Nama: Sofwan Dahlan, SpF (K)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Disampaikan Dihadapan Mahasiswa S1. FK. UGM
Advertisements

Bab 1 Etika Profesi.
Hak dan kewajiban pasien
PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEDOKTERAN YANG BAIK DI INDONESIA F.Y WIDODO
Peran dan Tanggung Jawab Perawat CAPD
ETIKA KESEHATAN MASYARAKAT DAN PERMASALAHANNYA
Dr.H.Asril Zahari Sp.B.(K)BD
MEDIKO LEGAL.
KEBIDANAN SEBAGAI PROFESI
DIAN KUSUMA, SKM, MPH PALEMBANG, JANUARI 2007
PERSEPSI DAN PERILAKU SAKIT
IDENTIFIKASI PASIEN DENGAN BENAR ( Identify Patients Correctly)
Hak dan kewajiban dokter
AUDIT KLINIS DI RUMAH SAKIT
INFORMENT CONSENT dr Shalahudin S, MSc.
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS (INFORMED CONSENT)
Informed consent persetujuan tindakan medik
ETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI.
PERAN DAN FUNGSI PERAWAT KOMUNITAS
Malpraktek & Kelalaian Profesi Dokter
Etika Kedokteran Reza Maulana.
Mengapa ini Perlu Dilakukan?
Patient referral.
ISU ETIK DAN LEGAL DALAM KEPERAWATAN JIWA
MEDIKO LEGAL.
Beta Ahlam Gizela dr., Sp.F, DFM
Undang-Undang Kesehatan dan Undang-Undang Praktik Kedokteran
Introduction to Medical Law
Etika Profesional Komputer
INEL MASRAYANTI IB PRINSIP POKOK ASUHAN KEHAMILAN Prinsip-prinsip pokok asuhan antenatal konsisten dengan dan didukung oleh prinsip-prinsip.
Seputar kebijakan kemkes terkait uu 35/2009
PERILAKU MENCARI BANTUAN
Tugas BHP SKENARIO 2 A2.
Etika moral dan nilai dalam praktik kebidanan
ETIKA KESEHATAN MASYARAKAT DAN PERMASALAHANNYA
UU Praktik Kedokteran no 29 tahun 2004
Oleh : Tony Setiabudhi MD;PhD.
Kode Etik dalam Anestesiologi dan Terapi Intensif
REKAM KEDIS Darmawan MUB, S.Kom, SKM.
KELOMPOK:12 NURBAITY R E N A SAFRINA
Dr.H.Asril Zahari Sp.B.(K)BD
Sistem rujukan pasien gangguan jiwa
PRINSIP ETIKA DAN MORALITAS DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN
Rekam Kesehatan Jiwa SUBPOKOK KE 15.
AKSES KE RUMAH SAKIT DAN KONTINUITAS PELAYANAN (ARK)
HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)
Aspek Etik dan Hukum Kesehatan
Rahasia Kedokteran (Permenkes No.36/2012)
TANGGUNG JAWAB DAN TANGGUNG GUGAT PERAWAT DALAM PELAYANAN KESEHATAN
MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE )
HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PA LIATIF
Beta Ahlam Gizela dr., Sp.F, DFM
STANDARKETERANGANELEMENTELUSURSTATUS ADA/BELUM TL/PICTARGET WAKTU ARK. 1  Rumah sakit menetapkan regulasi tentang penerimaan pasien  Ada regulasi untuk.
KONSEP DASAR ETIKA KEPERAWATAN
INTRODUCTION FARMASI KLINIK
1 By : Ns. WIDYAWATI, S.Kep, M.Kes. Latar belakang Krisis multidimensional berdampak negatif terhadap status kesehatan dan ketahanan keluarga di Indonesia.
MEDIKO LEGAL.
Pasien Rawat Jalan Sugito Wonodirekso
HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK). 1.. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit; 2.. Memperoleh informasi tentang.
Meminta Pendapat Lain/ Pendapat kedua. Pendapat medis yang diberikan oleh dokter lain terhadap suatu diagnosis atau terapi maupun rekomendasi medis lain.
“ KIE DALAM PRAKTEK “ PKRS *Rsud Arjawinangun*. Praktik KIE : * dilakukan setiap sa’at * Sejak pasien masuk RS sampai keluar RS * Implementasi KIE yang.
PERILAKU MENCARI BANTUAN
Kewajiban Rumah Sakit Dan Kewajiban Pasien
TEGUH ANINDITO. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan teori dasar pembuatan keputusan 2. Menjelaskan kerangka pembuatan keputusan etik 3. Menguraikan faktor.
UNDANG UNDANG NO. 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT.
ETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI. DEFINISI Keperawatan merupakan salah satu profesi yang bergerak pada bidang kesejahteraan manusia yaitu dengan.
Etika Profesi dan Standar Pelayanan Kesehatan
Transcript presentasi:

Nama: Sofwan Dahlan, SpF (K) Lahir: di Kendal, 5 Maret 1944 RIWAYAT PENDIDIKAN: Lulus FK Undip: 1974 Forensik FK Unair 1975/1976 RIWAYAT PEKERJAAN: Staf Pengajar FK Undip Staf Pengajar FK Unissula Staf Pengajar FK Unswagati Mantan Wa-Dir Med RS Roemani Konsultan Hukum di berbagai RS di Semarang & sekitar Direktur RSU Kumala Siwi Kudus KEGIATAN: Seminar, Kongres, dan Symposium di dalam & di luar negeri

ETIKA MERUJUK PASIEN Oleh Sofwan Dahlan

Case Management Clinical case management is a dynamic process where diagnosis and treatment often blend into one. The essential factor is not analysis, but result, i.e., helping the patient. The objectives: to relieve his or her symptoms. to make him or her comfortable again. to restore his or her sense of well-being. (Curran, W, J; 1982)

TUJUAN PENGOBATAN (Jonsen, et al: 2006) Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit Mempertahankan/ meningkatkan Quality of Life Menyembuhkan penyakit Mencegah kematian yang belum waktunya Meningkatkan status fungsional atau menjaga kon- disi kompromistis Edukasi dan konseling, kaitannya dengan kondisi dan prognosis Mencegah bahaya selama dalam proses rawatan Membimbing kematian dg tenang (peaceful death) (Jonsen, et al: 2006)

CLINICAL CASE MANAGEMENT (trilogy of) CLINICAL CASE MANAGEMENT Diagnosis: mengenali penyebab gejala dan menentukan apa jenis penyakitnya. Treatment: menghilangkan gejala, membuat nyaman kembali dan merestorasi sense of well-being. Prognosis: estimasi sejauh mana pasien akan tetap menderita sakit … disebabkan oleh kondisinya yang sekarang, baik dengan ataupun tanpa pengobatan. (Curan, W, J)

DIAGNOSIS Diagnosis merupakan pekerjaan dokter yang paling sulit. Oleh sebab itu ..... hasil dari upaya diagnosis bisa berupa: correct diagnosis misdiagnosis undiagnosis Disebabkan berbagai alasan, hasil diagnosis seringkali keliru. Maka perlu pemeriksaan lab, penunjang, kon-sul, dan rujukan (referral) !!!

MENGAPA DIPERLUKAN PEMERIKSAAN LABORATORIS dan PENUNJANG ??? JAWABNYA -------- KARENA TIDAK SEMUA INFORMASI MEDIS TENTANG PASIEN --------------- DAPAT DIPEROLEH HANYA DARI AMANNESIS dan PEMERIKSAAN FISIK SAJA !!!

Laboratoris & Penunjang Lab & penunjang penting untuk: membantu menegakkan diagnosis memastikan stadium, keparahan, dan pro- gresifitas penyakit estimasi prognosis memastikan efektifitas/ keberhasilan terapi mengetahui kemajuan dari terapi yang telah diberikan menetapkan kebijakan klinik yang tepat.

Angka misdiagnosis di Amerika masih tetap tinggi  sekitar 17 %. Di UGD/ ICU bisa mencapai  20 - 40 %. Misdiagnosis boleh jadi disebabkan oleh: kesalahan dokter umum; kesalahan dokter spesialis; kesalahan laboratorium atau penunjang; kontribusi pasien, melalui berbagai cara. (Curran, W, J: 1980)

MENGAPA DIPERLUKAN KONSUL ??? JAWABNYA ---------- KARENA “NO DOCTOR CAN BE SPECIALIST IN ALL AREAS”. KONSUL DIPERLUKAN UNTUK MEMBANTU: PENEGAKAN DIAGNOSIS ESTIMASI PROGNOSIS PENENTUAN TERAPI / KEBIJAKAN KLINIK

KONSUL Permintaan DPJP kepada Consulting Dr ….. untuk memberikan pendapat dan rekomendasi tentang problem kesehatan pasien. Sering disebut consultation only …….... sebab Consulting Dr tidak ikut memberikan terapi. Konsul diperlukan karena: DPJP masih ragu atau kurang faham akan bagian/ area tertentu dari keluhan pasien. DPJP memerlukan konfirmasi/ rekomendasi.

MENGAPA DIPERLUKAN RUJUKAN (REFERRAL) ??? JAWABNYA ------------ KARENA KETERBATASAN DPJP dalam hal: competency  (medical knowledge, clinical skill, clinical judgment) clinical privileges  (kewenangan klinik yang dibe- rikan oleh Direktur RS) KETERBATASAN RS disebabkan oleh: ketiadaan MEDICAL STAFF ketiadaan MEDICAL EQUIPMENT

RAWAT TIM Rawat tim berbeda dengan rawat bersama. Rawat Tim: - anggota tim terdiri dari berbagai macam dokter spesialis (mis: operasi transplantasi). - mereka bekerja secara tim. - kebijakan klinik diputuskan bersama (sharing). Rawat Bersama: - beberapa spesialis yang berbeda merawat pasien dg penyakit komplek di waktu yang bersamaan. - kebijakan klinik …. diputuskan sendiri-sendiri oleh masing-masing spesialis yang ikut merawat.

partial / temporary referral konsul DPJP (Primary Doctor) CONSULTING DOCTOR rekomendasi (untuk acuan tambahan) terapi total referral REFERRING DOCTOR DPJP (Primary Doctor) terapi partial / temporary referral REFERRING DOCTOR DPJP (Primary Doctor) terapi partial / temporer terapi utama

RUJUKAN Rujukan (referral) adalah transfer perawatan pasien dari satu dokter (DPJP) ke dokter lain. Rujukan yang tepat adalah bagian integral dari manajemen perawatan kesehatan yang lengkap, dan harus didasarkan pada kebutuhan pasien. DPJP menyadari bahwa pasien di bawah asuhannya membutuhkan kompetensi yang dimiliki oleh dokter lain (yang bekerja di RS yang sama atau di RS lain). DPJP harus memiliki kompetensi dalam hal diagnosis dan pengobatan untuk menentukan kapan diperlukan rujukan, agar pasien memperoleh layanan yang tepat di saat yang tepat (tdk kehilangan the golden period).

Mengapa Perlu Rujukan? Tanggung jawab utama dokter adalah menjadi advokat aktif untuk perawatan dan kesejahteraan bagi pasiennya. Dokter memiliki kewajiban menerima tanggungjawab utama atas keputusan medisnya. Dokter harus memperlakukan pasien dengan belas kasih, martabat dan rasa hormat, serta tidak menge- cualikan atau mendiskriminasikan pasien apa pun alasannya. Dokter harus menyadari akan keterbatasannya.

Tanggung jawab utama dokter adalah untuk mempromosikan kepentingan terbaik bagi pasiennya. Pasien bergantung pada dokter, pengetahuan klinis, keterampilan, dan welas asih. Pasien harus yakin bahwa dokter akan membuat rekomendasi pengobatan untuk kepentingan terbaik berdasarkan penilaian klinis obyektif dan pedoman yang relevan. Ketika seorang dokter setuju menangani pasien, dia mengasumsikan kewajiban etis untuk memperlakukan pasien itu sebaik mungkin. Dokter memiliki kewajiban mengungkapkan tentang alternatif pengobatan yang tepat.

MANAJEMEN RISIKO Edukasi pasien tentang manfaat rujukan. Temukan alasannya jika pasien menolak rujukan. Dengan izin pasien, berbicaralah dengan keluarga jika ini dapat membantu pasien mempertimbangkan kembali penolakannya dan hindari avoidable delay. Pertimbangkan rujukan kesehatan mental jika pasien memiliki kecemasan yang luar biasa. Gunakan pernyataan: “Saya harap anda tidak memi- liki penyakit serius, tetapi saya khawatir gejalanya mungkin menunjukkan penyakit serius”. Dokumentasikan upaya anda mengedukasi pasien. Minta pasien menandatangani penolakan perawatan.

CLINICAL ETHICS Disiplin praktis yang menyediakan pendekatan terstruktur guna mengenali, menganalisis, dan menyelesaikan isu-isu etika dalam kedokteran klinik. Acuannya adalah: Medical Indication Patient Preferences Quality of Life Contextual Features (mis: agama, finansial, dll) (Jonsen, Siegler, Winslade: 2006)

MEDICAL ETHICS Dalam merujuk pasien perlu memperhatikan the Four Moral Principles, yaitu: Beneficence --- acting for the patient’s good Nonmaleficence --- doing no harm Autonomy --- recognizing the patient’s va- lues and choices Justice --- treating patients fairly

KESIMPULAN Adalah etis merujuk pasien jika diperlukan. Rujukan harus untuk kepentingan terbaik bagi pasien, bukan untuk keuntungan finansial Dr. Tidak dibenarkan merujuk sebagai pelarian menerima tanggungjawab pd kasus-kasus sulit. Sebaiknya tidak secara selektif merujuk pasien yang cenderung menghasilkan lebih sedikit uang ke rumah sakit lain. Menerima pembayaran (fee splitting) untuk suatu rujukan adalah immoral.

MELINDUNGI DIRI Mengabdi dengan jujur sesuai perannya Bekerja sesuai kompetensi dan clinical privileges Disiplin dalam menjalankan profesi Patuh pada standard of care dan SPO Patuh pada etika (meliputi clinical ethics), hukum, dan Sumpah Dokter Menghormati hak-hak pasien (HAM, informed con- sent, confidentiality, dll) Melaksanakan defensive medicine Hindari medical error (diagnostic errors, treatment errors, preventive errors, and others)

Malpractice Prophylaxis Refuse to take the case (when you suspect medicolegal trouble may develop). Never guarantee a cure. Watch the time factor. Watch the reverse time factor. Keep up with the advance of medicine. Do not be too advance. Do not experiment. Get the patient’s informed consent for all procedures. Good housekeeping. Employ at least ordinary skill and care at all times. When in doubt, seek consultations. Cooperate with your profession. Watch your patient relations. Watch your public relations. (Morris, Moritz)

Terima Kasih Sampai Jumpa