MODUL 3 PENGEMBANGAN ASESMEN ALTERNATIF Oleh : Desi Puspita Arum Dini Widyastuti Enik Susanti Firyal Nurul Affifah Hakiki Damayanti
Konsep Dasar Asesmen Alternatif Latar Belakang Asesmen tradisional/tes tertulis hanya mengukur hasil belajar ranah kognitif Tes dilakukan terpisah dengan PBM
Konsep Dasar Asesmen Alternatif Pada dasarnya asesmen Alternatif merupakan alternatif dari asesmen Tradisional (tes tertulis) Asesmen Alternatif: Performance assesment (asesmen kinerja) Authentic assesment Portofolio assesment (asesmen portofolio) Achievement assesment
Landasan Psikologis Teori Fleksibilitas Kognitif dari R. Spiro (1990) Teori Belajar Brunner (1996) Generative Learning Model dari Osborne dan Wittrock (1983) Experiental Leraning Theory dari C. Rogers (1969) Multiple Intelligent Theory dari Howard Gardner (1993)
Keunggulan asesmen alternatif Dapat menilai hasil belajar yang kompleks Menyajikan penilaian yang hakiki, langsung dan lengkap Meningkatkan motivasi siswa Mendorong pembelajaran dalam situasi yang nyata Memberi kesempatan kepada siswa untuk selfevaluation Membantu guru menilai efektifitas pembelajaran Meningkatkan daya transferabilitas hasil belajar
Kelemahan asesmen alternatif Membutuhkan waktu lebih banyak Adanya unsur subyektivitas dalam pensekoran Ketetapan pensekoran rendah Tidak tepat untuk kelas besar (lebih dari 20 anak)
Bentuk Asesmen Kinerja A. Tugas (Task) 1. Computer adaptive testing 2. Tes pilihan ganda diperluas 3. Tes uraian terbuka 4. Tugas individu 5. Tugas kelompok 6. Proyek 7. Inerview 8. Pengamatan
Langkah-langkah menyusun tugas (task): Mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang akan dimiliki siswa setelah mereka mengerjakan tugas tersebut Merancang tugas yang memungkinkan siswa menunjukkan kemampuannya dalam berpikir dan keterampilan Menetapkan kriteria keberhasilan
B. Kriteria Penilaian (Rubrik) Rubrik merupakan alat untuk melakukan penyekoran, penilaian, dan menentukan “grade” dari sebuah unjuk kerja. Rubrik berisi daftar standar yang spesifik untuk menentukan tingkatan pencapaian siswa.
1. Holistic Rubric
2. Analytic Rubric
Asesmen Portofolio Portofolio : Kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara sistematis yang menunjukkan upaya, proses, hasil dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa dari waktu ke waktu Tujuan penilaian portofolio: Menunjukkan hasil perkembangan siswa Menunjukkan kemampuan siswa secara langsung Menilai secara keseluruhan pencapaian hasil belajar siswa
Perencanaan portofolio: Menentukan kriteria/standar yang akan digunakan Menerjemahkan kriteria/standar ke dalam rumusan hasil belajar yang dapat diamati Menggunakan kriteria, memeriksa ruang lingkup untuk menentukan perkiraan waktu yang diperlukan Menentukan orang-orang yang berkepentingan secara langsung dengan portofolio siswa Menentukan jenis-jenis bukti yang harus dikumpulkan Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasar bukti yang dikumpulkan Menentukan sistem yang akan ditentukan untuk membahas hasil portofolio Mengatur bukti-bukti portofolio berdasar umur, kelas, atau isi agar dapat membandingkan
Pelaksanaan Portofolio Mendorong dan memotivasi siswa Memonitor pelaksanaan tugas Memberikan umpan balik Memamerkan hasil portofolio siswa Semua hasil karya setiap siswa yang dihasilkan dikumpulkan dalam satu folder
Tahap penilaian: Menetapkan kriteria penilaian yang disepakati antara guru dan siswa di awal pembelajaran Kriteria penilaian diterapkan secara konsisten Hasil penilaian digunakan sebagai penentuan tujuan pembelajaran berikutnya Penilaian dilakukan secara terus menerus/berkesinambungan
Penilaian Ranah Afektif Hasil belajar menurut Bloom (1976) mencakup: ranah kognitif (berpikir), ranah psikomotorik (berbuat), dan ranah afektif (perasaan). Tingkatan ranah afektif: 1. Receiving 2. Responding 3. Valuing 4. Organization 5. Characterization
Karakteristik ranah afektif: 1. Sikap 2. Minat 3. Konsep diri 4. Nilai Cara penilaian ranah afektif: 1. Pengamatan langsung 2. Wawancara 3. Angket / kuesioner 4. Teknik proyektil 5. Pengukuran terselubung
Langkah-langkah pengembangan instrument afektif: 1. Merumuskan tujuan pengukuran afektif 2. Mencari definisi konseptual dari afektif yang akan diukur 3. Menentukan definisi operasional dari setiap afektif yang akan diukur 4. Menjabarkan definisi operasional menjadi sejumlah indikator 5. Menggunakan indikator sebagai acuan menulis pernyataan- pernyataan dalam instrument 6. Meneliti kembali setiap butir pernyataan 7. Melakukan uji coba 8. Menyempurnakan instrument 9. Mengadministrasikan instrumen
Skala Instrumen Penilaian Afektif rharhadap pelajaranCo s ntoh Skala Thurstone: Minat te ejarah NoNo PERNYATAAN Saya senang belajar IPS 2.Pelajaran IPS bermanfaat 3.Saya berusaha hadir tiap ada jam pelajaran IPS 4.Saya berusaha memiliki buku pelajaran IPS 5.Pelajaran IPS membosankan dst Contoh Skala Thurstone: Minat terhadap pelajaran IPS
Sikap Terhadap Mata Pelajaran matematika NO PERNYATAAN SSSNTS STS 1. Pelajaran matematika bermanfaat 2. Pelajaran matematika sulit 3. Tidak semua harus belajar matematika 4. Pelajaran matematika harus dibuat mudah 5. Pembelajaran matematika menyenangkan