Gizi Balita
Balita Anak di bawah lima tahun Termasuk masa kanak-kanak awal (early childhood) 1. masa bermain (toddler) 1-3 th 2. masa pra sekolah (preschooler) 4-5 th
Masa bermain Ciri-ciri : Sesudah usia 1 th, pertumbuhan mulai melambat Pertambahan BB mencapai ± 2.5-5 kg/th Pertambahan TB mencapai ± 7.5 cm/th Gigi mulai bertambah pd usia 2-3.5 th Kemampuan psikomotorik bertambah Tugas perkembangan “autonomi” Kata-kata favorit : “mau” dan “tidak”
Hubungan ciri-ciri dengan perilaku makan Pertumbuhan lambat selera makan berkurang Kemampuan psikomotorik dan sikap autonomi maka : 1. anak mulai mencoba menggunakan alat makan 2. ingin makan sendiri
Masa prasekolah Ciri-ciri : Pertambahan BB mencapai ± 1.5-2.5 kg/th Pertambahan TB mencapai ± 5-7.5 cm/th Lebih energik, aktif dan tidak merasa lelah Kontrol otot meningkat, shg sdh dpt memegang alat makan dg baik Usia 4-5 th, sdh dpt memotong sendiri makanannya Selalu ingin tahu dan cenderung meniru
Merupakan waktu yang tepat untuk memulai menerapkan pola hidup dan makan yang sehat (melakukan aktivitas fisik dan makan makanan yg bergizi)
Bagaimana membantu anak utk memilih makanan yg bergizi : “selalu” menyediakan makanan yg baru (bervariasi) makan bersama keluarga akan lbh baik Perhatikan btk makanan, biasanya anak suka makanan bertekstur crispy dan rasa yg tdk terlalu merangsang, suhu makanan tdk terlalu panas Biarkan mereka menggunakan alat makan sendiri Buat suasana makan menyenangkan Ikut sertakan anak pada wkt menyiapkan mknan sep. saat memasak Bagi anak yg menginjak masaprasekolah (aktif) sediakan kudapan (mkn bekal) yg bergizi
Kudapan bg anak Bertujuan utk memenuhi kebthan energi yg bertambah Jgn berikan mendekati wkt makan Sebaiknya berikan snack yg mudah disiapkan Jgn berikan snack bergula (karies gigi)
Masalah mkn yg timbul pd anak “anak saya saat ini mknnya tdk sebyk pd saat bayi” proses adaptasi dg pertumbuhan yg lambat. Porsi 2/3 dari porsi org dewasa. “anak saya lbh suka snack, dan tdk pernah menghbskan mknnya” porsi kecil tp sering (± 6 kali/hari) atau mgkn anak blm lapar, tunggu smp wkt makan berikutnya
Lanjut… “anak saya tdk menyukai sayuran” perlu diperhatikan btk hidangan; hidangkan pd saat anak benar-benar sdg lapar; cari contoh orang/karikatur sbg model (contoh : popeye yg sng bayam) Bagaimana mengetahui bhw anak sy telah makan dg benar (bergizi) lakukan penimbangan BB dan TB (sesuai, mk mknan yang diberikan sdh tepat)
Masalah gizi pada anak Anemia berikan makanan yg kaya zat besi Karies gigi jgn terlalu byk mkn mknan yg kariogenik serta lakukan perawatan gigi dg baik Obesitas alergi
Kebutuhan zat gizi (AKG 2005) Energi (kal) 1-3 th : 1000 4-6 th : 1550 Protein (g) 1-3 th : 25 4-6 th : 39 Lemak 30-40% dari total energi, sebaiknya berasal dari lemak tdk jenuh Vitamin dan mineral
Makanan seimbang Memberikan makanan yang memenuhi kebthan gizi dan menanamkan kebiasaan makan yg baik Syarat pemberian makanan : Mudah cerna Tidak merangsang
Pola hidangan Diberikan 5 – 6 kali/hari yaitu : 3 x mkn utama dan 2 – 3 x mkn selingan
Kelompok Rawan Gizi Kelompok rawan gizi : ialah kelompok masyarakat yang paling mudah menderita kelainan gizi, bila suatu masyarakat terkena kekurangan ketersediaan makanan dan konsumsi makanan. Usia rawan gizi : Adapun yang termasuk kelompok rentan gizi adalah : bayi usia 0-1 tahun, kelompok balita usia 1-5 tahun, kelompok anak sekolah usia 6-13 tahun, kelompok remaja usia 14-20 tahun, kelompok ibu hamil dan ibu menyusui serta kelompok usila.
Masalah Gizi di Indonesia KEP (Kurang Energi Protein) KVA (Kurang Vitamin A) GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium) AGB (Anemia Gizi Besi) Busung Lapar
Busung Lapar * Busung Lapar : Gangguan gizi yang disebabkan oleh kekurangan energi dan protein. Ciri : marasmus, kwashiorkor Penyebab : ekonomi, kurang tahu cara memberi makan yang benar (asupan gizi sangat kurang), anak sakit Masalah yang menghebohkan Indonesia Penderita balita : 1, 67 juta anak balita usia ( 0 – 4) tahun tahun 2005 Perlu ditangani : MP-ASI, Pengetahuan dan keterampilan gizi ibu
Faktor Penyebab Gizi Kurang Asupan Makanan Penyakit Infeksi Langsung Persediaan Makanan Perawatan Anak Dan Ibu Hamil Pelayanan Kesehatan Tidak Langsung Kemiskinan, Kurang Pendidikan Kurang Pengetahuan dan Keterampilan Pokok Masalah Ekonomi Kejadian Krisis Akar Masalah
Pengetahuan Gizi Pengetahuan Gizi Pembangunan Bangsa SDM Pengetahuan Peranan Ibu Melindungi Keadaan Gizi Anak Pengetahuan Gizi Frekuensi makan Susunan hidangan Pantangan Variasi makanan Pengolahan makanan
Peran Serta Masyarakat Perilaku dan peran serta masyarakat bidang kesehatan semakin menurun Masalah gizi yang timbul, sesungguhnya dapat ditangkal oleh masyarakat sendiri Masalah yang terjadi : Masyarakat yang menolak untuk diimunisasi Ketidakaktifan posyandu Peran Kader posyandu Penimbangan balita
Makanan Sehat dan Bergizi Bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi yang berguna bila dimasukkan dalam tubuh * Makanan dipilih dengan baik semua zat gizi Fungsi tubuh Masa balita masa pertumbuhan dan perkembangan makanan seimbang (gizi seimbang) Gizi seimbang : Makanan yang dikonsumsi balita dalam satu hari yang beraneka ragam dan mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur sesuai dengan kebutuhannya. Akibat gizi yang tidak seimbang : gizi lebih, gizi kurang, gizi buruk, anemia gizi besi, kekurangan vitamin A.
Pengelompokkan Fungsi Zat Gizi Zat Tenaga Zat Pengatur Zat Pembangun Karbohidrat : Beras, ubi, roti, mie, gula murni, dll Protein Hewani : Daging, ikan, telur, Ikan, susu, hati Vitamin dan Mineral : Sayur dan Buah-buahan Lemak : Daging, keju,minyak, dll Protein Nabati : Tahu, tempe Kacang-kac angan
Pedoman Pemberian Makanan Yang Sehat Umur ASI Makanan Lumat Makanan Lembek Makanan Orang Dewasa 0 – 6 bulan v 6 – 8 bulan 8 – 12 bulan 12 – 24 bulan 24 bulan keatas
KURANG ENERGI PROTEIN (KEP)
Pengertian Kurang gizi karena konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari menurun sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi yang dianjurkan Tipe KEP berat : 1. Marasmus 2. Kwashiokor 3. Marasmic – Kwashiorkor
Klasifikasi KEP ringan : BB/U 70 – 80% & atau BB/TB 80 – 90 KEP sedang : BB/U 60 – 70% & atau BB/TB 70 – 80% KEP berat : BB/U < 60% & atau BB/TB < 70% (Standar baku Median WHO-NCHS)
Klasifikasi BB/PB atau BB/TB Klinis Status Gizi 2SD Tidak ada Baik Buruk <-3SD Tidak Ada
Marasmus Terjadi pertumbuhan yang berkurang/terhenti disertai dengan atrofi otot dan menghilangnya lemak di bawah kulit Terjadi pemecahan jaringan (untuk memenuhi kebutuhan gizi dan sintesa glukosa serta asam amino) Asam amino dalam serum tetap normal (oleh hepar albumin terbentuk)
Marasmus (lanjutan) Gejala Klinis : Tampak sangat kurus seperti tulang terbungkus kulit Wajah seperti orang tua : pipi kempot, tulang pipi & tulang hidung terlihat lebih menonjol, mata terlihat cekung Cengeng, rewel, perut cekung Tulang rusuk terlihat jelas, kulit paha terlihat keriput Tulang belakang tampak lebih menonjol & kulit di bokong berkeriput disebut sebagai baggy pant Sering disertai penyakit infeksi, umumnya kronis dan diare
Kwashiorkor Terjadi karena kekurangan protein dalam diet Kekurangan asam amino untuk sintesis Asam amino dalam serum menurun (tidak ada pembentukan albumin dan pembentukan beta lipoprotein terganggu) Kadar albumin dalam darah menurun, terjadi edema
Kwashiorkor (lanjutan) Gejala Klinis : edema, umumnya seluruh tubuh, terutama pada punggung kaki (dorsumpedis) Wajah membulat dan sembab Pandangan mata sayu Rambut tipis, kemerahan, mudah dicabut Perubahan status mental, apatis dan rewel Pembesaran hati Otot mengecil Perubahan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas (crazy pavement dermatitis) Sering disertai infeksi umumnya akut, anemia dan diare
Marasmus - Kwashiorkor Gambaran klinis merupakan campuran dari beberapa gejala klinis marasmus dan kwashiorlkor, dengan BB/U < 60% baku median WHONCHS disertai edema yang tidak mencolok
Tatalaksana Diet KEP Tujuan Memberikan makanan tinggi energi dan protein dan cukup vitamin, mineral secara bertahap guna mencapai status gizi optimal Mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh lebih lanjut
Tatalaksana Diet KEP Latar Belakang Krisis moneter berpengaruh pada aspek kesehatan terutama pada balita, bumil dan busui Data 1997 – 1998, peningkatan KEP pada usia 6 – 24 bulan Masalah tumbuh kembang, gangguan tumbuh kembang otak permanen, kualitas generai penerus menurun
Tatalaksana Diet KEP Syarat Diet Mencakup 3 fase pemberian : stabilisasi, transisi dan rehabilitasi Kebutuhan energi bertahap, mulai 80 – 220 kal/kg BB/hari Kebutuhan protein bertahap, mulai 1 – 6 gr/kg BB/hari Kebutuhan cairan bertahap, mulai 130 – 200 cc/kg BB/hari (bila edema 100 cc/kg/ BB/hari) Porsi makanan kecil dan frekuensi sering, cara pemberian oral atau melalui pipa net menambah vitamin & mineral bertahap sesuai dengan kemampuan ASI diteruskan sampai usia 2 tahun Mudah cerna, makanan padat diberikan pada fase rehabilitasi & berdasarkan BB yaitu BB < 7 kg diberi mak bayi, BB 7 kg diberi makanan usia anak
10 Langkah Tatalaksana KEP Berat Atasi/cegah hipoglikemi Bila kadar gula < 50 mg/dl diberikan 50 ml larutan gula 10% (1 sdt gula dalam 5 sdm air) setiap 30 menit selama 2 jam 2. Atasi/cegah hipotermia Selalu selimuti dan hindari dari basah 3. Atasi/cegah dehidrasi Semua anak KEP berat dengan diare dianggap mengalami dehidrasi sehingga harus diberi cairan rehidrasi untuk malnutrisi (resomal) 5 ml/kg BB setiap 30 menit selama 2 jam.
10 Langkah Tatalaksana KEP Berat 4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit Tambahan K dan Mg dapat diberikan dengan menambahkan 20 ml larutan elektrolit 1 lt formula 5. Pengobatan dan pencegahan infeksi Memberikan antibiotik spectrum luas, bila anoreksia menetap setelah 5 hari teruskan antibiotik hingga 10 hari 6. Mulai pemberian makanan Pada awal fase stabilisai fungsi hati, ginjal dan saluran cerna anak sangat lemah. Mereka tidak mampu mencerna protein, lemak dan natrium dalam jumlah biasanya, karena itu formula yang diberikan rendah zat gizi tersebut dan rendah kalori (KH)
10 Langkah Tatalaksana KEP Berat 7. Perhatian tumbuh kejar Bila kenaikan BB : Kurang (< 5 gr/kg BB/hr) perlu reevaluasi menyeluruh Sedang (5 – 10 gr/kg BB/hr) cek masukan makanan 8. Koreksi defisiensi nutrien mikro Berikan setiap hari makanan tambahan multivitamin dan mineral zat besi mulai diberikan setelah BB mulai naik (setelah minggu ke-2)
10 Langkah Tatalaksana KEP Berat 9. Berikan stimulasi sensorik Berikan kasih sayang, lingkungan yang ceria, terapi bermain dan keterliatan ibu dalam mengasuh anak 10. Tindak lanjut rumah Bila BB sudah mencapai 80% BB/U dan nafsu makan baik sedah boleh pulang dari RS. Sarankan melanjutkan pola makan yang baik, kontrolkembali imunisasi dasar dan ulang, pemberian vitamin A setiap 6 bulan
Hipotermia Su/ keadaan tubuh, suhu aksiler < 36.50C Hipotermia biasanya terjadi bersaman dg hipoglikemia Hipotermia & hipoglikemia pada anak gizi buruk biasanya mrp tanda adanya infeksi sistemik yg serius Cadangan E sangat terbatas, sehingga tdk mampu memproduksi panas Tindakan menghangatkan tbh adl usaha utk menghemat penggunaan cadangan E
Tanda Renjatan Keadaan berbahaya yg ditandai dg tubuh yg sangat lemah, letargis, kehilangan kesadaran, tangan & kaki dingin serta nadi yg cepat & lemah Penyebab paling sering diare, dehidrasi, perdarahan & sepsis Dpt diketahui dg capilary refill , menekan kuku pd ibu jari selama 2 detik, bila perubahan warna putih menjadi merah > 3 detik maka cf dianggap lambat dan ini adalah tanda RENJATAN
Tanda-Tanda Dehidrasi Letargis Anak gelisah dan rewel Tidak ada air mata Mata cekung Mulut dan lidah kering Haus Kembalinya cubitan/turgor kulit lambat
Hipoglikemia Kadar gula darah sangat rendah < 54 mg/dl Tanda lain : letargis, nadi lemah Kematian krn hipoglikemia pada anak gizi buruk kadang2 hy didahului dg tanda seperti mengantuk saja Di unit pelayanan yg belum mampu memeriksa kadar gula darah, setiap anak gizi buruk harus dianggap mengalami hipoglikemia
Cara Mengatasi Hipoglikemia Sadar/tdk letargis : diberikan larutan glukosa 10% atau gula pasir 10% scr oral atau NG sebanyak 50 ml Tidak sadar/letargis : - Glukosa 10% iv sebanyak 5ml x kg BB - Glukosa 10% scr oral sebanyak 50 ml Renjatan/shock : - RL & glukosa 10% dg perbandingan 1:1 sebanyaki 15 ml x kg BB untuk 1 jam
Klasifikasi Tanda Bahaya Variabel Hasil Pengukuran Klasifikasi Denyut nadi & Pernafasan Bila denyut nadi 25 kali/menit Nadi cepat : > 160 x/mnt (<1 thn) > 140 x/mnt (>1 thn) Disertai pernafasan 5 kali/menit Infeksi atau Gagal jantung (overhidrasi pd saat pemberian makan) Pernafasan 60 x/menit (< 2 bulan) 50 x/menit (2-12 bulan) 40 x/menit (12 bln-5 tahun) Pneumonia Suhu Setiap kenaikan a/ penurunan scr tiba-tiba Suhu < 36.50C atau teraba dingin Infeksi Hiponatremi
Tanda Bahaya Lain Anoreksia Perubahan kondisi mental (jadi letargis) Jaundis/ikterus (kulit/konjungtiva) Sesak nafas Perut kembung Ada edema baru Perubahan BB yang berlebihan (penurunan/ peningkatan) Muntah terus Bercak merah pada kulit
Kriteria Balita Gizi Buruk yg Dirawat di Rumah Tangga Sdh melewati fase stabilisasi (masa kritis) Tdk menderita komplikasi atau tanda2 gawat darurat medis yang mengancam jiwa, seperti : campak, diare, pneumonia, kejang & kesadaran (letargis) Ada tim penanggulangan gizi buruk di tkt puskesmas & petugas yg bisa melakukan kunjungan rumah scr terjadwal Fasilitas di Rumah tangga memungkinkan
Penyuluhan Gizi Gunakan leaflet yg berisi : jumlah, jenis, frekuensi pemberian makan Berikan contoh menu Promosikan ASI bagi anak dibawah usia 2 tahun Perhatikan riwayat gizi Pertimbangkan sosial ekonomi Demontrasikan praktek memasak makanan
Tatalaksana Diet Pada Fase Tindak Lanjut (Minggu 7-26) di RT Berikan anak makanan beraneka ragam dalam porsi kecil dengan frekuensi sering Suapi anak dengan sabar dan tekun Beri ASI sampai usia 2 tahun
Tatalaksana Diet Pada Fase Tindak Lanjut (Minggu 7-26) di Posyandu Berikan PMT-Pemulihan dengan komposisi E = 350 kkal, protein = 15 gr Bentuk PMT-P :kudapan a/ dr bhn mentah t, beras, susu bubuk, gula, minyak, lauk pauk Lama pemberian PMT selama 3 bulan (90 hr) diberikan setiap hari Cara penyelenggaraan : - diberi setiap hr di pusat pemulihan gizi - seminggu sekali adakan demonstrasi pembuatan MP-ASI & kemudian dibagikan
SEKIAN TERIMA KASIH