Prioritas Masalah & Penentuan Target WIRZA
Penentuan prioritas masalah dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan masalah dari yang paling penting sampai yang kurang penting
Dalam menetapkan prioritas masalah ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan, yakni: Besarnya masalah yang terjadi Pertimbangan politik Persepsi masyarakat Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan
Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya. Secara sederhana dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu Scoring Technique (Metode Penskoran) Non Scoring Technique
Teknik Non-Skoring Bila tidak tersedia data, maka cara menetapkan prioritas masalah yang lazim digunakan adalah dengan teknik non- skoring Metode Delbeq Metode Delphi
Metode Delbeq Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini adalah melalui diskusi kelompok namun peserta diskusi terdiri dari para peserta yang tidak sama keahliannya, maka sebelumnya dijelaskan dahulu sehingga mereka mempunyai persepsi yang sama terhadap masalah-masalah yang akan dibahas. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersama.
Caranya Peringkat masalah ditentukan oleh sekelompok ahli yang berjumlah antara 6 sampai 8 orang Mula-mula dituliskan pada white board masalah apa yang akan ditentukan peringkat prioritasnya Kemudian masing-masing orang tersebut menuliskan peringkat urutan prioritas untuk setiap masalah yang akan ditentukan prioritasnya Penulisan tersebut dilakukan secara tertutup Kemudian kertas dari masing-masing orang dikumpulkan dan hasilnya dituliskan di belakang setiap masalah Nilai peringat untuk setiap masalah dijumlahkan, jumlah paling kecil berarti mendapat peringkat tinggi (prioritas tinggi).
Delbeque menyarankan dilakukan satu kali lagi pemberian peringkat tersebut, dengan harapan masing- masing orang akan mempertimbangkan kembali peringkat yang diberikan setelah mengetahui nilai rata- rata Tidak ada diskusi dalam teknik ini, yaitu untuk menghindari orang yang dominan mempengaruhi orang lain
Kelemahan Menentukan siapa yang seharusnya ikut dalam menentukan peringkat prioritas tersebut Penentuan peringkat bisa sangat subyektif Cara ini lebih bertujuan mencapai konsensus dari interest yang berbeda dan tidak untuk menentukan prioritas atas dasar fakta
Metode Delphi Masalah-masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai keahlian yang sama. Melalui diskusi tersebut akan menghasilkan prioritas masalah yang disepakati bersama. Pemilihan prioritas masalah dilakukan melalui pertemuan khusus. Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk mengemukakan beberapa masalah pokok, masalah yang paling banyak dikemukakan adalah prioritas masalah yang dicari
Caranya Identifikasi masalah yang hendak/ perlu diselesaikan Membuat kuesioner dan menetapkan peserta/para ahli yang dianggap mengetahui dan menguasai permasalahan Kuesioner dikirim kepada para ahli, kemudian menerima kembali jawaban kuesioner yang berisikan ide dan alternatif solusi penyelesaian masalah Pembentukan tim khusus untuk merangkum seluruh respon yang muncul dan mengirim kembali hasil rangkuman kepada partisipan Partisipan menelaah ulang hasil rangkuman, menetapkan skala prioritas/ memeringkat alternatif solusi yang dianggap terbaik dan mengembalikan kepada pemimpin kelompok/pembuatan keputusan
Teknik Skoring Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan. Parameter yang dimaksud adalah: Prevalensi penyakit (prevalence) atau besarnya masalah Kenaikan atau meningkatnya prevalensi (rate of increase) Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut (degree of unmeet need) Keuntungan sosial yang diperoleh bila masalah tersebut diatasi (social benefit) Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah (technical feasibility) Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah (resources availibility)
Metode CARL Metode CARL merupakan metode yang cukup baru di kesehatan. Metode CARL juga didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberi skor 0 – 10. C = Capability (ketersediaan sumber daya (dana, saran, dan peralatan) A = Accessibility (kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau tidak. Kemudahan dapat didasarkan pada ketersediaan metode / cara / teknologi serta penunjang pelaksana seperti peraturan) R = Readiness (kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran, seperti keahlian atau kemampuan motivasi) L = Leverage (seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam pemecahan masalah yang dibahas)
Contoh : skor 0-10 masalah C A R L OHIS 10 Karies Periodontal Perilaku C = ketersediaan sumber daya (dana, saran, dan peralatan) A = mudah diatasi atau tidak. R = kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran, seperti keahlian atau kemampuan L = seberapa besar pengaruh kriteria
Metode Bryant Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi 1. Prevalence : Besarnya masalah yang dihadapi 2. Seriousness : Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam masyarakat dan dilihat dari besarnya angka kesakitan dan angka kematian akibat masalah kesehatan tersebut 3. Manageability : Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan sumber daya 4. Community concern : Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah kesehatan tersebut
Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah satu sampai lima yang ditulis dari arah kiri ke kanan untuk tiap masalah. Kemudian dengan penjumlahan dari arah atas ke bawah untuk masing-masing masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Tetapi metode ini juga memiliki kelemahan, yaitu hasil yang didapat dari setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk menentukan prioritas masalah yang akan diambil.
Metode Matematik PAHO (Pan American Health Organization) Disebut juga cara ekonometrik. Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan dipergunakan kriteria untuk penilaian masalah yang akan dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai ialah: 1. Magnitude : Berapa banyak penduduk yang terkena masalah 2. Severity : Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukan dengan case fatality rae masing-masing 3. Vulnerability : Menunjukan sejauh mana masalah tersebut 4. Community and political concern : Menunjunkan sejauh mana masalah tersebut menjadi concern atau kegusaran masyarakat dan para politisi 5. Affordability : Menunjukan ada tidaknya dana yang tersedia
Parameter diletakkan pada baris atas dan masalah- masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Pengisian dilakukan dari satu parameter ke parameter lain. Hasilnya didapat dari perkalian parameter tersebut.
MCUA (Multiple Criteria Utility Asessment Method) Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan. Metode ini memakai lima kriteria untuk penilaian masalah tetapi masing-masing kriteria diberikan bobot penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah yang ada. Cara untuk menentukan bobot dari masing-masing kriteria dengan diskusi, argumentasi, dan justifikasi
Kriteria Emergency : Kegawatan menimbulkan kesakitan atau kematian Greetes member : Menimpa orang banyak, insiden/prevalensi Expanding scope : Mempunyai ruang lingkup besar di luar kesehatan Feasibility : Kemungkinan dapat/tidaknya dilakukan Policy : Kebijakan pemerintah daerah /nasional
Metode Hanlon Kelompok kriteria A = besarnya masalah Besarnya persentase penduduk yang menderita langsung karena penyakit tersebut Besarnya pengeluaran biaya yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut Besarnya kerugian lain yang diderita 2. Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas dan mortalitas, kecendrungannya dari waktu ke waktu 3. Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah dilihat dari perbandingan antara perkiraan hasil atau manfaat penyelesaian masalah yang akan diperoleh dengan sumber daya (biaya, sarana dan cara) untuk menyelesaikan masalah. Skor 0-10 (sulit – mudah)
Kelompok kriteria D = Pearl faktor, dimana : P = Propriatness (kesesuaian masalah dengan prioritas berbagai kebijaksanaan / program / kegiatan instansi / organisasi terkait E = Economic feasibility (kelayakan dari segi pembiayaan) A = Acceptability (suatu penerimaan masyarakat dan instansi terkait / instansi lainnya R = Resource availability (ketersediaan sumber daya untuk memecahkan masalah : tenaga, sarana / peralatan, waktu) L = Legality (dukungan aspek hukum / perundang-undangan / peraturan terkait seperti peraturan pemerintah/juklak/juknis/protap)
Metode Reinke Metode Reinke juga merupakan metode dengan mempergunakan skor. Nilai skor berkisar 1-5 atas serangkaian kriteria: M = Magnitude of the problem (besarnya masalah yang dapat dilihat dari % atau jumlah/kelompok yang terkena masalah, keterlibatan masyarakat serta kepentingan instansi terkait I = Importancy / kegawatan masalah (tingginya angka morbiditas dan mortalitas serta kecendrungan dari waktu ke waktu) V = Vulnerability (sensitif atau tidaknya pemecahan masalah dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Sensitifitsnya dapat diketahui dari perkiraan hasil (output) yang diperoleh dibandingkan dengan pengorbanan (input) yang dipergunakan C = Cost (biaya atau dana yang dipergunakan untuk melaksanakan pemecahan masalah. Semakin besar biaya semakin kecil skornya