KETERAMPILAN PROSES SAINS Amelia Herlina Neneng Maryam Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia 2013.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Biologi mengasikkan Nim : NAMA : Nina Novita Sari
Advertisements

SELAMAT DATANG DI DUNIA BIOLOGI Sedang memuat… FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN 2012.
review Sistem Ekskresi
SISTEM EKSKRESI LOADING
ULANGAN HARIAN PERTAMA SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
BAB 1 Ruang Lingkup Biologi
CONTOH PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN IPA
Sistem Ekskrsei (Hati)
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
Ruang Lingkup Fisiologi Hewan Air
Peredaran darah manusia
SISTEM PENGELUARAN (SISTEM EKSKRESI )
Sistem Osmoregulasi Ikan
PRAKTIKUM BIOKIMIA URINE
Created by : Fitria Anggraeni
PRAKTIKUM BIOKIMIA DARAH
KETERAMPILAN PROSES SAINS
Ekskresi pada HEWAN.
Ekskresi Melalui Kulit
BERBASIS LABORATORIUM
Sistem perkemihan Reflidia yuni putri
PERTEMUAN 8 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
KETERAMPILAN PROSES SAINS
EKSKRESI DAN HOMEOSTASIS
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA KAMIS, 18 Agustus 2011
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
4. NUTRIEN UNTUK TERNAK (UDARA DAN AIR)
DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
SISTEM EKSKRESI Mulai Oleh Nama: Des Eka Putri NPM :
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
Sistem Ekskresi Manusia
TEORI BELAJAR Teori Keterampilan Proses Oleh : Iswadi, M. Pd.
Sistem Ekskresi Manusia
PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES
SEMINAR HASIL RIA MARESTY.
BAHAN AJAR BIOLOGI SEMESTER 2 KELAS XI IPA 5-Jun-18.
SISTEM EKSKRESI PADA Hewan Avertebrata
SISTEM EKRESI PADA GINJAL
Sistem Ekskresi.
BAHAN AJAR BIOLOGI Sri Muladi 26-Jun-18.
SISTEM EKSKRESI PARU HATI KULIT GINJAL.
SISTEM PENGELUARAN (SISTEM EKSKRESI )
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
SISTEM EKSKRESI SK:Menjelaskan strukturdan fungsiorgan dan hewan tertentu,kelainan dan/atau penyakityang mungkin terjadi sertaimplikasinya pada salingtemas.
BAB 01 BEKERJA SECARA ILMIAH.
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
BAB 8 Sistem Ekskresi.
Om Swastyastu.
Sesi A/2014 Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat Padang 2016
SISTEM EKSKRESI BAB VIII EKSKRESI :
Nanda Thyareza Imaniar ( )
Disusun oleh : Dra. Ratna Nirmala SMA Negeri 1 Jakarta 19-Jan-18.
PERNAFASAN / RESPIRASI
BIOLOGI B 2013 R.ADITIAS HERMAWAN ( )
Pemeriksaan Kualitas kimia Air PERTEMUAN 9 Nayla Kamilia Fithri
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
TEORI BELAJAR Teori Keterampilan Proses Oleh : Iswadi, M. Pd.
EKSKRESI DAN HOMEOSTASIS
Hati (hepar) Merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia (2 kg) yang terletak di rongga perut sabelah kanan di bawah diafragma.
SISTEM EKSKRESI MASUK KELUAR.
Ir. Moh. Ismail, MM. Nama : Moh. Ismail Hamim Alamat : Bungah RT/RW 3B/01 Nongkokerep Telepon: Nama : Moh.
Sistem Ekskresi Manusia
KETERAMPILAN PROSES SAINS
Sistem Ekskresi Manusia
HAKEKAT IPA DAN TUJUAN PEMBELAJARAN IPA. IPA adalah ilmu pengetahuan atau kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori yang dibentuk melalui proses kreatif.
PENGARUH SUHU PADA PREPARASI SAMPEL TERHADAP KADAR BILIRUBIN TOTAL DAN BILIRUBIN DIREK METODE FOTOMETRI MENGUNAKAN 2,4-DICHLOROANILINE (DCA) PROPOSAL PENELITIAN.
Keterampilan Proses Sains. A. Pengertian  Menurut Rustaman (2003), Keterampilan Proses Sains adalah keterampilan yang melibatkan keterampilan-keterampilan.
Transcript presentasi:

KETERAMPILAN PROSES SAINS Amelia Herlina Neneng Maryam Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia 2013

Apakah teman-teman setuju dengan pernyataan di bawah ini? sains sikapprodukproses Pembelajaran sains yang baik adalah bila dilakukan seperti bagaimana sains itu ditemukan. Keterampilan proses sains

bertanya Inferensi prediksi komunikasi KPS Dasar observasi klasifikasi pengukuran

Merumuskan masalah mengidentifikasi variabel Merumuskan hipotesis Merumuskan definisi operasional Merencanakan eksperimen Melaksankan eksperimen

Penilaian Keterampilan Proses Prosedur penilaian (untuk menilai siswa dalam menguasai seluruh aspek) KPS observasiTes tertulis Dapat dilakukan pada setiap pembelajaran di Kelas, di laboratorium, maupun di lapangan dengan menggunakan format observasi penilaian keterampilan proses Dapat dilakukan menggunakan tes obyektif dan uraian. Untuk mengetahui bahwa proses kerja ilmiah itu benar-benar terjadi dan siswa memahami konsep dengan baik, maka dalam setiap pokok uji tes obyektif siswa dituntut untuk mengemukakan alasan mengapa ia memilih jawaban tersebut, sehingga dapat diinterpretasikan apakah siswa hanya menebak, salah konsep, tidak mengusai konsep dan keterampilan proses, atau menguasai konsep dan keterampilan proses

Kandungan zat-zat tertentu dalam urine seseorang, seperti glukosa, urea, albumin, klorida dll. dapat diketahui dengan teknik tertentu. Khusus untuk mengetaui kandungan glukosa dalam urine dapat digunakan teknik dengan menambahkan reagen Benedict pada urine dan kemudian dipanaskan. Kandungan glukosa akan diketahui dari perubahan karakter warna campuran. Lihatlah dua tabung reaksi (A dan B) hasil uji coba kandungan glukosa dalam urine yang ada di mejamu! Setelah mengamati berbagai macam karakter (warna, bau, endapan dll) dari kedua hasil percobaan tersebut, kemudian jawablah pertanyaan berikut ini: 0,5%1%

observasi Berapakah persentase (%) pendekatan kandungan glukosa dalam kedua sampel tersbebut? 1

Maka, menurut pendapatmu manakah dari kedua hasil pengujian sampel urine diatas, yang merupakan sampel urine penderita diabetes mellitus? Jelaskan jawabanmu? Jika diberikan tabel nilai pendekatan kandungan glukosa berdasarkan indikator warna campuran sampel urine seperti dibawah ini : 0,5% 1%0,5% Menafsirkan Hasil pengamatan 2

Daftar jenis, proses pengeluaran serta kandungan dari masing-masing zat sisa yang dikeluarkan oleh masing- masing organ ekskresi Zat SisaDeskripsi zat sisa Urine Berbentuk cair berwarna kekuningan berbau pesing dan mengandung zat-zat seperti urea, air garam, asam urat, obat, toksin. Proses pengeluarnya langsung lewat sistem urinaria CO 2 dan H 2 O (uap air) Merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang mengandung CO 2 dan H 2 O dan dikeluarkan langsung melalui proses difusi pada sistem respirasi Pigmen empedu Pigmen empedu terdiri dari Bilirubin dan biliverdin berwarna kuning kehijauan tidak berbau. Pigmen ini terlarut dalam cairan empedu bersama zat lainnya dan dikeluarkan bersama-sama feses melalui sistem pencernaan KeringatBerbentuk cair tidak berwarna dan berbau yang tersusun oleh air dan garam dan dikeluarkan langsung melalui saluran keringat

Mengelompokkan Berdasarkan data-data yang ada pada tabel 2 diatas, buatlah berbagai macam jenis pengelompokkan zat sisa berdasarkan berbagai kriteria zat sisa yang kamu pilih! 3

Urine dan keringat untuk menyeimbangkan air tubuh Secara terus-menerus tubuh mengeluarkan kelebihan air melalaui berbagai organ eksresi. Hal ini ditujukan agar keseimbangan air dalam tubuh tetap terjaga. Dua bentuk contoh zat sisa yang dieksresikan tubuh untuk membantu proses penyeimbangan air dalam tubuh adalah keringat dan urine. Proses pengeluaran air melalui urine dan keringat diatur oleh berbagai hormon di dalam tubuh disesuaikan dengan kondisi suhu lingkungan. Namun untuk keringat, proses pengeluaran air ini tidak hanya dimaksudkan untuk proses ekskresi tapi juga untuk mengatur kondisi suhu tubuh. Hal ini bisa dilihat ketika tubuh mengeluaran keringat, hal ini juga ditujukan untuk membantu meghilangkan kelebihan panas dari dalam tubuh, karena air yang dikeluarkan dalam keringat, juga akan membawa keluar panas yang berlebih di tubuh.

Mekanisme yang sama juga terjadi di berbagai jenis mamalia lain selain manusia seperti rodensia, primata dll. Hal ini dikarenakan adanya kemiripan organ ekresi berupa ginjal sempurna (metanefros), serta kesamaan kelenjar keringat yang dimiliki. Hal yang harus difahami adalah hubungan antara pengeluaran keringat dan urine dengan suhu bukan merupakan hubungan linier sepenuhnya, hal ini karena manusia serta hewan lainnya memiliki batasan tertentu (yang disebut kisaran toleransi) untuk bisa tetap hidup termasuk melakukan proses ekskresi. Jadi jika perubahan suhu (baik naik ataupun turun) tersebut melampaui batas toleransi dalam kisaran waktu yang relatif lama, maka akan mengakibatkan fatal bagi organisme tersebut. Hal ini bisa difahami bahwa kisaran suhu diluar batas toleransi akan merusak kerja organ- organ tubuh termasuk organ ekskresi.

Untuk mengetahui secara lebih jelas tentang hubungan pengeluaran air melalui urine dan keringat, seorang peneliti kemudian melakukan penelitian tentang pengeluaran urine dan keringat pada 10 orang dengan perlakuan suhu yang bermacam-macam (lihat tabel 3). Sebelumnya setiap orang diminta untuk minum 1 liter air (4 gelas), sebelum masuk ke laboratotium peenelitian. Penelitian dilakukan dalam lima waktu (masing-masing 5 jam) dengan lima suhu yang berbeda untuk masing- masing orang. Berikut ini adalah data rata-rata pengeluaran urine dan keringat yang berhasil diukur dari 10 orang tersebut : Hasil penelitian rata-rata urine dan keringat dari 10 orang selama 5 jam dengan suhu tertentu di laboratorium penelitian Suhu ruangan15 o C20 o C25 o C30 o C Kondisi ruanganDinginsedang cukup panas Panas Rata-rata keringat52 ml82 ml198 ml270 ml Rata-rata urine245 ml210 ml90 ml20 ml

4. berhipotesis Jika kamu yang melakukan penelitian diatas, maka menurut pendapatmu hipotesis apa yang bisa kamu ajukan!

Dari penelitian diatas, jika peneliti menggunakan 35 o C dalam perlakuannya, maka menurut pendapatmu bagaimana rata-rata urine dan rata- rata keringat yang mungkin bisa diukur? Kemukakan alasan mengapa bisa terjadi seperti itu? 5. memerkirakan

Buatlah satu pertanyaan dari penelitian diatas!

7. berkomunikasi Buatlah dalam satu grafik yang menggambarkan hubungan antara rata-rata pengeluaran keringat dan urine berdasarkan tabel 3 diatas!

8. Merencanakan percobaan: (sub menentukan variabel) Pada kesempatan kali ini, kamu akan merencanakan penelitian sejenis seperti penelitian yang dilakukan oleh peneliti diatas namun lebih sederhana, hanya mengukur rata-rata pengeluaran urine saja dan dengan objek penelitian adalah tikus (mencit). Praktisnya, pada penelitian ini kamu ingin mengetahui pengaruh suhu terhadap pengeluaran urine pada tikus dengan memberikan perlakuan suhu-suhu yang berbeda-beda kepada tikus di tempat tertentu yang bisa kamu atur suhunya. Maka, berdasarkan maksud dari penelitian tersebut, Sebutkan variabel terikat dan variabel bebas yang akan kamu teliti!

Menerapkan Konsep atau Prinsip Jika data pada tebel 4 diatas merupakan data hasil penelitian serupa seperti yang kamu lakukan pada no. 4. Dari tabel diatas, ketika suhu semakin diturunkan (T 3 -T 5 ) produksi urine ternyata tidak semakin meningkat seperti pada dua kondisi suhu sebelumnya (T 1 -T 2 ) tetapi justru kembali menurun. Mengapa hal itu bisa terjadi?