Jurnalistik telah berkembang menjadi salah satu aspek komunikasi massa yang sering mendapat perhatian masyarakat. Jurnalistik diidentikan dengan aktivitas yang terkait dengan penyebarluasan berita. Dalam benak masyarakat, jurnalistik adalah media massa. Ketika media online hadir sebagai salah satu bentuk media baru, maka dikenal pula jurnalistik yang berbentuk media online. Media online sebagai salah satu jenis media komunikasi tergolong memiliki pertumbuhan yang spektakuler. Hampir sebagian besar masyarakat menyukainya.
Salah satu keunggulan media online adalah mampu menyajikan informasi lebih cepat dibandingkan dengan media massa lainnya sehingga informasinya senantiasa terbaru. Media online dapat melaukan peningkatan informasi dari waktu ke waktu, tanpa harus menunggu keesokan harinya layaknya media cetak. Media online memiliki penyajian informasi dan berita yang lebih mudah dan sederhana dibandingkan dengan jenis media lainnya. Istilah media online diartikan sebagai sebuah informasi yang dapat di akses di mana dan kapan saja selama ada jaringan internet. Pengguna internet dapat mengakses informasi di kantor, di rumah, dikamar, di warung internet, bahkan di dalam kendaraan sekalipun.
Unsur online inilah yang merupakan satu-satunya kelebihan yang tidak dimiliki media massa konvensional. Karena itu, media online tidak dikategorikan ke dalam media masa cetak maupun elektronik, melainkan disebut dengan media masa baru atau modern. Istilah cyberspace sering diidentikan dengan media online. Istilah ini awalnya diperkenalkan oleh William Gibson dalam bukunya berjudul Neuromancer (1984). Istilah cyberspace untuk menjelaskan dunia maya bermesin tiga dimensi seperti senyatanya. Hasil temuan teknologi informasi sekaligus informasi satu ini mampu membentuk jejaring komputer sejagat yang disebut dengan internet.
Masyarakat menganggap internet sebagai teknologi cerdas abad ini. Ini karena program internet menawarkan banyak fasilitas yang memudahkan dalam berkomunikasi ataupun mengakses informasi. Namun fasilitas yang sering dimanfaatkan oleh penggunanya berupa , www atau search enggine. Pada awalnya produsen piranti lunak komputer menyediakan aplikasi terpisah untuk masing-masing fasilitas tersebut namun pada gilirannya pengguna internet dapat menggunakan semua fasilitas tersebut di dalam satu aplikasi saja yang disebut web based. Dari sekian falisitas di internet, web yang merupakan venue yang memungkinkan penyelenggara jurnalistik online menyediakan isi.
Berbeda dengan perantara media konvensional, penyelenggara jurnalistik tidak bisa mendapatkan feedback langsung dari khayalayaknya. Karena penggunaan media konvensional sifatnya satu arah, sehingga feedbacknya pun bersifat tertunda. Surat kabar misalnya, butuh waktu keesokan harinya untuk mengetahui feedback khalayknya. Sedangkan produser suatu program acara TV maupun sutradara dalam film butuh waktu lama untuk mengetahui feedback khalayaknya. Inilah yang menyebabkan jurnalistik online menjadi berbeda dengan jurnalistik di media massa lain yang sudah dikenal sebelumnya (cetak, radio, televisi).
Penemuan teknologi informasi dan komunikasi ini dianggap membawa berkah bagi perkembangan dunia jurnalistik. Mereka yang berminat menjadi jurnalis misalnya, kini tak hanya dituntut berwawasan luas, terampil menulis tapi juga memahami internet. Meski calon jurnalis tersebut tidak bekerja pada salah satu penyelenggara jurnalistik di media online. Wartawan yang menguasai teknologi internet secara tidak langsung akan mendapatkan kemudahan dalam melaksanakan kegiatan kejurnalistikannya. Bahkan, internet harus menjadi bagian dari aktivitas dan hidup seorang wartawan, sehingga tak lagi mengalami kesulitan dalam melaporkan hasil kegiatan jurnalistiknya.
Ketika wartawan selesai menjalankan tugas jurnalistik di lapangan selanjutnya tidak bisa langsung melakukan pembuatan berita secara leluasa di mana saja. Karena perangkat komputer kala itu tidak mudah dibawa kemana-mana layaknya laptop seperti yangada sekarang. Wartawan harus mengerjakan berita dikantor. Ketika itu, komputer masih tergolong mahal, sehingga jumlah komputer yang disediakan perusahaan media sangat terbatas. Satu unit komputer diperuntukkan bagi dua hingga tiga wartawan. Sehingga wartawan harus antri membuat berita dengan komputer kantor.
Dalam sejumlah literatur maupun diskusi di kalangan jurnalis, istilah jurnalis online atau wartawan berinternet lebih sering dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu : 1. Jurnalis yang memanfaatkan internet sebagai salah satu sarana kerja. 2. Jurnalis yang bertugas di redaksi online dari media massa yang berbasis cetak dan atau elektronik. 3. Jurnalis yang bekerja di mulitmedi massa hanya berbasis portal media.
Karakteristik Jurnalistik online Sesuai dengan media atau sarana yang digunakan, jurnalistik online dikategorikan sebagai jurnalistik modern. Beberapa pakar jurnalistik menyebutnya dengan istilah jurnalistik modern. Sedangkan jurnalistik yang sebelumnya disebut dengan jurnalistik konvensional. Jurnalistik online disebut sebagai jurnalistik modern karena menggunakan sebuah media baru yang mempunyai karakteristik yang berbeda dengan media massa sebelumnya, baik dalam format, isi, mekanisme hingga proses hubungan antara pengelola media oline dan penggunanya.
1. Bersifat real time 2. Bersifat interaktif 3. Mampu membangun hubungan yang partisipatif. 4. Menyertakan unsur-unsur multimedia 5. Lebih leluasa dalam mekanisme publikasi 6. Kemudahan dalam pengaksesan. 7. Tidak membutuhkan penyunting/redaktur 8. Tidak membutuhkan organisasi resmi 9. Lebih murah dibandingkan media konvensional. 10. Bisa didokumentasikan/diarsipkan.
Perbedaan Jurnalistik online dan konvensional 1. Model komunikasi yang berlangsung Dalam jurnlistik online, tata-tutur informasi disajikan secara non linear untuk mengakomodasi kebebasan penggunanya dalam mengakses informasi. Pengguna media online dapat menikmati publikasi online mulai dari kisah yang pernah dipublikasi sekian tahun sebelumnya atau ke sumber informasi yang sama sekali berada di tengahtengah proses informasi
Dalam jurnalistik online, perlengkapan dan preferensi yang diset dan dimiliki oleh penggunanya banyak menentukan tampilan akhir produk. Hal ini menyebabkan tampilan produk akhir jurnalistik online berbeda-beda menurut masing-masing penggunanya. Sedangkan dalam jurnalistik konvensional, perlengkapan lebih banyak ditentukan oleh rancangan dan bahan yang disediakan oleh penyelenggara jurnalistik. Jadi, khalayak suka tidak suka, menerima segala tampilan yang disajikan oleh penyelenggara jurnalistik.
Kepraktisan dan kenyamanan bagi pengguna Pengguna media online terkadang merasa kurang nyaman dan praktis dalam menggunakan media yang satu ini. Ketika hendak mengakses produk jurnalistik online, seseorang harus duduk di depan komputer atau membaca teks di layar sempit pesawat selular. Meski bukan suatu yang mustahil di masa depan akan ditemukan device baru yang akan memberikan kenyamana yang lebih baik untuk mengakses informasi secara online. Berbeda halnya, dengan media konvensional. Anda dapat membawa novel atau koran sambil tiduran, menonton berita di televisi sambil tidur- tiduran di sofa atau karpet, atau mendengarkan talk show dari sebuah stasiun radio sambil memasak atau memandikan anak. Bahkan anda bisa sambil jalan-jalan dengan pesawat walkman di saku. Itu semua belum dapat dilakukan oleh pengguna media online.