Chairanisa Anwar, SST., MKM Anemia pada Kehamilan Chairanisa Anwar, SST., MKM
Definisi Anemia terjadi ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang berfungsi menyebarkan oksigen ke seluruh tubuh. Anemia pada ibu hamil memang umum terjadi. Kondisi ini disebabkan meningkatnya volume darah selama kehamilan. Namun, kasus anemia yang parah bisa menempatkan ibu dan bayi dalam bahaya. Seseorang disebut mengalami anemia berat jika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari 10 gr/dL. Untuk wanita hamil, jumlah normal hemoglobin adalah 12-15 gr/dL dengan hematokrit 35-54%.
Epidemiologi Kasus anemia yang paling sering terjadi adalah anemia defisiensi besi. Dalam Konvensi Anemia Sedunia tahun 2017 lalu, dinyatakan bahwa sekitar 41,8% ibu hamil di dunia mengalami kondisi anemia. Dan 60% kasus anemia pada ibu hamil ini dikarenakan kekurangan zat besi. Setiap tahunnya, terjadi 500 ribu kematian ibu pasca melahirkan di seluruh dunia, sebanyak 20-40% penyebab utama kematian tersebut adalah anemia.
Bahaya Anemia Pengaruh anemia terhadap wanita hamil bisa terjadi pada awal kehamilan dan berpengaruh terhadap hasil pembuahan. Untuk membentuk butir-butir darah merah dan pertumbuhan embrio, hasil pembuahan membutuhkan zat besi dalam jumlah yang banyak. Bahkan, pada bulan ke-5 hingga ke-6, kebutuhan zat besi akan semakin banyak. Jika kandungan zat besi (hemoglobin) tidak mencukupi, masalah pun akan terjadi.
Penyebab Kurang gizi (malnutrisi), kurangnya zat besi pada makanan yang dikonsumsi, penyerapan sari makanan yang kurang baik (malabsorpsi), kehilangan banyak darah, dan penyakit kronis (TBC paru-paru, malaria, dan cacing usus).
Gejala Anemia Mudah lelah Lemas dan lesu Detak jantung lebih cepat dan tidak beraturan Sulit berkonsentrasi Napas pendek Kulit pucat Sakit di bagian dada Pusing atau berkunang-kunang Tangan dan kaki terasa dingin
Klasifikasi Anemia defisiensi besi, yaitu anemia yang terjadi karena kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi. Anemia megaloblastik, yaitu anemia yang terjadi karena kurangnya asupan asam folik. Anemia hipoplastik, yaitu anemia yang terjadi karena menurunnya fungsi sumsum tulang untuk membentuk sel darah merah baru. Anemia hemolitik yaitu anemia yang disebabkan oleh proses pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembentukannya
Komplikasi Kelelahan berat. Ketika anemia cukup parah, terasa begitu lelah sehingga tidak dapat menyelesaikan tugas sehari-hari. Masalah jantung. Anemia dapat menyebabkan denyut jantung yang cepat atau tidak teratur yang disebut aritmia. Jantung harus memompa lebih banyak darah untuk mengkompensasi kekurangan oksigen dalam darah ketika anemia. Hal ini bahkan dapat menyebabkan gagal jantung kongestif. Kematian. Beberapa anemia yang diwariskan, seperti anemia sel sabit, bisa serius dan menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. Kehilangan banyak darah dengan cepat menyebabkan anemia berat dan bisa berakibat fatal.
Contoh Makanan Kaya Zat Besi Daging merah dan unggas Telur Sayuran berdaun hijau (seperti brokoli dan bayam) Kacang-kacangan dan biji-bijian Tahu dan tempe Makanan yang tinggi vitamin C juga dapat membantu tubuh menyerap zat besi yang lebih banyak, sehingga sangat bermanfaat juga. Makanan kaya vitamin C antara lain: Buah jeruk dan jus, stroberi, kiwi, dan tomat.
Pengobatan Transfusi darah Kortikosteroid atau obat lain yang menekan sistem kekebalan tubuh Erythropoietin, obat yang membantu sumsum tulang Anda membuat lebih banyak sel darah Suplemen zat besi, vitamin B12, asam folat, atau vitamin dan mineral lainnya
TERIMAKASIH