Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal menduduki peran yang sentral dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi ini juga akan memenuhi terhadap kebutuhan dasar manusia. Yaitu : Afeksi, kebutuhan akan kasih sayang dan cinta kasih. Inklusi, kebutuhan akan kehidupan sosial Kontrol, keinginan untuk mempengaruhi orang dan kejadian dalam kehidupan
Komunikasi Interpersonal Efektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality).
Kualitas Komunikasi Interpesonal harus terbuka kepada orang yang diajak berinteraksi. Harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut. kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. Dan kita berhak mengharapkan hal ini. “kepemilikan” perasaan dan pikiran. Mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda berikan adalah memang milik anda dan anda bertanggungjawab atasnya. 1. Keterbukaan (Openess)
Kualitas Komunikasi Interpesonal ”kemampuan seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.” Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan bagi orang lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang Empati bisa secara verbal maupun non verbal. 2. Empati (Empathy)
Kualitas Komunikasi Interpesonal Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif, (2) spontan, bukan strategic, dan (3) provisional, bukan sangat yakin. 3. Mendukung (Supportiveness)
Kualitas Komunikasi Interpesonal dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal : komunikasi interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri. perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. 4. Sikap Positif (Positiveness)
Kualitas Komunikasi Interpesonal harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama- sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan, ketidak- sependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau menurut istilah Carl rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan ”penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain. 5. Kesetaraan (Equality)
Komunikasi Interpersonal yang Efektif Yakinkan tentang apa yang akan dikomunikasikan dan bagaimana mengkomunikasikannya (berkaitan dengan kejelasan pesan yang ingin disampaikan) Gunakan bahasa yang jelas dan dapat dimengerti komunikan Gunakan media komunikasi yang tepat dan adekuat jika diperlukan Ciptakan iklim komunikasi yang baik dan tepat (suasana tenang, tidak bising, nyaman) Dengarkan dengan penuh perhatian terhadap apa yang sedang diutarakan komunikan karena apa yang diutarakan komunikan adalah umpan balik terhadap pesan yang diberikan komunikator
Komunikasi Interpersonal yang Efektif Hindarkan komunikasi yang tidak disengaja. Setiap proses komunikasi yang dijalankan hendaknya mempunyai tujuan yang jelas dan dilakukan dengan berencana. Ingat bahwa komunikasi adalah proses dua arah, yaitu harus terjadi umpan balik antara komunikator dan komunikan. Yakinkan bahwa tindakan yang dilakukan tidak kontradiksi dengan apa yang diucapkan. Dengan kata lain ekspresi verbal harus sesuai dengan ekspresi non verbal.
Perilaku Komunikasi Penyebab : Menghindari konflik akibatnya merasa menderita Mengutamakan kebutuhan orang lain, sering dimanfaatkan orang lain Takut kalah dalam konflik Takut tidak diterima/tidak disetujui orang lain Takut menyakiti orang lain 1. Perilaku Permisif/Submisif
Perilaku Komunikasi Ciri : Semangat rendah Tidak dapat mengekspresikan pikiran, perasaan, dan keinginan Berusaha menyenangkan orang lain Sering mengalah, pasif Haknya kurang diperhatikan I’m not OK, you are OK 1. Perilaku Permisif/Submisif
Perilaku Komunikasi Tidak peka Cenderung menentang perasaan, gagasan dan pikiran orang lain Memuaskan diri sendiri dengan mengorbankan orang lain Mengekspresikan diri tapi dengan mengecilkan dan mengecewakan orang lain 2. Perilaku Agresif
Perilaku Komunikasi Ciri : Semangat tinggi Aktif tapi sering kurang terarah Memuaskan diri sendiri yang mengorbankan orang lain Sikap tubuh seenaknya Reaktif/cepat marah Kurang memperhatikan keinginan/hak dan perasaan orang lain I’m OK, you aren’t OK 2. Perilaku Agresif
Perilaku Komunikasi Berkomunikasi secara jujur dan langsung Menampilkan perasaan, kebutuhan, dan gagasannya serta dapat mempertahankan haknya Cara yang tidak menyakiti diri sendiri dan orang lain 3. Perilaku Asertif
Perilaku Komunikasi Ciri : Semangat yang tinggi Aktif tapi cukup terarah Tahu apa yang dibutuhkan, diinginkan dan menjelaskannya serta mengarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan diri sendiri dengan tetap menghargai orang lain. Hak dipertahankan tapi tetap menghargai hak orang lain Proaktif. Jujur pada diri sendiri I’am OK, you are OK 3. Perilaku Asertif
Komunikasi Efektif terkait Profesi 1. Berkomunikasi dengan pasien & keluarga 2. Berkomunikasi dengan sejawat 3. Berkomunikasi dengan masyarakat 4. Berkomunikasi dengan profesi lain
Komunikasi efektif antara dokter & pasien adalah dasar dari hubungan dokter-pasien yang baik Dalam komunikasi dokter-pasien, berbicara dengan dan mendengarkan pasien lebih dari sekedar pertukaran data, juga perlu melibatkan pertukaran perasaan, emosi, dan makna Carl Rogers merumuskan bahwa ”komunikasi yang baik antar manusia selalu terapetik (bersifat menyembuhkan)”