PAPARAN Demak, Juli 2019
Empat Pilar Kehidupan B’bangsa dan B’negara adl kumpulan nilai-nilai luhur yg hrs dipahami oleh sluruh masy dan m’jadi panduan dlm kehidupan ketatanegaraan utk m’wjudkan bangsa dan Negara yg adil, makmur, sejahtera, dan bermartabat. Melalui nilai-nilai Empat Pilar tsb, diharapkan dpt m’gukuhkan jiwa kebangsaan, nasionalisme, dan patriotismegenerasi penerus bangsa utk semakin m’cintai dan b’kehendak utk m’bangun negeri.
5 Mari kita mulai dari sini………
jangan jadi Zombie 1
2 mari berorientasi pada MAKNA ARTIFISIAL ( TDK ALAMI / BUATAN ) Jangan pada
persepsi 3 menentukan
Makna 4 ORIENTASI Materi Pilar-pilar Kebangsaan adl menggali Kebangsaan kita
Jas merah 5 Bangsa yg Besar adalah... Hanya kedelai yg… Sejarah bukan sekedar rangkaian peristiwa, tapi… Sejarah akan terulang dengan… ( Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah )
“Apa yg membuat keanekaragaman Etnis, budaya, ras dan Agama yg menghuni Wilayah Kepulauan Nusantara dari Sabang hingga Merauke menjadi satu Negara ??”
PILAR UTAMA TERBENTUK MELALUI PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA 17 AGUSTUS 1945
Empat Pilar Kebangsaan Indonesia 1.Pancasila 2.Undang Undang Dasar 3.NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) 4.Bhineka Tunggal Ika
1.Ketuhanan Yang Maha Esa 2.Kemanusiaan yang Adil dan Beradab 3.Persatuan Indonesia 4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijak- sanaan dalam permusyawaratan/perwakilan 5.Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dasar Negara Republik Indonesia Ideologi Bangsa Indonesia Pandangan hidup bangsa Kepribadian bangsa Cita-cita dan tujuan yang akan dicapai bangsa
Sbg Konstitusi Negara yaitu hukum yg lbh tinggi di Indonesia dan plg fundamental sifatnya krn mrpkn sumber legitimasi atau landasan otorisasi bentuk-bentuk hukum atau peraturan perundang-undangan lainnya Konstitusionalisme m’ gatur pelaks rule of law (Supremasi hukum) dlm hub individu dgn pemerintah dan antar lembaga pemerintah
UUD 1945 Ketetapan MPR UU / PERPU PP Pepres Perda Prov Perda Kab/Kota
Kitab Sutasoma yg ditulis oleh Mpu Tantular pd abad XIV di masa Kerajaan Majapahit. Dalam kitab tersebut Mpu Tantular menulis: “Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa” ( Bahwa agama Buddha dan Siwa (Hindu) merupakan zat yang berbeda, tetapi nilai-nilai kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal. Terpecah belah, tetapi satu jua, artinya tak ada dharma yang mendua)
Dipakai dlm Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat yg dipimpin Bung Hatta pada 11 Februari 1950 b‘dasarkan rancangan yg dibuat oleh Sultan Hamid II ( ) Tulisan oleh para pendiri bangsa diberikan penafsiran baru krn dinilai relevan dgn keperluan strategis bangunan Indonesia merdeka yg terdiri dari beragam agama, kepercayaan, ideologi politik, etnis, bahasa, dan budaya Mrpkn semboyan yg mempunyai kesepakatan bangsa, yg ditetapkan dalam UUD 1945 Pasal 36A
Berbuat sesuatu yang bisa berguna untuk diri sendiri dan orang banyak agar negara ini makmur, maju dan berprestasi di segala bidangnya.
dan