PRODUCTIVE LIFE (Yohanes 15:16) Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. (Yohanes 15:16)
Hidup yang memberi manfaat Dalam berbagai analogi, berkali-kali Firman Tuhan menegaskan bahwa panggilan hidup orang percaya adalah memberi manfaat bagi orang lain. Kehidupan orang percaya yang tidak mendatangkan manfaat bagi orang-orang lain sesungguhnya adalah kehidupan yang gagal. Meskipun dalam beberapa kriteria umum (prestasi, karir, keuangan, dsb.) ia bisa saja disebut berhasil, namun dalam penilaian Tuhan ia gagal mencapai tujuan hidup yang didesain Tuhan bagi dirinya.
I. PURPOSEFUL LIFE “Akulah yang memilih kamu... Aku telah menetapkan kamu...” Bukan kita yang memilih Tuhan, melainkan Dialah yang memilih kita. Mengapa? Karena jika kita yang memilih, pilihan kita bisa saja salah atau keliru. Namun jika Tuhan, yang mengetahui kebenaran sempurna, telah memilih dan menetapkan tujuan-Nya bagi kita, Ia tidak mungkin salah, terlepas dari kelemahan dan kekurangan kita. Bukan karena kita telah sempurna, tetapi karena Ia memiliki kuasa dan kemampuan yang sempurna untuk mengubahkan secara sempurna orang- orang pilihan-Nya agar menggenapi rencana-Nya yang sempurna!
II. FRUITFUL LIFE “supaya kamu pergi dan menghasilkan buah.” Tuhan menetapkan hidup kita harus berbuah. Tidak ada alasan untuk membe- narkan/memaklumi kemandulan rohani! Gambaran “menghasilkan buah” dalam ayat ini terkait dengan beberapa ayat sebelumnya: Yesus sebagai pokok anggur yang benar, dan kita adalah ranting-ranting-nya (ay.1-2). Agar ranting bisa berbuah, ia harus tinggal menyatu pada pokoknya (ay. 4, 7).
Tinggal di dalam Kristus 1. Tetap berada dalam Kristus (Bahasa Yunani “peno – meno”: to remain under = tetap di bawah) proses berkesinambungan dan berlangsung dalam segala keadaan. 2. Firman tinggal dalam kita (ay.7b) Ranting tidak dapat menghasilkan buah dari dirinya (ay. 4), karena itu ia harus selalu melekat pada pokoknya untuk mendapat suplai makanan. 3. Dibersihkan agar menghasilkan buah lebih banyak (ay.2).Untuk berbuah, ranting harus dibersihkan dari benalu dan daun yang terlalu rimbun. “It is not our littleness that hinders Christ; but our bigness. It is not our weakness that hinders Christ; it is our strength. It is not our darkness that hinders Christ; it is our supposed light that holds back His hand.” - Charles H. Spurgeon Bukanlah kekerdilan kita yang menghalangi Kristus (untuk berkarya), melainkan kebesaran kita. Bukanlah kelemahan kita yang menghalangi Kristus, melainkan kekuatan kita. Bukanlah kekelaman kita yang menghalangi Kristus, melainkan terang (dalam asumsi) kita yang menghambat tangan-Nya untuk bekerja.
III. IMPACTFUL LIFE “...dan buahmu itu tetap” Hidup yang berbuah itu tidak dimaksudkan hanya terjadi sekali. Buah kehidupan kita harus terus dihasilkan. Filipi 1:22 “Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.” Bahkan ketika Paulus sudah dalam usia tua, sakit-sakitan dan menjadi tahanan penguasa Romawi pun, ia masih menyadari bahwa kondisi seperti itu tidak menghalanginya untuk tetap berbuah. Tidak ada “masa cuti dan pensiun” bagi orang yang hidup dalam Kristus untuk berbuah dan berdampak!
IV. BOUNTIFUL LIFE: “supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.” Apakah janji Yesus tentang “lampu aladin” itu tidak terlalu berlebihan? Tidak! Jaminan akan pemenuhan segala permohonan kita baru akan terjadi jika kita tinggal di dalam Kristus, firman-Nya di dalam kita, dan hidup kita menghasilkan buah. Maka segala keinginan dan permintaan kita itu sudah pasti sejalan dengan keinginan Allah juga. Tidak ada alasan Allah untuk menolak permohonan yang sejalan dengan kehendak-Nya.
PRODUCTIVE LIFE Purposeful, fruitful, impactful dan bountiful life adalah desain Allah untuk setiap kita, agar kita memiliki karakteristik “productive life,” kehidupan yang memberi manfaat bagi Kerajaan Allah dan dampaknya dirasakan oleh orang-orang di sekeliling kita. Berkenan kepada Bapa, dan menjadi berkat bagi sesama. Apakah kualitas hidup seperti itu telah dihasilkan dari kehidupan Anda?