dan Keadilan Kesehatan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Isu Penelitian Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan di Era 4.0 Dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan Keadilan Kesehatan SEMINAR NASIONAL PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN 2019 Surakarta 23 November 2019 Prof. Dr. Endang Sutisna Sulaeman, dr. M. Kes Pascasarjana Universitas Sebelas Maret
The Health Promotion Strategic Framework Model Model promosi kesehatan untuk mengatasi ketidakadilan dan determinan kesehatan, serta outcome melalui tiga tatanan prioritas: layanan kesehatan, masyarakat dan pendidikan
What is the evidence on effectiveness of empowerment to improve health What is the evidence on effectiveness of empowerment to improve health? WHO Regional Office for Europe’s Health Evidence Network (HEN, 2006)
What is the evidence on effectiveness of empowerment to improve health What is the evidence on effectiveness of empowerment to improve health? WHO Regional Office for Europe’s Health Evidence Network (HEN, 2006)
Visi Pembangunan Kesehatan: Indonesia Sehat LINGKUNGAN SEHAT : Kondusif bagi keadaan sehat: Bebas polusi; Tersedia air bersih; Sanitasi lingkungan memadai; Perumahan pemukiman sehat, dll PERILAKU SEHAT : Proaktif memelihara dan meningkatkan kesehatan; Mencegah risiko terjadinya penyakit; Melindungi diri dari ancaman penyakit; Berperan aktif dalam gerakan sehat PHBS PELAYAN KESEHATAN: Bermutu, adil, merata, seluruh masyarakat dan terjangkau oleh Visi Promosi Kesehatan: Terkendalinya determinan kesehatan dan terwujudnya PHBS dan pemberdayaan 3/3/3/3/3/3/3/3/3/3/3/3/3/3/3/9/9/9/9/9/9/9/9/9/9/9/9/9/9/9/202020202020202020202020202020191919191919191919191919191919
Proses Promosi Kesehatan (Naidoo J & Wills J, 1994) Individuals Education Behaviour or counselling educational change Economic change Groups Health Sosial, economic Policy or and organizational environmental Populations Legislative change change 3/9/2019
SDGs menetapkan visi ambisius dan transformasional untuk dunia bebas dari kemiskinan, kelaparan (dua determinan sosial utama penyakit), dan penyakit
Enam aksi WHO untuk mempromosikan kesehatan dalam agenda SDGs (Six lines of action to promote health in the 2030 Agenda for Sustainable Development. Geneva: World Health Organization, 2017) • Aksi lintas sektoral oleh banyak pemangku kepentingan • Penguatan sistem kesehatan untuk cakupan kesehatan universal • Menghormati keadilan dan hak asasi manusia • Pembiayaan berkelanjutan • Penelitian dan inovasi ilmiah • Pemantauan dan evaluasi
Isu: Goal 3: Kesehatan - menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia
Communicable Diseases); Target SDGs tujuan ketiga (kesehatan - menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia) pada tahun 2030: 1. Mengurangi angka kematian ibu sampai < 70/100.000 KH; 2. Mengurangi angka kematian neonatal menjadi <12/1.000 KH dan angka kematian dibawah lima tahun <25/1.000 KH; 3. Mengakhiri epidemi HIV, TB, Malaria, memerangi penyakit yang ditularkan air, penyakit tidak menular (Non-Transmission Deases) dan penyakit menular (Communicable Diseases); 4. Mengurangi 1/3 kematian dini karena penyakit yang tidak menular (Non- Communicable Diseases); 5. Memperkuat pencegahan dan pengobatan penyalahgunaan zat/obat; 6. Menurunkan jumlah kematian akibat kecelakaan lalu lintas jalan; 7. Akses universal terhadap pelayanan kesehatan; 8. Mencapai cakupan kesehatan semesta (universal health coverage); 9. Mengurangi jumlah kematian dan penyakit karena polusi.
Prioritising research to attain SDG Goal 3: Health Maternal mortality: “By 2030, reduce the global maternal mortality ratio to less than 70 per 100,000 live births” Neonatal mortality: By 2030, end preventable deaths of newborns and children under 5 years of age, with all countries aiming to reduce neonatal mortality to at least as low as 12 per 1,000 live births and under-5 mortality to at least as low as 25 per 1,000 live births 1. 2.
Prioritising research to attain SDG Goal 3: Health 3. Communicable diseases: By 2030, end the epidemics of AIDS, tuberculosis, malaria and neglected tropical diseases and combat hepatitis, water-borne diseases and other communicable diseases 4. Non-communicable diseases: By 2030, reduce one third premature mortality from non- by communicable diseases through prevention and treatment and promote mental health and well- being
Prioritising research to attain SDG Goal 3: Health Substance abuse: Strengthen the prevention and treatment of substance abuse, including narcotic drug abuse and harmful use of alcohol Traffic accidents: By 2020, halve the number of global deaths and injuries from road traffic accidents Reproductive health: By 2030, ensure universal access to sexual and reproductive health-care services, including for family planning, information and education, and the integration of reproductive health into national strategies and programmes 5. 6. 7.
8. Universal health coverage: Achieve universal health coverage, including financial risk protection, access to quality essential health- care services and access to safe, effective, quality and affordable essential medicines and vaccines for all 9. Environmental pollution: By 2030, substantially reduce the number of deaths and illnesses from hazardous chemicals and air, water and soil pollution and contamination
Isu: Rencana Aksi Promosi Kesehatan Pada SDGs (2018-2030) Visi : “Orang sehat membuat keputusan yang lebih sehat (healthier people making healthier decisions)”. Misi : Memastikan bahwa semua orang, pemerintah, dan berbagai sektor berpartisipasi dalam aksi untuk mencapai SDGs dan mendapat informasi lebih baik tentang keputusan yang berdampak pada kesehatan semua orang Tujuan: Menciptakan sektor, kebijakan, dan tatanan yang mempromosikan kesehatan • • •
strategis utama (MAPS) WHO : empat pendekatan strategis utama (MAPS) • Pengarusutamaan (Mainstreaming): Mengintegrasikan promosi kesehatan dan tatanan sehat ke dalam pembangunan untuk pencapaian SDGs, dan alokasi anggaran yang sesuai. • Mempercepat tindakan (Accelerating action): Perluas lingkup dan jangkauan promosi kesehatan, dengan fokus pada tindakan yang mempercepat di mana kebutuhan adalah yang terbesar, untuk mencapai keadilan. • Dukungan kebijakan (Policy support ): Pastikan keselarasan kebijakan lintas sektor dan level untuk mengatasi determinan kesehatan dan keadilan kesehatan. • Memperkuat kapasitas (Strengthening capacity): Meningkatkan sumber daya manusia promosi kesehatan, pembiayaan berkelanjutan, akuntabilitas dan sistem informasi.
Kesehatan (GCHP ke-9) pada Konferensi Global ke-9 Promosi Kesehatan (GCHP ke-9) pada November 2016 di Shanghai, Cina Tiga pilar promosi kesehatan : • Tata pemerintahan yang baik, Kota sehat Melek kesehatan - (WHO, 2016) •
Konferensi Global ke-9 tentang Promosi Kesehatan (GCHP ke-9) pada November 2016 di Shanghai, Cina “Kesehatan dan kesejahteraan adalah persyaratan untuk pembangunan berkelanjutan; kesehatan harus dipromosikan melalui tindakan pada semua SDGs; dan keputusan politik yang berani perlu dibuat untuk mengatasi ketidakadilan dan meningkatkan kesehatan”
Promosi kesehatan menawarkan cara mencapai SDGs dengan: • Mempromosikan kebijakan publik yang sehat dan lingkungan; Mendukung model tata kelola yang inklusif dengan melibatkan orang dan berbagai sektor dalam pengambilan keputusan; Memberdayakan masyarakat lintas sektor dan tatanan dan mengembangkan melek kesehatan; Membangun infrastruktur promosi kesehatan yang kuat yang mendukung pendekatan lintas disiplin berbasis bukti. • • •
Literasi kesehatan dan pengambilan keputusan tentang kesehatan dan Intervensi untuk mendorong upaya menuju pemberdayaan dan pengembangan keterampilan pribadi, dan penciptaan lingkungan yang sehat, kebijakan yang sehat lingkungan yang memungkinkan. Pusat pemberdayaan dan landasan untuk membangun kapasitas individu dan kolektif orang untuk diberi informasi dalam • dan • pengambilan keputusan tentang kesehatan dan pembangunan.
Promosi kesehatan yang mencapai keadilan hasil kesehatan. • Promosi kesehatan yang mencapai keadilan hasil kesehatan. Kebijakan dan pengaturan harus meningkatkan kesehatan semua orang, khususnya mereka yang paling membutuhkan. Promosi kesehatan harus bersifat inklusif kebutuhan pembangunan sepanjang perjalanan hidup dan melintasi spektrum sosial ekonomi, pengaturan kota dan pedesaan. • •
dunia yang berubah dan terus berubah 1. Merebut peluang promosi kesehatan di dunia yang berubah dan terus berubah • Kota dan urbanisasi (Cities and urbanization): Lima prinsip tata kelola Kota Sehat (The Shanghai Consensus on Healthy Cities 2016): – Kesehatan sebagai pertimbangan utama dalam semua kebijakan; Mengatasi semua determinan kesehatan; Mempromosikan keterlibatan masyarakat yang kuat; Reorientasi layanan kesehatan dan sosial menuju kesetaraan; Menilai dan memantau kesejahteraan, beban penyakit dan determinan kesehatan. – –
Teknologi Informasi dan Komunikasi • Teknologi Informasi dan Komunikasi (Information and communications technology) Perubahan iklim dan lingkungan (Climate change and the environment) Mengubah demografi (Changing demographics) Globalisasi dan berkurangnya hambatan (Globalization and diminishing barriers) • •
membangun masa lalu dan merangkul masa depan 2. Promosi kesehatan: membangun masa lalu dan merangkul masa depan • Promosi kesehatan menawarkan metode dan alat yang efektif yang memberdayakan individu, keluarga, masyarakat, pemerintah, lembaga sosial, masyarakat sipil dan bisnis untuk diambil langkah- langkah untuk mencegah kesehatan yang buruk dan mengurangi risiko dari determinan kesehatan. Promosi kesehatan menawarkan strategi kesehatan berorientasi masa depan untuk membangun populasi yang kuat kemampuan sambil melestarikan sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan generasi mendatang. •
Tatanan sehat (Healthy settings): • Tatanan sehat (Healthy settings): – Kota dan komunitas yang sehat, Sekolah yang mempromosikan kesehatan, Rumah sakit dan tempat kerja yang mempromosikan kesehatan sebagai titik masuk yang sangat baik untuk promosi kesehatan. • Reorientasi sistem kesehatan (Reorienting health systems) Kebijakan publik yang sehat (Healthy public policy) Pembiayaan dan infrastruktur berkelanjutan untuk mempromosikan kesehatan (Sustainable financing and infrastructure for promoting health) •
meningkatkan kesehatan 3. SDGs dan sektor-sektor yang meningkatkan kesehatan • Semua sektor dapat menjadi “sektor pemacu kesehatan” dalam konteks SDGs. Melalui SDG, sektor-sektor lain, seperti pertanian, perdagangan, pendidikan, dapat lebih aktif terlibat dalam mempromosikan kesehatan. Kementerian kesehatan dapat memimpin dengan memberi contoh • •
UNDP (2017) : IPM ranking 116 dari 189 Kualitas hidup menurun Isu: Primary Health Care (PHC) UKBM Deklarasi Alma Ata (1978) : HFA PHC/PKD PKMD; (WHO, 2008): Reformasi PHC: UHC, Reorganisasi Yankes, Kebijakan, Kepemimpinan UNDP (2017) : IPM ranking 116 dari 189 Kualitas hidup menurun SDG (2016-2030) : Tujuan ketiga (Kesehatan): menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia Konferensi Promkes ke-1 (Ottawa, 1986): Inti Promkes: Pemberdayaan; Elemen utama : Partisipasi Konferensi Astana (2018): Kebijakan & aksi multisektoral, Orang & komunitas yang diberdayakan, Pelayanan kesehatan primer & publik esensial sebagai inti dari layanan kesehatan terpadu Konferensi Promkes ke-7 (Nairobi, 2009): Pemberdayaan, Kemitraan, Kerjasama- Kemitraan Lintas Sektor UU RI No. 32/2014 : Kesejahteraan melalui pemberdayaan dan partisipasi SKN (2012) : Subsistem pemberdayaan masy Partisipasi; Kemandirian; Kepemimpinan kes; PHC secara global sebagai pendekatan yang tepat dalam mencapai kesehatan bagi semua, Visi Indonesia Sehat DKI - PKM (1972) Keterpaduan KB-Kes (1983) PKMD (1978) GSI (1996) POSYANDU (1985) DESA SIAGA (2006)
REFORMASI PHC UKBM 3/9/2019
(Astana conference, 2018) (2018): • Kebijakan & aksi multisektoral, The three components of primary health care (Astana conference, 2018) Konferensi Astana (2018): • Kebijakan & aksi multisektoral, • Orang & komunitas yang diberdayakan, •Pelayanan kesehatan primer & publik esensial sebagai inti dari layanan kesehatan terpadu
Pendidikan : RLS dan AMH ISU: KESEJAHTERAAN - IPM Penyebab kematian neonatal (0-1 bulan): •BBLR (29%), •Asfiksia (27%), •Tetatus (10%), •Masalah pemberian minum (10%), •Infeksi (5%), •Gangguan hematologis (6%), •Lain-lain (13%). Pendidikan : RLS dan AMH Kesejahteraan Masyarakat (UNDP, 2004) IPM/HDI : Kesehatan : UHH <-- AKB 2004 : 111 dari 117 2005 : 117 dari 175 2006 : 107 dari 177 2007 : 108 2008 : 109 dari 179 2009 : 111 dari 182 2010 : 108 2011 : 124 dari 187 2012 : 121 dari 187 2015 : 111 dari 188 2016: 113 dari 187 2017: 116 dari 189 3/3/3/3/3/3/3/3/3/3/3/3/9/9/9/9/9/9/9/9/9/9/9/9/20 2020202020202020202020191919191919191919191919 UHH : 2005 : 69,8 tahun 2006 : 70,2 tahun 2007 : 70,5 tahun 2010 : 71,5 tahun 2015: 72,1 (SUPAS, 2015) 2004 : 68,6 tahun Penyebab kematian bayi (1 •Gangguan perinatal (36%), •Gangguan pada saluran nafas •Diare (9%), •Gangguan saluran cerna (4%), •Penyakit syaraf (3%), •Tetanus (3%), bulan-1 tahun) : (28%), Ekonomi : Daya beli SPIRITUALITAS/RELIGIUSITAS? •Gangguan lainnya (17%).
IPM Indoensia (2017): Ranking 116 dari 189 Negara (Medium)
ISU KEADILAN KESEHATAN: AKTUAL • kebutuhan orang memandu distribusi peluang untuk kesejahteraan (WHO, 1996). • tidak adanya perbedaan yang tidak adil dan dapat dihindari atau dapat diperbaiki dalam kesehatan di antara kelompok sosial (Solar dan Irwin, 2006).
which data may be collected. This framework thus serves as a benchmark FIGURE 1—Health indicators framework Note. The framework clusters 19 indicators into 4 categories, according to which data may be collected. This framework thus serves as a benchmark against which Canadian data collection practices can be measured. The degree of equity in a society is a characteristic of all indicators.
Gender, Faktor Perilaku dan KESEJ 2. Keadilan dan Kesejahteraan: Kerangka Kerja Konseptual Determinan Sosial (WHO, 2010) Konteks sosial ekonomi dan politik Pemerintahan Kebijakan makro ekonomi Kebijakan sosial: Pasar tenaga kerja, Perumahan, Tanah Kebijakan publik: Pendidikan, Kesehatan, Perlindungan sosial Nilai Sosial dan Budaya ekonomi (Hidup dan Bekerja, Kondisi, Ketersediaan Posisi sosial- Keadaan Material DAMPAK PADA KESEHATAN KESEJAHTERAAN Kondisi, Ketersediaan KEAD Makanan, dll) KESEH Kelas Sosial D Gender, Faktor Perilaku dan KESEJ KEADILAN Makanan, dll) Kelas Sosial Gender, Etnis/Ras Faktor Perilaku dan DAN Biologis Faktor Psikososial Pendidikan Pekerjaan Kohesi sosial & Pendapatan Sistem Modal sosial Kesehatan DETERMINAN STRUKTURAL 3/3/3/3/3/3/3/3/3/3/9/9/9/9/9/9/9/9/9/9/2020202020202020202019191919191919191919 DETERMINAN PERANTARA DETERMINAN SOSIAL KESEHATAN DETERMINAN SOSIAL KETIDAKADILAN KESEHATAN
Tahap-Tahap Revolusi Industri Fase periode 2000 now 1800 1900 Penemuan Mesin Uap mendorong munculnya kapal uap, kereta api, dll Revolusi Industri ke-4 Kegiatan manufaktur terintegrasi melalui penggunaan teknologi wireless dan big data secara masif Penemuan listrik dan assembly line yang meningkatkan produksi barang Inovasi teknologi informasi, komersialiasi personal computer, dll. Fase periode Revolusi Industri membutuhkan masa yang semakin singkat dari waktu ke waktu 4