Sistem Komunikasi Serat Optik 15. Komunikasi Koheren

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TEKNIK MODULASI.
Advertisements

PENGKODEAN SINYAL.
Jaringan Komputer Dasar Transmisi Data.
Responsi Deteksi Sinkron SSB dan Envelope AM
PRINSIP KERJA RADIO PENERIMA AM
BAGIAN 2 TOPIK 5 MODULASI GELOMBANG andhysetiawan.
TEKNIK MODULASI PADA KOMUNIKASI DATA
Nama : Anita Puspita Sari Muhammad Karim
SIGIT KUSMARYANTO, Ir. M.Eng Electrical Engineering of
William Stallings Komunikasi Data dan Komputer Edisi ke 7
TRANSMISI ANALOG DAN TRANSMISI DIGITAL
Model Komunikasi Sederhana
Rangkaian Elektronika Telekomunikasi
Pertemuan 4 Modulasi Digital
Teknik Modulasi Prio Handoko , S.Kom..
Modulasi Minggu (8).
COURSE VI : DETEKTOR OPTIK SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK
JAWABAN TEST KECIL #2 FM.
Modulasi Oleh: Kustanto.
Bab 5 Signal Encoding Techniques
MODULASI ANALOG & DIGITAL
SISTEM KOMUNIKSAI DIGITAL
PENGANTAR DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI
TeModulasi Tata Sumitra , S.Kom, M.Kom.
MODULASI ANALOG: AM-DSB-FC, FDM oleh: Budi Prasetya
William Stallings Data and Computer Communications 7th Edition
KOMUNIKASI DATA TEMA : PHYSICAL LAYER SUBTEMA : TRANSMISI ANALOG BAHASAN : DIGITAL TO ANALOG CONVERSION Oleh : Danny Kurnianto,S.T.,M.Eng. Sekolah Tinggi.
S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM
TEKNIK MODULASI PADA KOMUNIKASI DATA
MODULASI ANALOG & DIGITAL
Sistem AM Amplitude Modulation.
MULTIPLEXING Ahmad Fali Oklilas, Jurusan Sistem Komputer fakultas ilmu komputer universitas sriwijaya.
KOMUNIKASI DATA Tema : Physical layer
Sistem AM Amplitude Modulation SISTEM KOMUNIKASI
DATA ENCODING KOMUNIKASI DATA.
TRANSMISI OLEH : HANAFI, ST.
Dasar Sistem Komunikasi (lanjutan)
Sinyal Termodulasi 2016.
Sistem Penerima dan Pemancar Sebuah Pendahuluan
SINYAL ANALOG DAN DIGITAL
MODULASI OLEH : HANAFI MATA KULIAH KOMUNIKASI DATA.
Jaringan Komputer Data Encoding.
Teknik Modulasi Prio Handoko , S.Kom..
William Stallings Komunikasi Data dan Komputer Edisi ke 7
OPTICAL MODULATOR Faishol
SM Pengantar Sistem Telekomunikasi
TEKNIK MODULASI PADA KOMUNIKASI DATA
Modulasi Frekuensi Fitri Amillia, S.T, M.T.
SISTEM KOMUNIKASI ANALOG
Modulasi Oleh: Kustanto.
TRANSMISI ANALOG DAN TRANSMISI DIGITAL
Transmisi Digital Pita Dasar
Transmisi Digital Kuliah 4.
AMPLITUDO SHIFT KEYING
Transmisi dan Kapasitas Transmisi
TEKNIK MODULASI PADA KOMUNIKASI DATA
Bentuk dan Struktur Sinyal Termodulasi 2017.
Komunikasi Data Transmisi Data.
KOMUNIKASI DATA TEKNIK MODULASI 20:16:44.
Radio Frequency Amplifier
Oleh : Rahmat Robi Waliyansyah, M.Kom
William Stallings Data and Computer Communications
Slide - XVIII Sistem Komunikasi Serat Optik
Sistem Komunikasi Serat Optik 13. Penerima Optik (Optical Receiver)
Sistem Komunikasi Serat Optik 16. Subscriber Loop (Lingkar Pelanggan)
Sistem Komunikasi Serat Optik 11. Photodetector
Sistem Komunikasi Serat Optik 12. Noise Photodetector
Sistem Komunikasi Serat Optik 9. Daya Keluaran (Power Launching)
Sistem Komunikasi Serat Optik 19. Penguat Optik (Optical Amplifier)
Sistem Komunikasi Serat Optik 4. Manufaktur Fiber Optik
Transcript presentasi:

Sistem Komunikasi Serat Optik 15. Komunikasi Koheren Harry Ramza Pertemuan - 15 Sistem Komunikasi Serat Optik 15. Komunikasi Koheren Harry Ramza Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik Teknik Elektro FT - UHAMKA

Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik Pengertian Siskom optik koheren : siskom yg menggunakan deteksi heterodyne atau homodyne yaitu cahaya diperlakukan sebagai pembawa spt sistem radio gel mikro, dpt menggkn modulasi amplitudo, frek atau phasa. Keuntungan : Sensitifitas penerima mendekati sempurna (meningkat > 20 dB dibanding IM/DD) Selektifitas frek sangat tinggi → kapasitas kanal meningkat. Wilayah panjang gel : 1270 s/d 1350 nm → 1000 kanal (channel spacing 10 GHz). 1480 s/d 1600 nm „» 1500 kanal. Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Filter Optis Passband 2 Nm (240 Ghz), Filter Elektrik 2 Ghz. Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik Asumsi 10 GHz (0,05 nm) Channel spacing pada window 1300 nm ada 1000 kanal dan pada 1550 nm ada 1500 kanal Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Faktor dlm implementasi : Kemampuan mengembangkan laser koheren bandwidth 30.000 GHz. Implementasi metode pengkodean yg tepat. Pengembangan metode pengendalian polarisasi di penerima. Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik Konsep Dasar Medan listrik sinyal transmisi memiliki gel bidang berbentuk : AS : Amplitudo medan sinyal optis S : Frek pembawa sinyal optis S(t) : Phasa sinyal optis Teknik modulasi : ASK atau OOK → harga AS tergantung bit 1 atau 0 FSK → St berharga 1t atau 2t PSK → S(t) =  sin mt,  : indeks modulasi, m frekuensi modulasi Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik Konsep dasar sistem gel cahaya koheren Metode modulasi ada 3, demodulasi ada 4 Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik Direct Detection. Amplitudo sinyal elektrik memodulasi daya optis dr sumber optik  daya optis sebanding dgn level arus sinyal. Di penerima sinyal optis yg datang langsung diubah ke keluaran listrik yg dimodulasi. Arus deteksi langsung sebanding dgn intensitas (kuadrat medan listrik) sinyal optis IDD Suku, Dapat dieliminasi dipenerima krn frek 2 x frek pembawa optis  pers tsb menjadi : Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Sistem Gel Optik Koheren Penerima mula2 menambah gel optis yg dibangkitkan di penerima pd sinyal yg datang dan mendeteksinya. Metode deteksi tgt pd bgmn sinyal optis DICAMPUR dgn osilator lokal (homodyne atau heterodyne) dan sinyal listrik DIDETEKSI (sinkron dan asinkron): PENCAMPURAN sinyal informasi optis dan sinyal osc lokal terjadi di permukaan detektor foto sebelum terjadi pendeteksian. Medan osc lokal : ALO : Amplitudo local oscilator LO : Frekuensi LO. LO(t) : Phasa LO Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Hasil deteksi yi intensitas : : selisih phasa relatif sinyal informasi optis dan osc lokal : Misaligment polarisasi antara gel sinyal dan gel osc lokal Tampak bhw detektor tidak mendeteksi 2S Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Hasil deteksi yi intensitas : Karena daya P(t) sebanding dng intensitas, maka didetektor foto : PS : daya sinyal optis PLO : daya osc lokal, dengan PLO >> PS S – LO = IF : frekuensi intermediate (t) : sudut phasa bervariasi thd waktu selisih level sinyal dan osc lokal IF : umumnya puluhan atau ratusan MHz Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik Deteksi Homodyne Jika frek sinyal informasi optis dan osc lokal sama, maka IF = 0 mrpk kasus khusus disebut deteksi homodyne, → persamaan diatas dapat digunakan sebagai, On-Of Keying (OOK) : Ps bervariasi dengan menjaga (t) tetap. Phase Shift Keying (PSK) : Phasa sinyal Ps bevariasi dgn menjaga Ps tetap. PLO >> PS dan PLO tetap „» LO secara efektif sbg penguat sinyal yg berarti meningkatkan sensitifitas penerima dibandingkan deteksi langsung Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik Deteksi Homodyne Pd deteksi homodyne menghasilkan baseband langsung shg tdk perlu demodulasi elektris. Penerima homodyne menjadi sistem koheren paling sensitif, tetapi juga paling sulit utk dibuat krn osc lokal harus dikendalikan oleh PLL optis dan membutuhkan frek yg sama antara sinyal dan osc lokal → lebar spektral paling sempit dan wavelength tuneability sangat tinggi. Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik Harry Ramza Pertemuan - 15 Deteksi Heterodyne Jika IF  0, maka terjadi deteksi heterodyne dan tdk membutuhkan PLL optis  paling mudah diimplementasikan, tetapi kurang sensitif 3 dB thd homodyne. Dpt digunakan modulasi OOK, FSK atau PSK. Krn PS << PLO, maka : Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik Teknik Elektro FT - UHAMKA

Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik Deteksi Heterodyne Arus keluaran terdiri dr arus dc : dan IF bervariasi thd waktu : Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Persyaratan Laser Semikonduktor Baik laser pembangkit sinyal maupun osc lokal perlu laser single mode yg memiliki : Lebar spektral sempit Frekuensi stabil Kemampuan wave-length tuning Lebar spektral sumber : Hub f dan  : Laser FP bekerja pd 1550 nm dgn  = 3 nm  Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik (a) Laser FP lebar spektral 3 nm (400 GHz pd 1550 nm) (b) Laser cavity eksternal lebar spektral 10-7 nm (10 KHz pd 1550 nm) Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Persyaratan Lebar Spektral Berbagai Sistem Gel Cahaya Koheren Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Wavelength Tuning (Tala panjang Gelombang) Skema Penstabilan Frekuensi Sistem Gel Cahaya Koheren Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Wavelength Tuning (Tala panjang Gelombang) Nilai ketergantungan frek laser thd perubahan suhu : 10 s/d 20 GHz/oC Nilai ketergantungan frek laser thd perubahan arus : 1 s/d 5 GHz/mA  Stabilitas frek tengah laser dpt dilakukan dgn injeksi arus atau perubahan suhu. Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Contoh Wavelength Tuning 2 nm Dgn Laser DBR Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik OOK Deteksi Langsung Asumsi probabilitas pulsa 1 dan 0 sama. Krn pd OOK arus data hanya on bila setengah rata2 waktu, jumlah photon yg dibutuhkan setiap bit informasi adalah setengah jumlah yg dibutuhkan satu pulsa. Shg jika pasangan elektron-hole dibangkitkan selama pulsa 1 dan 0 pasangan elektron-hole dibangkitkan selama pulsa 0, maka rata2 jumlah photon per bit untk efisiensi kuantum =1 : Sehingga peluang terjadi error : Berarti dibutuhkan 10 photon tiap bit utk mendapatkan BER 10-9 Dlm praktek sangat sulit dgn kuantum limit utk penerima deteksi langsung Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik Sistem Homodyne OOK Jika diterima pulsa 0 selama T, rata2 pasangan elektron hole yg dibangkitkan oleh osilator lokal : Jika diterima pulsa 1 selama T, rata2 pasangan elektron hole yg dibangkitkan oleh osilator lokal : Karena, A2LO >> A2S Keluaran LO >> level sinyal terima, tegangan V di dekoder selama diterima pulsa 1, maka : Noise RMS gabungan : Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik Harry Ramza Pertemuan - 15 Sistem Homodyne OOK Bit Error Rate (BER) Erfc(x)=1-erf(x) : Komplemen fungsi error. Pada BER 10-9 dari grafik  Sehingga : jumlah photon sinyal diharapkan dibangkitkan tiap pulsa. Sehingga pada deteksi homodyne OOK, energi rata-rata harus menghasilkan 36 pasangan elektron - hole Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik Teknik Elektro FT - UHAMKA

Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik Harry Ramza Pertemuan - 15 Sistem Homodyne OOK Pada kondisi ideal kuantum effisiensi = 1, BER 10-9 dapat dicapai dengan energi optis diterima rata – rata 36 photon tiap pulsa. Dengan asumsi jumlah pulsa 1 dan 0 sama, maka jumlah rata – rata photon diterima tiap bit informasi Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik Teknik Elektro FT - UHAMKA

Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik BER sbg fungsi S/N Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik Sistem Homodyne OOK Shg pd deteksi homodyne OOK besarnya BER : Untuk penyederhanaan pada x  5 : Sehingga pada deteksi homodyne dengan : Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik Sistem Homodyne PSK Penerima Homodyne Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik Sistem Homodyne PSK Deteksi homodyne modulasi PSK secara teori menghasilkan sensitifitas penerima terbaik, tetapi paling sulit diimplentasikan. Utk pulsa 0, sinyal dan osilator lokal tidak sephasa, shg resultan jumlah pasangan elektron-hole yg dibangkitkan : Serupa dgn itu, jika pulsa 1 maka sinyal dan osilator lokal sephasa shg resultan jumlah pasangan elektron-hole yg dibangkitkan : Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik Sistem Homodyne PSK Akibatnya teg di dekoder penerima : Noise RMS gabungan : Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik Pada BER 10-9 dari grafik  Sehingga Pada kondisi ideal kuantum efesiensi = 1, BER 10-9 dibutuhkan rata – rata 9 photon tiap bit. Catatan : tidak perlu dibedakan antara photon tiap pulsa dan tiap bit, krn sinyal optis PSK selalu ada. Sehingga pada deteksi homodyne PSK : Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Deteksi Sinkron Menggunakan Sirkit Carrier - Recovery Deteksi Heterodyne Deteksi Sinkron Menggunakan Sirkit Carrier - Recovery Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Deteksi asinkron menggunakan delay line 1 bit Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik Analisa penerima heterodyne lebih komplek dr homodyne, krn keluaran detektor photo muncul pd frek (IF ) PSK sinkron : PSK asinkron tanpa menggunakan PLL, dikenal sebagai (diferensial PSK) : Deteksi OOK heterodyne sinkron : Deteksi OOK heterodyne asinkron : Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik Perbandingan Prob Error Sbg Fungsi Jumlah Photon Diterima Tiap Bit Pd Sistem Optis Koheren Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik Perbandingan Jumlah Photon Diperlukan Utk BER 10-9 Oleh Penerima Ideal Yg Memiliki Efisiensi Kuantum Detektor = 1 Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik Sensitifitas Penerima Quantum-limited Sbg Fungsi Laser Linewidth Pd 1 Gb/S Atau Ekivalen Atau Sbg Fungsi Perbandingan Linewidth To Bit Rate Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Peningkatan Unjuk Kerja Dgn Pengkodean Peningkatan BER utk beberapa kode konvolusi pada 30 photon tiap bit data Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik Penguatan pengkodean thd linewidth utk beberapa kode konvolusi pd BER 10-9 Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik

Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik Sekian Orang bijak mengatakan bahwa : Usaha anda sama dengan kesehatan badan dikali dengan cepat tanggapnya otak anda sendiri…… Program Studi T. Elektro, FT - UHAMKA Slide - XV Sistem Komunikasi Serat Optik