biologi, dan sosial psikologi di Rumah Sakit yang menimbulkan atau mungkin dapat menimbulkan dampak buruk pada kesehatan jasmani, rohani, dan kesejahteraan sosial petugas, pengunjung dan masyarakat Rumah Sakit (Setijorogo, 1994). Upaya pengawasan berbagai faktor lingkungan fisik, kimiawi dan biologik di RS yang menimbulkan atau yang mungkin dapat mengakibatkan pengaruh buruk terhadap kesehatan petugas, penderita, pengunjung, maupun bagi masyarakat sekitar RS, (Musadad DA). Tujuan Mitigasi MENCIPTAKAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT AGAR TETAP BERSIH, NYAMAN, DAN DAPAT MENCEGAH TERJADINYA INFEKSI SILANG SERTA TIDAK MENCEMARI LINGKUNGAN, (Musadad)
RUANG LINGKUP Upaya-upaya yang bersifat fisik seperti penyediaan: IPAL, Penyediaan air bersih, Fasilitas cuci tangan, Masker, Fasilitas pembuangan sampah. Upaya Non Fisik: Pemeriksaan, Pengawasan, Penyuluhan, Pelatihan.
LINGKUP di RS (menurut Ben Freedman) A. Kerumahtanggaan, B. Sanitasi Khusus, C. Dekontaminasi, desinfeksi, sterilisasi, D. Pengendalian Serangga dan binatang pengganggu, E. Pengawasan pasien dan pengunjung RS, F. Peraturan perundang-undangan di bidang Sanitasi RS, G. Penanggulangan bencana, H. Pengawasan kesehatan petugas laboratorium, I. Penanganan bahan-bahan radioaktive, J. Standarisasi RS.
A. ASPEK KERUMAHTANGGAAN 1. Kebersihan gedung secara keseluruhan. 2. Kebersihan dinding dan lantai. 3. Kebersihan kamar mandi dan fasilitas toilet. 4. Penghawaan dan pembersihan udara 5. Gudang dan ruangan. 6. Pelayanan makanan dan minuman. B. ASPEK KHUSUS 1. Penanganan sampah kering mudah terbakar. 2. Pembuangan sampah basah. 3. Pembuangan sampah kering tidak mudah terbakar. 4. Kesehatan kerja dan proses-proses operasional. 5. Pencahayaan dan instalasi listrik. 6. Radiasi. 7. Sanitasi linen, sarung dan prosedur pencucian. 8. Teknik-teknik aseptik. 9. Tempat cuci tangan. 10. Pakaian operasi 11. Sistem isolasi sempurna
C. ASPEK DEKONTAMINASI, DISINFEKSI, STERILISASI 1. Sumber-sumber kontaminasi 2. Dekontaminasi peralatan pengobatan pernafasan. 3. Dekontaminasi peralatan ruang ganti pakaian. 4. Dekontaminasi dan sterilisasi air, makanan, dan alat-alat pengobatan 5. Sterilisasi kering 6. Metode kimiawi pembersihan dan desinfeksi. 7. Faktor-faktor pengaruh aksi bahan kimia. 8. Macam-macam desinfektan kimia. 9. Sterilisasi gas. D. ASPEK PENGENDALIAN SERANGGA DAN BINATANG PENGGANGGU E. ASPEK PENGAWASAN PASIEN DAN PENGUNJUNG RUMAH SAKIT 1. Penanganan petugas terinfeksi, 2. Pengawasan pengunjung Rumah Sakit. 3. Keamanan dan keselamatan pasien. F. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI BIDANG SANITASI RUMAH SAKIT
G. ASPEK PENANGGULANGAN BENCANA H. ASPEK PENGAWASANPETUGAS LABORATORIUM I. ASPEK PENANGANAN BAHAN RADIOAKTIF / B3 J. ASPEK STANDARISASI SANITASI RUMAH SAKIT
LINGKUP UTAMA 1. Program kerumah tanggaan: Penyehatan ruang, bangunan dan lingkungan. 2. Sanitasi Dasar: Penyediaan air minum, Pengelolaan Limbah cair dan padat, Penyehatan makanan dan minuman, Pengendalian serangga, tikus, binatang pengganggu 3. Program dekontaminasi: Kontaminasi lingkungan :mikroba, kimia, radiasi. 4. Program Penyuluhan. 5. Program pengembangan manajemen dan perundang-undangan: Penyusunan norma dan standar pengembangan tenaga sanitasi RS melalui pelatihan, konsultasi.
MANFAAT DARI UPAYA di RS 1. Berkurangnya kemungkinan terjadinya re-infeksi dan saling infeksi di RS. 2. Dipercepatnya proses penyembuhan bagi penderita (pasien), 3. Menurunnya biaya yang timbul akibat infeksi (pasien, petugas, pengunjung RS). 4. Menurunnya dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat. 5. Meningkatnya citra RS, bersih, sehat dan menyenangkan.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SANITASI RS Kondisi sanitasi rumah sakit akan sangat berpengaruh pada meningkatnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan infeksi nosokomial, meningkatnya angka kematian akibat sanitasi, serta kondisi lingkungan rumah sakit, antara lain karena adanya: Agent penyakit di rumah sakit, Adanya media penular di rumah sakit, Adanya kelompok masyarakat yang beresiko, Adanya organisasi yang mengelola sanitasi rumah sakit, Adanya manajemen yang jelas dan baik, Adanya alokasi sumber daya yang jelas untuk menangani sanitasi rs, Adanya tolok ukur / indikator sanitasi yang dipahami, Adanya peraturan yang jelas.
Agent penyakit di rumah sakit Pasien yang memerlukan pertolongan jasa rs, Buangan yang banyak mengandung agent atau penyebab penyakit (agent fisik, kimia, biologi, radioaktif): Padat – cair dan gas. Media Penularan Air kotor dan air minum, Udara, Makanan Alat dan benda lain, Serangga, Tenaga kesehatan /karyawan lainnya Pengunjung atau pengantar pasien, Masyarakat sekitar RS