BBTKLPPM YOGYAKARTA
Waktu pemantauan: Tanggal 25 Oktober s.d. 13 November Pemantauan terus berlanjut sampai sekarang dengan batas waktu yang akan ditentukan kemudian Pelaksana: BBTKLPPM Yogyakarta, dan sejak tanggal 11 November 2010 dibantu oleh BBTKLPPM Surabaya Media lingkungan yang dipantau: Udara ambien dan udara ruangan
Parameter yang dipantau: Udara ambien: Kebisingan, SO 2, CO, NO 2, TSP, PM10, NH 3 dan H 2 S Udara ruangan: Suhu, Kelembaban, Pencahayaan, Kebisingan, SO 2, NO 2, TSP, NH 3 dan H 2 S Pengambilan sampel udara dilakukan sesaat (1 jam) untuk semua parameter kecuali parameter suhu, kelembaban, pencahayaan dan kebisingan.
Lokasi Pemantauan: Propinsi DIY, terdiri dari kabupaten Sleman, Bantul, Kulon Progo dan Kota Yogyakarta Propinsi Jateng, terdiri dari Kabupaten Boyolali, Klaten, dan Magelang Titik pemantauan: Udara Ambien Halaman posko pengamatan Halaman barak pengungsian Daerah pemukiman penduduk Jalan raya Udara ruangan Barak pengungsian
No Kisaran Kadar di prop. DIYJateng 149,2 -63,744,7 -71,8 234,38– 121,1812,95– 84, ,94–80,2715,05-62,97 50,0885-0,30490,0067-0, ,0004-0,00940,0003-0,0084 Keterangan Tabel: *Kep gub DIY No.153 Th.2002 ttg BMUA **Kep. Gub. DIY No.176 Th.2003 ttg kebisingan dan Kebauan
Dua dari sembilan titik pengukuran di propinsi DIY tingkat kebisingannya melebihi NAB kebisingan untuk wilayah pemukiman. Tujuh dari 13 titik pengukuran di Propinsi Jateng melebihi NAB kebisingan untuk wilayah pemukiman Titik pengukuran tersebut adalah sbb: Tanggal Titik 27/10/10 Barak pengungsian Dsn.Kauman, Srumbung, Kec.Srumbung, Kab.Magelang 1/11/2010 Depan Puskesmas Selo, Desa samiran, Kec.Selo, Kab.Boyolali Depan Kantor Dinkes Kab.Boyolali, Jl.Pandan arang 156, Desa.Siswodipuran, Kec.Boyolali, Kab.Boyolali 2/11/10Barak pengungsian Dsn.Srumbung Kauman, Kec.Srumbung, Magelang 6/11/10 Halaman barak pengungsian desa tanjung, dsn.Tanjung, Kel.Tanjung, Kec.Muntilan, Kab.Magelang 7/11/10 Lapangan raden Ronggo, Bogem, Tirtomartani, Kalasan, Sleman 9/11/10 Halaman Barak pengungsian SMK Ganesha, Dsn.Kebon So, Kel.Polisen, Kec.Boyolali, Kab.Boyolali Halaman Barak pengungsian GOR Pemda Boyolali Dsn.Kebon So, Kel.Polisen Kec. Boyolali, Kab.Boyolali 11/11/10 Halaman sebelah barat GOR Maguwoharjo, Depok, Sleman
NoParameterSatuanBaku mutu Kisaran Kadar di prop. DIYJateng 1KebisingandBA54,2-59,749,2-78,2 2Suhu 0C0C18-30* ,5-31 3SO 2 µg/m3285,71 (0,10*ppm) 0, ,270,0088-0,0153 4NO 2 µg/m30, ,100,062-0,0271 6Silikaµg/m335, , , ,4083 7NH 3 Ppm0,0288-0,07310,0337-0,1208 8H2SH2SPpm0,0006-0,00650,0005-0,0077 Keterangan Tabel: *Kepmenkes RI No.829/Menkes/VII/1999 ttg persyaratan Kesehatan Perumahan
Catatan: Hasil pemantauan ini tidak bisa dikatakan mewakili semua daerah di Propinsi DIY dan Jateng yang terkena dampak letusan Gunung Merapi
Kualitas udara ambien: kadar Parameter SO 2, CO, NO 2, dan H 2 S masih dibawah baku mutu Namun demikian gas SO 2 dan CO adalah gas iritant sehingga pada kadar rendah dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada kelompok penduduk yang rentan yaitu penderita gangguan pernafasan. Hasil pengukuran Kadar TSP menunjukkan hampir selalu melebihi baku mutu, demikian halnya dengan PM10 pada beberapa kali pengukuran yang terakhir di Bulan November menunjukkan kadar yang melebihi BMUA risiko kesehatan mengarah pada iritasi saluran pernafasan atas dan bagian tubuh yang terbuka seperti mata dan kulit. Ada kemungkinan PM10 yang tinggi menimbulkan gangguan paru (Ctt. pengambilan sampel TSP/PM10 dilakukan sesaat/1jam sedangkan baku mutu mensyaratkan 24 jam)
Kualitas udara ambien: Tidak ada baku mutu untuk Silika bebas tetapi jika dibandingkan dengan baku mutu udara ruangan untuk kesehatan lingkungan kerja industri* yang menyebutkan bahwa baku mutu Silika bebas adalah 50 mg/m3 (waktu pengukuran 8 jam) maka kandungan silika bebas di Propinsi DIY dan Jawa Tengah s.d. tgl.13 November 2010 masih rendah atau jauh dibawah baku mutu risiko terjadinya silikosis juga rendah Keterangan: *Kepmenkes RI No.1405/Menkes/SK/XII/2002 ttg persyaratan kesehatan lingkungan kerja dan industri
Kualitas udara ruangan: Konsentrasi gas SO 2 masih dibawah baku mutu berdasarkan Kepmenkes RI No.829/Menkes/VII/1999 ttg persyaratan Kesehatan Perumahan untuk semua titik &tanggal pengambilan sampel. Baku mutu untuk Konsentrasi gas NO 2, NH 3, H 2 S dan TSP dalam ruangan tidak diatur dalam Kepmenkes RI No.829/Menkes/VII/1999 tetapi jika dibandingkan dengan Kep Gub DIY No.153 Th.2002 tentang BMUA maka kadarnya masih jauh dibawah baku mutu kecuali TSP. Dari 14 titik pengukuran di Propinsi DIY & Jateng ada empat titik yang kadar TSP-nya melebihi baku mutu yaitu: TanggalTitik 7/11/10 Barak pengungsian GOR Gelar Sena, Dsn.Sanggrahan baru, Kel.Sangkal Putung, Kec.Klaten Utara, Kab.Klaten 9/11/2010 Barak pengungsian SMK Ganesha, Dsn.Kebon So, Kel.Polisen, Kec.Boyolali, Kab.Boyolali Barak pengungsian GOR Pemda Boyolali Dsn.Kebon So, Kel.Polisen Kec. Boyolali, Kab.Boyolali 10/11/10 Barak SMU 3 Klaten, Dsn.Jongkrangan Baru, Jongkrangan, Kec.Klaten Utara, Kab.Klaten
Kualitas udara ruangan: Pencahayaan dan kelembaban tidak memenuhi persyaratan kesehatan perumahan Kondisi lingkungan kondusif untuk pertumbuhan mikroorganisme memicu munculnya penyakit seperti ISPA dan TB Kurangnya pencahayaan dan tingginya tingkat kebisingan dapat mempengaruhi psikologis pengungsi
Kesimpulan Udara ambien Bahan pencemar udara yang perlu diwaspadai adalah TSP dan PM10 yang dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan atas yang merupakan predispose faktor dari munculnya ISPA, dan gangguan paru. Udara ruangan Kondisi lingkungan ruangan yang kondusif terhadap pertumbuhan mikroorganisme perlu mendapatkan perhatian. Kurangnya pencahayaan dan tingginya tingkat kebisingan bisa menimbulkan gangguan pada pengungsi secara psikologis
Rekomendasi Perlu dilakukan perlindungan ekstra terhadap kelompok populasi yang berisiko yaitu penderita gangguan saluran pernafasan untuk mencegah dampak negatif dari tingginya TSP dan gas iritant seperti SO 2 dan CO Perlindungan terhadap pengungsi dari paparan TSP dengan memberikan masker. Jika memungkinkan masker pengungsi diganti setiap hari Perlu dilakukan tindakan pengendalian untuk mencegah peningkatan jumlah mikroorganisme di dalam barak pengungsian. Promosi kesehatan mengenai personal hygiene untuk pengungsi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi Pembagian Hygiene kit juga diperlukan untuk mendukung pengungsi dalam melakukan personal hygiene