PERMODELAN KUALITAS UDARA DAN KEBISINGAN
Pendahuluan
Pendahuluan (cont)
Pencemaran Udara Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan tubuh manusia. Dampak Menghambat fotosintesis tumbuhan Hujan asam Meningkatnya efek rumah kaca Kerusakan lapisan ozon Gangguan kesehatan pada manusia
Faktor – faktor yang mempengaruhi Pencemaran Udara Kecepatan dan arah angin Stabilitas atmosfer Inversi temperatur Sinar Matahari Faktor topografi Perubahan kimia dan fisika dari zat pencemar
Sumber Pencemaran Udara Sumber Alami Meletusnya Gunung Berapi Kebakaran Hutan Kegiatan Manusia Transportasi Industri Pertanian Peternakan
Karakteristik Pencemar Udara Bentuk Fisik Gas Uap Debu Asap Jenis (US EPA) Partikulat Ozon Sulfur Dioksida Nitrogen Dioksida Karbon Monoksida Timbal (Pb)
Model Persamaan Gaussian Tujuan : memformulasikan secara matematis hubungan antara sumber emisi terhadap konsentrasi pencemar di udara ambien, sehingga hasil model tersebut dapat menjadi acuan apakah suatu daerah tergolong pada daerah yang tercemar atau tidak. Umunya digunakan untuk memprediksi konsentrasi pencemar dari cerobong asap Asumsi : - Penyebaran kepulan memiliki distribusi normal - Laju emisi (Q) konstan dan berkesinambungan - Kecepatan dan arah angin uniform - Kondisi pencemar steady state, atau tidak akan berubah terhadap waktu - Reaksi yang melibatkan senyawa pencemar di udara diabaikan
Rumus Matematika χ : Konsentrasi pencemar (g/m3) Q : Laju emisi pencemar (g/s) u : Kecepatan angin pada ketinggian cerobong (m/s) σy : Standar deviasi konsentrasi pencemar dalam arah-y (m) σz : Standar deviasi konsentrasi pencemar dalam arah-z (m) y : Jarak horizontal reseptor dari sumber dalam arah-y z : Jarak vertikal reseptor dari sumber dalam arah-y H : Tinggi efektif pencemar (hs + dH) dH : Plume rise
Software AERMOD View AERSCREEN View AUSTAL View CALPUFF View CALRoads View Screen View
Kuantitas Pencemar Udara (Faktor Emisi) Faktor emisi adalah jumlah rata-rata polutan yang dikeluarkan ke atmosfer sebagai hasil dari suatu kegiatan seperti pembakaran, produksi dan lain sebagainya, yang dibagi oleh level dari aktivitasnya. Informasi tentang faktor emis dibentuk melalui tes terhadap sumber termasuk pengukuran multiple-proses variabel yang berkaitan dengan kondisi operasi proses, proses keseimbangan material, engineering appraisal dan keahlian pakar (USEPA, 1973).
Q = EF x A X (1 – ER/100) Keterangan Q = laju emisi (jumlah polutan teremisi/satuan waktu) EF = faktor emisi A = intensitas kegiatan per satuan waktu ER = efisiensi pengurangan polutan dari sistem pengendali emisi yang digunakan
Nilai Faktor Emisi Beberapa Sumber
Contoh Kegiatan konstruksi menggunakan genset 35 kW yang digunakan 10 jam per hari. Genset menggunakan bensin tanpa timbal. Dengan konsumsi bensin rata – rata 315 g/kWH sehingga diprediksi kebutuhan akan bensin adalah 13,5 liter/jam. Genset dioperasikan selama 40 hari. Berapa emisi genset untuk PM 10? Jawab A = 35 kW x 10 jam/hari x 40 hari = kWH ER = 0% Misal EF untuk PM10 = 4,38 x kg / kWH maka Q untuk PM 10 adalah Q = (4,38 x 4,38 x kg / kWH) x KWH = 6,132 kg
Permodelan Polusi Udara Transportasi
Prediksi Dampak 1. Keseimbangan masa 2. Model Box 3. Penyebaran Dampak (Dispersi)
1. Keseimbangan Masa Berdasarkan inventori emisi yang menggambarkan keseimbangan massa dari total emisi pencemar udara dari semua sumber aktivitas yang masuk ke dalam atmosfer selama fase kegiatan konstruksi dan/atau operasional. Beberapa tahapan dalam inventori emisi dari suatu kegiatan meliputi: klasifikasi smua jenis polutan dan sumber emisi pada wilayah studi berdasarkan tujuan proyek atau aktivitas Identifikasi dan menjumlahkan keseluruhan Faktor Emisi untuk setiap sumber dan jenis polutannya menghitung total nilai keseimbangan massa dengan mengalikan Faktor Emisi dengan unit produksi Menghitung rata-rata polutan yang diemisikan ke atmosfer menyimpulkan polutan yang spesifik untuk tiap sumber yang teridentifikasi berdasarkan tujuan proyekdan aktivitas.
2. Model Box Model Box menggunakan asumsi bahwa : polutan yang diemisikan ke atmosfer adalah tercampur sempurna dalam volume atau Box udara (Canter, 1985). dimensi waktu dan fisik dalam kondisi steady state. polutan trcampur sempurna dan proses dilusi terjadi secara instan material yang diemisikan memiliki kestabilan kimia dan tetap tinggal dalam udara Model Box dapat digunakan untuk jenis sumber polutan satu titik, lebih dari satu titik, area, garis, dan hybrid type.
Rumus Matematika C=Konsentrasi rata-rata gas atau partikel <20 mikron yang terdapat dalam box termasuk backgroun level, µg/m3 Q=Debit rata-rata gas atau partikel < 20 mikron yang dikeluarkan dari sumber, µg/sec t=Periode waktu menggunakan asumsi bahwa terjadi pencampuran sempurna dalam box, sec x=Downwind dimension of box, m y=Crosswind dimension of box, m z=Vertical dimension of box, m C= (Q t )/ (x y z) Dimana :
3. Penyebaran Dampak Menggunakan pendekatan berdasarkan arah angin Arah angin digambarkan dengan Windrose windrose (Diagram Mawar Angin) adalah diagram yang menyederhanakan angin pada sebuah lokasi dengan periode tertentu. Windrose (diagram mawar angin) juga digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui delapan arah mata angin Software untuk membuat Windrose : WR Plot
Contoh Visualisasi Penyebaran Polutan dengan Windrose
Kebisingan Kebisingan didefinisikan sebagai segala bentuk suara dalam tingkat, jenis atau intensitas yang tidak disukai atau dapat menimbulkan gangguan baik secara fisik maupun psikologis terhadap manusia. Menurut Utami (2010) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai kebisingan antara lain jarak, suhu, angin dan barier. Jarak Suhu dan kelembaban Angin Barier/Penghalang
SUMBER BISING ALAT PENDENGARAN MEDIA PENCEGAH
PERUNTUKAN KAWASAN/ LINGKUNGAN KEGIATAN TINGKAT KEBISINGAN dB (A) A. Peruntukan Kawasan 1. Perumahan dan Permukiman 2. Perdagangan dan Jasa 3. Perkantoran dan Perdagangan 4. Ruang Terbuka Hijau 5. Industri 6. Pemerintahan dan Fasum 7. Rekreasi Bandar Udara* Stasiun Kereta Api* Pelabuhan Laut Cagar Budaya B. Lingkungan Kegiatan 1. Rumah Sakit dan Sejenisnya 2. Sekolah atau sejenisnya 3. Tempat Ibadah atau Sejenisnya BAKU MUTU TINGKAT KEBISINGAN KepMen LH No. 48/MNLH/11/1996
Kebisingan Sumber Bergerak (Rau dan Wotten, 1990) Keterangan : Loi = Tingkat kebisingan kendaraan tipe i Ni = Jumlah kendaraan yang lewat per jam Si = Kecepatan rata-rata truk D = Jarak sumber bising terhadap titik pengukuran S = “Shielding faktor” untuk daerah terbuka dengan tanaman agak jarang = S dBA.
Kebisingan Sumber Tidak Bergerak L2 = L1 – 10 Log R2/R1, dimana : L2 = tingkat kebisingan pada jarak R2 (dBA) L1 = tingkat kebisingan pada jarak R1 (dBA) R2 = jarak pendengar dari sumber bising (meter) R1 = jarak bising dari sumbernya (meter) Atau Y = A e x Dimana : Y = Kebisingan pada jarak tertentu. A = Tingkat kebisingan sumber bising. x = Jarak dari sumber kebisingan
TERIMA KASIH