 KELOMPOK 3 ABDUL HARIS I MARSAOLY ( PO ) HASRIANI MANJE ( PO MELISA AMALIA (PO NURHAYATI USMAN (PO ) NURSYAWATI.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Praktek Profesi Keperawatan KMB 1
Advertisements

Presentasi Bab 4 Mata Kuliah Ergonomi
Ade Maesyaputra Oktofiansyah
Senam Hamil; Langkah bijak mempersiapkan persalinan
DALAM PERTOLONGAN PERTAMA
MANAJEMEN FRAKTUR EKSTREMITAS ATAS PADA KONDISI PRE-HOSPITAL
Posterior Interosseous Neuropathy: Electrodiagnostic Evaluation
Kelompok 4 Febri Prihatnanto Dian Karimawati Windasari K
Kasus SBI.
PALPASI Anatomi Terapan.
Menilai Tingkat Kesadaran
Pemeriksaan fisik muskuloskeletal
LATIHAN FISIK PADA LANSIA
PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU, BAYI DAN ANAK BALITA
MENU Istilah Lazim dalam Anatomi dan Fisiologi Struktur Tubuh Manusia
PENGKAJIAN OFTALMIK.
Refleks pada bayi.
Sistem Persyarafan (Neurologi)
ANAMNESA dan PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI
SENAM HAMIL MATERI PERKULIAHAN MAHASISWA FISIOTERAPI
Pemeriksaan Fisik Sistem Saraf
NADI.
Pengkajian Sistem Persarafan
Pemeriksaan Fisik Sesuai Sistematika Tubuh
Radiologi Abdomen.
PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR
ANAMNESA,PEMERIKSAN FISIK,ANAMNESA DAN ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR
Gerakan Passing Bawah Bola Voli
Tentang : asuhan kebidanan kala I
PERABA & PERASA (KULIT).
PENgKAJIAN DATA PADA NEONATUS,BAYI BARU LAHIR,BAYI,BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH TIA ELPIKA
Praktek profesi GERONTIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
Kelompok 4 Ilmu Kesehatan Anak 1. Nabila Berlianzi 2. Nadia Opriana 3. Novita Sari 4. Nurul Amalia 5. Poppy Dinata.
pada kepala, mata, hidung dan kulit.
Pengkajian BBL,Bayi,Balita dan Pra sekolah
Pemeriksaan Deep Tendon Reflex
Anamnesa dan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir
KONSEP PEMBALUTAN & PEMBIDAIAN Rudiyanto PSMK FK UB.
PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR
Diagnosis fisik anak.
Kelompok 13 Skenario Jatuh.
SIKAP TUBUH YANG ERGONOMI DALAM BEKERJA DAN DAMPAKNYA
TRAUMA 2.
BIOMEKANIKA.
Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir
Devi Baniarti Eka Novitasari Eva Laili Rahmawati Nini Ariani
TRAUMA KEPALA.
TEHNIK MENGATUR DAN MEMINDAHKAN PASIEN
PENILAIAN PENDERITA.
Menilai Tingkat Kesadaran
PENYAKIT AKIBAT GETARAN
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS, BAYI DAN BALITA
FT CARDIPULMONAR JENNIFER DHEA FISIOTERAPI 2014.
Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan regio siku (elbow) Pasien berdiri pada posisi anatomis. Area yang dipaparkan adalah kedua anggota gerak atas dari regio.
Tumbuh Kembang 1 Iis Sri Patmawati, S.Kep. TUMBUH KEMBANG USIA BAYI.
CEDERA SISTEM OTOT RANGKA
PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan yang meliputi seluruh tubuh penderita, untuk menemukan berbagai tanda. Dilakukan secara sistematis dan berurutan. HERRI PROPHERTY.
Komputer dan Kesehatan
GANGGUAN KESADARAN (PERUBAHAN STATUS MENTAL)
LUKA BAKAR ( COMBUSTIO )
Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah nyeri Ahmad Zaini Arif. S.Kep., Ns.
KEASADARAN DAN KETIDAKSADARAN MANUSIA
Pemeriksaan Fisik Oleh Zaenal Arifin.
BY : FITRIA OKTARINA.  suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan kegiatan dengan bebas (kosier,1989).  kemampuan seseorang untuk berjalan bangkit berdiri.
Pemeriksaan tonus-kekuatan otot Sumber:Buku Pemeriksaan Klinis Neurologi Praktis Umum halaman
Dipresentasikan oleh Enggar. Anatomi adalah: ilmu urai atau ilmu yang mempelajari tentang susunan tubuh dan hubungan bagian yang satu dengan yang lain.
ANTROPOMETRI PADA EKSTREMITAS ATAS & BAWAH OLGA SYAHFITRI WIBOWO B / 3 J
SIKAP DAN GERAKAN ANATOMI
Transcript presentasi:

 KELOMPOK 3 ABDUL HARIS I MARSAOLY ( PO ) HASRIANI MANJE ( PO MELISA AMALIA (PO NURHAYATI USMAN (PO ) NURSYAWATI (PO ) NURUL ZASKIA (PO ) RENI ANDRIANI (PO ) “PEMERIKSAAN NEUROLOGIS EXTREMITAS ATAS “

 Persyarafan Extreminitas Superior

 B. Pemeriksaan  Anamnesis  1. Anamnesis Umum  Identitas Pasien  2. Anamnesis Khusus  Sejak kapan mulai  Sifat serta beratnya  Lokasi serta penjalarannya  Hubungannya dengan waktu (pagi, siang, malam, sedang tidur, waktu haid, sehabis makan dan lain sebagainya)  Keluhan lain yang ada hubungannya dengan keluhan tersebut  Pengobatan sebelumnya dan bagaimana hasilnya  Faktor yang membuat keluhan lebih berat atau lebih ringan  Perjalanan keluhan, apakah menetap, bertambah berat, bertambah ringan, datang dalam bentuk serangan, dan lain sebagainya

 Pemeriksaan Fisik  1. Pemeriksaan Umum  Sensorium (kesadaran)  Normal : kompos mentis  Somnolen : : Keadaan mengantuk. Kesadaran dapat pulih penuh bila dirangsang. Somnolen disebut juga sebagai letargi. Tingkat kesadaran ini ditandai oleh mudahnya pasien dibangungkan, mampu memberi jawaban verbal dan menangkis rangsang nyeri.  Sopor (stupor) : Kantuk yang dalam. Pasien masih dapat dibangunkan dengan rangsang yang kuat, namun kesadarannya segera menurun lagi. Ia masih dapat mengikuti suruhan yang singkat dan masih terlihat gerakan spontan. Dengan rangsang nyeri pasien tidak dapat dibangunkan sempurna. Reaksi terhadap perintah tidak konsisten dan samar. Tidak dapat diperoleh jawaban verbal dari pasien. Gerak motorik untuk menangkis rangsang nyeri masih baik.  Koma – ringan (semi-koma) : Pada keadaan ini tidak ada respons terhadap rangsang verbal. Refleks ( kornea, pupil dsb) masih baik. Gerakan terutama timbul sebagai respons terhadap rangsang nyeri. Pasien tidak dapat dibangunkan.  Koma (dalam atau komplit) : Tidak ada gerakan spontan. Tidak ada jawaban sama sekali terhadap rangsang nyeri yang bagaimanapun kuatnya.

 Pemeriksaan Fisik  Skala Koma Glasgow  Membuka mata  Spontan 4  Terhadap bicara 3  Dengan rangsang nyeri 2  Tidak ada reaksi 1  Respon verbal (bicara)  Baik dan tidak ada disorientasi 5  Kacau (“confused”) 4  Tidak tepat 3  Mengerang 2  Tidak ada jawaban 1

 Pemeriksaan Fisik  Respon motorik (gerakan)  Menurut perintah 6  Mengetahui lokasi nyeri 5  Reaksi menghindar 4  Refleks fleksi (dekortikasi) 3  Refleks ekstensi (deserebrasi) 2  Tidak ada reaksi 1  Tekanan darah  Frekuensi nadi  Frekuensi nafas  Suhu  Kepala dan Leher  - Bentuk : simetris atau asimetris  - Fontanella : tertutup atau tidak  - Transiluminasi

 Pemeriksaan Neurologis  Memeriksa fungsi motorik  pengamatan   Gaya berjalan dan tingkah laku   Simetri tubuh dan extermitas   Kelumpuhan badan dab anggota gerak  b. Gerakan volunter Yang di periksa adalah pasien atas pemeriksa, misalnya   Mengangkat kedua tangan dan bahu   Fleksi dan extensi artikulus kubiti   Mengepal dan membuka jari tangan   Mengankat kedua tungkai pada sendi panggul   Fleksi dan ekstansi artikulus genu   Plantar fleksi dan dorsal fleksi plantar kaki   Gerakan jari-jari kaki

 Pemeriksaan Neurologis  …Lanjutan  Palpasi   Pengukuran besar otot   Nyeri tekan   Kontraktur   Konsistensi (kekenyalan)   Konsistensi otot yang meningkat : meningitis, kelumpuhan   Konsitensi otot yanag menurun terdapat pada: kelumpuhan akibat lesi, kelumpuhan akibat denerfasi otot

 Pemeriksaan Neurologis  Pemeriksaan Area sensori  a. Menguji sensasi nyeri: dengan menggunakan Spatel lidah yang di patahkan atau ujung kayu aplikator kapasdigoreskan pada beberapa area kulit, Minta klien untuk bersuara pada saat di rasakan sensasi tumpul atau tajam.  b. Menguji sensai panas dan dingin: dengan menggunakan Dua tabung tes, satu berisi air panas dan satu air dingin, Sentuh kulit dengan tabung tersebut minta klien untuk mengidentifikasi sensasi panas atau dingin.

 Pemeriksaan Neurologis  …Lanjutan  c. Sentuhan ringan : dengan menggunakan Bola kapas atau lidi kapas, Beri sentuhan ringan ujung kapas pada titik-titik berbeda sepanjang permukaan kulit minta klien untuk bersuara jika merasakan sensasi  d. Vibrasi/getaran : dengan garputala, Tempelkan batang garpu tala yang sedang bergetar di bagian distal sendi interfalang darijari dan sendiinterfalang dari ibu jari kaki, siku, dan pergelangantangan. Minta klien untuk bersuara pada saat dan tempat di rasakan vibrasi.

 Pemeriksaan Neurologis  Refleks  1. Reflek fisiologis  a. Reflek bisep:   Posisi:dilakukan dengan pasien duduk, dengan membiarkan lengan untuk beristirahat di pangkuan pasien, atau membentuk sudut sedikit lebih dari 90 derajat di siku.   Identifikasi tendon:minta pasien memflexikan di siku sementara pemeriksa mengamati dan meraba fossa antecubital. Tendon akan terlihat dan terasa seperti tali tebal.   Cara : ketukan pada jari pemeriksa yang ditempatkan pada tendon m.biceps brachii, posisi lengan setengah diketuk pada sendi siku.   Respon : fleksi lengan pada sendi siku

 Pemeriksaan Neurologis b. Reflek trisep :  - Posisi :dilakukan dengan pasien duduk. dengan Perlahan tarik lengan keluar dari tubuh pasien, sehingga membentuk sudut kanan di bahu. atau Lengan bawah harus menjuntai ke bawah langsung di siku  - Cara : ketukan pada tendon otot triceps, posisi lengan fleksi pada sendi siku dan sedikit pronasi  - Respon : ekstensi lengan bawah pada sendi siku

 Pemeriksaan Neurologis  c. Reflek brachiradialis  - Posisi: dapat dilakukan dengan duduk. Lengan bawah harus beristirahat longgar di pangkuan pasien.  - Cara : ketukan pada tendon otot brakioradialis (Tendon melintasi (sisi ibu jari pada lengan bawah) jari-jari sekitar 10 cm proksimal pergelangan tangan. posisi lengan fleksi pada sendi siku dan sedikit pronasi.  - Respons: - flexi pada lengan bawah - supinasi pada siku dan tangan

  Thankyou…