NILAI VS HARGA SEBUAH LUKISAN Lukisan merupakan karya seni yang dapat dinikmati keindahannya secara visual. Semua orang rasanya bisa menikmati dan mengagumi suatu keindahan yang dapat dilihat. Tetapi untuk dapat menilai lukisan dengan nominal tertentu tentunya bukan hal yang mudah. Bagi orang awam sangatlah sulit untuk menaksir harga suatu lukisan hanya dengan berdasarkan penilaian mata telanjang.
Berbagai macam faktor dapat mempengaruhi harga lukisan. Seringkali kita dibuat terheran-heran dan tidak habis pikir bagaimana satu buah lukisan dapat terjual sampai jutaan dollar dalam sebuah lelang.
Berikut adalah beberapa faktor yang paling mempengaruhi nilai dan harga suatu lukisan. Bagi yang ingin mengoleksi ataupun menjual lukisan ada baiknya faktor-faktor dibawah ini dijadikan bahan pertimbangan.
1. FAKTOR ESTETIKA Kebanyakan orang senang akan suatu lukisan karena keindahannya. Termasuk di dalamnya terlihat jelas kepiawaian si pelukis dalam mengatur komposisi warna, perspektif, tehnik sapuan kuas. Juga tehnik pemilihan medianya maupun gaya yang ditonjolkan seperti misalnya realisme, naturalisme yang mirip sekali dengan obyek aslinya.
,Atau impresionisme yang memberikan kesan obyek tertentu tanpa terlalu banyak detil seperti aslinya namun tetap indah untuk dilihat.
Semakin matang tehnik si pelukis semakin bagus pula hasilnya dan biasanya semakin mahal pula harganya. Hal ini juga biasanya yang menjadi bahan pertimbangan kurator dalam memberikan ulasannya.
GARUT LANDSCAPE" karya Jang Jang Joe dengan gaya impresionisme yang memberikan kesan mendalam begitu melihatnya. Harganya pun semakin tinggi seiring dengan popularitasnya di kalangan kolektor fanatik Jang jang Joe
2. FAKTOR KELANGKAAN Tidak dapat dipungkiri faktor kelangkaan menentukan tingginya harga atau nilai suatu barang. Begitu juga dengan lukisan. Biasanya faktor kelangkaan muncul apabila pelukisnya sudah meninggal. Tentu saja karena hasil karyanya tidak akan bertambah maka harganyapun semakin mahal.
Lukisan ""WHEN WILL YOU MARRY" karya Paul Gauguin yang dibuat pada tahun 1892 terjual sampai 300 juta dollar pada lelang Sotheby's pada tahun Suatu rekor lukisan termahal pada tahun tsb
3. FAKTOR MOMENTUM DAN SEJARAH Faktor momentum juga dapat menentukan tingginya nilai suatu lukisan. Misalnya suatu lukisan yang khusus dibuat untuk memperingati sesuatu atau seseorang yang biasanya juga memiliki nilai sejarah yang tidak mungkin terulang di masa yang akan datang biasanya dapat bernilai tinggi. Terlepas dari kematangan tehniknya biasanya kolektor memutuskan untuk membeli karena ingin menjadi bagian dari momen tersebut.
"MARYLIN MONROE" karya Andy Warhol terjual sampai 1,650,000 juta dollar pada lelang Sotheby's
4. FAKTOR NAMA BESAR Lukisan hasil karya maestro besar tentunya sudah mempunyai standar harga tersendiri. Adalah suatu kebanggaan pula apabila mampu mengkoleksi hasil karya (masterpiece) dari pelukis kenamaan seperti Pablo Picasso, Vincent Van Gogh misalnya. Hal ini biasanya erat hubungannya dengan status sosial seseorang. Atau seorang kolektor yang fanatik dengan pelukis tertentu saja, tentunya karya-karyanya akan selalu dikejar setiap muncul di rumah- rumah lelang terkemuka.
Lukisan karya Vincent Van Gogh yang terjual sampai hampir USD 100 juta dollar
Keempat faktor diatas tentunya tidak bersifat mutlak. Pada umumnya semua faktor-faktor tersebut sudah terdapat dalam satu lukisan berkualitas hanya kadarnya yang berbeda- beda. Misalnya ada lukisan yang walaupun nilai estetikanya biasa-biasa saja tetapi karena dilukis oleh maestro kelas dunia yang sudah meninggal dan melegenda tetap menjadi favorit para kolektor karena langka
Ada juga yang walaupun pelukisnya masih hidup tetapi harganya sudah melambung karena faktor estetika dan momentumnya yang tinggi.
Kalau berbicara mengenai nama besar, biasanya berhubungan dengan popularitas. Selain diperoleh melalui ulasan kurator yang baik nama besar juga bisa diperoleh karena strategi brandingnya yang baik.
lukisan sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Bagi yang mengerti, mengoleksi lukisan biasanya tidak hanya berdasarkan keputusan emosional semata. Kalau bisa memilih dan menaksir dengan jeli maka mengoleksi lukisan bisa Bagi orang-orang dengan status sosial tertentu mengoleksi menjadi pilihan investasi jangka panjang yang sangat bagus.
Di Indonesia masih sering dijumpai persepsi yang salah seperti kalau membeli lukisan yang bagus untuk investasi harus karya dari maestro yang terkenal atau sudah meninggal. Justru hal ini menyesatkan.
Lukisan karya maestro yang sudah meninggal biasanya harganya sudah tinggi karena terdapat faktor kelangkaan. Kecuali membeli untuk tujuan mengoleksi, tentunya harga tinggipun tidak menjadi masalah. Selama memperhatikan faktor- faktor lainnya membeli lukisan dari pelukis rising star merupakan keputusan yang cukup cerdas untuk memulai investasi. Sumber ; Tania Dyna Maris