ANOMI, STRAIN & KESENJANGAN RELATIF Kuliah 6
Anomie: “a condition of hopelessness caused by a breakdown of rules of conduct, and loss of belief and sense of purpose in society or in an individual” (Chambers 20th Century Dictionary) or “as state of lawlessness existing at times of abrupt social change, and affecting in particular the state of ‘normlessness’, which exists when the insatiable desires of humans are no longer controlled by society” (Durkheim, E., 1933, The Division of Labour in Society, Glencoe, Illinois: Free Press)
Pemikiran Emille Durkheim (1) Kejahatan itu normal ada di semua masyarakat. Tidak mungkin menghilangkan kejahatan Terdapat tingkat kriminalitas tertentu yang akan sehat bagi kualitas organisasi sosial masyarakat Kriminalitas menjadi tidak sehat apabila hukum tidak cukup lagi mengatur interaksi antar berbagai elemen masyarakat Anomi selalu menghasilkan tingkat kejahatan yang berlebihan
Pemikiran Emille Durkheim (2) Umumnya, anomi terjadi akibat faktor pembagian kerja yang tidak seimbang a.l. karena: Kombinasi konflik industrial & finansial Pembagian kelas yg ketat dan tidak alamiah Pembagian kerja yang abnormal; pekerja menjadi teralienasi dari pekerjaannya Saat terjadi gejolak industrial & finansial, anomi terjadi, sebagai hasil dari kurangnya norma atau aturan sosial terkait aspirasi dan kemauan manusia Kejahatan lalu dikaitkan dengan hilang atau melemahnya norma dan aturan sosial selaku kontrol sosial
Pemikiran Robert K. Merton (1) Anomie terjadi ketika kebutuhan dan keinginan melampaui apa yang dapat dipenuhi melalui “socially acceptable ways” Keinginan manusia sebenarnya didefinisikan oleh masyarakat itu sendiri. Setiap masyarakat menciptakan hal-hal yang dianggap berharga dan layak diupayakan pemenuhannya Bila masyarakat ingin tetap sehat, kesediaan seseorang untuk tetap mempergunakan cara-cara yang sah perlu dihargai. Jika tekanannya pada tujuan tanpa kendali pada bagaimana mencapainya, situasi anomik terjadi
Pemikiran Robert K. Merton (2) Selain kesenjangan antara cara dan tujuan, kriminalitas juga disebabkan oleh perasaan diperlakukan tidak adil atau karena kesempatan berbeda Inilah teori penyimpangan perihal “tujuan” (structural means) dan “cara” (desired goals): Conformity: cara + tujuan + Innovation: cara - tujuan + Ritualism: cara + tujuan - Retreatism: cara - tujuan - Rebellion: cara - tujuan -/+
Teori Strain Ketika semua orang bergiat untuk mencapai kesuksesan, orang yang paling tidak mungkin sukses melalui cara-cara yang sah adalah yang paling tertekan untuk (terpaksa) mempergunakan kesempatan yang ilegal atau cara-cara yang tidak sah Teori ini mirip dengan teori Merton ketika mengatakan motivasi kejahatan hanya timbul ketika cara yang sah mencapai sukses tidak tersedia atau kurang.
Teori Kesenjangan Relatif Miskin tak apa, yang berbahaya adalah distribusi kekayaan yang timpang. Terdapat perasaan ketidakadilan dan iri akibat adanya ketidaksamaan. Kejahatan diasumsikan berkurang apabila distribusi pendapatan dan kekayaan semakin baik. Stack: kesenjangan relatif tak soal sepanjang ada penyaluran atau kemungkinan diperbaiki. Bila tidak, kejahatan dipilih sebagai jalan keluar. Box: Selama masa resesi ekonomi, kesenjangan relatif makin terasakan. Tekanan untuk melakukan cara-cara yang tidak sah semakin menguat – termasuk kejahatan.
Keterbatasan: Konsep ‘anomi’, ‘strain’ maupun konsep ‘kesenjangan relatif’ itu baik untuk melihat kejahatan yang terkait dengan kepemilikan atau harta-benda. Tetapi, konsep ini sulit dipergunakan untuk melihat pelanggaran hukum yang serius dilakukan oleh remaja, untuk melihat kejahatan tanpa motif atau kejahatan yang mengabaikan faktor ‘biaya kejahatan’