Kelompok 6 Anggota: Dwi nur santosa Eko nugroho Lilik susilonggota: Muhamad nur arifin RIWAYAT RIAU ANGKAT SENJATA
Ambisi untuk melakukan monopoli perdangan dan menguasai berbagai daerah di nusantara terus dilakukan oleh VOC.Kerajaan kerajaan kecil seperti siak,indragiri,rokan dan kampar semakin terdesak oleh pelanksanaan monopoli dan tindakan sewenang wenang dari VOC.Oleh karena itu,beberapa kerajaan mulai melancarkan perlawanan. Salah satu contoh perlawanan di Riau adalah perlawanan yang dilancarkan oleh kerajaan siak sri indrapura.Raja siak Sultan Abdul jalil rahmad syah ( ) memimpin rakyatnya untuk melawan VOC.Setelah berhasil merebut johor kemudian ia membuat benteng pertahanan di pulau bintang.
Dalam suasana konfrontasi dengan VOC itu,sultan abdul jalil ramhad syah wafat.Sebagai gantinya diangkatlah putranya yang brnama muhamad abdul jalil muzafar syah ( ).Raja ini juga memiliki naluri seperti auah handanya yang ingin selalu memerangi VOC di malaka dan sebagai komandan perangnya adalah raja indra pahlawan.Tahun 1751 berkobar perang melaan VOC.Sebagai strategi menghadapi serangan raja siak,VOC berusaha memutus jalur perdangan menuju siak.VOC mendirikan benteng pertahanan di sepanjang jalur yang menghubungkan sungai indra giri,kampar,sampai pulau guntung yang berada di muara sungai siak.Kapal kapal dagang yang akan menuju siak di tahan oleh VOC.Hal ini merupakan pukulan bagi siak.Oleh karena itu segera di persiapkan kekuatan yang lebih besar untuk menyerang VOC.Sebagai pucuk pimpinan pasukan di percayakan kembali kepada raja indra dan panglima besar tengku muhamad ali.Dalam serangan ini diperkuat dengan kapal perang “Harimau Buas” yang dilengkapi dengan lancang serta perlengkapan perang secukupnya.Terjadilah pertempuran sengit di pulau buntung( ). Ternyata benteng VOC di Pulau Guntung itu berlapis-lapis dan di lengkapi meriam-meriam besar. Dengan demikian pasukan Siak sulit menembus benteng pertahanan itu. Namunt banyak pula jatuh korban dari VOC, sehingga VOC harus mendatangkan bantuan kekuatan termasuk juga orang- orang Cina. Pertempuran hampir brlangsung satu bulan. Sementara VOC terus mendatangkan bantuan. Melihat situasi yang demikian itu kedua panglima Siak menyerukan pasukanya untuk mundur kembali ke Siak.
Sultan Siak bersama para panglima dan penasihat mengatur siasat baru.Disepakati bahwa VOC harus dilawan dengan tipu daya.Sultan diminta untuk berpura-pura berdamai dengan cara memberikan hadiah kepada Belanda.Oleh karena itu,siasat ini dikenal “siasat hadiah sultan”.VOC setuju dengan ajakan damai ini.perundingan damai diadakan di loji pulau Guntung.Pada saat perundingan baru mulai justru Sultan Siak di pakasa untuk tunduk kepada pemerintah VOC.Sultan segera memberi kode pada anak buah dan segera menyergap dan membunuh orang-orang Belanda di loji itu.Loji segera di bakar dan rombongan Sultan Siak kembali ke Siak dengan membawa kemenangan,sekalipun belum berhasil mengenyahkan VOC dari Malaka.Siasat perang ini tidak terlepas dari jasa Raja Indra pahlawan.Oleh karena itu,atas jasanya Raja Indra Pahlawan diangkat sebagai panglima besar kesultanan Siak dengan gelar: “Panglima Perang Raja Indra Pahlawan Datuk Lima Puluh”.